Anda di halaman 1dari 30
Panduan Pelayanan Untuk Peningkatan Kesehatan Ibu Dan Bayi Rumah Sehat ; untuk Jakarta RSUD Pesanggrahan PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, DINAS KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PESANGGRAHAN Jalan Cenek I No 1 RT 05 RW 03, Jakarta Selatan Lampiran : Keputusan Direktur Rumah i Sakit Umum Daerah Pesanggrahan Nomor : 22.13 Tanggal : 15 Juni 2022 DAFTAR ISI BAB Ill TATA LAKSANA.... BAB IV DOKUMENTASL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PESANGGRAHAN DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH, PESANGGRAHAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 22.13 TAHUN 2022 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN PELAYANAN UNTUK PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PESANGGRAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PESANGGRAHAN, Menimbang : a. bahwa untuk turut berperan serta dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan bayi; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu ditetapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pesanggrahan tentang Pemberlakuan Panduan Pelayanan Untuk Peningkatan Kesehatan Ibu dan Bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Pesanggrahan. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; Menetapkan KESATU KEDUA. 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit; 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 tentang Inisisasi Menyusu Dini; 6. Keputusan Menteri Kesehatan —_ Republik Indonesia Nomor 450/SK/MENKES/VII/2004 tentang ASI Eksklusif, 7. Keputusan Menteri_ Kesehatan —_Republik Indonesia Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit; 8. Keputusan Menteri Kesehatan _ Republik Indonesia Nomor 1051/MENKES/SK/X1/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit; 9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 603 Tahun 2008 tentang Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi; 10. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pesanggrahan Nomor 21 Tahun 2022 tentang Penetapan jenis Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah Pesanggrahan. MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PESANGGRAHAN TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN PELAYANAN UNTUK PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PESANGGRAHAN. Memberlakuan Panduan Pelayanan ‘Untuk Peningkatan Kesehatan Ibu dan Bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Pesanggrahan. Panduan sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU harus dijadikan acuan dalam pelaksanaan pelayanan untuk peningkatan kesehatan ibu dan bayi di RSUD Pesanggrahan. KETIGA Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pesanggrahan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dengan ketentuan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan pada Ketetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 15 Juni 2022 UR RUMAH SAKIT UMUM. RAH PESANGGRAHAN, BABI DEFINISI A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang menjadi indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu negara,masih tergolong tinggi di_-—‘Indonesia_yaitu AKI:307/100.000 KH (SDKI 2002/2003) dan AKB : 35/10000 KH (SDKI 2002/2003). Angka Kematian Ibu di Indonesia masih menempati peringkat teratas -— diantara_~—snegara-negara Asia ‘Tenggara.Penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan 28%Eklampsia 24%,nfeksi 11%,partus macet/lama 8% dan aborsi 5% (SKRT 2001). Di dalam Angka Kematian Bayi tercakup Angka Kematian Perinatal, dimana kematian karena gangguan perinatal menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga 1986 adalah 42,3% dari kematian bayi pada usia 0-1 bulan. Mengingat kematian bayi Khususnya dalam periode perinatal berkaitan erat dengan kesehatan ibu dimana AKI masih tinggi maka betapa pentingnya pelayanan Maternal dan Perinatal sebagai kegiatan integrative di Rumah Sakit untuk terus ditingkatkan dalam upaya menurunkan AKI dan AKB. Penyebab kematian pada masa prenatal/neonatal pada umumnya berkaitan dengan kesehatan ibu selama kehamilan, Kesehatan janin selama didalam kandungan dan proses pertolongan persalinan yang bermasalah. Komplikasi obstetric tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang diidentifikasi normal. Oleh arena itu perlu_ strategi_penurunan kematian/kesakitan maternal perinatal dengan meningkatkan kualitas pelayanan serta kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dengan pembekalan pelatihan secara__berkala. Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam _ bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas. Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana,sarana dan manajemen yang handal. Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu, tenaga kesehatan memerlukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku dalam pelayanan kepada pasien A. TUJUAN PEDOMAN 1, Tujuan Umum Meningkatkan Pelayanan Maternal dan Perinatal yang bermutu dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia 2. Tujuan Khusus a) Terlaksananya manajemen pelayanan maternal dan perinatal dari aspek administrasi & manajemen,kompetensi SDM, fasilitas dan sarana serta prosedur pelayanan di RS b) Terklaksananya system rujukan pelayanan maternal dan perinatal c)Pembinaan dan pengawasan pelayanan maternal dan perinatal di RS B. BATASAN OPERASIONAL 1. PONEK merupakan singkatan dari Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif 2. Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal adalah suatu sistem pembagian wilayah kerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dalam waktu kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan tindakan darurat sesuai standar. Regionalisasi menjamin agar sistem rujukan kesehatan berjalan secara optimal. 3. Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana pelayanan primer kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier. 4. Rumah Sakit PONEK 24 Jam adalah Rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam. 5. Periode Perinatal adalah jangka waktu dari masa kehamilan 22 minggu sampai 7 hari setelah lahir. Sebagai batasan operasional periode perinatal dimulai pada usia kehamilan 28 minggu hingga bayi baru lahir usia 0-7 hari. 6. Perinatologi adalah ilmu yang mempelajari tumbuh kembang manusia sejak masa konsepsi hingga 1 bulan setelah kelahiran, sehat, utuh, serta sanggup berkembang secara optimal sehingga tercipta generasi masa depan yang berkualitas. 4. Kematian Perinatal adalah kematian yang terjadi pada janin dalam kandungan usia 28 minggu sampai bayi baru lahir usia 0-7 hari 5. Kematian Maternal adalah kematian yang terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin, sampai masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tidak memandang usia dan letak kehamilan, disebabkan atau berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya tetapi bukan disebabkan kecelakaan. . LANDASAN HUKUM 1.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. 3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit. .Kepmenkes. RI No. 1045/Menkes/Per/ XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan. .Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1051/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan / Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam Di Rumah Sakit. . Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. . Pedoman Rumah Sakit Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam Direktorat Jendreral Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2007 BABI RUANG LINGKUP Ruang lingkup pelayanan PONEK di RS dimulai dari garis depan/UGD dilanjutkan ke kamar operasi/ruang tindakan sampai ke Tuang perawatan. Secara singkat dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1 re Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparatomi dan seksio sesaria. Perawatan intermediate dan intensif ibu dan bayi. 5, Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko A. 7 2. 3. 4. B. 1. 2. 7 4. ee . Pasien dengan persalinan fisiologis dan patologis dapat dilakukan oleh bidan dengan melakukan konsultasi ke dokter spesialis obstetric ginekologi . Pelayanan Kesehatan Maternal Fisiologis Pelayanan Kehamilan Pelayanan Persalinan normal dan Persalinan dengan tindakan operatif Pelayanan Nifas Klinik Laktasi Pelayanan Kesehatan Neonatal Fisiologis Asuhan Bayi Baru Lahir Normal (level 1) . Inisiasi Menyusui Dini Penggunaan ASI eksklusif . Imunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Pelayanan Kesehatan Maternal Risiko Tinggi Masa antenatal a 2. Perdarahan pada kehamilan muda / abortus. Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut / kehamilan ektopik, Kehamilan Ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu (KET). 4. Hipertensi, Preeklamsi / Eklamsi. 5. Perdarahan pada masa Kehamilan 6. Epilepsi intractable, polifarmasi, status konvulsivus 7. Penyakit ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) stage V Masa intranatal . Persalinan dengan parut uterus Persalinan dengan distensi uterus Gawat janin dalam persalinan Pelayanan terhadap syok Ketuban pecah dini Persalinan macet Induksi dan akselerasi persalinan Aspirasi vakum manual 9. Ekstraksi Cunam 10. Seksio sesarea 11. Episiotomi 12. Kraniotomi dan kraniosentesis PAN AARROH SE 13. Malpresentasi dan malposisi 14, Distosia bahu 15, Prolapsus tali pusat 16. Plasenta manual 17. Perbaikan robekan serviks 18. Perbaikan robekan vagina dan perineum 19. Perbaikan robekan dinding uterus 20. Reposisi Inersio Uteri 21. Histerektomi 22. Sukar bernapas 23. Kompresi bimanual dan aorta 24, Dilatasi dan kuretase 25. Ligase arteri uterina 26. Anestesia umum dan lokal untuk seksio sesaria 27. Anestesia spinal, ketamin 28. Blok pudendal Masa Post Natal 1, Masa nifas 2. Demam pasca persalinan/ infeksi nifas 3. Perdarahan pasca persalinan 4. Nyeri perut pasca persalinan 5. Keluarga Berencana Pelayanan Kesehatan Neonatal dengan Risiko Tinggi Ve Asuhan bayi baru lahir a. Level II: Asuhan Neonatal dengan Ketergantungan Tinggi (Ruang Rawat Neonatus Asuhan Khusus} Level II B: Pelayanan obstetri dan neonatal emergensi komprehensif (sesuai dengan kemampuan standar PONEK) b. Level Ill: Perawatan Neonatal Intensif Level I A Fungsi Unit » Memberi asuhan menyeluruh bayi yg lahir usia kehamilan > 28 mgg dengan berat lahir > 1000 gr » Memberi dukungan kehidupan terus menerus yang tidak hanya terbatas pada ventilasi mekanik, tapi juga menggunakan HFO » Melakukan prosedur pembedahan minor (misal: penggantian kateter vena sentral atau perbaikan hernia inguinal). » Akses segera berbagai konsultan ahli semua sub spesialistik Level Il B Fungsi Unit » Asuhan menyeluruh Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (< 1000 gr dan masa kehamilan < 28 mgg) » Dukungan respirasi tingkat lanjut (misal ventilasi frekuensi tinggi dan nitrat oksida yg diisap untuk jangka waktu selama yg diperlukan) » Akses sejumlah ahli sub spesialis kedokteran anak yang cepat dan langsung di tempat » Pencitraan tingkat lanjut dgn interpretasi segera (CT-Scan, MRI dan EKG) » Dokter spesialis bedah anak dan anestesi anak berada di fasilitas tersebut atau institusi yg terkait erat untuk pembedahan besar (misal pengikatan PDA dan perbaikan kelainan dinding perut, NEC dengan perforasi usus, Sy fistula trakeoesofageal dan/atau atresia trakeoesofageal dan mielomeningosel) Level Ill C Fungi Unit » Kemampuan unit perinatal tingkat Ill B yg berada di Rumah Sakit Anak. » Oksigenasi membran ekstrakorporeal, hemofiltrasi dan hemodialisis, atau perbaikan dengan pembedahan malformasi jantung bawaan serius yang perlu bypass kardiopulmonaris. » Pembedahan besar yang dilakukan di tempat tersebut (perbaikan omphalocel, fistula trakeoesofageal atau atresia esofageal, reseksi usus, perbaikan myelomeningocel, shunt ventriko peritoneal). Kriteria neonatal yang menerima pelayanan level III yaitu: » Bayi dengan gangguan hemodinamika (syok) » Apnea » Gawat napas sedang atau parah, memerlukan CPAP atau ventilasi jangka pendek selama < 7 hari » Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) < 1,5 kg » Bayi dengan hasil pemeriksaan neurologis abnormal » Bayi dengan kejang » Bayi yang perlu transfusi tukar untuk hiperbilirubinemia atau polisitemia » Nutrisi parenteral total untuk < 7 hari Pelayanan Ginekologis + Kehamilan ektopik + Perdarahan uterus disfungsi + Perdarahan menoragia Kista ovarium akut + Radang Pelvik akut + Abses Pelvik + Infeksi Saluran Genitalia + HIV-AIDs. Perawatan Khusus / High Care Unit dan Tranfusi Darah Pelayanan Penunjang Medik a, Pelayanan Darah Perawatan Intensif . Pencitraan Radiologi, termasuk Rontgen portabel USG Ibu dan Neonatal MS-CT (Multy Slice CT-Scan) MRI (Magnetic Resornance Imaging) Angiogram Elektromiografi (EMG) Echocardiografi IAW WHE Laboratorium bekerja