JURNAL
JURNAL
ABSTRAKS
Kapal Tugboat atau Kapal Tunda KT. Anggada IX adalah kapal milik Pelindo 4 yang di gunakan untuk
membantu menarik atau mendorong kapal yang akan sandar maupun beranjak di Pelabuhan, khususnya di
daerah Balikpapan, Kalimantan Timur. Kapal Tunda juga berperan penting dalam kelancaran Transportasi
Laut, Kapal Feri antar pulau juga biasa di bantu sandar di Pelabuhan oleh Kapal Tunda. Oleh karena itu, demi
terjaganya kestabilan dan kelancaran aktivitas pekerjaan yang di lakukan oleh Kapal Tunda, maka di perlukan
perencanaan berkala untuk perbaikan dan perawatan Kapal Tunda itu sendiri. Perawatan ini meliputi
perawatan mesin, kelistrikan, gearbox, dll. Ada saatnya kapal tunda melakukan perawatan total yang meliputi
semua bagian yang ada pada Kapal Tunda tersebut, yang biasa di sebut Repowering. Repowering Kapal Tunda
mencakup banyak hal seperti penggantian MPK (Mesin Penggerak Kapal), MB (Motor Bantu), peremajaan
kabel instalasi listrik, pemipaan, penggantian plat kapal, dan pengecatan ulang kapal. Dalam Repowering,
diperlukan peremajaan untuk instalasi listrik, baik itu listrik AC maupun DC dan sistem proteksi yang akan
digunakan agar kapal dapat berjalan dengan baik dan efisien dalam penggunaan materialnya. Dari perhitungan
yang sesuai dengan analisis data perencanaan kemudian dibuatlah gambar diagram kelistrikan. Gambar
diagram instalasi listrik itulah yang merupakan hasil dari perencanaan ini yang kemudian akan menjadi acuan
untuk mengerjakan instalasi listrik pada Kapal Tugboat yang sesuai dengan analisis data perencanaan. Dari
gambar diagram instalasi listrik itu juga yang akan digunakan untuk menghitung kapasitas sumber energy
listrik yang akan digunakan serta beban yang terpakai.
Kata Kunci: Instalasi Kapal, Instalasi Listrik Pengaman Utama.
lingkungan. Pencahayaan buatan ini meliputi lampu, kedap udara supaya panasnya terkonsentrasi
kabel dan sakelar. Instalasi ini memiliki tujuan di sekitar filamen tersebut.. Kestabilan
memberikan rasa nyaman untuk para penghuni cahaya yang dihasilkan sangat bergantung
gedung dalam menjalankan segala aktivitas sehari- pada kestabilan aliran listrik. Jika tegangan
hari. listrik turun, maka pijaran cahaya juga
Sebuah Instalasi listrik harus memenuhi standard meredup.
dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,
di Indonesia sendiri sudah ada ketentuan mengenai 2. Lampu Pendar
pedoman dan komponen instalasi listrik yang Lampu pendar atau lampu fluorescent
terangkum dalam Persyaratan Umum Instalasi diciptakan pada 1938. Cahaya yang
Listrik (PUIL). Tujuan dari PUIL adalah untuk dihasilkan berasal dari proses eksitasi gas
melindungi manusia terhadap bahaya yang di argon. Cahaya putih yang diperoleh ialah
sebabkan oleh sentuhan maupun kejutan arus listrik, proses lanjutan dari proses eksitasi dengan
dan menjaga ketenagaan listrik yang aman dan permukaan fosfor pada bagian dalam tabung
efisien. Tetapi PUIL tidak dapat berlaku untuk lampu.
beberapa sistem intalasi listrik seperti instalasi
tegangan rendah yang di gunakan untuk 3. Lampu Light Emitting Diode
menyalurkan berita atau isyarat, instalasi untuk Adalah lampu yang memiliki efisiensi yang
telekomunikasi dan instalasi kereta rel listrik. lebih tinggi dan ramah lingkungan
2.2 Perencanaan Instalasi Penerangan Dibandingkan jenis lampu pijar dan lampu
2.2.1 Pencahayaan pendar, penghasil cahaya lampu LED sangat
Pencahayaan atau iluminasi ialah kepadatan kecil, hanya berukuran kurang dari 1
cahaya dari sumber bercahaya. Sedangkan intensitas milimeter persegi.
pencahayaan ialah flux cahaya yang jatuh pada
bidang 1 m2 dari bidang tersebut, yang memiliki 4. Lampu Halogen
satuan lux (lx) dan dilambangakan dengan huruf E. Lampu ini adalah lampu spot yang sangat
Secara matematis : baik. Lampu spot ialah lampu yang dimana
cahayanya hanya mengarah ke satu arah saja.
