Pilih topik yang tepat dan relevan dengan tujuan pembelajaran. Pastikan topik
yang Anda pilih juga memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tingginya.
Kemudian, dari topik yang dipilih tersebut, buatlah pertanyaan-pertanyaan
yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti analisis, sintesis,
evaluasi, dan kreativitas. Hindari pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban
yang sederhana dan faktual.
Ada beberapa kata kunci yang bisa anda gunakan dalam penyusunan soal
HOTS, seperti "mengapa", "bagaimana", "apa yang terjadi jika", “jelaskan”, dan
sebagainya. Penggunaan kata kunci seperti ini akan memacu siswa untuk
berpikir lebih dalam dan kritis dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.
Dengan membuat konteks atau situasi yang menarik siswa menjadi lebih
tertarik dan termotivasi untuk menjawab pertanyaan dengan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Pada soal asesmen yang kontekstual siswa
mengkonstruksi responnya sendiri, tidak hanya sekedar memilih jawaban yang
tersedia; soal yang diberikan mampu mengevaluasi strategi yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda;
soal merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata. Berikut ini
lima karakteristik asesmen kontekstual, yang disingkat menjadi REACT.
1. Pilihan ganda, bentuk soal yang terdiri dari pokok soal dan pilihan
jawaban. Pilihan jawaban sendiri terdiri atas kunci jawaban dan
pengecoh (distractor). Jawaban yang benar diberikan skor 1, dan jika
salah diberikan soal 0.
2. Pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak), bentuk soal pilihan
ganda kompleks ini dapat menguji pemahaman siswa terhadap suatu
permasalahan secara komprehensif terkait pernyataan satu dengan
pernyataan lainnya. Soal yang diberikan dapat berbentuk bacaan, siswa
diberikan beberapa pernyataan dan diminta untuk memilih apakah
pernyataan tersebut benar/salah berdasarkan bacaan yang telah
diberikan tersebut.
3. Mencocokkan (matching), bentuk soal mencocokkan (matching) ini
tersusun dalam dua deret butir tes, dimana deret pertama terdiri dari
pertanyaan atau pernyataan. Pertanyaan atau pernyataan tersebut
diberikan nomor, misalnya (1) sampai (10). Deret kedua merupakan
jawaban dari pertanyaan atau pernyataan yang diberikan pada deret
pertama. Jawaban pada deret kedua diberikan penanda yang berbeda
dengan deret pertama, misal menggunakan huruf seperti (a) sampai (j).
4. Isian atau melengkapi, bentuk soal ini menuntut siswa untuk menjawab
dengan cara mengisi bagian dalam kalimat penyataan yang rumpang
dengan kata, frasa, angka, maupun simbol. Bagian kalimat yang harus
dilengkapi tersebut sebaiknya hanya satu dalam satu butir soal, atau
paling banyak dua.
5. Uraian, dalam bentuk soal uraian ini siswa dituntut untuk dapat
mengekspresikan pendapatnya menggunakan kata-kata yang disusun
sendiri berdasarkan apa yang diketahui atau dipelajari sebelumnya.
Dengan memberikan petunjuk yang jelas dan lengkap, siswa akan lebih
mudah memahami tujuan dan instruksi dari soal yang Anda berikan, sehingga
jawaban yang dihasilkan lebih tepat dan akurat. Hal ini juga dapat
meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam mengerjakan soal, serta
membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang
lebih baik.
Penyusunan soal HOTS tidak boleh sembarangan. Cara membuat soal HOTS harus
mengikuti langkah-langkah berikut ini:
Pertama-tama, Guru Pintar harus memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.
Guru Pintar dapat melakukan langkah ini secara mandiri atau melalui forum MGMP.
Terkadang tidak semua KD dapat dibuatkan soal yang bersifat HOTS. Oleh karena itu,
kejelian dan ketelitian sangat diperlukan.
Kisi-kisi soal-soal HOTS memiliki tujuan untuk membantu Guru Pintar dalam menulis
butir soal. Kisi-kisi soal HOTS penting untuk membantu dan mengarahkan guru dalam
memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, memilih materi pokok yang terkait
dengan KD yang akan diuji, merumuskan indikator soal, dan menentukan level kognitif.
Contoh soal HOTS yang sudah sering Guru Pintar lihat pasti memiliki stimulus. Stimulus
yang digunakan dalam penyusunan soal HOTS harus menarik dan kontekstual.
Stimulus yang menarik akan membuat siswa mau membaca stimulus dengan seksama.
Sedangkan kontekstual berarti sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulisan butir-butir pertanyaan harus sesuai dengan kaidah penulisan butir soal
HOTS. Kaidah penulisan butir soal HOTS sedikit berbeda dengan kaidah penulisan
butir soal pada umumnya. Perbedaannya hanya terletak pada aspek materi saja.
Sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasanya relatif sama.
5. Membuat rubrik
Dalam setiap butir pertanyaan HOTS yang ditulis harus dilengkapi dengan rubrik atau
pedoman penskoran. Rubrik dibuat untuk soal HOTS dalam bentuk uraian. Sedangkan
soal HOTS yang berbentuk pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah,
ya/tidak), dan isian singkat, Guru Pintar harus menuliskan kunci jawaban.