Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

2.1 TUMOR
2.1.1 Definisi Tumor Abdomen
Tumor abdomen adalah suatu massa yang padat dengan ketebalan yang
berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami
transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel
normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan
strukturnya. Kelainan ini dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi
obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi
dan menentukan struktur yang dibungkusnya tetapi tidak menginvasinya
(Baig 2022).
Tumor intra abdomen antara lain tumor hepar, tumor limpa, tumor
lambung atau usus halus, tumor kolon, tumor ginjal (hipernefroma), tumor
pankreas. Pada anak-anak dapat terjadi tumor ginjal (Oswari, 2014).
Tumor/kanker adalah suatu penyakit yang bersifat tidak menular, atau NCD
(Non communicable diseases) yang menjadi penyebab kematian terbesar
manusia diseluruh dunia apabila tidak segara dilakukan tindakan. Sampai
saat ini, tumor merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia termasuk
Indonesia (Oswari, 2014).

2.1.2 Anatomi Fisiologi


Menurut (Hetty A. K, 2017) bagian abdomen (perut) sering dibagi
menjadi 9 area berdasarkan posisi dari 2 garis horizontal dan 2 garis vertikal
yang membagi-bagi abdomen. Pembagian berdasarkan region: Regio
hipokondriak kanan, Regio epigastrika, Regio hipokondriak kiri, Regio
lumbal kanan, Regio umbilicus, Regio lumbal kiri, Regio iliak kanan, Regio
hipogastrika, Regio iliak kiri.
Bagian abdomen juga dapat dibagi menjadi 4 bagian berdasarkan posisi
dari satu garis horizontal dan 1 garis vertikal yang membagi daerah abdomen
(Hetty A. K, 2017).
1) Kuadran kanan atas
2) Kuadran kiri atas
3) Kuadran kanan bawah
4) Kuadran kiri bawah

Gambar 2.1 Gambar Quadran Pada Bagian Abdomen (LeMone, 2015)

Penyebab neoplasi umumnya bersifat multifaktorial. Beberapa faktor


yang dianggap sebagai penyebab neoplasi antara lain meliputi bahan
kimiawi, fisik, virus, parasit, inflamasi kronik, genetik, hormon, gaya
hidup, serta penurunan imunitas. Penyebab terjadinya tumor karena
terjadinya pembelahan sel yang abnormal.Perbedaan sifat sel tumor
tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi
autonominya dalam pertumbuhan, kemampuannya mengadakan infiltrasi
dan menyebabkan metastasi
2.1.3 Etiologi
Penyebab neoplasi umumnya bersifat multifaktorial. Beberapa faktor
yang dianggap sebagai penyebab neoplasi antara lain meliputi bahan kimiawi,
fisik, virus, parasit, inflamasi kronik, genetik, hormon, gaya hidup, serta
penurunan imunitas. Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya
pembelahan sel yang abnormal.Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari
besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi autonominya dalam
pertumbuhan, kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan
metastasis. Menurut Smelstzer & Suzanne C, 2001 dalam (DIMU, 2019) Ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:
1. Karsinogen
a. Kimiawi
Bahan kimia dapat berpengrauh langsung (karsinogen) atau
memerlukan aktivasi terlebih dahulu (ko- karsinogen) untuk
menimbulkan neoplasi. Bahan kimia ini dapat merupakan bahan
alami atau bahan sintetik/semisintetik. Benzopire suatu pencemar
lingkungan yang terdapat di mana saja, berasal dari pembakaran tak
sempurna pada mesin mobil dan atau mesin lain (jelaga dan ter) dan
terkenal sebagai suatu karsinogen bagi hewan maupun manusia.
Berbagai karsinogen lain antara lain nikel arsen, aflatoksin,
vinilklorida. Salah satu jenis benzo (a) piren, yakni, hidrokarbon
aromatik polisiklik (PAH), yang banyak ditemukan di dalam
makanana yang dibakar menggunakan arang menimbulkan kerusakan
DNA sehingga menyebabkan neoplasia usus, payudara atau prostat
b. Fisik
Radiasi gelombang radioaktif seirng menyebabkan keganasan.
Sumber radiasi lain adalah pajanan ultraviolet yang diperkirakan
bertambah besar dengan hilangnya lapisan ozon pada muka bumi
bagian selatan. Iritasi kronis pada mukosa yang disebabkan oleh
bahan korosif atau penyakit tertentu juga bisa menyebabkan
terjadinya neoplasia.
c. Viral
Viral dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jenis asam
ribonukleatnya; virus DNA serta RNA. Virus DNA yang sering
dihubungkan dengan kanker antara human papiloma virus (HPV),
Epstein-Barr virus (EPV),hepatiti B virus (HBV), dan hepatitis C
virus (HCV). Virus RNA yang karsonogenik adalah human T-cell
leukemia virus I (HTLVI)

