Evaluasi Penataan Terminalangkutan Darat Pameungpeuk Kabupaten Garut
Evaluasi Penataan Terminalangkutan Darat Pameungpeuk Kabupaten Garut
Sipil
Volume 3, No. 2, Februari 2022
e-mail: idafarida@itg.ac.id
Abstrak
100
Terminal Pameungpeuk merupakan terminal tipe B sebagai prasarana angkutan umum. Seiring
bertambahnya wisatawan yang datang ke daerah Garut Selatan maka Kecamatan Pameungpeuk, maka
dibutuhkan peningkatan prasarana transportasi khususnya transportasi darat yang memadai. Adapun tujuan
dalam penelitian ini adalah merencanakan serta mengevaluasi luasan dan fasilitas yang tersedia di terminal
Pameungpeuk. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan menggunakan data sekunder berupa
data kendaraan dan sarana dan prasarana terminazl eksisting. Sedangkan data primer meliputi data keluar
masuk kendaraan, foto dokumentasi, dan wawancara langsung dengan pengelola terminal. Hasil penelitian
didapatkan luas area yang terminal Pameungpeuk 1224,39m² masih kurang apabila disesuaikan dengan
kebutuhan sebagai terminal angkutan darat tipe B yaitu paling sedikit harus memiliki luas 16031m². Fasilitas
yang harus tersedia di terminal Pameungpeuk perlu penyesuaian masih sesuai dengan peraturan Undang-
Undang Republik Indonesia No.22 Tahun 2009, terkait ruang Parkir AK, Ruang Parkir ADES, Ruang Parkir
pribadi, Ruang Service, Pompa Bensin, Sirkulasi Kendaraan, Bengkel, Gudang, Ruang Parkir Cadangan,
Sirkulasi Orang, Kios, Ruang Administrasi, Loket, Peron Retribusi, Ruang Informasi, Ruang P3K. Fasilitas
di Termial Pameungpeuk perlu diperhatikan penempatan ruang, luasan, dan akses keluar masuk terminal
masih perlu dibenahi dengan melakukan penataan agar dapat tertata dan berfungsi sebagaimana mestinya.
Abstract
Pameungpeuk Terminal is a type B terminal for public transportation infrastructure. As more tourists come to
the South Garut area, Pameungpeuk District, it is necessary to improve transportation infrastructure,
especially adequate land transportation. The purpose of this research is to plan and evaluate the area and
facilities available at the Pameungpeuk terminal. The method used is quantitative method using secondary
data in the form of vehicle data and existing terminal facilities and infrastructure. While primary data
includes data in and out of vehicles, photo documentation, and direct interviews with terminal managers. The
results showed that the area of the Pameungpeuk terminal of 1224.39m² is still insufficient if it is adjusted to
the needs as a type B land transportation terminal, which must have an area of at least 16031m². The
facilities that must be available at the Pameungpeuk terminal need adjustments in accordance with the
regulations of the Republic of Indonesia Law No. 22 of 2009, regarding AK Parking Spaces, ADES Parking
Spaces, Private Parking Spaces, Service Rooms, Gas Stations, Vehicle Circulation, Workshops, Warehouses,
Reserve Parking Space, Circulation of People, Kiosk, Administration Room, Counter, Retribution Platform,
Information Room, First Aid Room. Facilities at the Pameungpeuk Terminal need to be considered in terms
of space placement, area, and access in and out of the terminal. They still need to be improved by making
arrangements so that they can be organized and function properly.
1
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik
Sipil
Volume 3, No. 2, Februari 2022
3
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik
Sipil
Volume 3, No. 2, Februari 2022
Dengan:
Dengan: FPKi = Fasilitas parkir kendaraan untuk moda I
IP = Indeks Parkir (m²)
Apabila nilai IP > 100 %, maka Terminal merupakan pangkalan kendaraan
pemakaian area parkir melebihi kapasitas yang bermotor umum yang digunakan untuk mengatur
tersedia.
Headway adalah selisih waktu antara
kendaraan satu dengan kendaraan yang
berikutnya, dengan pesamaan:
Hi = Xi – X i+1
Dengan:
Hi = headway kendaraan i (menit)
Xi = kendaraan i (menit)
X i+1 = kendaraan setelah i (menit)
5
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik
Sipil
Volume 3, No. 2, Februari 2022
6
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik
Sipil
Volume 3, No. 2, Februari 2022
Kebutuhan luas terminal penumpang berdasarkan tipe dan fungsinya secara rinci disajikan dalam Tabel
berikut:
Denpasar – Buleleng
Denpasar – Gilimanuk
KB 1 (Sentral Parkir Kuta Badung – Terminal Persiapan Tabanan)
KB 2 (GOR Ngurah Rai – Bandara Ngurah Rai)
KB 3 (Terminal Ubung – Pantai Matahari Terbit)
KB 4 (Terminal Ubung – Monkey Forest)
KB 5 (Sentral Parkir Kuta – Terminal Ubung)
Denpasar - Yogjakarta
Denpasar - Surabaya
Denpasar - Jakarta
8
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik
Sipil
Volume 3, No. 2, Februari 2022
transportasi yang dikehendaki oleh para antar kota. Indikator saat perencanaan terminal
pengambil keputusan[10]. bus antar kota di antaranya biaya operasional
a) Kriteria kepentingan pemerintah daerah. kendaraan (BOK) untuk mengakses terminal.
