Metode Pelaksanaandi Air Lakitan Paket 1
Metode Pelaksanaandi Air Lakitan Paket 1
PEKERJAAN :
PELAKSANA KEGIATAN
IRIGASI DAN RAWA II
TAHUN ANGGARAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Masud dan tujuan metode pelaksanaan ini di buat untuk memenuhi persyaratan
dokumen lelang dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan kontruksi Rehabilitasi D.I.
Air Lakitan Kab. Musi Rawas Lanjutan Paket 1.
BAB II
DESKRIPSI PEKERJAAN
II.1 Jenis Kerjaan
Pekerjaan Rehabilitasi Daerah Irigasi Air Lakitan ini bertujuan untuk meningkatkan
fungsi saluran D.I. Air Lakitan agar bisa berfungsi seoptimal mungkin, sehingga
diharapkan dapat memperbaiki hasil panen atau intensitas tanam di Daerah Irigasi
Air Lakitan.
Pada tahapan ini rehabilitasi di saluran primer dan saluran sekunder , perbaikan
bangunan Saluran Primer.
Tahapan pelaksanaan konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Umum, terdiri dari kegiatan-kegiatan :
a. Mobilisasi dan Demobilisasi
b. Dokumentasi dan Pelaporan
c. Gambar Pelaksanaan dan Gambar Purna Laksanaan
d. Survey dan Setting out
e. Laboratorium dan Pengujian
f. Fasilitas Sementara Kontraktor
g. Sosialisasi Publik
2. Sistem Keamanan Konstruksi dalam hal ini Sistem Managemen Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan Kerja Konstruksi (SMK3)
3. Pekerjaan Saluran Primer, terdiri dari kegiatan-kegiatan :
3.1 Pekerjaan Saluran Primer
a. Galian Tanah Biasa ( Dengan Alat Berat )
b. Pembuangan Tanah Hasil Galian
c. Pengupasan Permukaan Tanah
d. Timbunan dari Material Hasil Galian
e. Timbunan Tanah dari Borrow Area
f. Sirtu untuk Timbunan Perbaikan Dasar Saluran
g. Lining Beton Precast K.225 Uk. 80 x 60 x 8 cm (Termasuk Pabrikasi ,
Pembongkaran dan Pemasangan kembali Bekisting), Penumpukan,
Transportasi dan Pemasangan (termasuk Joint Mortar dan Lem Beton dll)
h. Lining Beton mutu f’c=14,5 MPa (K175)
i. Wiremesh (M8)
j. Lembaran Plastik untuk alas lantai lining cor ditempat
k. Bekisting Non Exspose (linning beton)
l. Weephole Pipa PVC 2 inchi
m. Urugan Pasir
n. Gebalan Rumput
4.1 Pekerjaan bangunan
a. Galian tanah biasa (Manual ) untuk drainase
b. Bongkar Beton
c. Beton mutu f’c=14,5 MPa (K175)
d. Pembesian
BAB III
RENCANA KERJA
III.1 Umum
Untuk memperoleh hasil kerja yang optimal maka perlu disusun terlebih dahulu
suatu rencana kerja, agar kegiatan menjadi runtut, tertib, lancar tidak tumpang
tindih, yang pada akhirnya pekerjaan akan menjadi efektif dan efisien.
Mulai
Persiapan
Mulai
Pembuatan
Sosialisasi Base Camp Perijinan
Uitzet/Bowplank
Tidak
Cek
Ya
Gambar Pelaksanaan
Tidak Mobilisasi
Cek Tenaga, Bahan,
Ya Alat
MC 0% dan Foto 0 %
Tidak Tidak
Cek Cek
Ya Ya
Berita Acara MC 0 % Bahan, Alat, Tenaga Siap
Pelaksanaan Konstruksi
Cek
Tidak
Progres 50%
dan Foto 50 %
Ya
Berita Acara MC 50%
Pelaksanaan Konstruksi
Cek
Tidak
Progres 100%
dan Foto 100 %
Ya
Berita Acara MC 100%
Pemeliharaan
Tidak
Cek
Ya
Penyerahan II
Selesai
Mobilisasi semua personil Penyedia Jasa dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Pengguna Jasa termasuk para
pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, sedangkan
mobilisasi alat dan bahan sesuai dengan daftar peralatan dan bahan yang tercantum
dalam penawaran.
Demobilisasi lapangan pada akhir kontrak juga merupakan bagian dari mobilisasi
yaitu meliputi kegiatan: pembongkaran semua instalasi dan peralatan yang sudah
tidak digunakan, serta pemulihan lokasi pekerjaan seperti kondisi semula. Pekerjaan
ini dilaksanakan secara bertahap, untuk peralatan yang sudah tidak dibutuhkan
dalam pelaksanaan akan segera dikembalikan ke pool dengan persetujuan
Direksi/Pengguna Jasa. Kegiatan Demobilisasi antara lain :
Membersihkan lokasi pekerjaan dengan antara lain membongkar barak kerja,
gudang peralatan, kantor sementara, material – meterial sisa yang tidak
digunakan.
Setelah tahapan diatas terpenuhi, maka tim Penyedia Jasa bersama Direksi
Pekerjaan/Pengguna Jasa ataupun Konsultan Pengawas melakukan Survey dan
Setting Out (Uitzet / bowplank) dengan pesawat ukur, agar tercapai titik ikat
bangunan yang sesuai dengan gambar rencana.
Sebagai kelanjutan dari kegiatan Survey dan Setting Out (Uitzet/ Bowplank) adalah
pembuatan gambar pelaksanaan (Soft Drawing) yang nantinya akan digunakan
sebagai acuan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.
III.11 Cek Progres 50% (MC 50%) dan Dokumentasi (Foto 50%)
III.12 Cek Progres 100% (MC 100%) dan Dokumentasi (Foto 100%)
Setelah penyerahan I ada waktu tertentu untuk masa pemeliharaan. Selama masa
pemeliharaan apabila ada kerusakan-kerusakan baik kecil maupun besar harus
diperbaiki dan harus sudah selesai sebelum masa pemeliharaan habis (sebelum
penyerahan II).
BAB IV
METODE PELAKSANAAN
IV.1 Umum
a. Peralatan
Setelah pekerjaan persiapan selesai maka dilakukan pengiriman peralatan
yang menunjang pekerjaan yang meliputi pesawat ukur, truck, pick up, molen,
stemper, vibrator dan peralatan pendukung lainnya. Pengiriman peralatan
harus sesuai dengan data yang tercantum pada dokumen kontrak dibuktikan
dengan checklist dan buku alat.
b. Bahan
c. Personil
Personil inti yang ditempatkan di lapangan meliputi logistik, administrasi
proyek, site engineer, pelaksana handal dan berpengalaman agar dicapai hasil
yang tepat waktu, mutu dan manfaat.
