Anda di halaman 1dari 4

Tips membuat soal HOTS

Soal-soal HOTS sangat direkomendasikan untuk digunakan pada berbagai


bentuk penilaian siswa karena melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi
yang merupakan salah satu kompetensi penting dalam dunia modern. Dalam
membuat soal ujian perlu memperhatikan hal-hal krusial seperti
memperhatikan indikator pembuatan soal yang baik dan benar. Berikut ini
adalah beberapa tips yang bisa Anda terapkan dalam membuat soal ujian
HOTS:

1.Tentukan tujuan pembelajaran

Sebelum membuat soal, tentukan terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang


ingin dicapai. Apa kira-kira yang Anda inginkan untuk dicapai oleh siswa
setelah mempelajari materi tersebut?

2. Pilih topik yang tepat dan tentukan jenis pertanyaannya

Pilih topik yang tepat dan relevan dengan tujuan pembelajaran. Pastikan topik
yang Anda pilih juga memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tingginya.
Kemudian, dari topik yang dipilih tersebut, buatlah pertanyaan-pertanyaan
yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti analisis, sintesis,
evaluasi, dan kreativitas. Hindari pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban
yang sederhana dan faktual.

3. Gunakan kata kunci

Ada beberapa kata kunci yang bisa anda gunakan dalam penyusunan soal
HOTS, seperti "mengapa", "bagaimana", "apa yang terjadi jika", “jelaskan”, dan
sebagainya. Penggunaan kata kunci seperti ini akan memacu siswa untuk
berpikir lebih dalam dan kritis dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.

4. Buat konteks yang menarik

Dengan membuat konteks atau situasi yang menarik siswa menjadi lebih
tertarik dan termotivasi untuk menjawab pertanyaan dengan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Pada soal asesmen yang kontekstual siswa
mengkonstruksi responnya sendiri, tidak hanya sekedar memilih jawaban yang
tersedia; soal yang diberikan mampu mengevaluasi strategi yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda;
soal merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata. Berikut ini
lima karakteristik asesmen kontekstual, yang disingkat menjadi REACT.

1. Relating – asesmen yang diberikan terkait langsung dengan konteks


pengalaman di kehidupan nyata.
2. Experiencing – asesmen yang ditekankan kepada
penggalian (exploration), penemuan (discovery), dan
penciptaan (creation).
3. Applying – asesmen yang menuntut kemampuan siswa untuk
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk
menyelesaikan masalah-masalah nyata.
4. Communicating – asesmen yang menuntut kemampuan siswa untuk
mampu mengkomunikasikan kesimpulan model dan kesimpulan
konteks masalah.
5. Transferring – asesmen yang menuntut kemampuan siswa untuk
mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam
situasi atau konteks baru.

5. Bentuk soal yang beragam

Berdasarkan Programme for International Students Assessments (PISA),


menerapkan bentuk soal yang beragam bertujuan agar dapat memberikan
informasi yang lebih rinci dan menyeluruh tentang kemampuan peserta tes.
Bentuk soal yang beragam menggambarkan kemampuan siswa sesuai dengan
keadaan yang sesungguhnya dan penilaian dilakukan secara objektif, sehingga
dapat menjamin akuntabilitas penilaian. Berikut beberapa alternatif bentuk
soal yang dapat Anda gunakan untuk menulis butir soal HOTS berdasarkan
model pengujian PISA:

1. Pilihan ganda, bentuk soal yang terdiri dari pokok soal dan pilihan
jawaban. Pilihan jawaban sendiri terdiri atas kunci jawaban dan
pengecoh (distractor). Jawaban yang benar diberikan skor 1, dan jika
salah diberikan soal 0.
2. Pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak), bentuk soal pilihan
ganda kompleks ini dapat menguji pemahaman siswa terhadap suatu
permasalahan secara komprehensif terkait pernyataan satu dengan
pernyataan lainnya. Soal yang diberikan dapat berbentuk bacaan, siswa
diberikan beberapa pernyataan dan diminta untuk memilih apakah
pernyataan tersebut benar/salah berdasarkan bacaan yang telah
diberikan tersebut.
3. Mencocokkan (matching), bentuk soal mencocokkan (matching) ini
tersusun dalam dua deret butir tes, dimana deret pertama terdiri dari
pertanyaan atau pernyataan. Pertanyaan atau pernyataan tersebut
diberikan nomor, misalnya (1) sampai (10). Deret kedua merupakan
jawaban dari pertanyaan atau pernyataan yang diberikan pada deret
pertama. Jawaban pada deret kedua diberikan penanda yang berbeda
dengan deret pertama, misal menggunakan huruf seperti (a) sampai (j).
4. Isian atau melengkapi, bentuk soal ini menuntut siswa untuk menjawab
dengan cara mengisi bagian dalam kalimat penyataan yang rumpang
dengan kata, frasa, angka, maupun simbol. Bagian kalimat yang harus
dilengkapi tersebut sebaiknya hanya satu dalam satu butir soal, atau
paling banyak dua.
5. Uraian, dalam bentuk soal uraian ini siswa dituntut untuk dapat
mengekspresikan pendapatnya menggunakan kata-kata yang disusun
sendiri berdasarkan apa yang diketahui atau dipelajari sebelumnya.

6. Berikan petunjuk yang jelas

Dengan memberikan petunjuk yang jelas dan lengkap, siswa akan lebih
mudah memahami tujuan dan instruksi dari soal yang Anda berikan, sehingga
jawaban yang dihasilkan lebih tepat dan akurat. Hal ini juga dapat
meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam mengerjakan soal, serta
membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang
lebih baik.
Penyusunan soal HOTS tidak boleh sembarangan. Cara membuat soal HOTS harus
mengikuti langkah-langkah berikut ini:

1. Menganalisis Kompetensi Dasar yang dapat dibuat soal-soal HOTS

Pertama-tama, Guru Pintar harus memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.
Guru Pintar dapat melakukan langkah ini secara mandiri atau melalui forum MGMP.
Terkadang tidak semua KD dapat dibuatkan soal yang bersifat HOTS. Oleh karena itu,
kejelian dan ketelitian sangat diperlukan.

2. Menyusun kisi-kisi soal

Kisi-kisi soal-soal HOTS memiliki tujuan untuk membantu Guru Pintar dalam menulis
butir soal. Kisi-kisi soal HOTS penting untuk membantu dan mengarahkan guru dalam
memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, memilih materi pokok yang terkait
dengan KD yang akan diuji, merumuskan indikator soal, dan menentukan level kognitif.

3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual

Contoh soal HOTS yang sudah sering Guru Pintar lihat pasti memiliki stimulus. Stimulus
yang digunakan dalam penyusunan soal HOTS harus menarik dan kontekstual.
Stimulus yang menarik akan membuat siswa mau membaca stimulus dengan seksama.
Sedangkan kontekstual berarti sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal

Penulisan butir-butir pertanyaan harus sesuai dengan kaidah penulisan butir soal
HOTS. Kaidah penulisan butir soal HOTS sedikit berbeda dengan kaidah penulisan
butir soal pada umumnya. Perbedaannya hanya terletak pada aspek materi saja.
Sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasanya relatif sama.

5. Membuat rubrik

Dalam setiap butir pertanyaan HOTS yang ditulis harus dilengkapi dengan rubrik atau
pedoman penskoran. Rubrik dibuat untuk soal HOTS dalam bentuk uraian. Sedangkan
soal HOTS yang berbentuk pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah,
ya/tidak), dan isian singkat, Guru Pintar harus menuliskan kunci jawaban.

Anda mungkin juga menyukai