Makalah Materi PAI IKA INDRIA
Makalah Materi PAI IKA INDRIA
DALAM ISLAM
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Materi PAI
Dosen Pengampu : Dr. MUHAMMAD ZEIN S.Pd.I, M.Pd.I
DISUSUN OLEH :
IKA INDRIA ADISTY ( 19.02.0007 )
Prodi : Tarbiyah (Pendidikan Agama Islam)
Semester : IV/1 PAI
DAFTAR ISI................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 2
A. Latar Belakang...................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah.................................................................................... 3
BAB 11 PEMBAHASAN............................................................................... 4
A. Pengertian Al-Qur’an............................................................................ 4
B. Fungsi dan Tujuan Al-Quran................................................................ 5
C. Manfaat Membaca Al-Qur’an............................................................... 8
D. Isi Kandungan Al-Qur’an..................................................................... 9
E. Pengertian Asbab Al-Nuzul.................................................................. 11
F. Pengertian Nasakh Mansukh, Muhjamat Mutasyabihat, Am dan Khasy
beserta Contohnya................................................................................ 12
BAB III PENUTUP........................................................................................ 16
A. Simpulan............................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Al-Qur’an?
2. Apa saja fungsi dan tujuan Al-Qur’an?
3. Apa saja manfaat membaca Al-Qur’an?
2
4. Bagaimana isi kandungan Al-Qur’an?
5. Bagaimana pengertian Asbab Al-Nuzul?
6. Bagaimana pengertian Nasakh Mansukh, Muhjamat Mutasyabihat, am
dan khasy beserta contohnya ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui bagaimana pengertian Al-Qur’an.
2. Mengetahui apa Saja fungsi dan tujuan Al-Qur’an.
3. Memahami manfaat membaca Al-Qur’an.
4. Mengetahui isi kandungan Al-Qur’an.
5. Memahami pengertian Asbab Al-Nuzul.
6. Memahami dan mengetahui pengertian Nasakh Mansukh, Muhjamat
Mutasyabihat, am dan khasy beserta contohnya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Qur’an
Pendapat para ahli mendifinisikan alquran:
1. Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan Al-Qur’an sebagai berikut:
– “Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan
dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah”.
Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qiraa’atan, atau
qur’anan yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-dlammu).
Sedangkan secara terminologi (syariat), Alquran adalah Kalam Allah ta’ala atau
mu’jizat yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad
shallallaahu ‘alaihi wasallam,yang ditulis dalam mushaf diriwayatkan secara
mutawatir dan membacanya ibadah,dan diawali dengan surat al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat an-Naas. Dan menurut para ulama klasik, Alquran sumber
agama (juga ajaran) Islam pertama dan utama yang memuat firman-firman
(wahyu) Allah, sama benar dengan yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2
bulan 22 hari, mula-mula di Mekah kemudian di Medinah.1
4
B. Fungsi dan Tujuan Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah dokumen untuk umat manusia. Bahkan kita ini sendiri
menamakan dirinya petunjuk bagi manusia. Allah SWT berfirman Dalam QS: Al-
Baqarah [2]: 185 & 2:
﴾۲﴿ َذ ِلَك اْلِكَتاُب َال َر ْيَب ِفيِه ُهًدى ِلْلُم َّتِقْيَن
Artinya : “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan pada isinya, petunjuk bagi
orang-orang yang bertaqwa”. (QS: Al-Baqarah [2]: 2).2
َش ْهُر َر َم َض اَن اَّلِذ ي ُأْنِز َل ِفيِه اْلُقْر آُن ُهًدى ِللَّناِس َو َبِّيَناٍت ِم َن اْلُهَدى َو اْلُفْر َقاِن َفَم ْن َش ِهَد ِم ْنُك ُم الَّشْهَر َفْلَيُص ْم ُه َو
َم ْن َك اَن َم ِريًضا َأْو َع َلى َس َفٍر َفِع َّد ٌة ِم ْن َأَّياٍم ُأَخ َر ُيِريُد ُهَّللا ِبُك ُم اْلُيْس َر َو ال ُيِريُد ِبُك ُم اْلُعْس َر َو ِلُتْك ِم ُلوا اْلِع َّدَة َو ِلُتَك ِّب ُر
﴾۱٨۵﴿ وا َهَّللا َع َلى َم ا َهَداُك ْم َو َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُروَن
Artinya : “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara
yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di
negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan
itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-
hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS: Al-Baqarah [2]: 185).3
2 Drs. Abuddin Nata, M.A, Al-Qur’an Dan Hadits (Dirasah Islamiyah I), Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 1995, h. 54