Penempatan personil juga harus dapat persetujuan Direksi Pekerjaan /
Pengawas Lapangan, dibuktikan dengan buku absen dan data kontrak
menyangkut pendidikan dan pengalaman masing - masing personil. Bilamana
ada pergantian personil, Penyedia Jasa mengajukan permohonan penggantian
personil kepada Pengguna Jasa untuk mendapat persetujuan.
Sebagian besar material konstruksi yang digunakan seperti semen, besi tulangan
beton, besi baja dan besi profil, bahan bakar minyak, oli dan pelumas, agregat, batu,
tanah bahan timbun, dan bahan bahan konstruksi lain yang dibutuhkan semua
direncanakan, dan diperoleh dari pasar/supplayer setempat. Jika material yang
dibutuhkan untuk konsruksi ternyata belum terdapat pada pasaran bebas dan
menghendaki pembelian khusus secara import maka spesifikasinya harus sesuai
sebagaimana direncanakan dan harus mendapatkan persetujuan konsultan
pengawas dan atau direksi/ pengguna jasa pekerjaan.
mendapatkan ijin dan pengesahan dari konsultan pengawas dan direksi pekerjaan.
Berdasarkan analisa kondisi lapangan, pengaruh cuaca, dan tata cara kerja maka
dapat diperkirakan besarnya kapasitas kerja untuk masing-masing alat.
Demobilisasi lapangan pada akhir kontrak juga merupakan bagian dari mobilisasi
yaitu meliputi kegiatan: pembongkaran semua instalasi dan peralatan yang sudah
tidak digunakan, serta pemulihan lokasi pekerjaan seperti kondisi semula. Pekerjaan
ini dilaksanakan secara bertahap, untuk peralatan yang sudah tidak dibutuhkan
dalam pelaksanaan akan segera dikembalikan ke pool dengan persetujuan
Direksi/Pengguna Jasa. Kegiatan Demobilisasi antara lain :
Membersihkan lokasi pekerjaan dengan antara lain membongkar barak kerja,
gudang peralatan, kantor sementara, material – meterial sisa yang tidak
digunakan.
a. Dokumentasi
Setiap item pelaksanaan pekerjaan akan kami dokumentasikan mulai dari awal 0 %
yaitu sebelum mulai pekerjaan, selanjutnya didokumentasikan dan di gambar 50 %
pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan dokumentasi pekerjaan tahap 100 % sebelum
penyerahan pertama.
Foto-foto diatas harus menggambarkan kondisi lapangan pada lokasi yang sama
secara terus-menerus dan diserahkan Penyedia jasa kepada Pengguna Jasa / Direksi.
Disamping foto-foto tersebut diatas, diperlukan juga foto detail pada bagian
pekerjaan yang dipandang penting misalnya : bagian konstruksi yang akan
terbenam timbunan tanah (embedded-material), Bronjong, Pembesian dll.
Pelaporan adalah hal yang wajib dilakukan guna memberikan data-data dan
informasi serta perekaman pelaksanaan pekerjaan yang akan diserahkan nanti
kepada pemilik pekerjaan yang meliputi copy pengadaan buku meliputi : progress
pekerjaan, jumlah staf, pekerja, peralatan dan bahan serta informasi perihal cuaca
dilapangan.
Seluruh biaya yang diperlukan oleh Penyedia untuk kegiatan tersebut di atas sudah
diperhitungkan dalam biaya lumpsum termasuk pengadaan kamera digital, cetak
foto, dan HD external untuk electronic file, yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.
a. Laporan Bulanan
Program Kerja dan Rencana kegiatan dalam waktu 2 (dua) Bulan kedepan
disertai rencana tanggal permulaan dan penyelesaian
Harga satuan tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan dan
peralatan yang dipergunakan.
Pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan secara rutin pada tiap hari kerja dalam
pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi D.I. Kelingi Tugumulyo Kab. Musirawas ini dari
mulai hingga selesainya pekerjaan.
Ukuran gambar A1 (594 x 841 mm) dengan ketentuan site plan skala 1 : 100,
potongan skala 1 : 50 dan detail skala 1 :10.
Penyedia Jasa bersama Direksi ataupun Pengawas melakukan Survey dan Setting Out
dengan pesawat ukur waterpas dan Theodolit, gambar pelaksanaan agar tercapai
titik ikat bangunan yang sesuai dengan gambar rencana atau bestek dan sebagai
dasar dalam membuat gambar soft drawing dan dilanjutkan untuk membuat gambar
rencana dan MC 0% bersama Direksi dan Pengawas.
Profil - profil terbuat dari bahan kayu yang cukup kuat atau dari bambu yang
berkualitas baik dan dicat. Profil pada saluran dipasang untuk setiap jarak 25 m di
tempat yang lurus dan 5 - 10 m untuk lokasi yang berbelok. Profil tidak boleh
berubah baik kedudukan, bentuk dan ukurannya sampai pekerjaan selesai
dilaksanakan.
dari Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, maka perlu surat pengantar dari
Pengguna Jasa.
Mix Design dilakukan bersamaan pada awal pelaksanaan pekerjaan, agar pada saat
pelaksanaan pekerjaan cor beton bertulang sesuai dengan hasil dari laboratorium
menyangkut kualitas, proporsi material yang harus disiapkan. Pelaksanaan
pengujian bahan pada laboratorium yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa atau
petunjuk Direksi Pekerjaan.
Bahan - bahan yang perlu dilakukan percobaan antara lain pasir, semen, seplite, besi
dan beton. Dengan keluarnya buku hasil tes oleh laboratorium maka semua bahan
yang akan didatangkan dan dipakai harus berasal sama dengan bahan / material
yang diujikan.
Tanah Biasa
Toleransi Dimensi
Ketinggian akhir, garis dan bentuk setelah galian tidak boleh berbeda dari yang
ditentukan yaitu lebih dari 20 mm pada setiap titik.
Permukaan akhir galian yang telah selesai, yang terbuka terhadap aliran air
permukaan harus cukup halus dan rata serta mempunyai kemiringan yang cukup
guna menjamin kelancaran drainase permukaan sehingga tidak terjadi genangan.