2. Hormon
Hormon dapat merupakan promoter kegananasan.

3. Faktor gaya hidup


Kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan- makanan yang
kurang berserat. Asupan kalori berlebihan, terutama yang berasal dari
lemak binatang, dan kebiasaan makan makanan kurang serat
meningkatkan risiko berbagai keganasan, seperti karsinoma payudara dan
karsinoma kolon.

4. Parasit
Parasit schistosoma hematobin yang mengakibatkan karsinoma
planoseluler.

5. Genetik, infeksi, trauma, hipersensivitas terhadap obat.

2.1.4 Patofisiologi
Menurut Sjamsuhidajat (2010) Tumor adalah proses penyakit yang
bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasiganetic dari DNA seluler, sel
abnormal ini membentuk kolon dan berpopliferasi secara abnormal,
mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar
seltersebut. Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob
karenakemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai
enzim yang lengkap untuk oksidasi. Susunan enzim sel uniform sehingga
lebih mengutamakan berkembang baik yang membutuhkan energi unruk
anabolisme daripada untuk berfungsi yang menghasilkan energi dengan jalan
katabolisme. Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan- bahan untuk
membentuk protioplasma dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel
neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal dalam mendapatkan bahan-
bahan tersebut.(Sadariah. 2019).
Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri- ciri invasi, dan
terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel- sel tersebut menginfiltrasi
jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh
darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain
dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran tumor) pada bagian
tubuh yang lain. Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti
yang telah digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan
penyebab tunggal : tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas
denagn penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa yang berbeda.
(Smelstzer, Suzanne C.2016).

2.1.5 Klasifikasi
Dewasa :
1) Tumor hepar
2) Tumor limpa / lien
3) Tumor lambung dan usus halus
4) Tumor colon
5) Tumor ginjal (hipernefroma)
6) Tumor pankreas
Anak-anak
1) Tumor wilms (ginjal)

2.1.6 Manifestasi Klinis


Menurut Price (2012) Kanker dini sering kali tidak memberikan
keluhan spesifik atau menunjukan tanda selama beberapa tahun. Umumnya
penderita merasa sehat, tidak nyeri dan tidak terganggu dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari. Pemeriksaan darah atau pemeriksaan penunjang
umumnya juga tidak menunjukkan kelainan.
Oleh karena itu, American Cancer Society telah mengeluarkan
peringatan tentang tanda dan gejala yang mungkin disebabkan kanker. Tanda
ini disebut “7-danfer warning signals CAUTION”. Yayasan Kanker
Indonesia menggunakan akronim WASPADA sebagai tanda bahaya
keganasan yang perlu dicuraigai.
C = Change in bowel or bladder habit A =
a sore that does not heal
U = unusual bleding or discharge
T = thickening in breast or elsewhere

Tumor abdomen merupakan salah satu tumor yang sangat sulit untuk
dideteksi. Berbeda dengan jenis tumor lainnya yang mudah diraba ketika
mulai mendesak jaringan di sekitarnya.Hal ini disebabkan karena sifat
rongga tumor abdomen yang longgar dan sangat fleksibel. Tumor abdomen
bila telah terdeteksi harus mendapat penanganan khusus. Bahkan, bila perlu
dilakukan pemantauan disertai dukungan pemeriksaan secara intensif. Bila
demikian, pengangkatan dapat dilakukan sedini mungkin (Oswari, 2012).
Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah perut
tampak membuncit dan mengeras. Jika positif, harus dilakukan pemeriksaan
fisik dengan hati-hati dan lembut untuk menghindari trauma berlebihan yang
dapat mempermudah terjadinya tumor pecah ataupun metastasis. Dengan
demikian mudah ditentukan pula apakah letak tumornya intraperitoneal atau
retroperitoneal. Tumor yang terlalu besar sulit menentukan letak tumor secara
pasti. Demikian pula bila tumor yang berasal dari rongga pelvis yang telah
mendesak ke rongga abdomen.
Berbagai pemeriksaan penunjang perlu pula dilakukan, seperti
pemeriksaan darah tepi, laju endap darah untuk menentukan tumor ganas atau
tidak. Kemudian mengecek apakah tumor telah mengganggu sistem
hematopoiesis, seperti pendarahan intra tumor atau metastasis ke sumsum
tulang dan melakukan pemeriksaan USG atau pemeriksaan lainnya.
Menurut (Sjamsuhidajat, 2010). Tanda dan Gejala yang di temukan
pada pasien:
1) Hiperplasia.
2) Konsistensi tumor umumnya padat atau keras.
3) Tumor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan apabila
tumor berasal dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat
elastis kenyal atau lunak.
4) Kadang tampak Hipervaskulari di sekitar tumor.
5) Bisa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi.Edema sekitar tumor
disebabkan infiltrasi ke pembuluh limfa.
6) Konstipasi.
7) Nyeri.
8) Anoreksia, mual, lesu.
9) Penurunan berat badan.
10) Pendarahan

