MATA KULIAH
PRAKTIKUM PENGELOLAAN LAHAN RAWA
Kamis, 29 April 2021
Catatan
1. Jawaban boleh ditulis tangan atau diketik di word (kirim dalam bentuk PDF)
2. Diwajibkan untuk mengerjakan UAS ini secara mandiri tanpa ada yang berkerja
sama, Jika terindikasi ada jawaban yang mirip atau sama persis, maka jawaban
UAS mahasiswa yang bersangkutan dianggap nol
SELAMAT MENGERJAKAN
SEMOGA BERMANFAAT
JAWABAN
1. Kategori A : Merupakan areal lahan rawa yang dapat terluapi air pasang, baik di musim
hujan maupun di musim kemarau. Lahan dapat diluapi oleh air pasang paling sedikit 4
atau 5 kali selama 14 hari siklus pasang purnama, baik musim hujan maupun musim
kemarau. Permukaan lahan umumnya masih lebih rendah jika dibandingkan elevasi air
pasang tinggi rata-rata. Umumnya areal ini terletak di lahan cekungan atau dekat dengan
muara sungai. Lahan ini potensial untuk ditanami dua kali padi sawah setahun, karena ada
jaminan suplai air pada setiap musim.
Kategori B : Merupakan areal lahan rawa yang hanya dapat terluapi air pasang di musim
hujan. Permukaan lahan umumnya masih lebih tinggi dari elevasi air pasang tinggi rata-
rata di musim kemarau, namun masih lebih rendah jika dibandingkan elevasi air pasang
tinggi rata-rata di musim hujan. Lahan dapat diluapi oleh air pasang paling sedikit 4 atau
5 kali selama 14 hari siklus pasang purnama hanya pada musim hujan saja. Lahan ini
potensial ditanami padi sawah di musim hujan, sedangkan di musim kemarau ditanami
palawija.
Kategori C : Merupakan lahan rawa yang tidak dapat terluapi oleh air pasang sepanjang
waktu (atau hanya kadang-kadang saja). Permukaan lahan umumnya relatif lebih tinggi
jika dibandingkan kategori A dan B, sehingga air pasang hanya berpengaruh pada muka
air tanah dengan kedalaman kurang dari 50 cm dari permukaan lahan. Karena lahan tidak
dapat terluapi air pasang secara reguler, akan tetapi air pasang masih mempengaruhi
muka air tanah. Elevasi lahan yang relatip tinggi dapat mengakibatkan banyaknya
kehilangan air lewat rembesan. Lahan ini cocok untuk sawah tadah hujan/tegalan, dan
ditanami padi tadah hujan atau palawija.
2.
Rawa pasang surut merupakan lahan rawa yang genangannya dipengaruhi oleh pasang
surutnya air laut.
rawa pasang surut menempati zona 1 dan 2
rawa pasang surut ada zona memiliki salinitas air
rawa pasang surut dipengaruhi oleh bulan
rawa pasang surut letak ada zona dipantai
Rawa lebak adalah lahan rawa yang genangannya terjadi karena luapan air sungai dan
atau air hujan di daerah cekungan di pedalaman
rawa lebak menempati zona 3
rawa lebak tidak memiliki salinitas air
rawa lebak tidak dipengaruhi oleh bulan
rawa lebak terjadi daerah cekungan
3. Melalui penerapan teknologi pompa air yang awalnya sawah berupa hamparan kemudian
diubah menjadi sawah sistem surjan. Sawah sistem surjan yaitu adanya luapan air yang
datang dari sungai dan hujan dapat diatasi sehingga tidak menggenangi sawah. Pada saat
kemarau air dapat dimasukkan kedalam sawah dengan bantuan pompa air sehingga
kekurangan air pada musim kemarau dapat diatasi.
4. Adapun alat yang digunakan adalah :
Cangkul = menggemburkan tanah
pH meter = Cek pH
Pompa air = mengaliri air
Celurit = membersikan lahan
Tabung film = untuk wadah pelarut
GPS = melacak location
Indikator Universial = pH cek
Bor belgi = mengebor
Ring sample = untuk mengabil sample
Saringan = untuk menyaring
5. K3 adalah semua kondisi lingkungan kerja dan faktor yang dapat berdampak pada
keselamatan dan kesehatan kerja dari tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor,
pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja. K3 sangat penting bagi petani dalam hal
menjaga keselamatan kerja baik dalam pengolahan lahan sampai panen semua
memerlukan K3.
6. Yang aku pelajari di praktikum pengelolaan rawa ini lumayan banyak pecak jenis – jenis
rawa samo caro pengelolaan masing – masing rawa. Mulai dari jenis rawa pasang surut
sampe rawa lebak segalo jenis nyo di pelajari, nah masing – masing rawo ini punyo
tipologi yang beda – beda dan setiap rawo mulai dari pasang surut sampe rawo lebak
berdasarkan tipologi ini beda – beda caro ngolah lahan nyo.
Nah yang pertamo rawo pasang surut, rawo ini dikenal sebagai rawo yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut, tipologi rawo ini dibagi menjadi 4 yaitu tipe A,B,C
dan D. tipe A ini adalah tipe yang lahan nyo tu terluapi sepanjang saat. Nak musim hujan
nak musim kemarau terluapi tulah. Biasonyo rawo ini terluapi 4 sampe 5x dalam 2
minggu. Lahan rawo ini bepotensi nian jadi sawah yang biso ditanami 2 kali setahun ,
karno pasokan banyu nyo ni banyak dan dak tepengaruh oleh musim, jadi aman.
Nah dem tu ado lagi rawo pasang surut tipe B, nah tipe ini Cuman terluapi pas musim
hujan be. Pas musim kemarau idak, beda samo tipe A tadi yang terluapi di setiap musim.
Biasonyo rawo tipe ini terluapi 4 sampe 5 kali dalam 14 hari, tapi ini pas musim hujan be,
pas musim kemarau idak. Rawo tipe ini bepotensi nian jadi sawah pas musim hujan
karena selamo musim hujan, pasokan banyunyo banyak dan pacak buat tanah nyo
tegenang. Nah pas musim kemarau pacak ditanami tanaman palawija.
Dem tipe B ado lagi tipe C, Tipe C ini Cuma kadang – kadang be tergenang , dak tiap
saat tegenang, beda samo tipe A samo B tadi. Rawo ini yang tepengaruh pasang surut nyo
tu Cuma bagian muka air tanah nyo be. Jadi dak sampe menggenangi lahan. Rawo ini
bagus nian untuk digunokan jadi sawah tadah hujan (tegalan) samo bagus jugo kalo nk
ditanami palawija.
Ado lagi tipe D, nah ini tipe lahan rawo yang biso disebut lahan keringnyo di pasang
surut , nah biasonyo lahan ini cocok nian man nak ditanami tanaman palawija. Nah dem
bahas pasang surut , waktunyo rawo lebak , rawo lebak ni berdasarkan tipologi nyo di
bagi jadi 3 macam, yang pertamo rawa lebak pematang, terus yang keduo tu lebak
tengahan, nah yang terakhir ini lebak dalam.