Pengajuan dan Pencatatan
Untuk setiap pekerjaan galian yang akan dibayar menurut bab ini maka kontraktor
harus mengajukan kepada Direksi sebelum memulai pekerjaan, yaitu gambar
penampang memanjang yang menunjukkan tanah dasar yang ada sebelum pekerjaan
pembersihan dan pembongkaran telah dilaksanakan.
Kontraktor harus mengajukan pada Direksi gambar terinci dari semua struktur
sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti skor,
atau bahu jalan akan diberi tanda tambahan pada malam hari dengan drum yang
dicat dengan warna putih (atau yang sama) dan merah atau cahaya kuning untuk
kepuasan Direksi.
Penjadwalan Kerja
Luas setiap galian yang dibuka dalam setiap operasi harus dibatasi sesuai dengan
pemeliharaan permukaan yang digali pada suatu kondisi yang baik, dengan
memperhatikan pengaruh dari pengeringan, peredaman oleh air hujan dan gangguan
oleh operasi pekerjaan berikutnya.
Pembuatan parit atau penggalian lainnya yang melintasi jalan kendaraan harus
dilaksanakan dengan menggunakan konstruksi setengah lebar jalur kendaraan
sehingga jalan tetap terbuka bagi lalu lintas sepanjang waktu.
Jika lalu lintas pada jalur harus dihentikan karena pekerjaan maka kontraktor harus
memperoleh persetujuan jadwal sebelumnya untuk gangguan tersebut dari para
penguasa yang bersangkutan maupun dari Direksi.
Kondisi Tempat Kerja
Semua galian harus dipelihara agar bebas dari air dan Kontraktor harus
menyediakan semua bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan tenaga kerja untuk
pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembangunan saluran
sementara, tembok ujung serta “cofferdam”. Setiap saat pompa harus disiapkan pada
tempat kerja untuk menjamin tidak ada gangguan dalam kontinuitas prosedur
pengeringan.
Bila pekerjaan sedang dilaksanakan pada saluran yang ada atau daerah lain di mana
aliran bawah tanah atau air tanah dapat tercemar, maka Kontraktor harus
memelihara sepanjang waktu pada tempat pekerjaan yang sebenarnya suatu
persediaan air dari kualitas air minum untuk digunakan oleh pekerja untuk mencuci,
bersama dengan persediaan secukupnya dari sabun dan disinfektan.
Perbaikan Pekerjaan yang Kurang Memuaskan
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang disyaratkan harus
diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut:
Bahan-bahan yang berlebihan harus dibuang dengan galian selanjutnya.
Daerah yang telah digali secara berlebihan, atau daerah yang retak berlebihan atau
longsor harus diurug kembali dengan timbunan bahan-bahan pilihan atau agregat
lapis pondasi atas sebagaimana ditentukan oleh Direksi.
Utilitas
Kontraktor harus bertanggungjawab untuk memperoleh setiap informasi yang ada
tentang keberadaan serta lokasi bangunan utilitas di bawah tanah dan untuk
memperoleh serta membayar setiap perizinan yang diperlukan atau pemberian hak
lainnya untuk melaksanakan galian yang disyaratkan dalam Kontrak.
Kontraktor harus bertanggungjawab untuk pemeliharaan dan perlindungan setiap
bangunan di bawah tanah yang masih berfungsi atau lainnya di atas tanah dan
struktur cabang yang mungkin ditemukan dan untuk memperbaiki setiap kerusakan
yang disebabkan oleh kegiatan Kontraktor.
Royalti Untuk Bahan-bahan yang Digali
Bila timbunan dengan bahan-bahan pilihan atau bahan-bahan lainnya diperoleh dari
galian bahan bahan tambahan di luar daerah proyek maka kontraktor harus
membuat semua pengaturan yang diperlukan dan pembayaran biaya dan royalti
pada pemilik tanah dan penguasa yang berwewenang untuk izin menggali dan
mengangkut bahan-bahan tersebut.
Penggunaan dan Pembuangan Bahan-bahan Galian
Semua bahan-bahan yang sesuai dengan yang digali dalam batas-batas proyek,
bilamana memungkinkan, harus digunakan dalam cara yang paling efektif untuk
timbunan atau urugan kembali.
Bahan-bahan galian yang mengandung tanah organik tinggi, tanah gambut, sejumlah
besar akar, atau bahan-bahan tumbuhan lainnya atau tanah kompresibel yang
menurut pendapat Direksi akan mencegah pemadatan bahan-bahan yang dihampat
di atasnya atau menyebabkan penurunan atau kegagalan yang tidak diinginkan,
harus digolongkan sebagai tak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan-
bahan timbunan dalam pekerjaan permanen.
Setiap bahan-bahan galian yang berlebihan untuk kebutuhan timbunan atau bahan-
bahan yang tidak disetujui oleh Direksi sebagai bahan-bahan timbunan yang sesuai
harus dibuang keluar dari daerah pekerjaan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua pengaturan dan biaya untuk
pembangunan bahan-bahan yang berlebihan atau tidak memenuhi syarat, termasuk
pengangkatan dan perolehan izin dari pemilik atau penghuni tanah tersebut, di mana
pembuangan itu dilaksanakan. Bahan yang berlebih akan digunakan untuk timbunan
golf course dari pada dibuang keluar lapangan.
Pemulihan Tempat Kerja dan Pembuangan Pekerjaan Sementara
Semua struktur sementara seperti “cofferdam” atau skor dan turap harus dibongkar
oleh Kontraktor setelah penyelesaian struktur permanen atau pekerjaan lainnya
untuk mana galian telah dilakukan, kecuali sebaliknya diarahkan oleh Direksi.
Pembongkaran harus dikerjakan dengan cara yang sedemikian rupa hingga tidak
mengganggu atau merusak struktur atau formasi yang telah selesai.
Bahan-bahan yang diperoleh kembali dari pekerjaan sementara tersebut tetap
menjadi milik Kontraktor dan jika disetujui oleh Direksi, dimasukkan ke dalam
pekerjaan permanen dan dibayar menurut jenis pembayaran yang dimasukkan
dalam Jadwal Penawaran.
Bahan-bahan galian tidak boleh ditempatkan dalam suatu saluran air tetapi harus
segera dibuang.
Semua lubang galian tambahan, tempat galian batu atau daerah sisa galian yang
digunakan oleh Kontraktor harus ditinggalkan dalam kondisi yang rapih dan teratur
dengan sisi dan lereng yang mantap.
Prosedur Galian
Galian harus dilaksanakan sampai kelandaian, garis dan ketinggian yang ditentukan
dalam gambar atau diperintahkan oleh Direksi dan harus meliputi pembuangan
semua bahan-bahan yang ditemukan, termasuk tanah, batuan, batu-bata, batu beton,
pasangan batu dan bahan-bahan perkerasan jalan lama.
galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap
bahan bahan di bawah dan di luar batas galian.
