1) Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada
peserta didik dalam bentuk tulisan. Tes tertulis menuntut respons dari peserta tes yang
dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimiliki. Instrumen tes
tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian. Pengembangan instrumen tes tertulis mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut.
a) Menetapkan tujuan tes, yaitu untuk seleksi, penempatan, diagnostik, formatif,
atau sumatif.
b) Menyusun kisi-kisi, yaitu spesifikasi yang digunakan sebagai acuan menulis
soal. Kisi-kisi memuat rambu-rambu tentang kriteria soal yang akan ditulis,
meliputi KD yang akan diukur, materi, indikator soal, level kognitif, bentuk
soal, dan nomor soal. Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah
sesuai dengan tujuan tes dan proporsi soal per KD atau materi yang hendak
diukur lebih tepat.
c) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan butir soal.
Tabel 28
Model Kisi-Kisi Tes Tertulis Bentuk Pilihan Ganda
Tes tulis terdiri dari tes tulis bentuk pilihan ganda dan uraian. Pada tes tulis
pilihan ganda, butir soal terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Dari
pilihan jawaban tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar atau
paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor).
No
Nama Nomor Soal
.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ahmad √ - √ √ - √ √ √ √ √
Siti √ √ √ √ √ √ - √ - √
Dst.
Sebagai contoh, apabila kita melakukan penilaian dalam soal pilihan ganda
dengan jumlah soal 10 maka soal benar kita beri skor = 1 dan soal salah
kita beri skor = 0. Jadi, mencari skor pada soal pilihan ganda kita dapat
mencari nilainya dengan rumus
Skor = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ x 100.
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
Setelah skor nilai telah diperoleh, maka kita bisa mengkonversikannya
apabila nilai skor yang diperoleh 0 – 79 maka dia mendapatkan nilai C.
Apabila nilai yang didapat 80–89 maka mendapatkan nilai A , dan jika dia
mendapatkan nilai 90–100 maka nilai yang didapatkan adalah A.
No
Nama Nomor Soal
.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ahmad 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1
Siti 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2
Dst.
Keterangan :
Total Skor = 20
Jawaban sesuai dan tepat skor 2
Jawaban tidak sesuai / tepat = 1
Tidak dijawab = 0
Skor = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ x 100
Total Skor
Keterangan: Nilai 90 – 100 = A Nilai 80 – 89 = B Nilai 0 – 79 = C
Sedangkan Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut peserta didik
mengorganisasikan dan menuliskan jawaban dengan kalimatnya sendiri.
Penilaian sebaiknya lebih banyak menilai keterampilan berpikir tingkat
tinggi/high order thinking skills (HOTS) yaitu bentuk soal yang memiliki
tingkatan berpikir menganalisis, mengevaluasi, sampai ke mencipta. Untuk
melatih HOTS sebaiknya penilaian lebih banyak diberikan dalam bentuk uraian.
Kaidah penulisan soal bentuk uraian sebagai berikut
a) Substansi/materi terdiri dari: Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes
bentuk uraian); Tidak bersifat SARA dan PPPK (Suku/Agama/Ras/Antar-
golongan/Pornografi/ Politik/Propaganda/Kekerasan); Batasan pertanyaan dan
jawaban yang diharapkan sesuai; Materi yang diukur sesuai dengan
kompetensi; Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan tingkat kelas;
Konstruksi; Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal;
Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah yang
menuntut jawaban terurai; Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus
jelas dan berfungsi; Ada pedoman penskoran atau rubrik.
a) Bahasa yang terdiri dari: Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif;
Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku, kecuali untuk mata
pelajaran bahasa asing dan/atau bahasa daerah; Tidak mengandung kata-
kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian;
Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan; Tidak menggunakan
bahasa yang berlaku setempat Lebih jelasnya dapat dilihat pada Contoh
Kisi-Kisi Soal Uraian
Tabel 29
Model Kisi-Kisi Tes Tertulis Bentuk Uraian
............................................................
Kelas/Semester : ..........................................................
Tahun pelajaran : ...........................................................
Mata Pelajaran : ...........................................................
2) Tes lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik
menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran.
Jawaban peserta didik dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf. Tes lisan
menumbuhkan sikap peserta didik untuk berani berpendapat.
Rambu-rambu pelaksanaan tes lisan sebagai berikut.
a) Tes lisan dapat digunakan untuk mengambil nilai (assessment of learning) dan
dapat juga digunakan sebagai fungsi diagnostik untuk mengetahui pemahaman
peserta didik terhadap kompetensi dan materi pembelajaran (assessment for
learning).
b) Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan lingkup materi
pada kompetensi dasar yang dinilai.
c) Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didik dalam
mengonstruksi jawaban sendiri.
d) Pertanyaan disusun dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.
