Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN EKSKURSI GUNUNG TANGKUBAN PERAHU

TG 4243 VOLKANOLOGI DAN GEOTERMAL

Oleh :
Nama : Amal Rizky Al Harits
NIM : 12319063

Program Studi Teknik Geofisika


Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan
Institut Teknologi Bandung
2022
RESUME KEGIATAN EKSKURSI GUNUNG TANGKUBAN PERAHU

Pada hari Jumat tanggal 3 Maret 2023 telah dilakukan kegiatan ekskursi mata kuliah Volkanologi dan
Geothermal ke Gunung Tangkuban Perahu. Terdapat 2 tempat yang dijadikan lokasi pengamatan, yakni
pada pos stasiun pengamatan Gunung Tangkuban Perahu dan Kawah Ratu. Lokasi pengamatan pertama
yang didatangi yakni Pos Stasiun Pengamatan Gunung Tangkuban Perahu, di pos tersebut pengamatan
dilakukan dengan 3 metode yakni metode pengamatan visual, seismic, deformasi. Terdapat 4 alat
pengamatan, yakni :
Tiltmeter yang berfungsi untuk mengukur deformasi atau pengembungan dan pengempisan tubuh gunung
dalam komponen dan tangensial. Alat yang kedua yakni alat pengukuran suhu tanah, yang dapat
mengindikasikan adanya magma yang naik ke permukaan apabila suhu tanah meningkat. Alat ketiga
merupakan seperangkat kamera yang ditempatkan di berbagai titik untuk melihat kondisi gunung dan kawah
secara visual. Alat keempat yakni alat perekam getaran seismic seperti seismometer. Di gunung tangkuban
perahu, pengamatan seismic dilakukan di 4 stasiun, yakni Pos Pengamatan, Tower, Pos Ciater dan Kawah
Ratu, dengan Kawah Ratu menjadi acuan utama. Sementara data yang direkam di pos pengamatan
cenderung buruk karena banyak noise.

Tangkuban Perahu merupakan gunungapi yang masih bersifat freatik, yakni aktivitasnya hidrotermal dan
cenderung mengeluarkan debu saat erupsi dan belum mengeluarkan magma. Untuk mengamati aktivitas
seismic, menggunakan seismogram 3 komponen untuk dapat mengetahui partikel motion atau arah
pergerakan gempa nya. Penggantian kertas pada seismogram dilakukan tiap 12 jam sekali saat kondisi
normal, 6 jam sekali saat kondisi waspada. 1 putaran seismogram memakan waktu 5 menit dengan tiap
menitnya menghabiskan 120 mm kertas. Seismogram yang digunakan adalah seismogram tipe PS2.
Selama beberapa tahun ke belakang, telah terjadi berbagai aktivitas vulkanik di gunung tangkuban perahu,
antara lain adanya letusan freatik di kawah ratu, dan terjadi munculnya sinar api pada Februari 2023 yang
dikhawatirkan terjadi akibat adanya aktivitas magma, namun diketahui bahwa setelah diteliti terdapat
peningkatan suhu hidrotermal yang memanaskan belerang dan menimbulkan sinar api. Gunung Tangkuban
Perahu memiliki 5 stasiun seismic yang seluruhnya shor-period dengan 4 stasiun terletak di kawah dan 1
stasiun terletak di Ciater. Gunung Tangkuban Perahu juga memiliki 1 EDM untuk mengukur jarak miring,
tilmeter untuk mengukur pengembungan gunung, dan reflector berjumlah 2 buah. Pada saat diamati, kondisi
Kawah Ratu cenderung normal dengan jumlah fumarol dan gas sulfatar yang cenderung normal.
Berikut saya lampirkan dokumentasi beberapa foto alat yang digunakan di pos pengamatan beserta kondisi
Kawah Ratu pada saat ekskursi

Gambar 1. Seismometer tipe PS2 Gambar 2 : Monitor pengamatan suhu tanah dan deformasi

Gambar 3. Monitor pengamatan aktivitas seismic Gambar 4. Kondisi Kawah Ratu saat ekskursi
dan vulkanik

Anda mungkin juga menyukai