Bila bahan-bahan yang tak terlindungi pada garis pembentukan atau tanah dasar
atau permukaan pondasi adalah bahan-bahan lepas atau lunak atau berlumpur atau
tidak memenuhi syarat menurut pendapat Direksi maka bahan-bahan tersebut harus
dipadatkan secara menyeluruh atau sama sekali dikeluarkan untuk dibuang dan
diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat sebagaimana diarahkan oleh
Direksi.
Di mana batuan, lapisan keras atau bahan-bahan keras lainnya ditemukan pada jalur
selokan atau pada ketinggian tanah dasar untuk perkerasan dan bahu jalan atau
dasar parit pipa atau galian pondasi struktur maka bahan-bahan tersebut harus digali
150 mm lebih dalam sampai suatu permukaan yang rata halus dan mantap. Tidak
boleh ada tonjolan batuan ditinggalkan dari permukaan yang terbuka dan semua
pecahan batu yang berdiameter lebih besar dari 150 mm harus dibuang. Profil galian
yang ditentukan harus dicapai dengan penimbunan material yang dipadatkan dan
disetujui oleh Direksi.
Peledakan sebagai suatu sarana galian batuan pada umumnya selalu tidak harus
digunakan. Tetapi jika menurut pendapat Direksi adalah tidak mungkin untuk
menggali batuan dengan menggunakan alat-alat bertekanan udara atau suatu mesin
hidrolis tunggal dan jika menurut pendapatnya tidak ada bahaya terhadap
masyarakat dan tanah milik yang berdampingan, ia boleh mengizinkan
menggunakan peledakan.
Dalam hal-hal demikian, maka Kontraktor harus menyediakan alat pelindung
peledakan untuk melindungi orang-orang, tanah milik dan pekerjaan selama galian
yang disetujui oleh Direksi.
Peledakan harus dibatasi pada waktu-waktu yang disetujui oleh Direksi.
Galian batuan harus dilaksanakan baik dengan peledakan atau lainnya sehingga sisi
galian harus ditinggalkan pada suatu kondisi yang aman dan sedapat mungkin serta
praktis. Batuan lepas atau menggantung yang dapat menjadi tidak stabil atau
merupakan suatu bahaya lainnya terhadap orang harus dibuang. Baik terjadi pada
galian batuan baru maupun lama.
dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dengan volume sesuai yang tercantum
dalam Bill of Quantity dengan jarak 0,5 – 1 Km dan 1 - 3 km.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pembuangan/pengangkutan ini akan mengutamakan
keselamatan dan kesehatan kerja dengan menggunakan cara standard, dengan
menggunakan peralatan safety untuk para pekerja sesuai peraturan keselamatan yang
berlaku, atau sesuai dengan petunjuk dan arahan Direksi Pekerjaan.
4. Dikerjakan lapis demi lapis dengan tebal lapisan berdasarkan hasil uji coba
yang tergantung dari material/tanah bahan timbunan, peralatan yang
dipergunakan dan jumlah lintasannya.
5. Pada umumnya tebal lapisan urugan kembali yang telah dipadatkan tidak
boleh lebih dari 30 cm.
6. Kadar air tanah bahan timbunan berkisar antara +3% sampai -5% dari kadar
air optimum berdasarkan hasil uji laboratorium dengan tingkat kepadatan
95% kepadatan kering maksimum sesuai dengan criteria ASTM D-968.
7. Pemadatan dengan menggunakan Bulldozer, Roller Vibro dan Water tank
truck yang disetujui pengguna jasa.
8. Tipe-B1; sesuai Tipe-B.1 proses penimbunan dengan excavator dan
pemadatan dengan alat berat lainnya.
Pada pekerjaan timbunan tanah material hasil galian pada pekerjaan saluran
sekunder ini menggunakan klasifikasi pekerjaan timbunan Tipe-B1 dimana
pekerjaan timbunan menggunakan perlatan berat dan semi mekanis berupa Roller
vibro untuk pematadatannya, Bulldozer untuk perataan material timbunan dan
dalam proses pemerataan tanah timbunan menggunakan water tank truck untuk
menjaga kadar air bahan timbunan. Adapun pekerjaan timbunan tanah material
hasil galian memiliki volume sama dengan volume yang tercantum pada dokumen
kontrak yang penawaran.
c. Pemeriksaan dan Kesesuaian
1. Memastikan bahwa timbunan/urugan kembali dilakukan sesuai dengan volume
bangunan dan elevasi permukaan dan dasar yang telah ditetapkan pada gambar
rencana kerja. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan peralatan ukur
Theodolit dan Waterpass
2. Timbunan yang dilakukan telah dilakukan pemadatan yang sesuai dengan
persyaratan pada dokumen spesifikasi teknis
3. Memastikan timbunan tidak mengalami land subsidence
4. Memastikan kadar air tanah telah sesuai dengan syarat yaitu antara +3% sampai
-5% dari kadar air optimum berdasarkan hasil uji laboratorium dengan tingkat
kepadatan 95% kepadatan kering maksimum sesuai dengan criteria ASTM D-
968.
d. Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran pekerjaan urugan kembali Tipe-B1 dan B.2 harus dilakukan
berdasarkan harga satuan maka pembayarannya dilakukan berdasarkan volume
pekerjaan tersebut yang diperoleh dari data pengukuran sebelum dan sesudah
selesainya peekrjaan yang memuaskan pengguna jasa.
Pembayaran pekerjaan urugan kembali dilakukan berdasarkan harga yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga yang sudah termasuk biaya untuk:
galian, angkutan, re-handling, penghamparan pengendalian kadar air, pemadatan,
perapian dan biaya lain termasuk, upah, bahan, peralatan serta pekerjaan penunjang
yang diuraikan dalam Sub-bagian A.
sampai bersih sesuai ketentuan dalam sepesifikasi dan atau sesuai dengan
perintah direksi,
5. Material hasil kupasan /stripping harus ditumpuk sementara disekitar lokasi
atau tempat lain yang disetujui oleh Direksi,
6. Penyedia jasa harus memperhatikan dengan seksama agar semua permukaan
yang dikupas bebas dari tumbuhan dan akar – akar sebelum diambil
materialnya.