sama dengan Laboratorium Pusat TPNM (Total Parenteral Nutrition and Medication) | Ruang BMHP (Bahan Medis Habis Pakai) Ruang Pencucian dan Penyimpanan alat steril yang sudah dibersihkan Ruang menyusui dan tempat penyimpanan ASI perah Klinik Laktasi 10 BAB IIL TATA LAKSANA Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang Kesehatan telah ditentukan prioritas pelayanan kesehatan dengan target yang harus dicapai. Salah satu fungsi rumah sakit adalah melaksanakan program pemerintah dan mendukung tercapainya target pembangunan nasional. Pada standar akreditasi ini Program Nasional (Prognas) meliputi: Peningkatan kesehatan ibu dan bayi. Pelaksanaan program nasional oleh rumah sakit diharpakan mampu meningkatkan akselerasi pencapaian target RPJMN bidang kesehatan sehingga upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meningkat segera terwujud. Rumah sakit melaksanakan program PONEK sesuai dengan pedoman PONEK yang berlaku dengan langkah-langkah berikut: 1, Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu 2. Mengembangkan kebijakan dan standar pelayanan ibu dan bayi 3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi 4. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan kegawatdaruratan (PONEK 24 Jam) 5. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam pelaksanaan IMD dan ASI Ekslusif serta Perawatan Metode Kangguru (PMK) pada BBLR 6. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai Pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya 7. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanan program RSSIB 10 Langkah menyusui kesehatan ibu. 8. Melakukan pemantauan dan analisi yang meliputi : a. Angka keterlambatan operasi Sectio Caesaria b. Angka kematian ibu dan anak c. Kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir uw ‘Tugas rumah sakit dengan kemampuan PONEK adalah melakukan pembinaan kepada jejaring rujukan seperti Puskesmas, Klinik bersalin, praktek perseorangan dan fasilitas pelayanaan kesehatan lainnya. Pembinaan jejaring rujukan dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan kepada fasilitas kesehatan jejaring, berbagi pengalaman dalam pelayanan ibu dan anak serta peningkatan kompetensi jejaring rujukan secara berkala. Rumah sakit mematakan jejaring rujukan yang ada dan membuat pembinaan setiap tahun. Rumah sakit melakukan pembinaan kepada jejaring fasilitas kesehatan rujukan yang ada a. pp ao Melakukan pembinaan rujukan dari FKTP ke RSUD Pesanggrahan Melakukan pelatihan terhadap FKTP secara berkala setiap 6 bulan Meningkatkan kompetensi FKTP Melakukan koordinasi MOU rujukan Melakukan pembuatan leaflet PMK, IMD, ASI Ekslusif, BBLR Melakukan edukasi berkelanjutan terhadap pasien rawat inap kebidanan KRITERIA UMUM RUMAH SAKIT PONEK 1.Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasusemergensi baik secara umum maupun emergensi obstetrik-neonatal. 2. Dokter, bidan dan perawat terlatih melakukab resusitasi neonates dan kegawatdaruratan obstetrik dan neonates. 3.Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan pasien kegawatdaruratan obstetric dan neonatal 4, Jika memungknkan terdapat kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawatdaruratan obstetric dan neonatal 5. Mempunyai prosedur pendelegasain wewenang tertentu 6. Mempunyai standar respon time di UGD (target diupayakan s elama Smenit), di kamar bersalin (target diupayakan kurang dari 30 menit), pelayanan darah (target diupayakan kurang dari 1 jam) 7.Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukanoperasi, bila ada kasus emergensi obstetrik atau umum. 2 8.Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dengantarget dalam waktu kurang dari 30 mnit. 9.Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakantugas sewaktu-waktu, meskipun on call. 10.Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antaralain dokter kebidanan, dokter anak, dokter/petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat. 11. Mengupayakan tersedianya pelayanan darah yang siap 24 jam.12. Mengupayakan tersedianya pelayanan penunjang lain yang berperandalam PONEK, seperti Laboratorium dan Radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan alat penunjang yang selalu siaptersedia. 