2.1.7 Pemeriksaan Klinis


Menurut (LeMone, 2015) Pemeriksaan klinik di sini adalah
pemeriksaan rutin yang biasa dilakukan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik, yaitu:
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
Pemeriksaan ini sangat penting, karena dari hasil pemeriksaan klinik
yang dilakukan secara teliti, menyeluruh, dan sebaik-baiknya dapat
ditegakkan diagnosis klinik yang baik pula. Pemeriksaan klinik yang
dilakukan harus secara holistik, meliputi bio-psiko-sosio-kulturo-spiritual.
Menurut (Sjamsuhidajat, 2010) Anamnesis seorang pasien, dapat
bermacam-macam mulai dari tidak ada keluhan sampai banyak sekali
keluhan, bisa ringan sampai dengan berat. Semakin lanjut stadium tumor,
maka akan semakin banyak timbul keluhan gejala akibat tumor ganas itu
sendiri atau akibat penyulit yang ditimbulkannya. Apabila ditemukan tumor
ganas di dalam atau di permukaan tubuh yang jumlahnya banyak (multiple),
maka perlu ditanyakan tumor mana yang timbul lebih dahulu. Tujuannya
adalah untuk memperkirakan asal dari tumor tersebut. Pemeriksaan fisik ini
sangat penting sebagai data dasar keadaan umum pasien dan keadaan awal
tumor ganas tersebut saat didiagnosa. Selain pemeriksaan umum,
pemeriksaan khusus terhadap tumor ganas tersebut perlu dideskripsikan
secara teliti dan rinci. Untuk tumor ganas yang letaknya berada di atau dekat
dengan permukaan tubuh, jika perlu dapat digambar topografinya pada organ
tubuh supaya mudah mendeskripsikannya. Selain itu juga perlu dicatat :
1) Ukuran tumor ganas, dalam 2 atau 3 dimensi,
2) Konsistensinya
3) Ada perlekatan atau tidak dengan organ di bawahnya atau kulit di
atasnya.
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Suddarth, 2013) Endoskopi (sebuah penelitian dimana sebuah
pipa elastis digunakan untuk melihat bagian dalam pada saluran pencernaan)
adalah prosedur diagnosa terbaik. Hal yang memudahkan seorang dokter
untuk melihat langsung dalam perut, untuk memeriksa helicobacter pylori,
dan untuk mengambil contoh jaringan untuk diteliti di bawah sebuah
mikroskop (biopsi). Sinar X barium jarang digunakan karena hal tersebut
jarang mengungkapkan kanker tahap awal dan tidak dianjurkan untuk biopsi.
Jika kanker ditemukan, orang biasanya menggunakan computer tomography
(CT) scan pada dada dan perut untuk memastikan penyebarannya yang mana
tumor tersebut telah menyebar ke organ-organ lainnya. Jika CT scan tidak
bisa menunjukkan penyebaran tumor. Dokter biasanya melakukan endoskopi
ultrasonic (yang memperlihatkan lapisan saluran pencernaan lebih jelas
karena pemeriksaan diletakkan pada ujung endoskopi) untuk memastikan
kedalaman tumor tersebut dan pengaruh pada sekitar getah bening.
Pemeriksaan imaging yang diperlukan untuk membantu menegakkan
diagnosis tumor ganas (radiodiagnosis) banyak jenisnya mulai dari yang
konvensional sampai dengan yang canggih, dan untuk efisiensi harus dipilih
sesuai dengan kasus yang dihadapi. Pada tumor ganas yang letaknya profunda
dari bagian tubuh atau organ, pemeriksaan imaging diperlukan untuk
tuntunan (guiding) pengambilan sample patologi anatomi, baik itu dengan
cara fine needle aspiration biopsi (FNAB) atau biopsy lainnya. Selain untuk
membantu menegakkan diagnosis, pemeriksaan imaging juga berperan dalam
menentukan staging dari tumor ganas (Suddarth, 2013).
