Anda di halaman 1dari 32

PANDUAN

KESELAMATAN PASIEN

PUSKESMAS KUTA PADANG LAYUNG


TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga
untuk Puskesmas. Ada lima isu penting yang terkait dengan
keselamatan (safety) di puskesmas yaitu : keselamatan pasien
(patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
keselamatan bangunan dan peralatan di puskesmas yang bisa
berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan
lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap
pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” puskesmas yang
terkait dengan kelangsungan hidup puskesmas. Ke lima aspek
keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di
setiap puskesmas. Namun harus diakui kegiatan institusi
puskesmas dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu
keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk
dilaksanakan, dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra
puskesmas.
Harus diakui, pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah
untuk menyelamatkan pasien sesuai dengan yang diucapkan
Hipocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu yaitu primum, non nocere
(first, do no ham). Namun diakui dengan semakin berkembangnya
ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan - khususnya di puskesmas
- menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian
Tidak Diharapkan – KTD (adverse event) apabila tidak dilakukan
dengan hati-hati.
Di puskesmas terdapat berbagai macam obat, tes dan
prosedur, banyak alat dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga
profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24
jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan
tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan
terjadinya KTD.
Pada tahun 2000 Institute of Medicine di Amerika Serikat
menerbitkan laporan yang mengagetkan banyak pihak: ‘TO ERR IS
HUMAN”, Building a Safer Health System. Laporan itu
mengemukakan penelitian di rumah sakit di Utah dan Colorado
serta New York. Di Utah dan Colorado ditemukan KTD (adverse
event) sebesar 2,9 %, dimana 6,6 % diantaranya meninggal.
Sedangkan di New York KTD adalah sebesar 3,7 % dengan angka
kematian 13,6 %. Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat
inap diseluruh Amerika yang berjumlah 33,6 juta per tahun
berkisar 44.000-98.000 per tahun. Publikasi WHO pada tahun
2004, mengumpulkan angka-angka penelitian puskesmas di
berbagai negara : Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia,
ditemukan KTD dengan rentang 3,2-16,6 %. Dengan data-data
tersebut, berbagai negara segera melakukan penelitian dan
mengembangkan Sistem Keselamatan Pasien.
Di Indonesia data tentang KTD apalagi Kejadian Nyaris
Cedera (near miss) masih langka, namun dilain pihak terjadi
peningkatan tuduhan “mal praktek”, yang belum tentu sesuai
dengan pembuktian akhir. Dalam rangka meningkatkan
keselamatan pasien di rumah sakit maka Perhimpunan rumah
sakit Seluruh Indonesia (Persi) telah mengambil inisiatif
membentuk Komite Keselamatan Pasien rumah sakit (KKP-RS).
Komite tersebut telah aktif melaksanakan langkah-langkah
persiapan pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit dengan
mengembangkan laboratorium program keselamatan pasien rumah
sakit.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan
masyarakat dan berdasarkan atas latar belakang itulah maka
pelaksanaan program keselamatan pasien di Puskesmas KUTA
PADANG LAYUNG perlu dilakukan. Untuk dapat meningkatkan
mutu pelayanan Puskesmas KUTA PADANG LAYUNG terutama
didalam melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan
suatu pedoman yang jelas sehingga angka kejadian KTD dapat
dicegah sedini mungkin.

1.1 Tujuan Pedoman Keselamatan Pasien


1.1.1 Tujuan Umum :
Sebagai Pedoman bagi manajemen Puskesmas KUTA
PADANG LAYUNG untuk dapat melaksanakan program
keselamatan pasien dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan puskesmas.
3
1.1.2 Tujuan Khusus :
1. Sebagai acuan yang jelas bagi manajemen
Puskesmas kuta padang layung didalam mengambil
keputusan terhadap keselamatan pasien.
2. Sebagai acuan bagi para dokter untuk dapat
meningkatkan keselamatan pasien.
3. Terlaksananya program keselamatan pasien secara
sistematis dan terarah.