7. Material timbunan yang dibawa dari borrow area dirapikan dan diratakan
menggunakan peralatan yang Bulldozer, Vibro roller. Kemudian untuk menjaga
kadar air material timbunan penyedia jasa wajib menyediakan water tank truck
dan dump truck sebagai peralatan angkut material dari borrow area.
c. Pemeriksaan dan Kesesuaian
1. Volume pekerjaan timbunan harus sesuai dengan rencana kerja, yang diukur
menggunakan peralatan ukur Theodolite dan Waterpass
2. Memastikan Tinggi, lebar, kedalaman dan kemiringan tebing timbunan telah
sesuai dengan gambar kerja.
3. Material timbunan telah diratakan dan dirapikan sesuai dengan gambar kerja
rencana
4. Memastikan kadar air tanah telah sesuai dengan syarat yaitu antara +3% sampai
-5% dari kadar air optimum berdasarkan hasil uji laboratorium dengan tingkat
kepadatan 95% kepadatan kering maksimum sesuai dengan criteria ASTM D-
968.
d. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pembayaran dinilai dari satuan unit m3, pembayaran dilakukan apabila
volume pekerjaan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa telah dilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar rencara kerja yang telah ditentukan.
3. Pengangkatan beton pracetak bisa dilakukan dengan alat berat ataupun dengan
tenaga manusia
7. Setelah terpasang, pada lidah panel diberi lem beton untuk perekat sambungan
dengan panel berikutnya
8. Pemasangan TIE BAR D12 dan pemberian join mortar antar baris precast
9. Penurunan panel precast baris kedua setelah mortar dan tie bar selesai dipasang
10. Pemasangan besi dan bekisting untuk pengecoran in situ pada caping dan lantai
2. Dalam menjaga mutu Beton pada saat melakukan pengecoran ketika terjadi
hujan di lapangan. penyedia jasa harus menyiapkan peralatan dan bahan
pengecoran yang dapat melindungi beton dari penurunan mutu beton.
3. Apabila terjadi kendala pada kelancaran lalu lintas perjalanan kendaraan truck
mixer akibat adanya gangguan lalu lintas sehingga menyebabkan mobil truck
mixer melewati batas waktu pengiriman beton yang disyaratkan, penyedia jasa
wajib menyiapkan metode penanganan dengan menambahkan zat admixture
beton untuk menjaga mutu beton tersebut tetap terjaga hingga sampai di lokasi
di lapangan.
4. Setiap kali pengecoran penyedia jasa wajib mengambil sampel uji beton, untuk
dilakukan pengujian slump beton dan kuat tekan beton.
Penyedia jasa wajib membuat laporan kegiatan pengecoran kepada direksi di
lapangan, yang berisi progress kegiatan pengeceoran, kendala (apabila ditemukan di
lapangan) serta solusi yang ditawarkan.
e. Pemeriksaan dan Kesesuaian
1. Cek mutu beton apakah telah sesuai dengan yang direncanakan.
2. Lakukan koordinasi dengan bagian pengukuran untuk melakukan pengendalian
dan perbaikan pengukuran saat proses pekerjaan. Dan pastikan volume pekerjaan
sesuai dengan yang direncanakan
3. Pastikan permukaan beton rata dan aman dari porositas.
4. Pastikan kemiringan saluran telah sesuai dengan gambar rencana.
f. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pembayaran diukur berdasarkan capaian kerja dalam satuan unit m3.
Pembayaran dapat dilakukan apabila volume pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab penyedia jasa dapat diselesaikan sesuai dengan dokumen spesifikasi teknis
dan kuantitas dalam dokumen penawaran. Adapun pembayaran yang dibayarkan
peengguna jasa meliputi tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
I. Wiremesh( M8)
J. Lembaran Plastik untuk alas lantai lining cor ditempat
Penyedia jasa wajib melaporkan dan mendapatakan plastik alas untuk lining sesuai
dengan spesifikasi serta mendapatkan persetujuan dari direksi di lapangan.
a. Persiapan
1. Penyedia jasa membuat dan mengusulkan shop drawing pekerjaan ke direksi
pekerjaan untuk memperoleh persetujuan.
2. Penyedia jasa memastikan bahan material sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditentukan serta bahan material tidak rusak
b. Metode Pelaksanaan
1. Sebelum dihamparkan pada permukaan tanah pastikan permukaan tanah rata,
2. Plastik alas harus dipastikan bersih dari material yang mengganggu mutu beton
lining beton.
c. Pengecekan Kesesuaian
1. Material yang digunakan sesuai dengan dokumen spesifikasi teknis,
2. Material secara fisik tidak lapuk, tidak memiliki celah atau sobekan pada setiap
lembarannya
d. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pembayaran diukur berdasarkan satuan m2 sesuai dengan luasan yang
tentukan pada dokumen penawaran. Apabila ditemukan kecacatan material pada
saat pelaksanaan penyedia jasa wajib mengganti material tersebut dan mendapatkan
persetujuan untuk material usulan yang diajukan penyedia jasa. Pembayaran
meliputi tenaga kerja dan bahan.
Bahan :
Plywoodt = 18 mm.
Paku, angkur dan sekrup-sekrup; ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup
kuat untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran.
Kaso 5/7 cm
Minyak bekisting
Syarat-syarat Umum Bekisting
Tidak mengalami deformasi. Bekisting harus cukuptebal danterikat kuat.
Kedap air; dengan menutup semua celah dengantape.
Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.
Pemasangan Bekisting.
a. Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran) sebelum memulai pekerjaan.
Pastikan ukuran-ukuran ini sudah sesuai dengan gambar.
b. Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai dengan
design dan standard yang telah ditentukan; sehingga bisa dipastikan akan
menghasilkan beton yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan akan bentuk,
kelurusan dan dimensi.
c. Rancangan bekisting harus memudahkan pembukaannya sehingga tidak
merusakkan permukaan beton.
d. Hubungan-hubungan antar papan bekisting harus lurus dan harus dibuat kedap
air, untuk mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk
beton. Hubungan-hubungan ini harus diusahakan seminimal mungkin.
e. Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada kedua sisinya.
Pemakaian pasangan bata untuk bekisting pondasi harus atas seijin Konsultan
Pengawas. Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi pengecoran harus
dibuang.
f. Perkuatan-perkuatan pada bukaan-bukaan dibagian-bagian yang struktural yang
tidak diperlihatkan pada gambar harus mendapatkan pemeriksaan dan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
g. Pada bagian-bagian yang akan terlihat, tambahkan pinggulan-pinggulan
(chamfer strips) pada sudut-sudut luar (vertikal dan horizontal) dari balok,
kolom dan dinding.
h. Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut :
1. Deviasi garis vertikal dan horizontal:
a) 6 mm, pada jarak 3000 mm.
b) 10 mm, pada jarak 6000 mm
c) 20 mm, pada jarak 12000 mm, atau lebih.