Menurut (LeMone, 2015) Pemeriksaan radiologi sangat penting dalam
diagnosis awal karena pengkajian fisik biasanya tidak dapat mendeteksi awal
tumor hingga kanker mencapai ukuran yang cenderung menimbulkan risiko
bermetatasis. Proses diagnostik ini dapat melibatkan CT, MRI, USG,
pencitraan nuklir, angiografi,dan tomografi emisi positron.
1) Computed Tomography (CT)
CT memungkinkan visualisasi penampang melintang anatomi. Karena CT
Scan menunjukkan sedikit perbedaan dalam densitas jaringan, CT Scan
memberikan keakuratan yang lebih besar dalam diagnosis tumor.
2) Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI merupakan instrument diagnostic pilihan untuk skirining dan
konsultasi lanjutan tumor. Selama MRI, pasien ditempatkan di dalam
bidang magnetic, gelombang radio yang berpulasi diarahkan pada
mereka, dan dikirimkan sinyal berdasarkan karakteristik jaringan yang
dianalisis oleh komputer.
3) Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) menilai gelombang suara ketika gelombang suara
mencerminkan berbagai struktur tubuh, menunjukkan abnormalitas yang
mengindikasikan tumor.
4) Pencitraan Nuklir
Pencitraan nuklir ini merupakan metode diagnostik yang aman untuk
mengidentifikasi tumor pada berbagai jaringan tubuh. Prosedur ini sering
digunakan untuk memeriksa kemungkinan tulang atau metastasis organ
lainnya.
5) Angiografi
Angiografi dilakukan ketika lokasi tumor yang tepat tidak dapat
diidentifikasi atau terdapat keharusan untuk memvisualisasikan
perkembangan tumor sebelum pembedahan. Prosedur ini meliputi
penginjeksian pewarna radiopaque ke dalam pembuluh darah utama yang
dekat ke organ atau jaringan yang periksa. Pewarna dapat digunakan
untuk mengidentifikasi pembuluh darah yang menyuplai tumor.
6) Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukan
suatu kedalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan
dilakukannya biopsy jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.
7) Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer
penerima, digunkan untuk mengkaji jaringan yang dalam di dalam tubuh.
2.1.9 Penatalaksanaan Medis
Menurut (LeMone, 2015) enatalaksanaan pada tumor dinding abdomen
yaitu:
1) Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektoni
subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi.
Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis
jauh harus menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk
menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif.
Komplikasi yang berkaitan dengan tindakan adalah injeksi, perdarahan,
ileus, dan kebocoran anastomoisis.
2) Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam
pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA
sel tumor. Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi
radiasi yaitu energy tertinggi dalam spektrum elektromagnetik.
3) Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk
reseksi tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada
kombinasi dengan terapi radiasi dengan melawan sel dalam proses
pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang tinggi ditangani lebih
efektif dengan kemoterapi.
4) Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat
untuk kanker dengan menstimulasi system imun(biologic response
modifiers/BRM) berupa antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi
koloni, interferon, interleukin.