12. Perlengkapan a. Semua perlengkapan harus bersih (bebas debu, kotoran, bercak,cairan dll) b. Permukaan metal harus bebas karat atau bercak c. Semua perlengkapan harus kokoh (tidak ada bagian yang longgar atau tidak stabil d. Permukaan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresan besar e. Roda perlengkapan (jika ada) harus lengkap dan berfungsi baik f. Instrumen yang siap digunakan harus disterilisasig. Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik (saklar, kabeldan steker menempel kokoh) 13. Bahan Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan unit ini. B. KRITERIA KHUSUS RUMAH SAKIT PONEK PONEK RS KELAS D dan C a. SUMBER DAYA MANUSIA Memiliki Tim PONEK esensial yang terdiri dari: 1, 2 dokter Spesialis Kebidanan Kandungan* 2. 2 dokter Spesialis Anak* FE 3. 2 dokter di Unit Gawat Darurat 4. 3 orang bidan (1 koordinator dan 2 penyelia) 5. 2 orang perawat. Keterangan tanda * : dalam kondisi khusus tenaga dokter spesialis tersebut tidak ada di wilayah rujukan, maka masing- masing tenaga dokter spesialis dapat digantikan oleh dokter umum yang memiliki kompetensi yang diperlukan terkait obstetri dan neonatal emergensi,diberikan wewenang khusus oleh direktur RS. ‘Tim PONEK ideal ditambah: Pp PN Ane ener 1 Dokter spesialis anesthesi 1 Perawat anesthesi 6 Bidan pelaksana 10 Perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga) 1 Petugas laboratorium (setingkat analis) 1 Petugas Radiologi 1 Pekarya kesehatan 1 Petugas administrasi 1 Konselor laktasi 10. 1 Tenaga Elektromedik Staf > Dokter spesialis anak yang telah mengikuti pelatihan khususneonatologi, harus tersedia/dapat dihubungi 24 jam > Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, harus tersedia/ dapatdihubungi 24 jam > Dokter spesialis anestesi, harus tersedia/dapat dihubungi 24 jam Dokter dan perawat harus terlatih dalam asuhan neonatal (ASI,resusitasi neonatus, kegawatdaruratan neonatus). Tim UGDsebaiknya sebagai pemeriksa awal dan cepat untuk menemukan kegawatdaruratan dan melakukan tindakan stabilisasi untuk penyelamatan jiwa, sedangkan tindakan definitif sebaiknya dilakukan di kamar bersalin. a > Rasio perawat : pasien = 1 : 2-4 dalam setiap tugas jaga 4 > Konselor laktasi yang dapat dihubungi 24 jam b. PRASARANA DAN SARANA Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelanggaraan PONEK harus dipenuhi hal-hal sebagai berikut:» 1, Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman 2. Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yanglengkap 3. Ruang pulih/observasi pasca tindakan 4. Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk koordinasi internal. a) Kriteria umum ruangan : 1. Sruktur Fisik - Lantai dari porselin atau plastik - Dinding di cat dengan bahan yang bisa dicuci 2. Kebersihan - Cat dan lantai berwarna terang sehingga kotoran dapat terlihat dengan mudah. - Ruang bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah rumah sakit. - Hal tersebut berlaku pula untuk lantai, mebel, perlengkapan, instrumen, pintu, jendela, dinding, steker listrik dan langit-langit. 3. Pencahayaan - Pencahayaan terang dari cahaya alami atau listrik. - Semua jendela diberi kawat nyamuk agar serangga tidak masuk. - Listrik berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan dan semua lampu berfungsi baik dan kokoh. - Tersedia peralatan gawat darurat. - Ada cukup lampu untuk setiap neonatus 4. Ventilasi - Ventilasi, termasuk jendela cukup jika dibandingkan dengan ukuran ruang. 15 - Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik. - Suu ruangan harus dijaga 24-26°C. - Pendingin ruang harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri). Pencucian tangan - Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau desinfektan yang dikendalikan dengan siku atau kaki. - Wastafel, kran dan dispenser harus dipasang pada ketinggian yang sesuai (dari lantai dan dinding). - Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka. - Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air yang dipasang kokoh di dinding, pipa ledeng sesuai dan tidak ada kawat terbuka. - Harus ada handuk (kain bersih) atau tisu untuk mengeringkan tangan, diletakkan di sebelah wastafel. b) Kriteria khusus ruangan L Area cuci tangan di ruang obstetrik dan neonatus Di ruang dengan lebih dari satu tempat tidur, jarak tempat tidur adalah 6 meter