2. Deviasi pada potongan melintang dari dimensi kolom atau balok, atau
ketebalan plat : 6 mm.
3. Aplikasi bahan pelepas acuan (form release agent) harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik. Aplikasi harus dilaksanakan sebelum pemasangan
besi beton, angkur-angkur dan bahan-bahantempelan (embedded item)
lainnya. Bahan yang dipakai dan cara aplikasinya tidak boleh
menimbulkan karat atau mempengaruhi warna permukaan beton.
4. Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak
terkena bahan pelepas acuan; bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai.
Untuk itu, dalam hal bahan pelepas acuan tidak dipakai, sisi dalam
bekisting harus dibasahi dengan air bersih. Bekisting Beton dan
permukaan ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran beton.
Sisipan (insert), Rekatan (embedded) dan Bukaan (Opening)
a) Sediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk pipa, conduits, sleeves
dan pekerjaan lain yang akan merekat pada, atau melalui/merembes beton.
b) Pasang langsung pada bekisting alat-alat atau bagian pekerjaan lain yang akan di cor
langsung pada beton.
c) Koordinasikan bagian dari pekerjaan lain yang terlibat ketika membentuk /
menyediakan bukaan, slots, recessed, sleeves, bolts, angkur dan sisipan-sisipan
lainnya. Jangan laksanakan pekerjaan diatas jika tidak secara jelas/khusus
ditunjukkan pada gambar yang berhubungan.
d) Pemasangan water stops harus kontinue (tidak terputus) dan tidak mengubah letak
besi beton.
e) Sediakan bukaan sementara pada beton dimana diperlukan guna pembersihan dan
inspeksi.
f) Tempatkan bukaan dibagian bawah bekisting guna memungkinkan air pembersih
keluar dari bekisting.
Kontrol Kualitas
Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telahsesuai dengan bentuk beton yang
diinginkan, dan perkuatan-perkuatanya guna memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai
dengan rancangan bekisting, wedged, ties, dan bagian-bagian lainnya aman.
nformasikan pada Konsultan Pengawas jika bekisting telah dilaksanakan, dan telah
dibersihkan, guna pelaksanaan pemeriksaan. Mintakan persetujuan Konsultan
Pengawas terhadap bekisting yang telah dilaksanakan sebelum dilaksanakan
pengecoran beton.
Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu lebih dari 2 kali tidak
diperkenankan. Penambalan pada bekisting, juga tidak diperkenankan, kecuali pada
bukaan-bukaan sementara yang diperlukan.
Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan sebelumnya dari
Konsultan Pengawas.
Pembersihan
Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang tidak perlu.
Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian dalam bekisting. Siram
dengan air, menggunakan air bertekanan tinggi, guna membuang benda-benda asing
yang masih tersisa pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut telah mengalir keluar
melalui lubang pembersih yang disediakan.
Buka bekisting secara kontinu dan sesuai dengan standard yang berlaku sehingga tidak
terjadi beban kejut (shock load) atau ketidak seimbangan beban yang terjadi pada
struktur. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan-
peralatan yang dipakai untuk membukatidak merusak permukaan beton.
Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah dibuka harus
disimpan dengan cara yang memungkinkan perlindungan terhadap permukaan yang
akan kontak dengan betontidak mengalami kerusakan.
Dimana diperlukan berikan perkuatan-perkuatan pada komponen-komponen struktur
yang telah dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan konstruksi sehingga
pekerjaan-pekerjaan konstruksi dilantai-lantai diatasnya bisa dilanjutkan. Pembukaan
penunjang bekisting hanya bisa dilakukan setelah beton mempunyai 75 % dari kuat
tekan 28 hari (28 day compressive strength) yang diperlukan.
Bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton, tidak boleh
dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh Konsultan Pengawas.
Pelaksanaan Pembongkaran Bekisting
a) Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang tidak
perlu. Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian dalam
bekisting. Siram dengan air, menggunakan air bertekanan tinggi, guna membuang
benda-benda asing yang masih tersisa pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut
telah mengalir keluar melalui lubang pembersih yang disediakan.
b) Buka bekisting secara kontinu dan sesuai dengan standard yang berlaku sehingga
tidak terjadi beban kejut (shock load) atau ketidak seimbangan beban yang terjadi
pada struktur.
c) Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan-peralatan
yang dipakai untuk membukatidak merusak permukaan beton.
d) Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah dibuka harus
disimpan dengan cara yang memungkinkan perlindungan terhadap permukaan
yang akan kontak dengan betontidak mengalami kerusakan.
e) Dimana diperlukan berikan perkuatan-perkuatan pada komponen-komponen
struktur yang telah dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan
konstruksi sehingga pekerjaan-pekerjaan konstruksi dilantai-lantai diatasnya bisa
dilanjutkan. Pembukaan penunjang bekisting hanya bisa dilakukan setelah beton
mempunyai 75 % dari kuat tekan 28 hari (28 day compressive strength) yang
diperlukan.
f) Bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton, tidak boleh
dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh Konsultan Pengawas.
M. Urugan Pasir
Urugan pasir pada lining beton sebagai untuk perata dinding saluran precast saluran,
tebal dari pasir urugan ini setebal 2 cm. peletakan pasir urugan terlihat pada gambar di
bawah ini dengan tanda warna merah.
N. Gebalan Rumput
a) Persyaratan Bahan / Material
Untuk melindungi rawan rusak lereng/tebing oleh riak / gelombang atau arus air
(erosi), gebalan rumput dikerjakan / diadakan sebagaimana tertera pada gambar atau
sesuai dengan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Lempengan gebalan rumput yang dipergunakan untuk pelindung tebing harus segar,
padat dan berakar kuat serta panjang potongan lempengan gebalan rumput tidak
kurang dari 10 cm. berikut persiapan pekerjaan dijelaskan sebagai berikut:
1. Penyedia jasa membuat dan mengusulkan shop drawing kepada direksi
pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan,
2. Penyedia jasa melakukan identifikasi lokasi pekerjaan dan pengukuran untuk
membuat patok area kerja.
b) Metoda Pelaksanaan
Pekerjaan gebalan rumput terdiri dari pekerjaan persiapan, pemotongan,
pengangkutan dan menata lempengan gebalan rumput pada tempatnya, serta
memelihara Iereng / tebing sedemikian rupa agar supaya rumput dapat tumbuh
normal dan serentak.