2.2 LAPARATOMI
2.2.1 Definisi
Laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada usus
akibat terjadinya perlekatan ususdan biasanya terjadi pada usus
halus. (Arif Mansjoer, 2010). Laparatomi adalah pembedahan perut,
membuka selaput perut dengan operasi. (Lakaman2011)
2.2.2 Etiologi
Etiologi sehingga dilakukan laparatomi adalah karena
disebabkan oleh beberapa hal(Smeltzer, 2012) yaitu:
1) Trauma abdomen (tumpul atau tajam).
2) Peritonitis.
3) Perdarahan saluran cerna.
4) Sumbatan pada usus halus dan usus besar.
5) Massa pada abdomen
2.2.3 Jenis Laparatomi
1) Mid – line incision
2) Paramedian, yaitu ; sedikit ke tepi dari garis tengah (± 2,5
cm), panjang (12,5 cm)
3) Transverse upper abdomen incision, yaitu : insisi di bagian
atas colesistotomy dan splenektomy.
4) Transverse lower abdomen incision, yaitui; insisi melintang
di bagian bawah ± 4 cm diatas anterior spinaliliaka
2.2.4 Manisfestasi Klinis
1) Nyeri tekan
2) Perubahan tekanan darah , nadi dan pernafasan
3) Kelemahan
4) Ganguan integumen dan jaringan subkutan
5) Konstipasi
6) Mual dan muntah, anoreksia
2.2.5 Komplikasi
1) Gangguan perfusi jaringan, sehubungan dengan
tromboplebitis. Tromboplebitis post operasi biasanya timbul
7-14 hari setelah operasi. Bahaya besar tromboplebitis timbul
bila darah tersebutlepas dari dinding pembuluh darah vena
dan ikut aliran darah sebagai emboli ke paru-paru, hati,dan
otak. Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki, ambulasi
dini post operasi.
2) Infeksi, infeksi luka sering muncul pada 36-46 jam pasca
operasi. Organisme yang paling seringmenimbulkan infeksi
adalah stapilococus aurens, organisme gram positif.
Stapilococusmengakibatkan peranahan. Untuk menghindari
infeksi luka yang paling penting adalah perawatan luka
dengan memperhatikan aseptik dan antiseptik
3) Kerusakan integritas kulit sehubungan dengan dehisensi luka
atau eviserasi
4) Ventilasi paru tidak adekuat
5) Gangguan kardiovaskuler: hipertensi, aritmia jantung.
6) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
7) Gangguan rasa nyaman dan kecelakaan.(Arif Mansjoer,
2012).

2.3 NYERI
2.3.1 Definisi Nyeri
Nyeri merupakan pengalaman manusia yang paling kompleks
serta ialah fenomena yang dipengaruhi oleh hubungan antara
emosi, prilaku, kognitif serta faktor-faktor sensori fisiologi. Nyeri
menjadi suatu sensori subjektif serta pengalaman emosional yang
tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang
aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-
kejadian yang dilukiskan dengan istilah kerusakan.
Nyeri ini hanya bisa dirasakan di diri seseorang tanpa dapat
dirasakan oleh orang lain, serta mencakup akan pola fikir,
aktifitas seseorang secara langsung, dan juga perubahan hidup
seseorang. Nyeri juga merupakan tanda dan gejala penting yang
dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan secara fisiologis.
Nyeri merupakan hal yang kompleks, banyak faktor yang
mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap nyeri.(Faisol,
2022).

2.3.2 Fisiologi nyeri


Timbulnya nyeri sangat erat kaitannya dengan adanya
reseptor dan keberadaannya Merangsang. Reseptor nyeri adalah
nosiseptor, yaitu ujung saraf bebas dengan sedikit atau tanpa
selubung mielin, tersebar di seluruh kulit dan selaput lendir,
terutama di jeroan, sendi, dinding arteri, hati, dan kandung
empedu. Nyeri bisa dirasakan saat nosiseptor menginduksi serat
Saraf perifer aferen, yaitu serabut A-delta dan serabut C. Serabut
A bermielin, sehingga dapat mengirimkan rasa sakit dengan
cepat, memiliki rasa yang tajam, dapat dengan jelas melokalisir
sumber rasa sakit, dan mendeteksi intensitas rasa sakit. Serabut C
tidak memiliki myelin dan ukurannya sangat kecil, sehingga
mereka tidak dapat mengirimkan impuls visera lokal dan terus
menerus. Ketika rangsangan dari serabut C dan A-delta perifer
disampaikan, mediator biokimia melepaskan zat yang aktif dalam
respon nyeri, seperti kalium dan prostaglandin, yang dilepaskan
jika jaringan rusak. transmisi rangsangan nyeri.
Melanjutkan sepanjang serabut saraf aferen dan berakhir di
tanduk dorsal sumsum tulang belakang. Ketika berada di kornu
dorsal, neurotransmitter seperti substansi P dilepaskan,
menyebabkan transmisi sinaptik dari saraf tepi ke saraf saluran
tulang belakang, dan kemudian informasi tersebut dengan cepat
ditransmisikan ke pusat thalamic (Aydede, 2017).
2.3.3 Klasifikasi Nyeri
Menurut (Faisol, 2022) klasifikasi nyeri secara umum
dibagi menjadi 2, yakni nyeri kronis dan nyeri akut
1) Nyeri akut
Artinya nyeri yang muncul secara mendadak serta cepat
menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan di tandai adanya
peningkatan tegangan otot.
2) Nyeri kronis
Artinya nyeri yang timbul secara perlahan – lahan, umumnya
berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih berasal 6
bulan.yang termasuk pada kategori nyeri kronis terminal,
sindrom nyeri kronis, serta nyeri psikosomatis.

2.3.4 Alat Ukur Nyeri


Menurut (Agustina, 2022) Skala Intensitas Nyeri Numerik
(Numerical rating scales) Skala ini digunakan sebagai pengganti
alat pendeskripsi kata. Pasien menilai nyeri diantara skala 0-10.
angka 0 memiliki arti tidak nyeri sedangkan angka 10 memilki
arti nyeri yang paling berat. Numerical Rating Scale (NRS)
hampir sama dengan Visual Analog Scale, namun memiliki
angka-angka sepanjang garisnya. angka 0-10 atau 0-100 dan anak
diminta untuk menunjukkan rasa nyeri yang dirasakannya. Skala
Numerik ini bisa dipergunakan di anak yang lebih belia seperti 3-
4 tahun atau lebih. strata nyeri yang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Skala 0 : tidak ada nyeri
Skala 1-3 : nyeri ringan, dimana klien belum mengeluh nyeri,
atau masih bisa ditolerir sebab masih dibawah ambang rangsang.
Skala 4-6 : nyeri sedang, dimana klien mulai merintih serta
mengeluh ada yang sambil menekan di bagian yang nyeri
Skala 7-9 : nyeri berat, klien mungkin mengeluh sakit sekali dan
klien tidak mampu melakukan aktivitas biasa
Tingkat 10 : Termasuk nyeri yang menyiksa, pada tingkat ini
klien tidak lagi mengenali dirinya sendiri
Gambar 3.1 Numeric Rating Scale

Sumber : (Agustina, 2022)

2.4 SEFT TERAPI


Sejarah terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)
berawal dari Akupuntur dan Akupresur yang berasal dari kedokteran
China. Akupuntur dan Akupresur muncul pada bulan September 1991.
Ketika Erika dan Helmut Simon sedang jalan-jalan mereka menemukan
mayat yang masih utuh terendam dalam glasier (sungai dengan suhu
dibawah titik beku). Di tubuh mayat tersebut terdapat tatto yang
menandai titik-titik utama meridian tubuh. Setelah diuji dengan “carbon
dating test”, mayat tersebut diduga berusia 5300 tahun. Para ahli
akupuntur berpendapat, bahwa titik-titik tatto tersebut dibuat oleh
ahli akupuntur kuno yang sangat kompeten, karena ketepatan dan
kompleksitasnya. Pada tahun 1964, Dr. George Goodheart, dokter ahli
chiropractic (terapi pijatan pada tulang belakang untuk menyembuhkan
berbagai penyakit fisik) mulai meneliti tentang hubungan antara
kekuatan otot, organ dan kalenjar tubuh dengan energi meridian
2.4.1 Definisi SEFT
Spiritual Eotional Freedom technique (SEFT) adalah terapi
dengan menggunakan ketuka( tapping) ringan oleh jari tangan
pada titik titik tertentu untuk membantu menyelesaikan
permasalahan sakit fisik maupun emosi( hidayat, 2018).
Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) merupakan
suatu terapi Psikologi yang pertama kali ditujukan untuk
melengkapi alat Psikoterapi yang sudah ada. SEFT adalah suatu
varian dari cabang ilmu baru yang dinamai energy psychology.
Selain itu SEFT adalah gabungan antara Spiritual Power dan
Energy Psychology. Energy Psychlogy adalah seperangkat
prinsip dan teknik memanfaatkan sistem energy tubuh untuk
memperbaiki kondisi pikiran, emosi dan perilaku.