1.2 Manfaat :
1. Dapat meningkatkan mutu pelayananan yang bekualitas dan
citra yang baik bagi Puskesmas Kuta Padang Layung
2. Agar seluruh personil puskesmas memahami tentang
tanggung jawab dan rasa nilai kemanusian terhadap
keselamatan pasien di Puskesmas KUTA PADANG LAYUNG .
3. Dapat meningkatkan kepercayaan antara dokter dan pasien
terhadap tindakan yang akan dilakukan
4. Mengurangi terjadinya KTD di puskesmas.
BAB II
KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS

1. Mengapa Keselamatan Pasien ?


Sejak awal tahun 1900 institusi rumah sakit selalu
meningkatkan mutu pada 3 (tiga) elemen yaitu input, proses dan
output sampai outcome dengan bermacam – macam konsep dasar,
program regulasi yang berwenang misalnya antara lain penerapan
Standar Pelayanan rumah sakit, Penerapan Quality Assurance,
Total Quality Management, Countinous Quality Improvement,
Perizinan, Akreditasi, Kredensialing, Audit Medis, Indikator Klinis,
Clinical Governance, ISO, dan lain sebagainya. Harus diakui
program-program tersebut telah meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit baik pada aspek input, proses maupun output dan
outcome. Namun harus diakui, pada pelayanan yang telah
berkualitas tersebut masih terjadi KTD yang tidak jarang berakhir
dengan tuntutan hukum. Oleh sebab itu perlu program untuk lebih
memperbaiki proses pelayanan, karena KTD sebagian dapat
merupakan kesalahan dalam proses pelayanan yang sebetulnya
dapat dicegah melalui rencana pelayanan yang komprehensif
dengan melibatkan pasien berdasarkan haknya. Program tersebut
yang kemudian dikenal dengan istilah keselamatan pasien (patient
safety). Dengan meningkatnya keselamatan pasien rumah sakit
diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah
sakit dapat meningkat. Selain itu keselamatan pasien juga dapat
mengurangi KTD, yang selain berdampak terhadap peningkatan
biaya pelayanan juga dapat membawa rumah sakit ke arena
blamming, menimbulkan konflik antara dokter/petugas kesehatan
dan pasien, menimbulkan sengketa medis, tuntutan dan proses
hukum, tuduhan malpraktek, blow-up ke media massa yang
akhirnya menimbulkan opini negatif terhadap pelayanan rumah
sakit. Selain itu rumah sakit dan dokter bersusah payah
melindungi dirinya dengan asuransi, pengacara dsb. Tetapi pada
akhirnya tidak ada pihak yang menang, bahkan menurunkan
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit.

Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) puskesmas adalah suatu
sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko, Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.

2. Tujuan :
- Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
- Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan
masyarakat
- Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di
puskesmas
- Terlaksananya program-program pencegahan sehingga
tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

3. Programme WHO, World Alliance for Patient Safety


Pada Januari 2002 Executive Board WHO menyusun usulan
resolusi, dan kemudian diajukan pada World Health Assembly ke 55
Mei 2002, dan diterbitkan sebagai Resolusi WHA55.18. Selanjutnya
pada World Health Assembly ke 57 Mei 2004, diputuskan
membentuk aliansi International untuk peningkatan keselamatan
pasien dengan sebutan World Alliance for Patient Safety, dan
ditunjuk Sir Liam Donaldson sebagai Ketua.
World Alliance for patient safety pada tahun 2004 menerbitkan 6
program keselamatan pasien, dan tahun 2005 menambah 4
program lagi, keseluruhan 10 program WHO untuk keselamatan
pasien adalah sbb :
1. Global Patient Safety Challenge :
Ist Challenge : 2005-2006 : Clean Care is Safer Care,
2nd Challenge : 2007-2008 : Safe Surgery Safe Lives
2. Patient for Patient Safety
3. Taxonomy for Patient Safety
4. Research for Patient Safety
5. Solutions for Patient Safety
6. Reporting and Learning
7. Safety in action
8. Technology for Patient Safety
9. Care of acutely ill patients
10. Patient safety knowledge at your fingertips

4. Sembilan Solusi Keselamatan Pasien di Rumah Sakit


WHO Collaborating Centre for Patient Safety, dimotori oleh
Joint Commission International, Suatu badan akreditasi dari
Amerika Serikat, mulai tahun 2005 mengumpulkan pakar
keselamatan pasien dari lebih 100 Negara, dengan kegiatan
mengidentifikasi dan mempelajari berbagai masalah keselamtan
pasien, dan mencari solusi berupa sistem atau intervensi sehingga
mampu mencegah atau mengurangi cedera pasien dan
meningkatkan keselamatan pasien. Pada tgl 2 Mei 2007 WHO
Colaborating Centre for Patient Safety resmi menerbitkan panduan
“Nine Life-Saving Patient Safety Solutions” (“Sembilan Solusi
Keselamatan Pasien Rumah Sakit”).