Direksi Pekerjaan akan memeriksa lempengan gebalan rumput. Perlu dijaga agar
jangan terjadi kehilangan tanah humus pada lempengan gebalan rumput selama
pernotongan dan pengangkut. Transplating (memindahkan tanaman) rumput
dilaksanakan selama 24 jam, setelah pemotongan dan ditaruh pada tempat sementara
atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
Dalam proses penempatan sementara dan pengangkutan dikerjakan sedemikian rupa
sehingga dua muka tanah dan dua lempengan disetangkup (tanah dengan tanah
saling ditempelkan). Lempengan-lempengan gebalan rumput harus dijaga
kelembabannya dan terlindung dari terik sinar niatahari. Bila bidang rumput yang
akan dipotong dalam keadaan kering maka harus dibasahi secara cukup, jangan
diterima gebalan rumput yang berkualitas rendah maupun yang dalam keadaan jelek
serta terdapat gulma (rumput yang tidak diinginkan). Semua bidang yang akan
4. Memastikan pekerjaan galian rapi dan material hasil galian di letakan pada
tempat yang telah ditentukan oleh direksi lapangan,
5. Tidak ada material terlepas seperti batu pada permukaan hasil galian pada
hasil akhirnya.
IV. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pembayaran diukur dalam satuan meter kubik (m3) galian tanah
dan kupasan tanah lapisan atas, sesuai dengan dimensi dan kemiringan yang
ditunjukkan dalam gambar kerja dan telah diselesaikan dengan rapi.
Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah Tipe-A dilaksanakan sesuai dengan
harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya
untuk pekerja, peralatan, bahan bangunan dan semua pekerjaan penunjang dan
upaya lain untuk kelancaran pelaksanaan yang diperlukan untuk pekerjaan
galian, pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan atau lokasi
penampungan sementara (stock-pile), perapian tebing galian, jalan akses
sementara, pengeringan/pemompaan dan lain-lain.
b. Bongkar Beton
Beton bertulang merupakan struktur bangunan yang dewasa ini banyak digunakan.
Perpaduan antara batuan keras yang tahan terhadap gaya tekan ditambah besi yang
tahan terhadap gaya tarik membuat material beton ini kuat menahan beban
bangunan.
Adakalanya beton yang sudah jadi harus dibongkar kembali dikarenakan berbagai
sebab, bisa karena ingin adanya pembaharuan, kerusakan struktur, maupun alasan
lainya. Untuk membongkarnya diperlukan tenaga kerja yang bisa dibayar dengan
upah harian.
Volume beton bisa dihitung dalam satuan m³. Apabila bentuknya balok persegi
maka bisa dihitung dengan rumus panjang x lebar x tebal Pembongkaran
konstruksi beton dalam rangka ronovasi (bongkar beton secara konvensional) di
butuhkan :
1. Tenaga Kerja, Terdiri dari :
a. Pekerja
b. Mandor
2. Perlatan, terdiri dari :
a. Palu/Godam
b. Gergaji Besi
c. Pahat Beto (baja keras)
d. Linggis
dan umur 28 hari dengan ukuran maksimum agregat dan dibuat mengikuti tabel di
bawah ini :
Tabel Klasifikasi Beton Berdasarkan Besarnya Tekanan
d. Pembesian
Pekerjaan pembesian dimaksudkan untuk pekerjaan lining saluran irigasi, lantai
saluran irigasi dan pekerjaan talang air. Pekerjaan pembesian merupakan bagian
dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek
kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan
struktur bangunan. Adapun kuantitas pekerjaan pembesian sebesar yang tercantum
di dalam Bill of Quantity. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian
mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan.
a. Penyimpanan besi beton
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan :
Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu
harus digajal dengan balok beton.
Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak
Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)
Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane
Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m
Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi
b. Pemotongan dan pembengkokan besi beton
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut :
Gunakanlah meja yang kuat dan rata
Siapkanlah gambar acuan
Cek diameter besi
Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
Cek ukuran mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi
kekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi
Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan
persetujuan engineer
Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru
Daftar tenaga kerja, bahan/material dan peralatan yang digunakan untuk pekejaan
pembesian sebagai berikut :
a) Tenaga kerja : pekerja, tukang besi, kepala tukang dan mandor
b) Bahan/material : besi beton ulir, kawat ikat
c) Peralatan : bar bender, bar cutter dan alat bantu lainnya.
c. Pemasangan Besi Beton
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai
berikut :
Besi harus bersih (dari kotoran , minyak).
Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia
untuk proses pemadatan beton
Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang
sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.
Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru
kemudian meletakan sesuai posisinya.
Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling
efektif dan efisien.
Dalam hal ini pembesian di peruntukan untuk rehabilitasi bangunan yang akan di
rehabitas, bahan penbesian yang digunakan berupa besi beton dari ukuran 10
sampai 12 (sesuai gambar) dan si setujui oleh direksi pekerjaan.
e. Bekisting Ekspose
A. Persiapan Pelaksanaan Pemasangan Bekisting Ekspose
1. Standar Acuan Kerja
Lingkup perkerjaan bekisting ekspose Kayu atau multiplek untuk bekisting
beton cor di tempat dan perancah dengan ketinggian maksimum 4,5 m di
kalikan 2 menjadi 9 meter. Bekisting ekspose untuk pekerjaan lining beton.
Standar yang digunakan sebagai berikut :
a) Standard Indonesia:
(1) Peraturan Umum Bahan Bangunan diIndonesia (PUBI) - 1982, NI - 3.
(2) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) - 1961, NI - 5.
(3) Peraturan Standaar Beton 1991 (SK.SNI T-15-1991-03)
b) ACI : American Concrete Institute, USA.
(1) 303 - Guideto Cast-In-Place Architectural Concrete practice.
(2) 318 - Building Code Reguirementsfor Reinforced Concrete.
(3) 347 – Recommended Practicefor Concrete Form Work.
(4) SP4, Special publication 34 - Form Workfor Concrete.
2. Shop Drawing.
i. Dimana diperlukan, menurut Direksi Lapangan atau Perencana, harus
dibuat Shop
ii. Drawing.
iii. Siapkan shop drawing tipikal untuk tiap rancangan bekisting yang
berbeda; yang
iv. Memperlihatkan :
dimensi
metoda konstruksi
bahan
hubungan dan ikatan-ikatan (ties).