Lampu ini merupakan lampu filamen yang
N = Jumlah lampu
sudah berhasil dikembangkan menjadi lebih
E = Kuat penerangan (Lux) terang, namun kebutuhan energi nya (watt)
relatif sama.
A = Luas bidang kerja (m2)
2.2.3 Kabel
Ø = Total nilai pencahayaan lampu dalam
Kabel untuk instalasi listrik terbagi menjadi
satuan lumen beberapa macam, yaitu :
LLF = Light Loss Factor atau faktor kehilangan 1. Kabel NYA
Kabel ini digunakan untuk instalasi kelistrikan
(0,7 - 0,8) rumah dengan ukuran penampang yang biasa
Cu = Coeffesien of Utillization digunakan adalah 1,5 milimeter2 dan 2,5
milimeter2. Kabel ini berinti tunggal, dan
n = Jumlah lampu dalam 1 titik memiliki lapisan isolasi PVC. Karena
Dimana lapisannya hanya satu, kanel ini mudah
terkelupas, dan mudah cacat. Kabel ini adalah
Luas bidang kerja (A) = p x l x ( h – tb) kabel udara yang mudah di gigit tikus. Untuk
p = Panjang ruangan (meter) pemasangan biasanya kabel ini di pasang di
dalam pipa untuk menghindari kerusakan
l = Lebar ruangan (meter) akibat hewan.
h = Tinggi ruangan (meter)
tb = Tinggi bidang kerja (meter)
2.2.2 Lampu
Pada umumnya lampu di klasifikasikan menjadi
beberapa jenis yaitu :
1. Lampu Pijar Gambar 2.1 Kabel NYA
Lampu ini adalah bohlam yang biasa di pakai
untuk penerangan. Cahaya ini berasal dari 2. Kabel NYM
berpijarnya filamen kawat yang tipis. Adalah kabel yang memiliki inti lebih dari 1,
Filamen ini ditempatkan di dalam lampu dan memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya
Jurnal ELSAINS ISSN: 25276336
Volume 1,Nomor 1, September 2016
warna putih atau abu-abu). Kabel ini memiliki (GSWB). Dan untuk lapisan paling luar
2 lapisan isolasi, sehingga lebih aman dari dilindungi dengan lapisan yang sama pada
kabel NYA. lapisan ketiga yaitu Polyvinyl Chloride (PVC).
Kabel ini biasa digunakan dalam instalasi
listrik pada kapal laut karena memiliki
ketahanan hingga pada suhu 900 Celcius.
3. Kabel NYY
Kabel ini biasa di gunakan pada instalasi dalam Gambar 2.5 Kabel TPYC
tanah dan tetap harus diberikan perlindungan
khusus, misalnya memakai duct, atau pipa besi. Kabel yang digunakan pada instalasi listrik
Kabel ini bisa digunakan untuk instalasi listrik harus disesuaikan dengan kebutuhannya dan kondisi
didalam dan diluar ruangan dalam kondisi ruangan yang akan di pasag kabel. Luas penampang
apapun. Kabel ini berlapis isolasi PVC kabel juga harus diperhatikan, karena kuat hantar
(biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 kabel listrik sangat ditentukan oleh penampang
atau 4 dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kabel dan arus listrik yang mengalir. Berikut adalah
kuat dari kabel NYM. tabel kuat hantar arus kabel sesuai dengan
ukurannya.
Tabel 2.3 Kuat Hantar Arus Listrik Berdasarkan
Luas Penampang Kabel[6]
Luas
Kuat hantar
penampang
No arus
kabel
(ampere)
(mm2)
Gambar 2.3 Kabel NYY
1. 1,5 18
2. 2,5 26
4. Kabel NYAF
Adalah Kabel yang digunakan pada instalasi di 3. 4 34
dalam kotak distribusi pipa atau di dalam duct. 4. 6 44
Jenis kabel ini juga digunakan sebagai kontrol 5. 10 61
pengendali pada instalasi listrik. Kabel NYAF 6. 16 82
adalah jenis kabel yang fleksibel, dengan 7. 25 108
penghantar tembaga serabut ber isolasi PVC. 8. 35 135
Digunakan untuk instalasi panel yang 9. 50 168
memerlukan fleksibelitas yang tinggi 10. 70 207
11. 95 250
12. 120 292
2.2.4 Saklar
Saklar di Instalasi Listrik memiliki fungsi
sebagai pemutus dan penghubung arus, baik untuk
jaringan listrik arus kuat maupun arus lemah. Saklar
Gambar 2.4 Kabel NYAF Listrik digolongkan menjadi beberapa bagian,
menurut jumlah dan kondisi kontak yang
5. Kabel Marine TPYC dimilikinya, berdasarkan hubungannya, dan
Kabel TPYC adalah kabel dengan bahan berdasarkan pengendalinya.
