Anda di halaman 1dari 4

Pada tahun ini, tepat nya pada tanggal 9 november, sekolahku mengadakan perayaan untuk

memperingati ke 40 tahun berdirinya sekolah, di saat itu pula, aku, bertemu dengan sosok lelaki yang
bisa di bilang tampan, dia bernama kavindra sabiantama dari namanya saja sudah bisa di tebak jika
orangnya ini memang tampan.

Aku belum pernah sama sekali berkomunikasi dengannya, aku hanya tau sebatas namanya saja, untuk
nomor telfon dll aku tidak mengetahui nya, selama kegiatan diesnatalis berlangsung, banyak sekali
momen ketika ia sedang menatapku, seolah aku ini objek yang sangat di sayangkan jika tidak di
pandang, haduh... kepedean sekali aku ini. Orang orang memanggilnya kavin.

Seperti yang ku katakan, kita ini tidak saling mengenal, aku saja tahu namanya baru baru ini, itupun dari
temanku, beruntung nya aku punya teman yang memiliki banyak kenalan, harus ku ucapkan banyak
terimakasih kepadanya.

Hari terakhir diesnatalis, semua siswa di sekolah di wajib kan untuk mengikuti bazar, kebetulan sekali
kelas ku mendapat tempat di bagian sebelah barat paling ujung selatan, aku dan teman teman ku
sempet jengkel, selain di sana panas, apa ada orang yg akan beli? tp tak di pungkiri pada saat di
mulainya bazar, tempat ku habis kurang dari 2 jam. Aku dan teman teman ku berkeliling melihat stan
dari kelas lain, kita juga berniat untuk membeli makan, waktu aku berkeliling, entah kenapa aku selalu
melihat ke arah stan kelas 12 i seperti sedang mencari sesuatu yang tak dapat ku temukan, hal itu di
notis oleh teman ku, vina "kamu lihat apa?" tanya vina, aku yang sedang fokus ke arah stan 12 i pun
langsung melihat ke arah vina, "ah nggak papa, cuma cari stan yang jual minum" kataku. Selesai
berkeliling aku di ajak oleh dina untuk melihat pertunjukan yang di bawakan oleh adek kelasku, kita
melihat di depan kelas kami, selama pertunjukan berlangsung, mataku ini tak bisa diam, aku merasa
aneh pada diriku sendiri, mengapa aku terus terusan mencari orang itu? ah aku tak ambil pusing, aku
menikmati pertunjukan tadi, di selingi mengobrol dengan teman temanku. Pertunjukan demi
pertunjukan sudah ku tonton, sekarang ini giliran sesi menyanyi, para siswa berlarian menuju tengah
lapangan untuk berjoged, di saat itu pula, aku melihat kavin yang ikut berlari bersama temanya untuk
menuju lapangan, aku merasa senang? entahlah, aku merasa ada banyak kupu kupu berterbangan di
perutku, geli. Lagu pertama sudah selesai, para siswa kembali ke tempat masing masing, begitupun
dengan bian dan teman teman nya "eh itu kavin kan?" Ucap temanku sembari menunjuk ke arah barat,
aku melihat kearah yang temanku tunjuk, ya benar saja, dia berada di sana bersama teman teman nya,
aku exited sekali melihatnya di sana, "wah ini harus di abadikan, kesempatan nggak datang 2 kali"
ucapku dengan penuh semangat, aku segera mengeluarkan ponsel ku dan mengambil banyak foto nya
"ah ini benar benar tampan, lihat, dia begitu lucu" Ucapku sembari menunjukan hasil jepretan ku,
"katanya nggak suka? buat apa foto foto?" ujar dina dengan ekpresi yang menurut ku sangat
menjengkelkan, selama kegiatan berlangsung, aku terus saja memperhatikan nya, aku tak fokus dengan
acara di depan, aku hanya fokus kepada kavin, dia begitu tampan hari ini.