Pemerintah daerah menghendaki biaya Selain itu terkait ketesediaan area untuk
investasi dan operasional terminal bus bisa perbaikan kendaraan angkutan umum.
terpenuhi dari hasil pendapatan terminal bus d) Kriteria kepentingan masyarakat. Pemerintah
antar kota, maka kriteria keuntungan yaitu daerah jarang memasukan analisa yang
salah satu kriteria yang dimasukkan dalam berkaitan dengan kepentingan masyarakat
evaluasi pengembangan terminal bus. dalam studi kelayakan pengembangan
b) Kriteria kepentingan penumpang. Jumlah terminal, di antaranya tingkat kemacetan lalu-
penumpang bus antar kota dipengaruhi oleh lintas, tingkat polusi udara, dampak
pelayanan yang diberikan oleh terminal bus, pengembangan aktifitas ekonomi di sekitar
terutama kedekatan lokasi dari tempat asal terminal, dan tingkat mobilitas masyarakat.
tujuan dari tempat asal tujuan, dan dari
perjalanan penumpang bus antar kota tersebut. Lokasi Penelitian
c) Kriteria kepentingan operator kendaraan antar Lokasi tempat dilakukan penelitian yang
kota. Operator kendaraan antar kota jarang dijadikan objek dalam penelitian, untuk
dilibatkan dalam pembangunan terminal bus mempermudah proses penelitian yang dilakukan.
antar kota, sehingga perlu melihat apakah Pada penelitian ini berlokasi di wilayah
alternatif pengembangan terminal memberikan Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut Jawa
keuntungan/ merugikan operator kendaraan Barat, tepatnya di Terminal Tipe B Pameungpeuk.
9
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik
Sipil
Volume 3, No. 2, Februari 2022
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhubungan no. 132 tahun 2015, berikut
Analisis Kebutuhan Luas analisis perbandingan luas Terminal
Terminal Pameungpek dengan PERMENHUB no. 132
Acuan dalam menentukan kebutuhan tahun 2015:
luas terminal yaitu Peraturan Menteri
10
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik
Sipil
Volume 3, No. 2, Februari 2022
Bengkel 100 -
11
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik
Sipil
Volume 3, No. 2, Februari 2022
Ruang Istirahat 40 -
Gudang 20 9,9
Ruang Parkir Cadangan 1370 -
Pemakai Jasa
Ruang Tunggu 2250 24
Sirkulasi Orang 900 -
B
Kamar Mandi 60 6,6
Kios 1350 -
Mushola 60 9,9
Opersional
Ruang Administrsi 59 -
Ruang Pengawasan 23 19,8
Loket 3 -
C
Peron 4 -
Retribusi 6 -
Ruang Informasi 10 -
Ruang P3K 30 -
Ruang Perkantoran 100 58,19
Sumber: PERMENHUB no. 132 tahun 2015
12
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik
Sipil
Volume 3, No. 2, Februari 2022
Volume parkir paling tinggi dari jurusan berdasarkan hasil perhitungan bahwa tingkat
Garut-Pameungpeuk-Cikelet-Cimari dikarenakan pergantian terbesar adalah jurusan Garut-
jumlah trayek yang beroperasi lebih banyak dari Pameungpeuk-Cikelet-Cimari, angka pada
pada trayek jurusan lain. Tabel 5 menunjukan bahwa dalam periode
Perhitungan pergantian parkir yaitu waktu 13 jam (pukul 04.00 – 17.00 WIB)
dengan cara membagi volume kendaraan yang setiap petak parkir yang dipakai kurang lebih 9
parkir dengan petak parkir yang tersedia, bus.
13
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik
Sipil
Volume 3, No. 2, Februari 2022
Fasilitas Terminal
Kebutuhan Luas Parkir kedatangan. Menurut pengelola rata-rata durasi
Perhitungan luas parkir membutuhkan parkir ± 30 menit setiap jurusan.
data rata-rata durasi parkir, rata-rata
headway
Pada Tabel 9 didapatkan jumlah bus yang menaikkan penumpang sebanyak 1 petak parkir
selanjutnya digunakan untuk menganalisis jumlah untuk menaikkan. Satuan ruang parkir (SRP) yang
kebutuhan petak parkir setiap jurusan. dipakai adalah luas bus AKDP 27 m 2. Berikut ini
Perhitungan menunjukkan bahwa kebutuhan adalah perhitungan luasan parkir yang dibutuhkan.
petak parkir
Luas petak parkir yang dibutuhkan adalah 258 m² Acuan dalam menganalisis fasilitas
yang meliputi kebutuhan parkir menaikkan
penumpang.