dengan wastafel. Area resusitasi dan stabilisasi di Ruang Obstetri dan Neonatus/IGD Paling kecil, ruangan berukuran 6 meter dan ada di dalam Unit Perawatan Khusus Kamar PONEK di unit gawat darurat harus terpisah dari kamar gawat darurat lain.Sifat privasi ini penting untuk kebutuhan ibu bersalin dan bayi. Tujuan kamar ini ialah: memberikan pelayanan darurat untuk stabilisasi kondisi pasien, misalnya syok, henti jantung, hipotermi, asfiksia dan apabila perlu menolong darurat serta resusitasi. Perlu dilengkapi dengan meja resusitasi bayi, dan inkubator. Kamar PONEK membutuhkan : 16 # ruang berukuran 15 m? # berisi : lemari dan troli darurat # tempat tidur bersalin serta tiang infus. # incubator transport # pemancar pemanas meja, kursi # aliran udara bersih dan sejuk # pencahayaan # lampu sorot dan lampu darurat # mesin isap # defibrillator # oksigen dan tabungnya atau berasal dari sumber dinding ( outlet) # lemari isi : perlengkapan persalinan, vakum, forceps, kuret, obat/infus # alat resusitasi dewasa dan bayi # wastafel dengan air mengalir dan antiseptic # alat komunikasi dan telepon ke kamar bersalin # nurse station dan lemari rekam medik # USG mobile # Sarana pendukung, meliputi : toilet, kamar tunggu keluarga, kamar persiapan peralatan (linen dan instrument), kamar kerja kotor, kamar jaga, ruang sterilisator dan jalur ke ruang bersalin/kamar operasi terletak saling berdekatan dan merupakan bagian dari unit gawat darurat. 3. Ruangan Maternal. a, Kamar Bersalin, - Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD - Luas minimal : 6 m* per orang. Berarti bagi 1 pasien, 1 penunggu dan 2 penolong diperlukan 4x4m*=16 im. - Paling kecil, ruangan berukuran 12 m* (6 m? untuk masing-masing pasien). - Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah. 7 Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir. Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat alu lalang orang. Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama,upayakan tidak ada keharusan melintas pada ruang bersalin. Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit umum. Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar neonatal, untuk memudahkan transport bayi dengan komplikasi ke ruang rawat. Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit ter- integrasi : kala 1, kala 2 dan kala 3 yang berarti setiap pasien diperlakukan utuh sampai kala 4 bagi ibu bersama bayinya secara privasi.Bila tidak memungkinkan, maka diperlukan dua kamar kala 1 dan sebuah kamar kala 2. Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat (nurse station agar memudahkan pengawasan ketat setelah pasien partus sebelum dibawa ke ruang rawat (post partum).Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan dibawa ke kamar operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin. Harus ada kamar mandi-toilet berhubungan kamar bersalin Ruang post partum harus cukup luas, Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemari. Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar tempat tidur minimum 1 m sd 2 m dan antara dinding 1 m. Jumlah tempat tidur per ruangan maksimal 4. Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya dan udara cukup. 18 - Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan. - Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi (tanpa ke koridor) - Ruang perawat (nurse station) berisi meja, telepon, lemari berisi perlengkapan darurat atau obat . Pojok Laktasi ‘Terdapat ruangan yang berisi meja, kursi, wastafel. ._Ruang Operasi - Instalasi kamar operasi diperlukan untuk tindakan operasi seksio sesaria dan laparatomi. - Disediakan unit komunikasi dengan kamar bersalin. Di dalam kamar operasi tersedia: pemancar panas dan perlengkapan resusitasi dewasa dan bayi. - Kamar pulih ialah ruangan bagi pasien pasca bedah berisi: meja, kursi, perawat, lemari obat, mesin pemantau tensi/nadi oksigen dan sebagainya, tempat rekam medic, troli darurat. - Pengawasan langsung dari meja perawat ke tempat pasien. - Fasilitas pelayanan berikut untuk unit operasi : 1. Nurse station yang juga berfungsi sebagai tempat pengawas lalu lintas orang. 2. Ruang kerja kotor yang terpisah dari ruang kerja bersih ruang ini berfungsi membereskan alat dan kain kotor, tempat cuci wastafel besar untuk cuci tangan dan fasilitas air panas atau dingin, ada meja kerja dan kursi kursi,troli. 