penghantar Tined Copper Annelaled Stranded
Copper (STC) class 2 dengan memiliki bahan
pelindung Ethylene Propylene Rubber (EPR). 2.2.4.1 Saklar
Untuk lapisan ketiganya dilindungi dengan Saklar berdasarkan jumlah kontak dan kondisi
bahan Polyvinyl Chloride (PVC). Sedangkan dibagi menjadi :
untuk lapisan keduanya dilindungi dengan
pelindung dari Galvernized Steel Wire Braid
Jurnal ELSAINS ISSN: 25276336
Volume 1,Nomor 1, September 2016
1. SPST (Single Pole Single Throw) atau kapasitas yang lebih kecil daripada yang ada di
SPST yaitu Saklar ter sederhana, dimana panel utama.
hanya memiliki 2 Terminal. Contohnya
Saklar ON/OFF pada lampu. 2.3 Sistem Proteksi
2. SPDT (Single Pole Double Throw) Sistem Proteksi pada sistem tenaga listrik ialah
SPDT yaitu Saklar yang memiliki 3 sistem pengaman terhadap peralatan maupun
Terminal. Saklar ini biasat digunakan instrumen listrik yang terpasang, misal: Generator,
sebagai Saklar Pemilih. Contohnya adalah Transformator, Jaringan Transmisi dan distribusi
Saklar pemilih Tegangan Input yaitu 110V terhadap kondisi abnormal dari sistem tersebut.
atau 220V. Kondisi abnormal itu misalnya:
3. DPST (Double Pole Single Throw) 1. Korsleting listrik
DPST yaitu saklar yang memiliki 4 Terminal. 2. Tegangan hunting / tidak stabil
DPST juga dapat di definisikan sebagai 2 3. Beban lebih
Saklar SPST yang dikendalikan dalam satu 4. Frekuensi hunting / tidak stabil
mekanisme.
4. DPDT (Double Pole Double Throw) Fungsi sistem proteksi adalah :
DPDT yaitu saklar yang memiliki 6 1. Untuk meminimalisir terjadinya kerusakan
Terminal. DPDT dapat di definisikan sebagai peralatan listrik yang disebabkan oleh
2 Saklar SPDT yang dikendalikan dalam satu gangguan listrik.
mekanisme. 2. Untuk melayani kebutuhan listrik dengan
optimal kepada konsumen.
2.2.5 Panel Distribusi 3. Untuk memberi keamanan pada manusia
Panel Distribusi merupakan panel pembagi yang terhadap bahaya yang di akibatkan oleh listrik.
berfungsi menyalurkan arus listrik dari sumber daya
ke beban listrik. Panel Distribusi terbagi menjadi 2 Supaya sistem proteksi dapat di kategorikan baik
yaitu, Panel Utama dan Panel Tiap Lantai. dan benar, maka perlu memperhatikan faktor-faktor
berikut :
2.2.5.1 Panel Utama 1. Macam-macam saluran yang di proteksi
Panel Utama merupakan panel yang digunakan 2. Pentingnya saluran yang di amankan
untuk membagi daya listrik dari sumber daya listrik 3. Kemungkinan banyaknya gangguan
Generator Set maupun listrik PLN ke Panel pembagi
pada tiap lantai. Generator Set (genset) merupakan Peralatan inti yang di gunakan untuk mendeteksi
pembangkit listrik yang digunakan kapal untuk dan memerintahkan peralatan proteksi bekerja
memenuhi kebutuhan listrik saat melakukan adalah relay.
pelayaran, sedangkan sumber daya listrik dari PLN
digunakan pada saat kapal bersandar. Pada panel 2.3.1 Syarat-syarat Relay Pengaman
utama selalu dilengkapi dengan sistem proteksi 1. Cepat bereaksi
seperti MCCB dan MCB dimana kapasitas yang Relay cepat merespon bila mengalami
dipasang pada panel ini lebih besar dari pada yang gangguan atau trouble. Kecepatan reaksi relay
diapsang pada panel tiap lantai dan Pada setiap ialah pada saat relay merasakan adanya
Panel distribusi pada sebuah kapal selalu dilengkapi gangguan sampai pelepasan circuit breaker
dengan panel sinkron, yaitu panel yang berfungsi (C.B) karena perintah dari relay tersebut.