2.4.2 Tujuan SEFT


Tujuannya adalah untuk mengurangi penderitaan psikis
maupun fisik.
Tiga acuan tujuan Seft yaitu”LOGOS”
1) Loving God yaitu seseorang harus mencintai Tuhan, dengan
cara menyerahkan aktivitasnya untuk hal-hal yang baik dan
tidak berlawanan dengan norma yang sudah ditentukan.
2) Blessing to the other adalah ungkapan yang ditujukkan agar
kita peduli pada orang lain untuk bisa menerapi.
3) Self improvement adalah memiliki makna perbaiki diri sendiri
mengingat adanya kelemahan dan kekurangan pada setiap
pribadi, sebab itu melalui refleksi ini seseorang akan mawas
diri bertindak hati-hati dan tidak ceroboh dalam kehidupan
sehari- hari dan tujuan seutuhnya SEFT adalah tidak lain
membawa manusia dalam kehidupan damai dan sejahtera
2.4.3 Langkah Teknik SEFT
Terdapat 3 langkah sederhana dalam pelaksanaan teknik ini yaitu
1) The set-up
Bertujuan untuk memastikan agar aliran energi tubuh
terarahkan dengan tepat, langkah yang dilakukan untuk
menetralisir “psychological reversal” atau perlawanan
psikologis ( berupa pikiran negatif atau keyakinan bawah
sadar negatif)
The set-up terdiri dari 2 aktivitas. Pertama, adalah
mengucapkan kalimat seperti diatas dengan penuh rasa
khusyu', ikhlas dan pasrah sebanyak 3 kali. Kedua, adalah
sambil mengucapkan dengan penuh perasaan, menekan dada
tepatnya dibagian titik nyeri = daerah di sekitar dada atas
yang jika ditekan terasa agak sakit atau mengetuk dengan dua
ujung jari dibagian karate chop.

Gambar. 2.3
The Set Up

2) The Tune-in
Untuk masalah fisik, melakukan tune-in dengan cara
merasakan rasa sakit yang dialami, lalu mengarahkan pikiran
ke tempat rasa sakit, dibarengi dengan hati dan mulut
mengatakan : “Ya Allah saya ikhlas, saya pasrah…” atau
“Ya Allah saya ikhlas menerima sakit saya ini, saya
pasrahkan kepada-Mu kesembuhan saya”.

3) The Tapping
Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada
titik-titik tertentu di tubuh, sambil terus melakukan tune-in.
Titik ini adalah titik-titik kunci dari the major energy
meridians, yang jika kita ketuk beberapa kali akan berdampak
pada ternetralisasirnya gangguan emosi atau rasa sakit yang
dirasakan karena aliran energi tubuh berjalan dengan normal
dan seimbang kembali.
Tabel. 2.1
The Tapping

No Gambar Titik tapping


.
1. Cr = Crown
Pada titik dibagian kepala

2. EB = Eye Brow
Pada titik permulaan alis mata

3. SE = Side of the Eyes


Diatas tulang disamping mata

4. UE = Under the Eye


2 cm dibawah kelopak mata

5. UN = Under the Nose


Tepat dibawah hidung

6. Ch = Chin
Di antara dagu dan bawah bibir
7. CB = Collar Bone
Di ujung tempat bertemunya tulang
dada, collar bone dan tulang rusuk
pertama

8. UA = Under the Arm


Di bawah ketiak sejajar dengan
puting susu (pria) atau tepat
dibagian tengah tali bra (wanita).

9. BN = Bellow Nipple
2,5 cm di bawah puting susu (pria)
atau di perbatasan antara tulang
dada dan bagian bawah payudara

10. IH = Inside of Hand


Di bagian dalam tangan yang
berbatasan dengan telapak tangan

11. OH = Outside of Hand


Di bagian luar tangan yang
berbatasan dengan telapak tangan

12. TH = Thumb
Ibu jari disamping luar bagian
bawah kuku

13. IF = Index Finger


Jari telujuk disamping luar bagian
bawah kuku (dibagian yang
menghadap ibu jari)
14. MF = Middle Finger
Jri tengah samping luar bagian
bawah kuku (dibagian yang
menghadap ibu jari)

15. RF = Ring Finger


Jari manis disamping luar bagian
bawah bagian bawah kuku
(dibagian yang menghadap ibu jari)

16. BF = Baby Finger


Di jari kelingking disamping luar
bagian bawaj kuku (dibagian yang
menghadap ibu jari)

17. KC = Karate Chop


Di samping telapak tangan, bagian
yang kita untuk mematahkan balok
saat karate

18. GS = Gamut Spot


Di bagian antara perpanjangan
tulang jari manis dan tulang jari
kelingking

Gambar 2.4
The Tapping

Anda mungkin juga menyukai