3 Kementerian Agama. 1974. “Terjemahan Al-Qur’an”, Jakarta: Departemen RI.
5
membantu Kita menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman untuk
menyelesaikan berbagai problem hidup.4
a. Adapun fungsi Al-Qur’an yang lainnya adalah:
1. Pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan
Allah SWT.
2. Tuntunan serta hukum untuk menempuh kehidupan.
3. Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat
terdahulu.
4. Sebagai Obat penawar (syifa’) bagi segala macam penyakit, baik
penyakit rohani maupun jasmani. Seperti Firman Allah SWT dalam
QS. Yunus: 57, Al-Isra’: 82, dan Fushilat: 44.
﴾۵۷﴿ َيا َأُّيَها الَّناُس َقْد َج اَء ْتُك ْم َم ْو ِع َظٌة ِم ْن َر ِّبُك ْم َو ِش َفاٌء ِلَم ا ِفي الُّص ُدوِر َو ُهًدى َو َر ْح َم ٌة ِلْلُم ْؤ ِمِنيَن
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus [10]: 57).
﴾٨۲﴿ َو ُنَنِّز ُل ِم َن اْلُقْر آِن َم ا ُهَو ِش َفاٌء َو َر ْح َم ٌة ِلْلُم ْؤ ِمِنيَن َو ال َيِزيُد الَّظاِلِم يَن ِإال َخ َس اًرا
Artinya : “Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi obat dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan (Al-Quran itu) tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. (QS. Al-Isra' [17]: 82).
6
َو َأْنَز ْلَنا ِإَلْيَك اْلِكَتاَب ِباْلَح ِّق ُمَص ِّد ًقا ِلَم ا َبْيَن َيَد ْيِه ِم َن اْلِكَتاِب َو ُمَهْيِم ًنا َع َلْيِه َفاْح ُك ْم َبْيَنُهْم ِبَم ا َأْنَز َل ُهَّللا َو ال َتَّتِبْع َأْه
َو اَء ُهْم َع َّم ا َج اَء َك ِم َن اْلَح ِّق ِلُك ٍّل َجَع ْلَنا ِم ْنُك ْم ِش ْر َع ًة َوِم ْنَهاًجا َو َلْو َش اَء ُهَّللا َلَجَع َلُك ْم ُأَّم ًة َو اِح َد ًة َو َلِكْن ِلَيْبُل َو ُك ْم ِفي
﴾٤٨﴿ َم ا آَتاُك ْم َفاْسَتِبُقوا اْلَخْيَر اِت ِإَلى ِهَّللا َم ْر ِج ُع ُك ْم َجِم يًعا َفُيَنِّبُئُك ْم ِبَم ا ُكْنُتْم ِفيِه َتْخ َتِلُفوَن
Artinya “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan
jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya
satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah
kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu.” (QS. Al-Ma’idah: 48).
7
3. Petunjuk mengenai syari’at dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-
dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya
dengan Tuhan dan sesamanya.
8
D. Isi Kandungan Al-Qur’an
Adapun isi kandungan Al-Qur’an terdiri dari akidah, ibadah dan
muamalah, hukum, sejarah, akhlak, dan ilmu pengetahuan. Untuk memahami isi
Al-Qur’an, lebih jelasnya simak penjabaran berikut ini.