untuk memindahkan beban dari generator satu ke Waktu bereaksi ini harus secepat mungkin
generator yang lainya tanpa harus memutuskan sehingga menghindarkan kerusakan pada alat-
aliran listrik. Untuk melakukan sinkronisasi alat.
generator harus ada kesamaan dari empat kondisi 2. Selektif
atau parameter. Parameter tersebut yaitu: Selektif adalah cermat memilih pada saat
1. Tegangan melaksanakan pengamanan, dimana ini
2. Frekuensi menyangkut koordinasi pengaman dari sistem
3. Perbedaan fasa (sudut fasa ) secara keseluruhan. Untuk mendapatkan
4. Urutan fasa keandalan yang lebih tinggi, maka relay
pengaman harus mempunyai kemampuan
2.2.5.2 Panel Tiap Lantai selektif yang baik. Dengan ini relay dapat
Panel Tiap Lantai merupakan panel yang bekerja dengan tepat dan dapat meminimalisir
menyalurkan dan membagi daya listrik dari panel gangguan menjadi sekecil mungkin.
utama menuju peralatan yang membutuhkan daya
seperti pencahayaan, stop kontak, maupun panel 3. Stabilitas
distribusi yang lebih kecil. Sistem proteksi yang Stabilitas merupakan sifat yang tetap
dipasang pada panel ini mempunyai ukuran yang inoperatif bila gangguan terjadi diluar zona
yang melindungi (gangguan luar).
Jurnal ELSAINS ISSN: 25276336
Volume 1,Nomor 1, September 2016
Flouresen
Tabel 4.1 Banyaknya Titik Lampu Pada Ruangan t 18 watt
Bottom Deck Lampu
6. Koridor 4,4 m2 Flouresen 100 lux 1 1
Standar Titik lampu t 20 watt
Luas Jenis
No Ruangan pencahay Lampu
Ruangan Lampu Ruang 120 lux –
aan Min Max 7. 5 m2 Flouresen 1 1
ABK 1 250 lux
t 18 watt
Lampu
Steering 120 lux – Ruang
Lampu
120 lux –
1. 12 m2 Flouresen 1 3 8. 5 m2 flouresent 1 1
gear 250 lux ABK 2 250 lux
t 36 watt 18 watt
2
Lampu Deck 5m Lampu 60 lux 1 2
120 lux – 9. Samping Celling
2. MCR 13,8 m2 Flouresen 1 4
250 lux 20 watt
t 18 watt
Deck 15 m2 Lampu 120 lux – 1 1
Lampu 10. Depan Spotlight 250 lux
Ruang 120 lux –
3. 58 m2 flouresent 5 15 100 watt
Engine 250 lux
18 watt Deck 21 m2 Lampu 120 lux – 1 1
11. Belakang Spotlight 250 lux
Ruang Lampu 100 watt
120 lux –
4. Diesel 15 m2 flouresent 2 4
250 lux
Generator 18 watt
4.1.3 Kuat Penerangan dan Banyaknya Titik
Lampu
5.
Ruang
3m 2
Celling
120 lux –
1 1 Lampu Pada Upper Deck
Jangkar 250 lux
20 watt Upper deck adalah deck di atas main deck tengah
pada KT. ANGGADA IX, terdiri dari beberapa
4.1.2 Kuat Penerangan dan Banyaknya Titik ruangan. Ruangan tersebut adalah :
Lampu Pada Main Deck 1. Kamar Chief Engineer
Main deck adalah deck inti atau deck tengah 2. Kamar Captain
pada KT. ANGGADA IX, terdiri dari beberapa 3. Toilet
ruangan. Ruangan tersebut adalah : 4. Ruang Perlengkapan
1. Ruang Toilet 1 5. Lounge Room
2. Ruang Toilet 2 6. Deck Depan
3. Ruang Toilet 3 7. Deck Samping
4. Ruang Perlengkapan 8. Deck Belakang
5. Dapur
6. Koridor Belakang Tabel 4.3 Banyaknya Titik Lampu pada Ruangan
7. Ruang ABK 1 Upper Deck
8. Ruang ABK 2 Luas
Standar Titik lampu
No Ruangan Jenis Lampu pencahay
9. Deck Samping Ruangan
aan Min Max
10. Deck Depan
Ruang Lampu
120 lux –
1. Chief 12 m2 Flouresent 1 2
250 lux
Untuk perhitungan titik lampu meggunakan Engineer 18 watt
Lampu
Tabel 4.2 Banyaknya Titik Lampu pada Ruangan 6.