3. Saluran pembuangan kotoran atau cairan. 4. Ruang tunggu keluarga 5. Kamar sterilisasi yang berhubungan dengan kamar operasi. Ada autoklaf besar berguna bila darurat. 19 6. Kamar obat berisi lemari dan meja untuk distribusi obat. 7. Ruang cuci tangan (scrub) sekurangnya untuk 2 orang terdapat di depan kamar operasi atau kamar bersalin.Wastafel itu dirancang agar tidak membuat basah lantai.Air cuci tangan haruslah steril. 8. Ruang kerja bersih .Ruang ini berisi meja dan lemari berisi linen, baju dan perlengkapan opersi.Juga terdapat troli pembawa linen. 9. Kamar ganti 4. Ruangan penunjang harus disediakan seperti: i. Ruang perawat/bidan ii, Kantor perawat iii, Ruang rekam medic iv. Toilet staf v. Ruang staf medic vi. Ruang loker staf/perawat Ruang rapat/konferensi viii, Ruang keluarga pasien ix. Ruang cuci x, Ruang persiapan diperlukan bila ada kegiatan persiapan alat/bahan xi. Gudang peralatan xii, Ruang linen bersih 5. Unit tranfusi darh (Bank Darah) 24 jam 6. Laboratorium 24 jam 7. Radiologi 20 ©) Peralatan Esensial Tabel Peralatan Maternal Esensial N ° JENIS PERALATAN 1 | Kotak Resusitasi - Ambubag dan sungkup - Laringoskop dewasa berfungsi baik - Laringoskop bayi - Selang reservoir oksigen - Alat suntik,1, 2%, 3 %, 5, 10, 20 ce - Infus set - Obat-obatan : cairan infuse RL, adrenalin, atropine, Na Cl, MgSO4 40%,sodium bikarbonat,dexamethason. + Stilet - Alat endotrakeal ukuran 2 1/2, 3,3 % Incubator Infant warmer Ekstraktor vakum res Forceps naegele Monitor denyut jantung/pernapasan Pompa vakum listrik ‘AVM (A spirasi Vakum Manual) Foetal dopler =] ©] | a] of af af of 0 | Set section sesaria a Tabel Peralatan Maternal Esensial No ‘Jenis Peralatan Jumlah 1 Infant warmer 1 (satu) unit di Instalasi Kamar Operasi Pulse oxymeter neonates Terapi sinar Syringe pump Tabung oksigen (mobile) a a] A] o] 8] Lampu tindakan = =| | of | Kriteria Kinerja Klinis PONEK RS kelas D dan C Maternal Buku Paket Pelatihan PONEK : Protokol Bagi Bidan Tenaga Kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat) RS KELAS D dan C Pelayanan Obstetri Pelayanan Kesehatan Maternal Fisiologis Pelayanan Kesehatan Matemal Risiko Tinggi Antenatal Iniranatal Kehamilan ektopik, pendarahan uterus disfungsi, pendarahan menorhagia, kista ovarium akut, radang pelvik akut, abses pelvik, infeksi saluran genitalia, HIV-AIDS, Pelayanan Penunjang Radiotogi portable USG Ibu RS kelas D dan C Neonatal Buku Asuhan Neonatal Esensial (minimal level IIB lihat hal 9-16) a, Pelayanan kesehatan Neonatal Fisiologi (level Asuhan Dasar Neonatal/A suhanNeonatal Normal) b. Pelayanan kesehatan Neonatal Resiko Tinggi (level II: Asuhan Neonatal dengan Ketergantungan Tinggi Level IIA (Pelayanan obstreti dan neonatal emergensi dasar/PONED) Level IIB {Pelayanan obstreti dan neonatal emergensi konprehensif/PONEK) Kemampuan unit dengan tersedianya ventilasi mekanik dalam jangka waktu singkat (<24 jam),CPAP, infus intravena, nutrisi parenteral total, jalur sentral menggunakan tali pusat, jalur sentral melalui intravena per kutan ¢. Pelayanan Penunjang Radiologi Portabel, USG Neonatus, Laboratorium, TPNM, Ruang BMHP, RuangPencucian, dan Penyimpanan alat steril yang sudah dibersihkan, Ruang menyusui danPenympanan ASI Perah, Klinik Laktasi. PASIEN - MATERNAL - NEONATAL 23 TRIASE MATERNAL NEONATAL ‘APOTIK ¥ ‘ANAMINESA | PULANG PEMERIKSAAN DOKTER JAGA IGD TINDAKAN IGD VK BERSALIN / NIFAS l RUANG KONSUL DOKTER PERINATOLOGI SPESIALISOBGYN& | }—>| SPESIALIS ANAK DLL icu/iccu i: L ox PEMERIKSAAN PENUNJAN — bam LAB RONGTEN, USG J |e va ADMINISTRASI: KASIR / JAMINAN REGISTRASI RAWAT JALAN ATAU RAWAT INAP RUANG ISOLASI IGD KAMAR 24 DENAH RUANG PONEK NURSE STATION v7 BABIV DOKUMENTASI Dalam pelaksanaannya Rumah Sakit PONEK didokumentasikan dalam a. Catatan pelayanan yang ditulis oleh dokter, perawat dan+tenaga medis lain yang memberikan kegiatan pelayanan maternal dan neonatal pada shif tersebut b, Lembar edukasi yang diisi oleh perawat yang memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga pada shif tersebut c. Pada pasien rawat jalan dokumentasi pelayanan pada status list rawat jalan dan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Anda mungkin juga menyukai