Tugas Pertemuan Kedua
Tugas Pertemuan Kedua
CAPAIAN PEMBELAJARAN
MATERI
A. Konsep dalam Materi PPKn SD
Belajar tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada dasarnya adalah
belajar tentang keindonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang
berkepribadian Indonesia, membangun rasa kebangsaan, dan mencintai
tanah air Indonesia. Oleh karena itu, seseorang sarjana atau professional
sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, memiliki kepribadian
Indonesia, memiliki rasa kebangsaan Indonesia, dan mencintai tanah air
Indonesia. Dengan demikian, ia menjadi warga negara yang baik dan terdidik
(Smart and God Citizen) dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang
demokratis Dalam bab awal ini akan membahas secara singkat dan
sistematis mengenai konsepsi dasar Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan dengan berorientasi pada beberapa konsep dasar.
Pendidikan kewarganegaraan dalam perkembangan nya dewasa ini sangat
bersifat sentral hal ini dikarenakan tujuan paling substansial dari
pendidikan kewarganegaraan salah satu nya ialah senantiasa dapat
menelusuri konsep dan urgensinya dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, kemudian menggali pula sumber historis, sosiologis dan politis
dalam pendidikan kewarganegaraan, lalu berusaha untuk mendeskripsikan esensi
dan urgensi pendidikan kewarganegaraan kelak di masa depan.
Konsep Pendidikan Kewarganegaraan dirumuskan secara luas untuk
mencangkup proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan
tanggung jawabnya sebagai warga negara dan secara khusus peran pendidikan
termasuk didalamnya persekolahan, pengajaran dan pembelajaran, dalam proses
penyiapan warga negara tersebut. Adapun konsep dasar dari pembelajaran PPKn
adalah sebagai berikut:
1. Bertujuan mempancasilakan warga negara Indonesia
2. Suatu rangkaian system nilai kehidupan manusia, masyarakat dan negara.
3. Rangkaian moralitas hidup yang dicita-citakan Pancasila
4. Nilai dan moral Pancasila membudaya dalam diri setiap warga negara
5. PKn bukan semata-mata menyajikan dan membelajarkan fakta tentang
institusi/lembaga dan prosedur kehidupan politik dari suatu negara, tetapi juga
menyangkut persoalan jatidiri dan identitas suatu bangsa itu.
6. PKn pada dasarnya bertujuan membentuk warga negara yang baik (good
citizen), (soemantri, 2001).
7. PKN sebagai pendidikan demokrasi, pendidikan karakter bangsa, pendidikan
nilai dan moral, pendidikan bela negara, pendidikan politik, dan pendidikan
hokum (Sapriya, 2007).
Selain konsep dasarnya PPKn juga didefinisikan oleh beberapa ahli dalam
bidangnya, yaitu:
Pendidikan
kewarganegaraan
memainkan peran penting
dalam memastikan
bahwa siswa memahami hak
dan kewajiban mereka
sebagai warga negara yang
bertanggung
jawab. Penanaman nilai-
nilai luhur
kewarganegaraan harus di
tuangkan seseorang paling
minimal saat pendidikan
Sekolah Dasar (Ratri E
& Najicha, 2022).
Pendidikan
kewarganegaraan
bertujuan untuk
membentuk warga negara
yang cerdas, sadar, dan
bertanggung jawab terhadap
tugas dan hak-haknya
sebagai anggota
masyarakat. Nilai-nilai
kewarganegaraan memiliki
peran krusial dalam
pembentukan generasi
masa depan.
Pendidikan
kewarganegaraan dapat
membuat pondasi dan
karakter dalam kehidupan
berkewarganegaraan
(Septiano A & Najicha,
2022). Pendidikan
kewarganegaraan yang tepat
membuat seseorang
memiliki nilai moral
lebih. Moralitas yang
tercipta dari Pendidikan
kewarganegaraan memiliki
keselarasan dengan bangsa
Indonesia (Ramadhan M &
Najicha,
2022). Pendidikan
kewarganegaraan adalah
bagian integral dari
sistem pendidikan di
Indonesia
Rangkuman
1. Jawaban: d. Proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung
jawabnya sebagai warga negara
2. Jawaban: c. Nilai yang tidak membudaya dalam diri setiap warga negara
6. Jawaban: b. Sesuatu yang berharga, berguna, indah, dan memperkaya batin yang
Cogan, J.J. (1999). Develoving the civic society : The Role of Civic Education .
Bandung. CICED.
Ratri, E. P., & Najicha, F. U. (2022). Urgensi Pancasila Dalam Menanamkan Jiwa
Nasionalisme Pada Generasi Muda Di Era Globalisasi. Jurnal Global Citizen:
Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan, 11(1), 25–33.