Deck
5 m2 Spotlight
120 lux –
1 1
Depan 250 lux
Main Deck 100 watt
Standar Titik lampu
Luas Jenis
No Ruangan pencahay
Ruangan Lampu Min Max Lampu
aan Deck 120 lux –
7. 6 m2 Spotlight 1 1
Lampu Samping 250 lux
100 watt
Celling
1. Toilet 1 5 m2 (lampu 250 lux 1 1
pijar) 20
Lampu 120
watt Deck
8. 6 m2 Spotlight lux – 250 1 1
Lampu Belakang
100 watt lux
2. Toilet 2 5 m2 Celling 250 lux 1 1
20 watt
Lampu
3. Toilet 3 5 m2 Celling 250 lux 1 1
20 watt
Ruang Lampu
4. Perlengka 6,3 m2 Celling 150 lux 1 1
pan 20 watt
2
5. Dapur 9,4 m Lampu 250 lux 1 2
Jurnal ELSAINS ISSN: 25276336
Volume 1,Nomor 1, September 2016
4.1.4 Kuat Penerangan dan Banyaknya Titik nilai arus maksimal yang akan melewati penghantar
Lampu Pada Anjungan tersebut.
Anjungan atau Wheel House adalah ruang kemudi 1. Perhitungan luas penampang penghantar pada
pada KT. ANGGADA IX, terdiri dari beberapa panel bottom deck ( ruang MCR )
ruangan. Ruangan tersebut adalah : Karena beban yang dipakai adalah 2 lampu 18
1. Ruang Radio watt, dan 2 stopkontak 396 watt. Sehingga total
2. Ruang Navigasi beban adalah 838 watt, dengan cos Φ di
3. Dashboard asumsikan 0,9 maka berdasarkan persamaan
4. Deck Belakang (2.2) arus maksimal yang melewati penghantar
tersebut adalah :
Tabel 4.4 Banyaknya Titik Lampu pada Ruangan
Anjungan I=
Standar Titik Lampu
Luas Jenis
No Ruangan
Ruangan Lampu
pencaha
Min Max I pada Daya 1 fasa
yaan
Lampu 120 lux
1.
Ruang
3 m2 Celling – 250 1 2 I=
Radio
18 watt lux
Lampu I = 4,23 ampere
120 lux
Ruang Flourese
2. 12 m2 – 250 1 3
Navigasi nt18
lux
watt Berdasarkan tabel 2.3, dengan nilai I
Lampu 120 lux
3.
Dashboar
6m 2
Celling – 250 1 1 sebesar 4,23 ampere maka ukuran penghantar
d
20 watt lux yang sesuai adalah 1,5 mm2 dan ukuran
Lampu pengahantar kabel yang dipilih adalah 2 x 1,5
120 lux
Deck Spotligh
4. 6 m2 – 250 1 1 mm2. Dengan pengaman MCB yang dipasang
Belakang t 100
lux
watt adalah 6 ampere.
2. Perhitungan luas penampang penghantar pada
4.1.5 Lampu Emergency panel upper deck ( ruang captain )
Lampu emergency merupakan lampu yang Karena beban yang dipakai adalah lampu 2
digunakan pada saat penerangan utama padam. lampu 18 watt, 1 lampu tidur 5 watt, dan 2
Lampu ini di setting pada panel DC agar dapat stopkontak 396 watt. Sehingga total beban
menyala secara otomatis saat sumber listrik pada adalah watt, dengan cos Φ adalah 0,9 maka
penerangan utama tiba tiba padam. Lampu arus maksimal yang melewati penghantar
emergency menggunakan tegangan 24 volt DC yang tersebut adalah :
bersumber dari baterai, sehingga saat sumber listrik
berupa generator maupun PLN padam tidak akan I=
mempengaruhi nyala pada lampu ini. Lampu
emergency tidak dipasang pada setiap ruangan akan I pada daya 1 fasa
tetapi hanya dipasang pada ruangan yang harus
mendapat penerangan setiap saat seperti koridor, I=
ruang mesin, ruang DG, MCR dan lainnya. Untuk
I = 4,2 ampere
penjelasan ruangan yang dipasang lampu emergency
terdapat pada gambar 4. 11
Berdasarkan tabel 2.3, dengan nilai I sebesar
4,2 ampere maka ukuran penghantar yang
4.2 Pemilihan Penghantar dan Pengaman
sesuai adalah 1,5 mm2 dan ukuran pengahantar
Instalasi
kabel yang dipilih adalah 2 x 1,5 mm 2. Dengan
Pemilihan penghantar lebih baik dilihat dahulu
pengaman MCB yang dipasang adalah 6
dari pengenal yang tertulis di kabel tersebut. Yaitu
ampere.
