Kelompok 5 - Patient Safety Pada Neonatus Dan Bayi
Kelompok 5 - Patient Safety Pada Neonatus Dan Bayi
Oleh :
Kelompok 5
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
kebidanan, intervensi, melakukan tindakan dan serta evaluasi tidak terjadi
medical error.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari patient safety.
1.3.2 Mengetahui tujuan dari patient safety.
1.3.3 Mengetahui stanndart dari patient safety.
1.3.4 Mengetahui sasaran keselamatan pasien.
1.3.5 Mengetahui kesalahan medis pasien.
1.3.6 Mengetahui penerapan patient safety pada neonatus.
2
BAB 2
Dilansir dari CNN Indonesia, Ibu yang bernama Siti Mauliah (S) asal
Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengaku bayi laki-lakinya tertukar usai
melahirkan di rumah sakit pada 18 Juli 2022. Hari pertama masih disusui. Ketika
hari kedua bertemu bayinya lagi untuk menyusui, sudah merasa aneh karena
secara psikologis mungkin merasa beda waktu menyusui di hari kedua. Pada hari
ketiga setelah melahirkan saat akan pulang, seorang suster bertanya kepada ibu S
perihal nama pasien.
Polisi pun mengaku telah menerima laporan tersebut. Kasi Humas POlres
Bogor mengatakan saat ini laporan tersebut masih dalam proses penyelidikan.
Polisi akan menyampaikan informasi lebih lanjut soal penyelidikan kasus
ini.Informasi ini baru diketahui pihak RS setelah Ibu S kemudian datang sampai
bertemu dengan manajemen RS sekitar bulan Mei di 2023. Dengan temuan itu,
pihak RS lantas merasa perlu untuk melakukan tes dengan ibu berinisial B yang
3
diduga sebagai ibu asli. Akan tetapi kuasa hukum RS menyebut B belum ingin tes
karena mentalnya tidak siap
4
BAB 3
PEMBAHASAN
5
3.3 Standar Pasien Safety
Menurut Permenkes Nomor 11 tahun 2017 tentang keselamatan pasien,
standar patient safety adalah:
1. Hak pasien
Standarnya adalah Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk
mendapatkan informasi tentang rencana dan hasi pelayanan termasuk
kemungkinan KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).
Kriterianya adalah :
a) Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan.
b) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikanpenjelasan
yang jelas dan benar kepadapasien dan keluargatentang rencana dab
hasil pelayanan, pengobatan atauprosedur untuk pasien termasuk
kemuningkan terjadinyaKTD
2. Mendidik keluarga pasien
Standarnya adalah Rumah sakit harus mendidik pasien tentangkewajiban
dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.Kriterianya adalah
Keselamatan dalam memberikan pelayanandapat di tingkatkan dengan
keterlibatan pasien adalah partnerdalam proses pelayanan, karena itu di
rumah sakit harus adasistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarga
pasiententang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhanpasien.
Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dankeluarga dapat:
a) Memberikan informasi yang jelas, lengkap dan jujur.
b) Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab.
c) Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.
d) Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
e) Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
f) Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
g) Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.
6
Standarnya adalah Rumah sakit menjamin kesinambunganpelayanan dan
menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unitpelayanan. Kriterianya
adalah:
a) Koordinasi pelayanan secara menyeluruh.
b) Koordinasi pelayanan disesuaikan kebituhan pasien dan kelayakan
sumber daya
c) Koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasi
d) Komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien. Standarnya adalah
Rumah sakit mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,
menganalisis secara intensif KTD dan melakukan perubahan untuk
meningkatkan kinerja serta KTD. Kriterianya adalah:
a) Setiap rumah sakit melakukan rancangan (design) yang baik sesuai
dengan "Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit".
b) Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja.
c) Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif.
d) Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data semua data dan
informasi hasil analisis.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
Standarnya adalah :
a) Pimpinan dorong dan jamin implementasi program keselamatan
pasien melalui "7 Langkah Menuju Keselamatan Pasien di Rumah
Sakit".
b) Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif dan
indentifikasi risiko keselamatan pasien dan mengurangi KTD.
c) Pimpinan dorong dan tumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar
unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
keselamatan pasien.
7
d) Pemimpin mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk
mengukur, mengkaji dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta
tingkatkan keselamatan pasien.
e) Pemimpin mengukur dan mengkaji efektifitas konstribusi dalam
meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien.
Kriterianya adalah :
a) Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola programkeselamatan
pasien.
b) Terdapat tim program proaktifuntuk identifikasi risikokeselamatan
dan program meminimalkan insden.
c) Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa
semuakomponendarirumahsakitterintegritasdanberpartisipasi.
d) Tersedia prosedur cepat tanggap" terhadap insiden,termasuk
asuhankepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada
orang lain dan penyimpanan informasi yang benar dan jelas untuk
keperluan analisis.
e) Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan
dengan insiden.
f) Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden.
g) Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit
dan antar pengelolaan pelayanan.
h) Tersedia sumber daya dan sisitem informasi yang dibutuhkan.
i) Tersedia sasaran terukur dan pengumpulan informasi menggunakan
kriteria objektif untuk mengevaluasi efektifitas perbaikan kinerja
rumah sakit dan keselamatan pasien.