3. Bahan :
a) Polywoodt/Multiplex = 18 mm.
b) Paku, angkur dan sekrup-sekrup; ukuran sesuai dengan keperluan dan
cukup kuat untuk menahan bekisting agartidak bergerak ketika
dilakukan pengecoran.
c) Kaso 5/7 cm d) Minyak bekisting
4. Syarat-syarat Umum Bekisting
a) Tidak mengalami deformasi. Bekisting harus cukuptebal danterikat kuat.
b) Kedap air; dengan menutup semua celah dengantape.
c) Tahanterhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.
B. Pemasangan Bekisting.
1) Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran) sebelum memulai pekerjaan.
Pastikan ukuran ukuran ini sudah sesuai dengan gambar.
2) Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai
dengan design dan standard yang telah ditentukan; sehingga bisa
dipastikan akan menghasilkan beton yang sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan akan bentuk, kelurusan dan dimensi.
3) Rancangan bekisting harus memudahkan pembukaannya sehingga tidak
merusakkan permukaan beton.
4) Hubungan-hubungan antar papan bekisting harus lurus dan harus dibuat
kedap air, untuk mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan
deformasi bentuk beton. Hubungan hubungan ini harus diusahakan
seminimal mungkin.
5) Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada kedua
sisinya. Pemakaian pasangan bata untuk bekisting pondasi harus atas seijin
Konsultan Pengawas. Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi
pengecoran harus dibuang.
6) Perkuatan-perkuatan pada bukaan-bukaan dibagian-bagian yang
struktural yang tidak diperlihatkan pada gambar harus mendapatkan
pemeriksaan dan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
7) Pada bagian-bagian yang akan terlihat, tambahkan pinggulan-pinggulan
(chamfer strips) pada sudut-sudut luar (vertikal dan horizontal) dari balok,
kolom dan dinding.
8) Bekisting harus memenuhitoleransi deviasi maksimal berikut :
(a) Deviasi garis vertikal dan horizontal
6 mm, pada jarak 3000 mm.
B. Metode Pelaksanaan
1. Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari
pasangan bata/batu kali harus dipelster dengan adukan 1 PC (Portlkand
Cement) : 3 PS (pasir) dengan kebutuhan Semen (PC) sebanyak= 7,75 kg dan
pasir sebanyak = 0,023 m3 dan diaduk secara merata dengan air, guna
mencapai campuran yang homogen maka diwajibkan untuk memakai
mixer/molen dengan kapasitas 0, 30 m3.
2. Pekerjaan Pelsteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1 cm dan
dihalurkan dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain pasangan
harus diplester pada bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada
sorongan/pipa saluran, dan selebar, 0,10 m dibawah tepi atas dinding dan
pasangan sorongan/pipa saluran.
3. Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang
sudah selesai karena susut pengerasan, maka permukaan plesteran yang
sudah selesai harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.
C. Pemeriksaan dan Kesesuaian
1. Volume pekerjaan sesuai dengan dokumen penawaran,
2. Permukaan plesteran rata dan tidak memiliki pori-pori beton yang dapat
mengakibatkan porositas pada bangunan,
3. Bahan dan material yang digunak telah sesuai dengan syarat yang ditentukan
direksi pekerjaan.
D. Pengukuran dan Pembayaran
Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yang
telah disetuji oleh pengguna jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (Unit) M2.
harga satuan yang ditawarkan oleh penyedia jasa sudah harus meliputi upah
tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan.
Pekerjaan Bar screen (saringan kasar) ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal
waktu pelaksanaan pekerjaan dengan voume sesuai yang tercantum dalam Bill of
Quantity. Tidak boleh terbuat dari bahan bambu maupun kayu. harus dibuat dengan
besi beton berdiameter 16 mm . Dalam pengelasannya-pun harus kuat dan rapi
menggunakan las listrik dengan dimensi sesuai gambar kerja dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Harus dilindungi dari korosi dengan melakukan pengecatan;
2. Harus mampu menahan tekanan air karena adanya penyumbatan pada kondisi
air penuh;
3. Dipasang dengan kemiringan sekitar 70o (tujuh puluh derajat) dari garis
horisontal;
4. Harus dapat dilepas dari struktur sipil untuk akses perbaikan dan pembersihan;
5. Untuk intake dan saluran pembawa paling tidak memiliki celah selebar 5 (lima)
cm atau lebih lebar;
Untuk inlet pipa pesat harus memiliki celah yang lebih kecil dari Trash Rack di
intake, dengan ukuran celah tidak boleh lebih besar dari ½ (setengah) kali jarak antar
runner blades (baik propeller maupun cross flow) atau ½ (setengah) kali diameter
nozzle untuk pelton sedangkan untuk turbin tipe lain disesuaikan dengan ukuran
sampah kecil yang sering terbawa dalam air.
Pengukuran untuk pekerjaan Bar Screen/Trash Rack dilakukan dengan satuan
ukuran luas dalam meter persegi (m2) yang dihitung dari luas pekerjaan Bar
Screen/Trasc Rack berdasarkan gambar kerja.
Pembayaran untuk pekerjaan plaster dilakukan berdasarkan harga satuan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk semua biaya dan
ongkos untuk pekerja, material, peralatan, pengeringan dan semua pekerjaan
pendukung yang diperlukan.
i. Batu Bronjong
Bronjong terdiri dari anyaman kawat yang membentuk anyaman dengan jenis
bronjong pabrikasi yaitu panjang (P) = 2 m, Lebar (L) = 1 m dan tinggi (T) = 0,5 m
sesuai dengan gambar. Keranjang bronjong harus mempunyai rangka yang diikat
erat dengan anyaman pada pinggir keranjang. Bahan baku bronjong berupa kawat
bergalvanis berdasarkan SNI 03-6145-1999 Kawat Bronjong dan Batu yang akan
digunakan untuk mengisi bronjong harus kokoh, bentuk anyaman hexsagonal
dengan lilitan ganda dan harus simetri. Lilitan harus erat dan tidak terjadi
kerenggangan hubungan antara kawat sisi dan kawat anyaman dililit minimum 4
kali sehingga bronjong kawat mampu menahan beban dari segala arah.
Semua pekerjaan selanjutnya harus sesuai dengan contoh elevasi yang tercantum
dalam gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Tiap jajaran bronjong
harus diikat dengan kawat terhadap jajaran sebelahnya pada pinggir bagian atas dan
bawah dan pada sudutnya. Sambungan diantara Bronjong harus seragam
berselang seling dengan bagian yang teratur yang disetujui oleh Direksi. Permukaan
tanah tempat bronjong yang akan dipasang harus diratakan sebelum keranjang
bronjong dipasang. Tiap bronjong harus diisi dengan batu dengan tangan secara