sekurang kurangnya pada kabel tersebut tertera :
Untuk perhitungan luas penampang
1. Tanda pengenal atau cap stempel standar SNI,
penghantar dan besar kapasitas pengaman
SPLN
berdasarkan persamaan (2.2) dan contoh diatas
2. Tanda pengenal produsen atau pabrik
didapatkan hasil seperti table di bawah :
pembuatnya
3. Jumlah ukuran dan inti pada kabel tersebut
Tabel 4.4 Besarnya Ukuran Penghantar dan
Untuk menhindari kerusakan pada penghantar Pengaman MCB Pada Ruangan Lower Deck.
Ukuran Pengaman
maka harus memperhitungkan luas penghantar No. Ruangan
Tegangan Cos Beban
penghantar MCB
(volt) Φ (watt)
dengan cermat. Kerusakan pada penghantar (mm2) (ampere)
Steering
disebabkan arus yang mengalir pada penghantar 1.
gear
220 0,9 2.052 2,5 16
Generator
Ruang
karena itu merupakan standar yang di gunakan untuk
5. 220 0,9 20 1,5 2
Jangkar keamanan instalasi listrik yang di pasang.
8.
Ruang ABK
220 0,9 891 1,5 6
Tabel 4.7 Besar daya pada listrik motor dan
2
pengaman yang digunakan pada KT. ANGGADA
Deck
9. 220 0,9 112,5 1,5 2 IX
Samping
10. Deck Depan 220 0,9 112,5 1,5 2
Daya Kapasitas
Deck Rangkaian
11. 220 0,9 112,5 1,5 2 No. Kegunaan listrik Hubungan pengaman
Belakang control
(watt) (ampere)
Blower hisap
1. 1500 Star Starter DOL 10
mesin
Tabel 4.6 Besarnya Ukuran Penghantar dan Blower tekan
2. 4000 Star Starter DOL 20
Pengaman MCB Pada Ruangan Upper mesin
Deck. 3.
Blower hisap
1500 Star Starter DOL 10
Ukuran Pengaman DG
Tegangan Cos Beban
No. Ruangan penghantar MCB
(volt) Φ (watt) Blower tekan
(mm2) (ampere) 4. 1500 Star Starter DOL 10
DG
Kamar Chief
1. 220 0,9 879,75 1,5 6
Engineer
Kamar 5. Pompa lensen 1500 Star Starter DOL 10
2. 220 0,9 4236,5 1,5 25
Captain
Pompa
3. Toilet 220 0,9 22,5 1,5 2 6. 2200 Star Starter DOL 20
Gearbox
4. Deck Depan 220 0,9 112,5 1,5 2 Pompa
7. 746 Star Starter DOL 6
Deck transfer BBM
5. 220 0,9 112,5 1,5 2
Samping
Deck Pompa air
6. 220 0,9 112,5 1,5 2 8. 250 - - 6
Belakang tawar
Ruang
7. 220 0,9 861,75 1,5 6 9. Separator 1500 Star Starter DOL 10
Perlengkapan
Lounge
8. 220 0,9 4236,5 1,5 25
Room
Pompa
10. 5500 Star Starter DOL 25
Steering
Motor Forward
11. 2000 - 10
Jangkar reverse
Tabel 4.7 Besarnya Ukuran Penghantar dan
Pengaman MCB Pada Ruangan Anjungan
Ukuran Pengaman
Tegangan Cos Beban
No. Ruangan penghantar MCB
(volt) Φ (watt)
(mm2) (ampere) 4.5 Pemilihan Penghantar dan Pengaman
1. Ruang
220 0,9 4236,5 1,5 25
Radio Instalasi
2. Ruang
Navigasi 220 0,9 4257 1,5 25 Sistem Proteksi pada suatu sistem tenaga listrik
3. Dashboard 220 0,9 22,5 1,5 2
adalah sistem pengaman yang di lakukan terhadap
4. Deck
220 0,9 112,5 1,5 2
peralatan-peralatan listrik yang terpasang pada
Belakang
sistem tenaga listrik yang terdapat pada KT.