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
Standarnya adalah :
a) Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi
untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dnegan
keselamatan pasien secara jelas.
8
b) Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kopetensi staf
serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.
Kriterianya adalah :
a) Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat
topik keselamatan pasien.
b) Mengintegrasi topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan
inservice dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan
insiden.
c) Menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok
(teamwork) guna mendukung pendekatan komunikasi dan
kolaboratif dalam rangka melayani pasien.
d) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien.
Standarnya adalah :
a) Rumah sakit merencanakan dan mendesign proses manajemen
informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi
internal dan eksternal.
b) Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
Kriterianya adalah :
a) Disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesign proses
manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal
terkait dengan keselamatan pasien.
b) Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi
untuk merevisi menejemen informasi yang ada.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamtan pasien
Standarnya adalah terdiri dari :
a) Fasilitas pelayanan kesehatan merencanakan dan mendesain proses
manajemen informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan
informasi internal dan eksternal
b) Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat
9
Kriterianya adalah terdiri dari :
10
memperhatikan peresepan, penyimpanan, penyiapan, pencatatan, serta
memonitoring. Obat jenis high alert disimpan di bagian farmasi/unit/depo.
d. Sasaran 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang
benar, pembedahan pada pasien yang benar.
Pemberian tanda di tempat operasi, lokasi tempat operasi harus diberi
tanda yang tepat dan dapat dikenali, termasuk sisi lateral, daerah struktur
multipel, jari baik tangan maupun kaki, lesi, dan juga tulang belakang.
1) Melakukan verifikasi praoperasi, dilakukan sebelum pasien tiba di
tempat operasi dengan memastikan ketepatan tempat, prosedur dan
pasien, dokumen yang terkait, rontgen, dan hasil pemeriksaan yang
relevan, tersedia peralatan medik khusus seperti implant yang
dibutuhkan pasien.
2) Melakukan Time Out sebelum tindakan, dilakukan dengan semua
anggota tim yang terlibat datang dan menyelesaikan pertanyaan yang
belum terjawab atau hal lain yang masih diragukan
e. Sasaran 5 : Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan
Upaya untuk mengurangi infeksi dengan menerapkan hand hygiene sesuai
dengan pedoman World Health Organization (WHO) dengn para staf
diberikan pelatihan menggunakan sabun, disinfektan, dan handuk sekali
pakai.
f. Sasaran 6 : Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
Menjalankan program monitoring misalnya, pembatasan gerak atau juga
pembatasan intake cairan untuk mengurangi risiko dengan menetapkan
kebijakan dan prosedur yang sesuai dengan rumah sakit.
11
terkecuali aspek pengertian kesalahan medis yang sangat multipersepsi di
kalangan akademisi dan praktisi.
Terdapat pengelompokan tipe kesalahan medis antara lain :
a. Diagnostik
1) Kesalahan atau keterlambatan diagnosis
2) Gagal atau terlambar melakukan tes
3) Menggunakan tes yang sudah ketinggalan zaman
4) Kegagalan dalam menindaklanjuti hasil tes
b. Terapi
1) Kesalahan dalam melakukan tindakan bedah, prosedur atau tes
2) Kesalahan dalam memberikan terapi
3) Kesalahan dalam menetapkan dosis atau cara menggunakan sebuah
obat
4) Keterlambatan dalam mengobati atau merespon hasil tes yang
abnormal
5) Memberikan terapi yang tidak tepat indikasi
c. Pencegahan
1) Kegagalan dalam memberikan pengobatan profilaksis
2) Kegagalan dalam memonitor atau menindaklanjuti pengobatan
d. Lain-lain
1) Kegagalan dalam berkomunikasi
2) Faktor alat medis (tidak tersedia dan rusak)
3) Kegagalam sistem lainnya
12
c. Saat nama bayi sudah didaftarkan, gelang pengenal berisi data ibu dapat
dilepas dan diganti dengan gelang pengenal yang berisikan data bayi
d. Gunakan gelang pengenal berwarna merah muda (pink) untuk bayi
perempuan dan biru untuk bayi laki-laki
e. Pada kondisi di mana jenis kelamin bayi sulit ditentukan, gunakan gelang
pengenal bewarna putih.
13
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien
lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
Pengaturan Keselamatan Pasien bertujuan untuk meningkatkan mutu
pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan melalui penerapan manajemen risiko
dalam seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan
kesehatan. Sasaran keselamatan pasien yaitu : Identifikasi pasien dengan
benar, Peningkatan komunikasi efektif, Meningkatkan keamanan obat-obatan
yag harus diwaspadai, Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur
yang benar, pembedahan pada pasien yang benar, Mengurangi risiko infeksi
akibat perawatan kesehatan, Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.
4.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan,untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan supaya menjadi
lebih baiklagi dan semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami
dan umumnya bagi para pembaca
14
DAFTAR PUSTAKA
15