Sembilan topik yang diberikan solusinya adalah sbb:


1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike,
Sound-Alike Medication Names)
2. Pastikan Identifikasi pasien
3. Komunikasi secara benar saat serah terima/pengoperan
pasien
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
5. Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated)
6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
7. Hindari salah kateter dan salah sambung slang (tube)
8. Gunakan alat injeksi sekali pakai
9. Tingkatkan kebersihan tangan (Hand hygiene) untuk
pencegahan infeksi nosokomial
BAB III
TUJUH LANGKAH
MENUJU KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS

Mengacu kepada standar keselamatan pasien, maka Puskesmas


KUTA PADANG LAYUNG harus merancang proses baru atau
memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja
melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD, dan
melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja mutu serta
keselamatan pasien.
Proses perancangan tersebut harus mengacu pada visi,misi, dan
tujuan Puskesmas KUTA PADANG LAYUNG , kebutuhan pasien, petugas
pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, dan
faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan “
Tujuh Langkah Keselamatan Pasien Puskesmas”
Berkaitan hal tersebut diatas maka perlu ada kejelasan perihal
tujuh langkah keselamatan pasien puskesmas tersebut
Uraian Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Puskesmas
adalah sebagai berikut:

1. BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KESELAMATAN PASIEN


Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
Langkah penerapan:
A. Tingkat Puskesmas :
Puskesmas KUTA PADANG LAYUNG telah memiliki
kebijakan yang menjabarkan apa yang harus dilakukan staf
segera setelah terjadi insiden, bagaimana langkah-langkah
pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa yang
harus diberikan kepada staf, pasien dan keluarga
 Puskesmas KUTA PADANG LAYUNG telah memiliki kebijakan
dan prosedur yang menjabarkan peran dan akuntabilitas
individual bilamana ada insiden.
 Puskesmas KUTA PADANG LAYUNG telah berupaya
menumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden
yang terjadi di puskesmas.
 Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian
keselamatan pasien.

B. Tingkat Unit Kerja/Tim :


 Pastikan semua rekan sekerja merasa mampu untuk
berbicara mengenai kepedulian mereka dan berani
melaporkan bilamana ada insiden
 Demonstrasikan kepada seluruh personil ukuran-ukuran
yang dipakai di Puskesmas KUTA PADANG LAYUNG untuk
memastikan semua laporan dibuat secara terbuka dan terjadi
proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi yang
tepat

2. PIMPIN DAN DUKUNG STAF PUSKESMAS


Bangunlah komitmen dan fokus yang kuat dan jelas
tentang Keselamatan Pasien di seluruh jajaran Puskesmas
KUTA PADANG LAYUNG.

Langkah penerapan :
A. Tingkat Puskesmas :
 Direksi bertanggung jawab atas keselamatan pasien
 Telah dibentuk Tim Mutu dan Keselamatan Pasien yang
ditugaskan untuk menjadi “penggerak” dalam gerakan
keselamatan pasien
 Prioritaskan Keselamatan Pasien dalam agenda rapat
jajaran Direksi maupun rapat-rapat manajemen puskesmas
 Keselamatan Pasien menjadi materi dalam semua program
orientasi dan pelatihan di Puskesmas KUTA PADANG
LAYUNG dan dilaksanakan evaluai dengan pre dan post
test.

B. Tingkat Unit Kerja/Tim :


 Semua pimpinan unit kerja wajib memimpin gerakan
Keselamatan Pasien
 Selalu jelaskan kepada seluruh personil relevansi dan
pentingnya serta manfaat bagi mereka dengan menjalankan
gerakan Keselamatan Pasien
 Tumbuhkan sikap kesatria yang menghargai pelaporan
insiden

3. INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO


Kembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta
lakukan identifikasi dan asesmen hal yang potensial bermasalah
Langkah penerapan:
A. Tingkat Puskesmas :
 Telaah kembali input dan proses yang ada dalam
manajemen risiko klinis dan non klinis, serta pastikan hal
tersebut mencakup dan terintegrasi dengan Keselamatan
Pasien dan staf
 Kembangkan indikator-indikator kinerja mutu dan Insiden
Keselamatan Pasien (IKP) bagi sistem pengelolaan risiko
yang dapat dimonitor oleh Direksi/Manajer Puskesmas
KUTA PADANG LAYUNG
 Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh
dari sistem pelaporan insiden dan asesmen risiko untuk
dapat secara proaktif meningkatkan kepedulian terhadap
pasien.
B. Tingkat Unit Kerja/Tim:
 Dalam setiap rapat koordinasi selalu laksanakan diskusi
tentang hal-hal yang berkaitan dengan Keselamatan Pasien
guna memberikan umpan balik kepada Manajer terkait
 Pastikan ada penilaian risiko pada individu pasien dalam
proses asesmen risiko puskesmas
 Lakukan proses asesmen risiko secara teratur, untuk
menentukan akseptabilitas setiap risiko, dan ambilah
langkah-langkah yang tepat untuk memperkecil risiko
tersebut
 Pastikan penilaian risiko tersebut disampaikan sebagai
masukan ke proses asesmen dan pencatatan risiko
puskesmas.

4. KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN


Pastikan staf anda agar dengan mudah dapat melaporkan
kejadian/insiden, serta puskesmas mengatur pelaporan kepada
Dinas Kesehatan.
Langkah penerapan :
A. Tingkat Puskesmas
Sistem pelaporan insiden ke dalam maupun ke luar
puskesmas mengacu pada Pedoman Keselamatan Pasien
Puskesmas KUTA PADANG LAYUNG.

B. Tingkat Unit Kerja/Tim :


Berikan semangat kepada seluruh personil untuk secara aktif
melaporkan setiap insiden yang terjadi dan insiden yang telah
dicegah tetapi tetap terjadi juga, karena mengandung bahan
pelajaran yang penting.

5. LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN


Kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien
Langkah penerapan :
A. Tingkat Puskesmas :
 Puskesmas KUTA PADANG LAYUNG memiliki kebijakan
dan pedoman yang jelas tentang cara-cara komunikasi
terbuka selama proses asuhan tentang insiden dengan para
pasien dan keluarganya.
 Seluruh staf Puskesmas KUTA PADANG LAYUNG terkait
harus mampu memastikan bahwa pasien dan keluarga
mendapat informasi yang benar dan jelas bilamana terjadi
insiden.
 Seluruh jajaran manajerial harus mampu memberi
dukungan, pelatihan dan dorongan semangat kepada staf
agar selalu terbuka kepada pasien dan keluarganya.

B. Tingkat Unit Kerja/Tim :


 Pastikan seluruh personil menghargai dan mendukung
keterlibatan pasien dan keluarganya bila telah terjadi
insiden.
 Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga
bilamana terjadi insiden, dan segera berikan kepada
mereka informasi yang jelas dan benar secara tepat.
 Pastikan, segera setelah kejadian, tim menunjukkan empati
kepada pasien dan keluarganya.

6. BELAJAR DAN BERBAGI PENGALAMAN TENTANG


KESELAMATAN PASIEN
Seluruh staf harus mampu untuk melakukan analisis akar
masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa KTD itu timbul.
Langkah penerapan:
A. Tingkat Puskesmas:
 Pastikan staf yang tekait telah terlatih untuk melakukan
kajian insiden secara tepat, yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi penyebab
 Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas
kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause
Analysis/RCA) yang mencakup insiden yang terjadi dan
minimum satu kali per tahun melakukan melakukan
Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) untuk proses
risiko tinggi.

B. Tingkat Unit Kerja/Tim:


 Diskusikan dalam jajaran unit/tim pengalaman dari hasil
analisis insiden.
 Identifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena
dampak di masa depan dan bagilah pengalaman tersebut
secara lebih luas.

7. CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM


KESELAMATAN PASIEN
Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah
untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.

Langkah Penerapan:
A. Tingkat Puskesmas :
 Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh
dari sistem pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, dan
audit serta analisis, untuk menentukan solusi.
 Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang sistem
(inputr dan proses), penyesuaian pelatihan staf dan/atau
kegiatan klinis, termasuk penggunaan instrumen yang
menjamin keselamatan pasien.
 Lakukan asesmen risiko untuk setiap perubahan yang
direncanakan.
 Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh KKPRS-
PERSI.
 Beri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang
diambil atas insiden yang dilaporkan.