ANGGADA IX yaitu Beban Listrik dan Generator
terhadap kondisi abnormal dari sistem itu sendiri.
4.3 Pemilihan Peralatan Listrik Untuk Luar Untuk mengamankan hubung singkat dan beban
Ruangan lebih pada beban listrik menggunakan pengaman
Pemilihan peralatan listrik pada instalasi MCB dan MCCB unruk kapasitas MCB yang dipake
perkapalan sama dengan pemilihan peralatan listrik pada beban listrik di KAL Sangihe terdapat pada
untuk instalasi pada bangunan untuk dalam ruangan, data diatas sedangkan untuk pengaman atau sistem
tetapi untuk di luar ruangan memiliki sedikit proteksi pada generator terdapat di bawah ini.
perbedaan. Pada kapal, peralatan listrik seperti
lampu, stopkontak, steker, dan saklar yang di pasang 4.5.1 Reverse Power Relay
pada luar ruangan harus memiliki standar marine, Reverse power Relay adalah relay yang
mendeteksi arah aliran daya yang biasanya
Jurnal ELSAINS ISSN: 25276336
Volume 1,Nomor 1, September 2016
digunakan untuk memonitor daya sebuah generator generator utama akan tetapi panel ini juga digunakan
yang beroperasi secara paralel dengan generator lain. untuk mendistribusikan energi listrik dari generator
Fungsi relay ini adalah mencegah berbaliknya arah emergency maupun aliran listrik darat. Panel ini juga
aliran daya sehingga mengalir dari bus (saluran digunakan untuk mensinkronisasi antara generator
utama) menuju generator tersebut. Kondisi ini satu dan generator dua sehingga peralatan proteksi
muncul karena terjadinya gangguan pada penggerak pada panel ini lebih banyak dibandingkan panel
utama (prime mover seperti : turbin atau engine) dari panel kecil yang berada di bawah panel ini.
salah satu generator yang bekerja paralel.
4.6.2 Panel Distribusi Bottom Deck
4.5.2 Over Current Relay Panel distribusi bottom deck merupakan panel
Over Current Relay merupakan relay yang yang terdapat pada Bottom Deck KT. ANGGADA
bekerja berdasar adanya kenaikan arus dimana arus IX. Panel ini digunakan untuk mendistribusikan
tersebut dinilai melebihi nilai dari pengaman dalam energi listrik dari panel utama menuju beban beban
jangka waktu tertentu sehingga relai ini dapat listrik seperti lampu dan stopkontak pada ruangan
dipakai sebagai pola pengaman arus lebih. Over ruangan yang terdapat pada bottom deck. Panel ini
Current Relay ( OCR ) berfungsi memproteksi berisi MCB yang digunakan untuk mengamankan
peralatan listrik terhadap arus lebih yang disebabkan beban listrik yang terdapat pada bottom deck dan
oleh gangguan arus hubung singkat. magnetic kontaktor yang digunakan untuk
mengonrol debit air yang terdapat pada tangki
4.5.3 Under Voltage Relay pembuangan kamar mandi. Berikut adalah dimensi
Under Voltage Relay adalah komponen listrik panel lower deck.
yang digunakan untuk mengamankan tegangan
terendah tiap fase yang dikeluarkan oleh diesel 4.6.3 Panel Distribusi Main Deck
generator. Komponen ini hanya dipasang pada panel Panel Distribusi main deck merupakan panel
utama. yang terdapat pada Main Deck KT. ANGGADA IX.
Panel ini digunakan untuk mendistribusikan energi
4.5.4 Sistem Grounding listrik dari panel utama menuju beban beban listrik
Sistem grounding pada KT. ANGGADA IX seperti lampu dan stpkontak pada ruangan ruangan
berbeda dengan yang terdapat pada bangunan yang terdapat pada main deck. Panel ini lebih simple
dikarenakan pada setiap kapal pasti tidak akan ada dan praktis dari pada panel yang tedapat pada
yang bersentuhan langsung dengan bumi. Sesuai bottom deck karena hanya berisi MCB yang
dengan buku yang ditulis dari Kementrian digunakan untuk mengamankan beban listrik yang
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, terdapat pada main deck.