Waktu menunjukan pukul 12 siang, acara sudah selesai, aku bergegas untuk pulang, badanku rasanya
remuk semua. Sesampainya di rumah, aku cepat cepat membuka ponsel ku untuk melihat foto kavin
tadi, duhhh apa aku sudah gila? aku tersenyum sepanjang hari hanya karena fotonya saja, sedang asyik
melihat lihat hasil jepretan ku, ibu masuk untuk menyuruhku mandi, aku segera beranjak dari tempat
tidur dan mandi.

keesokan harinya, aku pergi sekolah seperti biasa, kegiatan hari ini adalah jumat bersih, semua siswa
sudah ada bagian masing masing untuk di bersihkan, setelah membersihkan area sekolah, kita di
kumpulkan untuk pembagian hadiah dari lomba lomba diesnatalis kemarin.

Aku duduk bersama teman teman ku di depan kelas, entah ini kebetulan yang keberapa, lagi lagi aku
lihat kavin sama temen temenya, dia pake baju pramuka padahal di hari itu semua di suruh pake
olahraga, emang berbeda, tapi dia terlihat tampan menggunakan seragam pramuka itu. Kelasku
mendapat 4 piagam, sangat luar biasa untuk ukuran kelas ku yg sulit untuk kompak, semua berkumpul di
kelas untuk membuka hadiah nya, lumayan berguna juga hadiahnya, setelah membuka hadiah kita
semua langsung pulang, saat keluar kelas, aku melihat kavin sedang bermain volly, aku ingin melihatnya
sebentar tapi nggak jadi karena aku numpang sama rinjani, baru saja mau melangkah kan kaki, tiba tiba
saja bola volly mendarat sempurna di kepala ku, spontan aku langsung memegang kepalaku yang
berdenyut nyeri, bola volly itu keras, aku mendengar temanku yang berteriak "heh kalian ini bagaimana
sih? Bisa main volly nggak? lihat, temanku kesakitan, cepat minta maaf" ucap Vale "udah ah nggak papa,
cuma pusing dikit" ucapku. Temanku bernama arsen menghampiriku dengan temanya, kavin. "Sorry,
tadi kavin ga sengaja" Ucap arsen kepadaku, "kavin nggak ada niatan bilang maaf gitu? udah salah malah
diem aja" ucap vale jengkel "ya sorry, ga sengaja" ucap bian, oh wow ini pertama kali aku denger
suaranya kavin, candu. Aku masih terpana akan ketampanan pria yang berdiri di depanku ini, sampai
sampai aku tak menyadari bahwa rinjani memanggilku terus menerus "anin, jangan bengong" Ucap
rinjani, "eh? hah? Kenapa?" aku gelagapan sendiri, sungguh memalukan, "ayo pulang, kan kavin udah
minta maaf juga tuh, jadi udah kan ini?" Ucap rinjani "eh iya ayo, pulang" ucapku sembari berdiri, rinjani
langsung menarik tanganku untuk pergi dari sana dengan aku yang masih meliaht kavin, dia tersenyum
ke arah ku, ini benar benar gila, senyumnya manis sekali, gula aja kalah manis sama dia.

saat malam hari, aku mendapat notifikasi dari orang asing dia bertanya "apa kepalamu masih sakit?" aku
hanya membacanya, kira kira siapa yang mengirim pesan kepadaku, ponsel ku berbunyi, ternyata orang
itu mengirimi ku pesan lagi "ini aku, kavin" aku terkejut sekali, seorang kavindra mengirim pesan
padaku, tanpa pikir lama aku segera membalas pesan nya, aku bilang kalau kepalaku hanga sedikit
pusing, dia meminta maaf berkali kali kepadaku, aku jadi tak enak kepadanya. Jam menunjukan pukul 10
malam, aku bergegas untuk tidur.

Pagi harinya, saat aku sedang sarapan, ibu menghampiriku dan berkata "itu di depan ada temanmu,
cepetan makan nya" siapa yang datang? tidak mungkin sekali teman teman ku, aku menyelesaikan
sarapan dengan segera, setelah berpamitan dengan kedua orang tua ku, aku bergegas keluar dan
menemukan seseorang yang berdiri di samping motornya, kavin? ngapain dia disini? Dia sadar bahwa
aku sudah keluar dari rumah "selamat pagi" ucapnya sembari tersenyum manis "selamat pagi juga"
jawabku dengan senyuman juga "ada apa ke rumah ku pagi pagi?" Tanya ku "sebagai tanda permintaan
maaf, aku mengajakmu untuk berangkat sekolah bersama, mau?" tanya kavin "ah jadi ngerepotin, lagi
pula aku nggak ada luka sedikitpun" ucapku "aku terus memikirkan mu dari semalam, takutnya nanti
kamu amnesia?" dia tertawa sembari mengucap kan itu "hadeh, ada ada aja" ucapku "mau berangkat
sekarang? udah jam segini, takutnya macet" ucap kavin "ayo aja" ucapku.