3) Penugasan
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Penilaian ini bertujuan untuk pendalaman terhadap penguasaan kompetensi
pengetahuan yang telah dipelajari atau dikuasai di kelas melalui proses
pembelajaran. Dalam memberikan tugas kepada peserta didik hendaknya
ditentukan batas waktu pekerjaannya. (Kunandar, 2013, hal. 225).
Rambu-rambu penugasan.
a) Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
b) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik, selama proses pembelajaran atau
merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.
c) Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
d) Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
e) Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara
kelompok.
f) Pada tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok.
g) Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
h) Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
Tabel 31
Contoh Pengolahan Hasil Penugasan
Skor
P P K T K
e e e a e
n l s m t
d a i p e
No Nama a k m i r Jumlah Nilai
Skor
h s p l b
u a u a a
l n l n c
u a a a
a a n a
n n n
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Fulan 4 2 2 3 3 14 70
dst.
Keterangan:
● Skor maksimal = Jumlah skor tertinggi setiap kriteria.
Pada contoh di atas, skor maksimal = 5+4+4+4+4 = 21.
● Nilai tugas =
Pada contoh di atas nilai tugas Adi = x 100 = 66,67. Dibulatkan menjadi 70.
yang dipahami oleh peserta didik setelah mengamati atau membaca bahan yang
disajikan oleh guru.
2) Pertanyaan Interpretasi. Pertanyaan interpretasi diajukan pada peserta
didik berkaitan dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak ada dalam
bahan yang disajikan oleh guru, dan para peserta didik mesti bisa
memberikan makna. Pertanyaan Interpretasi ditujukan agar para peserta
didik bisa memberikan makna suatu konsekuensi dari suatu gejala atau
sebab yang ada.
3) Pertanyaan Transfer, merupakan upaya untuk memperluas wawasan atau
bersifat horizontal. Pertanyaan transfer mencakup pula aplikasi ilmu pada
kasus yang lain. Contoh Pertanyaan Transfer, seperti: Apakah perbedaan
teori…dengan teori…? Bagaimana kalau teori ini diterapkan pada kasus…?
4) Pertanyaan Hipotetik. Pertanyaan hipotesis memiliki arah untuk
mendorong peserta didik melakukan prediksi atau peramalan dari
sesuatu permasalahan yang dihadapi dan/atau mengambil kesimpulan
untuk generalisasi. Pada Pertanyaan Hipotetik, hipotesis dan kesimpulan
ini merupakan hasil pemahaman permasalahan ditambah data atau
informasi yang telah dimiliki dan/atau data yang sengaja telah diperoleh
untuk mengkaji permasalahan tersebut lebih jauh.
b. Jenis soal pilihan ganda, pengembangan instrumen soal HOTS jenis pilihan
ganda memiliki 4 Tipe, yaitu: tipe pilihan ganda biasa; tipe pilihan ganda
kompleks; Tipe pilihan ganda Kasuistik; dan Tipe pilihan ganda asosiatif
1. Tipe Pilihan Ganda Biasa. Berikut contoh instrument soal HOTS plihan ganda
Asosiatif
Perhatikan ilustrasi di bawah ini
Konflik horizontal yang terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir Nampak
semakin membesar karena dipicu oleh perbedaan. Konflik Sampit dan Sambas
membesar karena ada perbedaan suku. Konflik Ambon membesar karena perbedaan
agama. Konflik Sampang membesar karena adanya perbedaan aliran atau mazhab.
Jika dipelajari, pemicu dari konflik-konflik tersebut adalah hal-hal kecil, yang dapat
dikategorikan kasus kriminal biasa. Namun karena sentimen SARA maka perkara
kecil dibesar-besarkan dan perbedaan SARA menjadi katalisator.
c. Jenis soal pilihan ganda, pengembangan instrumen soal HOTS jenis pilihan ganda
memiliki 4 Tipe, yaitu: tipe pilihan ganda biasa; tipe pilihan ganda kompleks; Tipe
pilihan ganda Kasuistik; dan Tipe pilihan ganda asosiatif
1) Tipe Pilihan Ganda Biasa. Berikut contoh instrument soal HOTS pilihan ganda
biasa
3) Tipe Pilihan Ganda Biasa. Berikut contoh instrument soal HOTS plihan ganda
Asosiatif
Perhatikan ilustrasi di bawah ini
Konflik horizontal yang terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir Nampak
semakin membesar karena dipicu oleh perbedaan. Konflik Sampit dan Sambas
membesar karena ada perbedaan suku. Konflik Ambon membesar karena perbedaan
agama. Konflik Sampang membesar karena adanya perbedaan aliran atau mazhab.
Jika dipelajari, pemicu dari konflik-konflik tersebut adalah hal-hal kecil, yang dapat
dikategorikan kasus kriminal biasa. Namun karena sentimen SARA maka perkara
kecil dibesar-besarkan dan perbedaan SARA menjadi katalisator.
Kunci Jawaban E
15