1) Akidah
Akidah secara bahasa berarti keyakinan. Sedangkan secara istilah artinya
suatu kepercayaan yang harus diyakini dengan sepenuh hati, dinyatakan
dengan lisan, dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Inti pokok dari
akidah adalah tauhid atau keyakinan penuh akan keesaan Allah Subhanahu
wa ta’ala. Seorang Muslim hendaknya tidak meragukan lagi keesaan dan
kebesaran Allah, Tuhan alam semesta. Selain itu, konsep keimanan ini
juga berlaku pada rukun iman lainnya. Adapun rukun iman tersebut adalah
iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab, iman kepada rasul, iman
kepada hari kiamat, dan iman kepada takdir baik buruk Allah.
3) Hukum
Hukum dalam Al-Qur’an berisikan kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan
dasar serta menyeluruh bagi umat manusia. Hukum ini dapat menjadikan
hidup manusia menjadi lebih tentram, adil, dan sejahtera. Adapun hukum
yang tercantum dalam Al-Qur’an meliputi hukum perkawinan, hukum
9
waris, hukum perjanjian, hukum pidana, hukum perang, dan hukum
antarbangsa.
4) Sejarah
Al-Qur’an mengungkapkan sejarah dan cerita masa lalu untuk dijadikan
pelajaran ('ibrah) bagi umat Islam. Pelajaran ini bisa menjadi pedoman
untuk menjalani kehidupan agar senantiasa diridhoi Allah Subhanahu wa
ta’ala. Banyak diceritakan kisah para sahabat yang memiliki akhlak baik,
senantiasa mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dan
begitu pula sebaliknya, supaya manusia bisa mengambil pelajaran dari
kisah tersebut.
5) Akhlak
Isi kandungan yang tak kalah penting untuk dijadikan pedoman manusia
adalah akhlak. Secara istilah, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
manusia dan muncul secara spontan dalam tingkah laku sehari-hari. Figur
yang bisa dijadikan suri tauladan bagi umat Islam adalah Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wassalam. Sebab, kepribadian beliau bersumber
langsung pada Al-Qur’an. Dengan mengikuti akhlak Rasulullah, seorang
Muslim akan menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan jauh dari akhlak
tercela.
6) Ilmu Pengetahuan
Al-Qur’an banyak mengandung ayat yang mengisyaratkan ilmu
pengetahuan sains dan teknologi. Ilmu ini sangat potensial untuk
kemudian dikembangkan guna kemaslahatan dan kesejahteraan umat
manusia. Ayat yang pertama kali diturunkan Allah adalah Al-Alaq, yang
memerintahkan umat Islam untuk membaca sebagai jembatan utama untuk
mendalami ilmu pengetahuan. Ini mengisyaratkan Al-Qur’an ada sebagai
sumber ilmu pengetahuan bagi manusia.
10
E. Pengertian Asbabun Nuzul
Ungkapan Asbab An-Nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata “asbab”
dan nuzul Secara etimologis, asbabun nuzul ayat itu berarti sebab-sebabyang
melatar belakangi terjadinya sesuatuatau dalam hal ini adalah sebab-sebab turun
ayat. dalam pengertian sederhana turunnya suatu ayat disebabkan oleh suatu
peristiwa, sehingga tanpa adanya peristiwa itu, ayat tersebut itu tidak turun.
Banyak pengertian terminology yang dirumuskan oleh para ulama, diantaranya:
1. Menurut Az Zarqani:
“Asbab An-Nuzul” adalah khusus atau sesuatu yang terjadi serta ada
hubungannya dengan turunnya Al Qur’an sebabagi penjelas hokum pada
saat peristiwa itu terjadi.”
2. Ash shabuni:
“Asbab An-Nuzul” adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan
turunnya satu atau beberapa ayat yang mulia yang berhubungan dengan
kejadian tersebut baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi atau
kejadian yang berkaitan dengan urusan agam.”