aku dan kavin berangkat ke sekolah bersama, sesampainya di sekolah. Aku dan kavin berjalan beriringan
menuju kelas karena kebetulan kelas kita ini berhadapan, saat di koridor, banyak pasang mata yang
menatap tak suka ke arah ku, mungkin karena aku berjalan dengan seorang kavindra, dia memang cukup
famous di sekolah, aku tak ambil pusing soal itu. "udah sampai, nanti pulang sama aku lagi" ucapnya
"nggak ah, ngerepotin, rumah kita nggak searah" ucapku sedikit tidak enak "nggak papa, berangkatnya
sama aku, jadi pulangnya juga sama aku lagi, dah aku ke kelas dulu" ucapnya sembari mengelus rambut
ku pelan, aku terdiam, duh badan ku rasanya kaku, kenapa dia bertingkah seperti itu?.

Benar saja, waktu pulang sekolah, kavin sudah menunggu ku di parkiran, kita pun pulang bersama.

semenjak saat itu aku dan kavin semakin dekat, aku yang apa apa harus sama kavin dan kavin pun
begitu. 3 hari belakangan aku merasakan ada yang aneh dengan kavin, dia terlihat menjauhi ku? entah
apa alasannya, aku sedih akan hal itu, rasanya aneh, setiap aku mengirim pesan, dia hanya membalas
seadanya, biasanya dia akan membahas hal hal yang tidak masuk akal, tp akhir akhir ini dia berbeda.
Sepulang dari sekolah, aku langsung masuk ke kamar tanpa menyapa kakak dan kedua orang tua ku yang
sedang duduk di depan tv, aku terus berada di dalam kamar dari pulang sekolah sampai malam hari, saat
pukul 7 malam aku mendengar pintu kamarku di ketuk dari luar, dengan cepat aku membuka pintu dan
ternyata itu ibu "di luar ada kavin, kamu temuin gih" ucap ibu sembari mengelus rambutku dan
tersenyum, aku yang mendengar penuturan ibu pun langsung bergegas ke luar, aku ingin cepat cepat
bertemu dengan kavin. Sesampainya di teras, aku melihat kavin di sana, dia rapi sekali? "mau kemana?
Rapi banget" ucapku seraya duduk di bangku debelah kavin "ya mau kesini, mau ngajak kamu keluar"
ucapnya "mau kemana?" Kataku "ikut aja, pakai jaket, aku tunggu disini" ucap kavin. Aku masuk ke
dalam untuk mengambik jaket, dan berganti celana. Aku kedepan untuk menemui kavin "sudah" ucapku
antusias "ayo pergi, aku udah bilang ke ibu" ucapnya, aku dan kavin berjalan ke arah motor nya "mau
kemana emang?" Ucapku penasaran "udah, ikut aja" ucap kavin sambil memakai kan helm ke padaku.
Surabaya malam ini sangat dingin karena habis di guyur hujan, kavin menarik tanganku untuk di
lingkarkan di pinggang nya, aku cukup kaget, pasalnya aku tak pernah seperti ini, paling mentok hanya
pegangan di kedua ujung Hoodie atau baju nya saja. Sekitar 15 menit di perjalanan, kini, aku dan kavin
sampai di tempat, yang kulihat hanya tempat makan yang sering aku dan kavin kunjungi, tp tak apalah,
kebetulan aku belum makan dari sepulang sekolah. Aku dan kavin masuk, kita di arahkan untuk ke meja
yang sudah kavin pesan, "mungkin emang udah di persen duluan kali ya" ucapku dalam hati, seperti
biasa, aku dan kavin memesan menu yang sama. saat di pertengahan makan, ada salah satu karyawan di
tempat itu datang dengan membawa bunga dan memberinya kepada kavin, aku terkejut saat itu.
Ternyata pada malam itu kavin mengatakan kepadaku bahwa dia sudah tertarik kepadaku sejak kelas 11,
di malam itu juga kita resmi menjadi sepasang kekasih.

Anda mungkin juga menyukai