B. Tingkat Unit Kerja/Tim :


 Libatkan seluruh personil dalam mengembangkan berbagai
cara untuk membuat asuhan pasien menjadi lebih baik
dan lebih aman.
 Telaah kembali perubahan-perubahan yang telah dibuat
dan pastikan pelaksanaannya.
 Pastikan seluruh personil menerima umpan balik atas
setiap tindak lanjut tentang insiden yang dilaporkan.

Tujuh langkah keselamatan pasien puskesmas merupakan


panduan yang komprehensif untuk menuju keselamatan pasien, sehingga
tujuh langkah tersebut secara menyeluruh harus dilaksanakan oleh
setiap puskesmas. Dalam pelaksanaan, tujuh langkah tersebut tidak
harus berurutan dan tidak harus serentak. Dapat dipilih langkah-langkah
yang paling strategis dan paling mudah dilaksanakan. Bila langkah-
langkah ini berhasil maka kembangkan langkah-langkah yang belum
dilaksanakan
Bila tujuh langkah ini telah dilaksanakan dengan baik maka dapat
menambah penggunaan metoda-metoda lainnya.
BAB IV
PENCATATAN DAN PELAPORAN

A. Puskesmas
1. Puskesmas wajib melakukan pencatatan dan pelaporan insiden
yang meliputi kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris
cedera dan kejadian sentinel.
2. Pencatatan dan pelaporan insiden Keselamatan Pasien (IKP)
mengacu pada pedoman keselamatan pasien Puskesmas KUTA
PADANG LAYUNG
3. Pelaporan insiden terdiri dari :
a. Pelaporan internal yaitu mekanisme/alur pelaporan di internal
Puskesmas KUTA PADANG LAYUNG.
b. Pelaporan eksternal yaitu pelaporan dari Puskesmas KUTA
PADANG LAYUNG ke Dinas Kesehatan.
4. Panitia Mutu dan Kerja Keselamatan Pasien Puskesmas KUTA
PADANG LAYUNG melakukan pencatatan kegiatan yang telah
dilakukan dan membuat laporan kegiatan kepada Kepala
Puskesmas secara berkala.

Cara Pelaksanaan pencacatan laporan insiden keselamatan adalah


sebagai berikut:
a. Setiap unit kerja memilik form laporan insiden untuk mencatat
setiap kejadian
b.Petugas mencatat ke dalam form setiap kejadian yang
ditemuinya
c. Kepala unit melakukan pemantauan secara administratif
terhadap pencacatan insiden setiap minggu apakah ada kejadian
tidak diharapkan di unitnya
d.Apabila ada kejadian, kepala unit menyampaikan informasi
kepada tim PMKP puskesmas untuk menindaklanjuti kejadian
tersebut.
e. Setiap bulan dilakukan rekapitulasi terhadap data laporan
insiden untuk mengetahui jumlah kejadian yang tidak
diharapkan
f.Hasil rekapitulasi dilaporkan kepada kepala puskesmas melalui
tim PMKP

Apabila terjadi suatu kasus, mekanisme pelaporannya adalah


sebagai berikut :
- Apabila terjadi suatu kasus insiden, segera ditindaklanjuti
(dicegah/ditangani) untuk mengurangi dampak akbiat yang tidak
diharapkan.
- Setelah ditindaklanjuti, segera buat laporan insidennya dengan
mengisi formulir laporan insiden pada akhir jam kerja/shift
kepada atasan langsung.
- Tim PMKP bersama-sama dengan kepala unit yang bersangkutan
melakukan analisa terhadap data insiden.
- Kepala unit terlapor memeriksa laporan dan melakukan grading
risk terhadap insiden yang dilaporkan.
- Hasil grading risk akan menentukan bentuk investigasi dan
analisis yang akan dilakukan sebagai berikut :
1. Grading biru : investigasi sederhana oleh atasan langsung,
waktu maksimal 1 minggu
2. Grading hijau : investigasi sederhana oleh atasan langsung,
waktu maksimal 2 minggu
3. Grading kuning : investigasi komprehensif/Analisis akar
masalah (RCA) oleh tim PMKP. Waktu maksimal 45 hari.
4. Grading merah : investigasi komprehensif analisis akar
masalah (RCA) oleh tim PMKP. Waktu maksimal 45 hari.
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI

1. Seluruh jajaran manajemen Puskesmas KUTA PADANG LAYUNG


secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi program
keselamatan pasien yang dilaksanakan oleh Panitia Mutu dan
Keselamatan Pasien Puskesmas KUTA PADANG LAYUNG.
2. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien Puskesmas KUTA PADANG
LAYUNG secara berkala (paling lama 2 tahun) melakukan evaluasi
pedoman, kebijakan dan prosedur keselamatan pasien yang
dipergunakan di Puskesmas KUTA PADANG LAYUNG.
3. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien Puskesmas KUTA PADANG
LAYUNG melakukan evaluasi kegiatan setiap triwulan dan
membuat tindak lanjutnya
Lampiran 1
FORMULIR LAPORAN INSIDEN INTERNAL
Puskesmas ………………………

RAHASIA, TIDAK BOLEH DIFOTOCOPY, DILAPORKAN MAXIMAL 2 X 24


JAM

LAPORAN INSIDEN
(INTERNAL)

I. DATA PASIEN
Nama : ……………………………………………………………………...
No MR : …………………………… Ruangan :
……………………………
Umur * :  0-1 bulan  > 1 bulan – 1 tahun
 > 1 tahun – 5 tahun  > 5 tahun – 15 tahun
 > 15 tahun – 30 tahun  > 30 tahun – 65
tahun
 > 65 tahun

Jenis kelamin :  Laki-laki  Perempuan

Penanggung biaya pasien:


 Pribadi  Asuransi Swasta
 ASKES Pemerintah  Perusahaan *
 JAMKESMAS

Tangggal Masuk PKM : ………………………… Jam


…………………………….
II. RINCIAN KEJADIAN

1. Tanggal dan Waktu Insiden


Tanggal : ………………………… Jam ……………………….
2. Insiden : ………………………………………………………………
3. Kronologis Insiden :
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..

4. Jenis Insiden * :
Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
 Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event) Kejadian
Sentinel (Sentinel Event)

5. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden *


 Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
Pasien
 Keluarga / Pendamping Pasien
 Pengunjung
 Lain-lain …………………………………….………..………………
(sebutkan)

6. Insiden terjadi pada * :


 Pasien
 Lain-lain ………………………………………………………………
(sebutkan)

Mis : Karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien,


lapor ke staf K3

7. Insiden menyangkut pasien


 Pasien rawat inap
 Pasien rawat jalan
 Pasien UGD
 Lain-lain

8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ………………………………………………………
(sebutkan)
(Tempat pasien berada)

9. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit /


spesialisasi)
 Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
Anak dan Subspesialisasinya
 Bedah dan Subspesialisasinya
 Obstetri Ginekologi dan Subspesialisasinya
 THT dan Subspesialisasinya
 Mata dan Subspesialisasinya
 Saraf dan Subspesialisasinya
 Anestesi dan Subspesialisasinya
 Kulit & kelamin dan Subspesialisasinya
Jantung dan Subspesialisasinya
 Paru dan Subspesialisasinya
 Jiwa dan Subspesialisasinya

Lokasi kejadian …………………………...................………………


(sebutkan)

10. Unit Kerja tempat terjadinya insiden


Unit kerja …………………………....................………………
(sebutkan)

11. Akibat Insiden Terhadap Pasien *


Kematian
 Cedera Irreversibel / Cedera Berat
 Cedera Reversibel / Cedera Sedang
 Cedera Ringan
 Tidak ada cedera

12. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan


hasilnya :
…..……..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………….

13. Tindakan dilakukan oleh *


 Tim : terdiri dari : ………..………….……………………………….
 Dokter
 Perawat
 Petugas lainnya : ……….………………………………………………

14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain ?
*
 Ya  Tidak

Apabila ya, isi bagian dibawah ini.


Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada
unit kerja tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang
sama ?
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………….
Pembuat : ………………….. Penerima :
Laporan Laporan …………………..

Paraf : …………………. Paraf :


…………………..
Tgl Terima : …………………. Tgl Lapor :
…………………..

Grading Risiko Kejadian * (Diisi oleh atasan pelapor) :


 BIRU  HIJAU  KUNING  MERAH

NB.* = pilih satu jawaban.