Subhi Shalih
ما نزلة األية او اآليات بسببه متضمنة له أو مجيبة عنه أو مبينة لحكمه زمن وقوعه
Artinya : “Sesuatu yang dengan sebabnyalah turun sesuatu ayat atau
beberapa ayat yang mengandung sebab itu, atau memberi jawaban tentang sebab
itu, atau menerangkan hukumnya; pada masa terjadinya peristiwa itu.”
3. Mana Al Qathan
“Asbab An-Nuzul” Adalah peristiwa yang menyebabkan turunnya Al
Qur’an berkenaan dengan waktu peristiwa itu terjadibaik berupa suatu
kejadisn atau pertanyaan yang diajukan kepada Nabi.”
11
F. Pengertian Nasakh Mansukh, Mukhamat, Mutasyabihat, ‘Am dan Khas
12
yang telah diubah dan diganti dengan yang baru karena adanya perubahan situasi
dan kondisi yang menghendaki perubahan dan penggantian hukum.
13
e) Ayat-ayat muhkam adalah ayat yang dapat berdiri sendiri dalam
pemaknaannya, sedangkan ayat-ayat mutasyabih bergantung pada ayat
lain.
f) Ayat-ayat mukham adalah ayat yang tanpa pentakwilan, maksudnya segera
dapat diketahui, sedangkan ayat-ayat mutasyabih berbicara tentang kisah-
kisah dan perumpamaan-perumpamaan.
14
lafaz ‘âmialah suatu lafas yang mencakup arti secara keseluruhan, baik
dengamenggunakan lafaz seperti rijâl atau dengan menggunakan ism
maushûl yang menunjukkan arti jamak ataism syarth dan yang semisa
dengannya seperti seperti lafaqaum, jin dan ins.
b) Khas
Khas menurut bahasa ialah lawan daripada ‘âm. Sedangkan menurut
istilah ialah suatu lafaz yang menunjukkan arti tunggal yang menggunakan
bentuk mufrad, baik pengertian itu menunjuk pada jenis, atau menunjuk
macam, atau juga menunjuk arti perorangan, ataupun isim jumlah.
Singkatnya bahwa setiap lafaz yang menunjukkan arti tunggal itulah lafaz
khâs. Dan menurut kesepakatan para ulama bahwa setiap lafaz yang khâs,
menunjukkan pengertian yang qath’iy yang tidak mengandung adanya
kemungkinankemungkinan yang lain.
15
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Banyak pendapat tentang pengertian Al-Qur’an. Namun nama yang paling
populer adalah Al-Qur’an, yang merupakan bentuk kata masdar dari qo-ra-
a, sehingga kata Al-Qur’an dimengerti oleh setiap orang sebagai nama kitab suci
yang mulia. Subhi al-shalih mengemukakan berbagai pendapat dari para pakar Al-
Qur’an sebagai berikut. Jadi, bukan berasal dari akar kata qo-ra-a. sebab jika
demikian, tentu semua yang dibaca dapat dinamai Al-Qur’an. Nama itu khusus
bagi Al-Qur’an seperti halnya Taurat dan Injil. Kedua, al-farrah yang
berpendapat, lafadz Al-Qur’an adalah pecahan dari musytaq dari kata
qora’in, bentuk plural dari qorinah yang berarti ‘kaitan’ , karena ayat-ayat Al-
Qur’an satusama lain saling berkaitan. Ia mengemukakan contoh kalimat qarn al-
sya’I yang berarti ‘menggabungkan sesuatu dengan sesuatu’. Jadi, kata qarn
dalam hal ini bermakna ‘gabungan atau kaitan’ karena surah-surah dan ayat-ayat
saling berkait dan bergabung. Sementara, al-Lihyani berpendapat, lafadz Al-
Qur’an ditulis dengan huruf hamzah ditengahnya berdasarkan pola kata ghufran
dan merupakan pecahan kata dari kata qo-ra-a yang berarti tala atau ‘membaca’.
16
DAFTAR PUSTAKA
17