maka pada kapal ini grounding dipasang pada
lambung kapal. Dipasang di lambung kapal karena 4.6.4 Panel Distribusi Upper Deck
lambung kapal merupakan titik yang paling dekat Panel Distribusi upper deck merupakan panel
dengan bumi. yang terdapat pada Upper Deck KT. ANGGADA
Untuk peralatan yang dipasang grounding yaitu IX. Panel ini digunakan untuk mendistribusikan
semua peralatan navigasi, radio, stop kontak dan energi listrik dari panel utama menuju beban beban
generator. Dengan titik grounding dijadikan satu listrik seperti lampu dan stpkontak pada ruangan
pada sea chest kapal. ruangan yang terdapat pada upper deck. Panel ini
lebih simple dan praktis dari pada panel yang
4.6 Panel Distribusi tedapat pada bottom deck karena hanya berisi MCB
Panel distribusi digunakan sebagai penyalur dan yang digunakan untuk mengamankan beban listrik
mendistribusikan energi listrik dari generator yang terdapat pada main deck.
maupun aliran darat menuju panel panel distribusi
selanjutnya maupun menuju beban listrik yang 4.6.5 Panel Distribusi 12-24 Volt DC
terpasang pada kapal. Pada kapal KT. ANGGADA Panel distribusi 12 – 24 Volt DC merupakan
IX terdapat 6 panel distribusi, 6 panel distribusi panel yang terdapat pada Main Deck
tersebut adalah: KT.ANGGADA IX dan dipasang bersebelahan
dengan panel main deck. Panel ini digunakan untuk
4.6.1 Panel Distribusi Utama mendistribusikan energi listrik 12 volt dan 24 volt
Panel distribusi utama merupakan panel yang DC dari baterai aki maupun power suplly menuju
terdapat pada ruang MCR pada kapal beban beban listrik DC yaitu lampu, panel navigasi
KT.ANGGADA IX. Panel ini digunakan untuk anjungan, radio, dan panel pemadam kebakaran.
mendistribusikan energi listrik dari generator Panel ini digunakan untuk mengontrol dan
menuju panel panel disetiap ruangan. Terdapat mengamamankan beban listrik DC yang terdapat
kontrol dan sistem proteksi pada panel ini yang pada seluruh ruangan di kapal KT. ANGGADA IX.
digunakan untuk mengamankan generator dan juga Pada panel ini juga terdapat magnetic kontaktor
panel panel di bawah panel utama ini. Tidak hanya yang digunakan untuk mengamankan atau sebagai
Jurnal ELSAINS ISSN: 25276336
Volume 1,Nomor 1, September 2016
5.2 Saran
Instalasi listrik pada setiap kapal maupun
bangunan hendaklah dibuat perencanaan yang sebaik
mungkin sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
sehingga sehingga akan tercipta instalasi listrik yang
aman dan nyaman untuk digunakan. Perencanaan
instalasi listrik hendaknya dibuat sebaik mungkin
sehingga mudah untuk dilakukan pemeliharaan saat
terjadi kerusakan. Perencanaan instalasi listrik
sangat diperlukan agar harga pengeluaran dari
instalasi listrik dapat seefisien mungkin
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, Budi. 2017. Perencanaan Instalasi Listrik
220 Volt Gedung Hanggar Sekolah Tinggi
Penerbangan Indonesia. Jurnal Perencenaan
Instalasi Listrik 220 volt.
Triyanto, Andi. 2017. Perencanaan Instalasi Listrik
dan Air Bersih Gedung Al Mahad. Fakultas
teknik. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2000. Konservasi
Energi Pada Sistem Pencahayaan.
Ismansyah. 2009. Perencanaan Instalasi Listrik
Pada Rumah Dengan Daya Listrik Besar. Depok
: Universitas Indonesia.
JR., Ricci Rahmatillah. 2015. Inovasi Lampu.
Sekolah Tinggi Krguruan dan Ilmu Pendidikan.
Bengkinang : Yayasan Pahlawan Tuanku
Tambusai Riau
Manual Book KAL Pulau Sangihe. 2016. General
Managemen dan Diagram Kelistrikan KAL 28.
Mardensyah, Adrial. 2008. Gangguan Hubung
Singkat dan Proteksi Sistem Tenaga Listrik.
Universitas Indonesia : Fakultas Teknologi
Industri.
Nuh, Prof. Dr. Muhammad. 2013. Teknik Dasar
Kelistrikan Kapal. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Suprianto. 2015. Konstruksi Motor Listrik 3 Fasa.
Blog UNNES.
Bagia, I Nyoman dan Parsa, I made. 2018. Motor –
Motor Listrik. Universitas Nusa Cendana : CV.
Rasi Terbit.