Fasilitas Terminal
14
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik
Sipil
Volume 3, No. 2, Februari 2022
terminal Pemeungpeuk menggunakan standar
perencanaan Terminal LPMUGM.
a. Kendaraan, fasilitas stadar terminal
angkutan darat tipe B menurut standar
perencanaan Terminal LPMUGM:
meliputi
15
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik
Sipil
Volume 3, No. 2, Februari 2022
ruang parkir, ruang servis, pompa bensin, c. Operasional, uang administrasi yang
sirkulasi kendaraan, bengkel, ruang tersedia seluas 52,9 m², luas menara
istirahat, gudang, dan ruang parkir pengawas 9,9 m², dan ruang pos = 4 m².
cadangan. Terminal Pameungpek sebagai d. Ruang luar tidak tersedia. Berdasarkan
terminal tipe B masih belum memenuhi standar LPM UGM ruang luar sebesar 40
standar karena ackual di lapangan masih % dari kebutuhan luas.
belum tersedia atau terbangun. Berdasarkan kebutuhan luas fasilitas
b. Pemakai jasa, ruang tunggu yang ada terminal yang ditentukan pada Tabel 2
seluas 24 m². Kamar mandi = 6,6 m² dan serta kebutuhan luas parkir pada Tabel 11
masjid = 9,9 m². Hasil rekapitulasi kebutuhan fasilitas
terminal.
Kebutuhan luas area Terminal Pameungpeuk Dari hasil perhitungan kebutuhan luas
sebagai terminal angkutan darat tipe B yaitu: lahan, maka alternatif 1 merupakan allternatif
17255 – 1224,39 = 16031 m², dengan fasilitas terbaik, karena tidak perlu membangun secara
yang harus dilengkapi antara lain Ruang Parkir keseluruhan, sehingga dalam anggaran
AK, Ruang Parkir ADES, Ruang Parkir pribadi, pengembangan terminal bisa dioptimalkan untuk
Ruang Service, Pompa Bensin, Sirkulasi menambah fasilitas dan perbaikan fasilitas yang
Kendaraan, Bengkel, Gudang, Ruang Parkir ada. Konsep utama dalam pengembangan terminal
Cadangan, Sirkulasi Orang, Kios, Ruang ini adalah meningkatkan pendapatan pemilik kios
Administrasi, Loket, Peron, Retribusi, Ruang karena penataan lokasi terminal kurang baik,
Informasi, Ruang P3K. melengkapi fasilitas dan insfrastruktur yang
belum tersedia, menjadikan Terminal
Penetuan Lokasi Terminal Pameungpeuk sesuai fungsinya.
Kondisi fasilitas Terminal Tipe B Setelah mendapat luas yang dibutuhkan
Pameungpeuk saat ini masih di bawah standar peneliti membuat konsep perletakan pada
yang telah ditetapkan oleh Kementrian bangunan terminal dengan mengikuti akses pada
Perhubungan, mulai dari luasan lahan sampai terminal sehingga didapatlah bangunan di tengah
fasilitas yang masih sangat minim. Fasilitas site dengan mengikuti bentuk site, juga sirkulasi
eksisting yang disediakan oleh terminal adalah bangunan. Terdapat 4 jenis kendaraan yang masuk
bangunan balai istirahat, toilet, loket, pos jaga, ke dalam lahan, di antaranya bus AKDP,
mushalla, parkir roda dua, parkir L-300 lama, kendaraan AK/ADES, dan kendaraan penumpang.
kantor, pintu gerbang. Perencanaan Terminal Pada Gambar 3 akses masuk dari tiap kendaraan
Pameungpeuk diarahkan agar tercipta sistem dibuat berbeda untuk menghindari terjadinya
angkutan umum yang tertib, lancar, aman, crossing dan memudahkan petugas untuk
nyaman, dan efisien. Melihat dari permasalahan mengontrol masing- masing kendaraan pada
yang ada, maka dalam upaya perencanaan zonanya sendiri. Sirkulasi pada terminal terbagi
pembangunan terutama yang terkait dengan menjadi 4, yaitu: sirkulasi AKDP, sirkulasi
jumlah lahan yang terbatas, maka dalam hal ini kendaraan pribadi, sirkulasi ADES, dan sirkulasi
terdapat alternatif yang terdiri atas: taksi. Pembagian sirkulasi ini untuk memudahkan
1. Alternatif 1, yaitu bekerja sama dengan warga pengguna dalam mencapai kebutuhannya dan agar
sekitar untuk bersedia menjual lahan warga pembagian ruang kendaraan jelas. Konsep
dekat area terminal kemudian dilakukan sirkulasi yang digunakan pada peron bus AKDP
perluasan pembangunan secara berkala. menggunakan sirkulasi tunggal.
2. Alternatif 2, yaitu mencari lahan baru yang
lebih luas sesuai kebutuhan yaitu sebesar 3,5
hektar.
17
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik
Sipil
Volume 3, No. 2, Februari 2022
18