Lampiran 3 : Formulir Laporan Insiden Keselamatan Pasien ke
Dinas Kesehatan

KOMITE KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS


LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
(Patient Safety Incident Report)

 Laporan ini hanya dibuat jika timbul kejadian yang menyangkut


pasien. Laporan bersifat anonim, tidak mencantumkan nama, hanya
diperlukan rincian kejadian, analisa penyebab dan rekomendasi.
 Untuk mengisi laporan ini sebaiknya dibaca Pedoman Pelaporan
Insiden Keselamatan Pasien (IKP), bila ada kerancuan persepsi, isilah
sesuai dengan pemahaman yang ada.
 Isilah semua data pada Laporan Insiden Keselamatan Pasien dengan
lengkap. Jangan dikosongkan agar data dapat dianalisa.
 Segera kirimkan laporan ini langsung ke Dinas Kesehatan.

KODE PKM : ………………………………

1. DATA PUSKESMAS :
Kepemilikan Puskesmas :
 Pemerintah Pusat
 Pemerintah Daerah (Provinsi / Kab / Kota)
 TNI /POLRI
 Swasta
 BUMN / BUMD
Kapasitas tempat tidur : ………..……………………………….....tempat tidur
Propinsi (lokasi PKM) : .……………………………………………………….
Tanggal Laporan Insiden di kirim ke Dinas Kesehatan : ……………...
……………......

II. DATA PASIEN


Umur * :  0-1 bulan  > 1 bulan – 1 tahun
 > 1 tahun – 5 tahun  > 5 tahun – 15
tahun
 > 15 tahun – 30 tahun  > 30 tahun
– 65 tahun
 > 65 tahun

Jenis kelamin :  Laki-laki  Perempuan

Penanggung biaya pasien :

 Pribadi  Asuransi Swasta


 ASKES Pemerintah Perusahaan *
 JAMKESMAS

Tanggal Masuk PKM : .............................................


Jam : ..........................
III. RINCIAN KEJADIAN

1. Tanggal dan Waktu Insiden


Tanggal : .............................................
Jam : ..........................

2. Insiden : ..………………………………………………….....
3. Kronologis Insiden
……………………………………………….………………………………….....
……………………………………………….…………………………………….
…………………………………………………………………………………….
4. Jenis Insiden * :
 Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
 Kejadian Tidak Diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian
Sentinel (Sentinel Event)
5. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden *
 Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
 Pasien
 Keluarga / Pendamping Pasien
 Pengunjung
 Lain-lain ……………………………………………………………………
(sebutkan)
6. Insiden terjadi pada * :
 Pasien
 Lain-lain ……………………………………………………………………
(sebutkan)
Mis : Karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien,
lapor ke staf K3
7. Insiden menyangkut pasien
 Pasien rawat inap
 Pasien rawat jalan
 Pasien UGD
 Lain-lain
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ……………………………………………………… (sebutkan)
(Tempat pasien berada)
9. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)
 Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
 Anak dan Subspesialisasinya
 Bedah dan Subspesialisasinya
 Obstetri Gynekologi dan Subspesialisasinya
 THT dan Subspesialisasinya
 Mata dan Subspesialisasinya
 Saraf dan Subspesialisasinya
 Anastesi dan Subspesialisasinya
 Kulit & kelamin dan Subspesialisasinya
 Jantung dan Subspesialisasinya
 Paru dan Subspesialisasinya
 Jiwa dan Subspesialisasinya
 Lain-lain ……………………………………………………………….
(sebutkan)
10. Unit / Departemen terkait yang menyebabkan insiden
Unit kerja penyebab …………………….....………………………………
(sebutkan)
11. Akibat Insiden Terhadap Pasien *
Kematian
 Cedera Irreversibel / Cedera Berat
 Cedera Reversibel / Cedera Sedang
 Cedera Ringan
 Tidak ada cedera

12. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya :


……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
13. Tindakan dilakukan oleh *
 Tim : terdiri dari :
………………………………………………………………….
 Dokter
 Perawat
 Petugas lainnya :
…………………………………………………………………...
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain ? *
 Ya  Tidak

Apabila ya, isi bagian dibawah ini.


Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada unit
kerja tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama ?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

IV. TIPE INSIDEN

Tipe Insiden :
………………………………………………………………………
Sub Tipe Insiden :
………………………………………………………………………

V. ANALISA PENYEBAB INSIDEN

Dalam pengisian penyebab langsung atau akar penyebab masalah


dapat menggunakan factor kontributor (bisa pilih lebih dari 1)
a. Faktor Eksternal / di luar PKM
b Faktor Organisasi dan Manajemen
c. Faktor Lingkungan kerja
d. Faktor Tim
e. Faktor Petugas dan Kinerja
f. Faktor Tugas
g. Faktor Pasien
h. Faktor Komunikasi
1. Penyebab langsung (Direct / Proximate / Immediate Cause)

………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………..
2. Akar penyebab masalah (underlying → root cause)
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
3. Rekomendasi / solusi

No Akar Masalah Rekomendasi / Solusi

NB * = Pilih satu jawaban, kecuali bila berpendapat lain.


Saran : Baca Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
(IKP)
GLOSARIUM KKP-RS

No Istilah Definisi / Penjelasan

1 Keselamatan Pasien Suatu sistem dimana puskesmas membuat


Puskesmas (Patient safety) asuhan pasien lebih aman. Hal ini
termasuk: asesmen risiko; identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien; pelaporan dan analisis
insiden; kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko. Sistem ini mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.

2 Kejadian Tidak Diharapkan Suatu kejadian yang tidak diharapkan


(KTD) (Adverse event) yang mengakibatkan cedera pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya
diambil, dan bukan karena penyakit
dasarnya atau kondisi pasien. Cedera
dapat diakibatkan oleh kesalahan medis
atau bukan kesalahan medis karena tidak
dapat dicegah.

3 KTD yang tidak dapat Suatu KTD akibat komplikasi yang tidak
dicegah dapat dicegah dengan pengetahuan yang
(Unpreventable adverse mutakhir.
event)
4 Kejadian Nyaris Cedera Suatu kesalahan akibat melaksanakan
(KNC) (Near miss) suatu tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (omission), yang dapat mencederai
pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi,
karena “keberuntungan” (mis, pasien
terima suatu obat kontra indikasi tetapi
tidak timbul reaksi obat), karena
“pencegahan“ (suatu obat dengan overdosis
lethal akan diberikan, tetapi staf lain
mengetahui dan membatalkannya sebelum
obat diberikan), atau “peringanan“ (suatu
obat dengan overdosis lethal diberikan,
diketahui secara dini lalu diberikan
antidotenya).
5 Kesalahan Medis (Medical Kesalahan yang terjadi dalam proses
errors) asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada
pasien. Kesalahan termasuk gagal
melaksanakan sepenuhnya suatu rencana
atau menggunakan rencana yang salah
untuk mencapai tujuannya. Dapat akibat
melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil
(omission).

6 Insiden Keselamatan Setiap kejadian yang tidak disengaja dan


Pasien (Patient Safety tidak diharapkan, yang dapat
Incident) mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien.

7 Pelaporan Insiden Suatu sistem untuk mendokumentasikan


Keselamatan Pasien insiden yang tidak disengaja dan tidak
Puskesmas diharapkan, yang dapat mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera
pada pasien. Sistem ini juga
mendokumentasikan kejadian-kejadian
yang tidak konsisten dengan operasional
rutin puskesmas atau asuhan pasien.

8 Analisis Akar Masalah Suatu proses terstruktur untuk


(Root Cause Analysis) mengidentifikasi faktor penyebab atau
faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya penyimpangan kinerja,
termasuk KTD.

9 Manajemen Risiko (Risk Dalam hubungannya dengan operasional


Management) puskesmas, istilah manajemen risiko
dikaitkan kepada aktivitas perlindungan
diri yang berarti mencegah ancaman yang
nyata atau berpotensi nyata terhadap
kerugian keuangan akibat kecelakaan,
cedera atau malpraktik medis.

10 Kejadian Sentinel (Sentinel Suatu KTD yang mengakibatkan kematian


Event) atau cedera yang serius; biasanya dipakai
untuk kejadian yang sangat tidak
diharapkan atau tidak dapat diterima
seperti: operasi pada bagian tubuh yang
salah. Pemilihan kata “ sentinel “ terkait
dengan keseriusan cedera yang terjadi
(mis. amputasi pada kaki yang salah, dsb)
sehingga pencarian fakta terhadap
kejadian ini mengungkapkan adanya
masalah yang serius pada kebijakan dan
prosedur yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai