Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SENI TEATER SD
KONSEP DASAR SENI

DOSEN PENGAMPU:
M. Fadilurrahman, M.Pd.
Disusun Oleh:

Mia 8620601220022
Rara Anggraini 8620601220021
Siti pusmika sari 8620601220017

PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS BORNEO LESTARI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung kami
dalam proses pembuatan makalah ini.
Seni teater merupakan salah satu bentuk seni yang sangat menarik dan mengasyikkan.
Dalam seni teater, kita dapat mengekspresikan diri dan menyalurkan ide-ide kreatif kita
melalui berbagai peran yang dimainkan. Selain itu, seni teater juga dapat membantu
meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan berkomunikasi.
Dalam makalah ini, kami akan membahas secara mendalam tentang seni teater, mulai
dari pengertian,fungsi, unsur-unsur, prinsip-prinsip, jenis-jenis, elemen dan apresiasi seni
yang terkenal dalam dunia teater. Kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan
baru dan inspirasi bagi para pembaca yang tertarik dengan seni teater.
Terakhir, kami menyadari bahwa file ini masih memiliki kekurangan dan tentunya
masih perlu perbaikan di masa depan. Oleh karena itu, kami sangat terbuka untuk menerima
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan file ini ke depannya.

Banjarbaru, Desember 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Seni Teater ...........................................................................................
B. Fungsi Seni Teater .................................................................................................
C. Unsur-Unsur Seni Teater........................................................................................
D. Prinsip Seni Teater..................................................................................................
E. Jenis-Jenis Seni Teater............................................................................................
F. Elemen Seni Teater.................................................................................................
G. Apresiasi Seni ........................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni teater sangatlah kaya dan bervariasi, meliputi sejarah panjang dari
berbagai budaya dan peradaban di seluruh dunia. Seni teater telah menjadi bagian
integral dari kehidupan manusia sejak zaman kuno, dimulai dari upacara keagamaan,
cerita-cerita rakyat, hingga bentuk-bentuk pertunjukan yang lebih modern.
Dalam berbagai budaya, seni teater sering kali digunakan sebagai sarana untuk
menyampaikan pesan-pesan moral, sejarah, dan kebudayaan. Pertunjukan teater juga
menjadi wadah untuk mengekspresikan beragam emosi dan pengalaman manusia,
serta sebagai media hiburan yang mendidik.
Seiring dengan perkembangan zaman, seni teater terus mengalami evolusi dan
adaptasi, mencerminkan perubahan dalam nilai-nilai sosial, politik, dan budaya. Hal
ini menjadikan seni teater sebagai cermin dari kehidupan manusia dan sebagai sarana
untuk merayakan keberagaman dan kreativitas.
Dengan demikian, latar belakang seni teater mencakup beragam aspek, mulai
dari nilai-nilai tradisional hingga pengaruh zaman modern, yang semuanya
memberikan kontribusi dalam membentuk kekayaan dan keragaman seni teater di
seluruh dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Seni Teater?
2. Apa Fungsi Seni Teater?
3. Apa Unsur-Unsur Seni Teater?
4. Apa Prinsip Seni Teater?
5. Bagaimana Jenis-Jenis Seni Teater?
6. Bagaimana Elemen Seni Teater?
7. Bagaimana Apresiasi Seni?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Seni Teater.
2. Untuk Mengetahui Fungsi Seni Teater.
3. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Seni Teater.
4. Untuk Mengetahui Prinsip Seni Teater.
5. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Seni Teater.
6. Untuk Mengetahui Elemen Seni Teater.
7. Untuk Mengetahui Apresiasi Seni.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Seni Teater
Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas,
teater adalah proses pemilihan teks atau naskah, penafiran, penggarapan, penyajian
atau
pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa
pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian
drama ke teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater bisa diartikan
dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater dalam arti sempit
adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehiudpan manusia yang diceritakan di atas
pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis). Dalam
arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak
contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.
Seni sebagai ekspresi diri sudah berkembang dalam masyarakat. Seni drama
teater menjadi salah satu acuan perkembangan ekspresi diri yang kompleks. Namun
kini melihat seni teater yang saat ini semakin pudar, juga mulai jarang dikenal di
masyarakat luas. Banyak yang beranggapan bahwa teater membosankan dan tidak
menarik. Orang-orang zaman sekarang khususnya remaja semakin pasif karena
munculnya gadget, mereka lebih memilih untuk mengekspresikan diri melalui
katakata dalam internet dan membuat mereka menjadi ekspresif semu. Mereka tidak
terbiasa lagi dalam mengekspresikan diri mereka secara langsung, maka itu dalam
makalah ini saya ingin meningkatkan peminat teater dengan cara memberikan
pandangan terhadap mereka bahwa teater itu menarik dan sangat mengasyikkan
untuk menyalurkan hobi dan juga menghabiskan waktu senggang kita.
Seni teater, atau teater, merujuk pada bentuk seni pertunjukan yang melibatkan
pementasan cerita atau drama di depan penonton. Ini melibatkan berbagai elemen
seperti naskah, penafsiran, penggarapan, penyajian, dan pemahaman dari penonton.
Seni teater dapat mencakup berbagai genre, gaya, dan bentuk, mulai dari drama klasik
hingga eksperimental, serta pertunjukan teater yang melibatkan unsur-unsur musik,
tata cahaya, dan efek elektronik. Dalam arti luas, seni teater juga mencakup berbagai
bentuk pertunjukan seperti wayang orang, ketoprak, ludruk, dan lain-lain. Seni teater
tidak hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai sarana untuk menyampaikan
pesan-pesan moral, sejarah, dan kebudayaan, serta sebagai media untuk
mengekspresikan beragam emosi dan pengalaman manusia. Dengan demikian, seni
teater merupakan bentuk seni yang kompleks dan mendalam, yang melibatkan
berbagai aspek kreatif, interpretatif, dan ekspresif, serta memiliki peran penting dalam
memperkaya kehidupan budaya dan artistik manusia.
Sejarah Teater
Waktu dan tempat pertunjukan teater pertama kali dimulai tidak diketahui.
Adapun yang dapat diketahui hanyalah teori tentang asal mulanya. Di antaranya teori
tentang asal mula teater adalah sebagai berikut:
Berasal dari upacara agama primitive Unsur cerita ditambahkan pada
upacara semacam itu yang akhirnya berkembang menjadi pertunjukan teater.
Meskipun upacara agama telah lama ditinggalkan, tapi teater ini hidup terus hingga
sekarang.
Berasal dari nyayian untuk menghormati seorang pahlawan di
kuburannya. Dalam acara ini seseorang mengisahkan riwayat hidup sang
pahlawan yang lama kelamaan diperagakan dalam bentuk teater.
Berasal dari kegemaran manusia mendengarkan cerita Cerita itu
kemudian juga dibuat dalam bentuk teater (kisah perburuan, kepahlawanan,
perang, dsb). Naskah teater tertua di dunia yang pernah ditemukan ditulis seorang
pendeta Mesir, I Kher-nefert, di jaman peradaban mesir kuno kira-kira 2000 tahun
sebelum tarikh Masehi dimana pada jaman itu peradaban Mesir kuno sudah maju.
Mereka sudah bisa membuat piramida, sudah mengerti irigasi, sudah bisa membuat
kalender, sudah mengenal ilmu bedah, dan juga sudah mengenal tulis menulis.
I Kher-nefert menulis naskah tersebut untuk sebuah pertunjukan teater ritual di
kota Abydos, sehingga terkenal sebagai “Naskah Abydos” yang menceritakan
pertarungan antara dewa buruk dan dewa baik. Jalan cerita naskah Abydos juga
diketemukan tergambar dalam relief kuburan yang lebih tua. Sehingga para ahli bisa
mengira bahwa jalan cerita itu sudah ada dan dimainkan orang sejak tahun 5000 SM.
Meskipun baru muncul sebagai naskah tertulis di tahun 2000 SM. Dari hasil
penelitian yang dilakukan diketahui juga bahwa pertunjukan teater Abydos
terdapat unsur-unsur teater yang meliputi; pemain, jalan cerita, naskah dialog, topeng,
tata busana, musik, nyanyian, tarian, dan properti pemain seperti tombak,
kapak, tameng, dan sejenisnya.
Karya-karya Seni Teater
Di New York:
a) Wicked: The Untold Story of the Witches of Oz
b) Mary Poppins
c) Phantom Of The Opera
d) Mamma Mia!
Sophie Sheridan diceritakan akan menikah, ia ingin mengundang tiga laki-laki yang
dianggapnya sebagai ayahnya. Suatu hari, Sophie menemukkan diari ibunya yang
berisikkan tentang ketiga ayahnya yang berbeda: arsitek (Sam Carmichael), penulis
dan seorang petualang (Bill Anderson), dan banker (Harry Bright). Sophie
mengundang ketiga pria itu tanpa sepengatuhan ibunya. Pada akhirnya Sam adalah
bapak biologis dari Sophie dan Sam melamar Donna dan Donna meneriman lamaran
itu dan mereka menikah.
e) Rodgers and Hammerstein’s Cinderella
f) Annie, dll.
Di Indonesia:
a) Sie Jin Kwie di Negeri Sihir
b) Rambut Palsu
c) Repertoar Sabun Colek
d) Menimbang Lapuk, dll.
B. Fungsi Seni Teater
Peranan seni teater telah mengalami pergeseran seiring dengan berkembangnya
teknologi. Seni teater tidak hanya dijadikan sebagai sarana upacara maupun hiburan,
namun juga sebagai sarana pendidikan. Sebagai seni, teater tidak hanya menjadi
konsumsi masyarakat sebagai hiburan semata, namun juga berperan dalam nilai
afektif masyarakat. Adapun beberapa fungsi seni teater, di antaranya meliputi:
1. Teater sebagai Sarana Upacara
Pada awal munculnya, teater hadir sebagai sarana upacara persembahan kepada dewa
Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo. Teater yang berfungsi untuk kepentingan
upacara tidak membutuhkan penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta
upacara itu sendiri. Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal
dengan istilah teater tradisional.
2. Teater sebagai Media Ekspresi
Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan dialog.
Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek suara dan seni tari yang menekankan
pada keselarasan gerak dan irama. Dalam praktiknya, seniman teater akan mengekspresikan
seninya dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.
3. Teater sebagai Media Hiburan
Dalam perannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah teater itu harus
dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal. Sehingga harapannya penonton akan
terhibur dengan pertunjukan yang digelar.
4. Teater sebagai Media Pendidikan
Teater adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara individual.
Melainkan untuk mewujudkannya diperlukan kerja tim yang harmonis. Jika suatu teater
dipentaskan diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan
kepada penonton. Melalui pertunjukan biasanya manusia akan lebih mudah mengerti nilai
baik buruk kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah cerita.
Seni teater memiliki beragam fungsi yang penting dalam kehidupan manusia, antara
lain:
1. Hiburan: Seni teater memberikan hiburan dan kesenangan bagi penonton melalui
pertunjukan yang menarik dan menghibur.
2. Pendidikan: Seni teater dapat menjadi sarana pendidikan yang efektif, menyampaikan
pesan-pesan moral, sejarah, dan kebudayaan kepada penonton.
3. Ekspresi: Seni teater memungkinkan para seniman untuk mengekspresikan beragam
emosi, pengalaman, dan ide-ide kreatif melalui pementasan dan peran yang dimainkan.
4. Refleksi sosial: Melalui cerita-cerita yang dipentaskan, seni teater dapat menjadi cermin
dari kehidupan sosial, politik, dan budaya, serta memicu refleksi dan diskusi tentang isu-
isu penting dalam masyarakat.
5. Pengembangan diri: Terlibat dalam seni teater dapat membantu dalam pengembangan
keterampilan komunikasi, kepercayaan diri, kerja tim, dan kreativitas.
Dengan demikian, seni teater memiliki peran yang sangat penting dalam memperkaya
kehidupan manusia, baik sebagai hiburan, sarana pendidikan, ekspresi seni, refleksi
sosial, maupun pengembangan diri.
C. Unsur-Unsur Seni Teater
Unsur-unsur yang terdapat dalam seni teater dibedakan menjadi dua, antara lain:
1. Unsur Internal
Unsur internal merupakan unsur yang menyangkut tentang bagaimana keberlangsungan
pementasan suatu teater. Tanpa unsur internal internal tidak akan ada suatu pementasan
teater. Oleh karena itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan
teater. Unsur internal, meliputi:
a. Naskah atau Skenario
Naskah atau skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog nantinya akan
dipentaskan. Naskah menjadi salah satu penunjang yang menyatukan berbagai macam unsur
yang ada yaitu pentas, pemain, kostum, dan sutradara.
b. Pemain
Pemain merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam sebuah pertunjukan
teater. Pemain berperan dalam menghasilkan beberapa unsur lain, seperti unsur suara dan
gerak. Ada tiga jenis pemain, yaitu peran utama (protagonis/antagonis), peran pembantu, dan
peran tambahan atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain biasanya disebut aktris untuk
perempuan, dan aktor untuk laki-laki.
c. Sutradara
Sutradara merupakan salah satu unsur yang paling sentral, karena sutradara adalah orang
yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater. Sutradara
menjadi otak dari jalannya suatu cerita, misalnya mengarahkan para aktor, membedah
naskah, menciptakan ide-ide tentang pentas yang akan digunakan dan lain-lain.
d. Pentas
Pentas adalah salah satu unsur yang mampu menghadirkan nilai estetika dari sebuah
pertunjukan. Selain itu, pentas menjadi unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya
terdapat properti, tata lampu, dan beberapa dekorasi lain yang berkenaan dengan pentas.
e. Properti
Properti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan teater,
seperti kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain sebagainya.
f. Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:
1) Tata rias adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih
sesuai dengan karakter yang akan diperankan;
2) Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain agar mendukung keadaan yang
menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan tentu akan berbeda dengan
pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga;
3) Tata lampu adalah pencahayaan dipanggung;
4) Tata suara adalah pengaturan pengeras suara.
2. Unsur Eksternal
Unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-
hal yang dibutuhkan dalam sebuah pementasan. Unsur eksternal di antaranya, yaitu:
a. Staf Produksi
Staf produksi adalah sekelompok tim atau individual yang berkenaan dengan pimpinan
produksi sampai semua bagian yang ada di bawahnya. Adapun tugas masing-masing dari
mereka adalah sebagai berikut:
1) Produser/pimpinan produksi;
2) Mengurus semua hal tentang produksi;
3) Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas, program kerja, dan lain
sebagainya.
b. Sutradara/Derektor
1) Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah;
2) Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan;
3) Mencari dan menyiapkan aktor;
4) Menyiapkan make up dan juga menyetting segala sesuatu yang dipegang oleh bagian
desainer beserta kru.
c. Stage Manager
1) Pemimpin dan penanggung jawab panggung;
2) Membantu sutradara.
d. Desainer
Menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut setting tempat atau suasana, properti
atau perlengkapan pementasan, kostum, tata lampu dan pencahayaan, serta perlengkapan lain
(seperti audio).
e. Crew
Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, di
antaranya:
1) Bagian pentas/tempat;
2) Bagian tata lampu (lighting);
3) Bagian perlengkapan dan tata musik.
Unsur yang pertama yaitu naskah atau scenario. Naskah sangat penting karena tanpa
naskah takkan ada pementasan, naskah berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog
yang diucapkan. Unsur kedua yaitu pemain. Pemain merupakan orang yang
memerankan tokoh tertentu. Ada tiga jenis pemain, yaitu peran utama, peran
pembantu dan peran tambahan atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain
biasanya disebut aktris untuk perempuan, dan aktor untuk laki-laki. Unsur ketiga
yaitu sutradara. Sutradara adalah orang yang memimpin dan mengatur sebuah teknik
pembuatan atau pementasan teater. Sutradara menjaga agar pementasan tetap berjalan
dengan lancer dan apabila terjadi kesalahan dalam pementasan sutradaralah yang
bertanggung jawab.
Unsur keempat yaitu properti. Properti merupakan sebuah perlengkapan yang
diperlukan dalam pementasan teater. Contohnya kursi, meja, robot, hiasan ruang,
dekorasi, dan lain-lain, tanpa ada properti cerita tidak akan begitu jelas. Properti
sangat penting walaupun hanya sebagai pelengkap saja. Unsur yang terakhir yaitu
penataan. Tata rias adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater
agar lebih meyakinkan. Tata busana adalah pengaturan pakaina pemain agar
mendukung keadaan yang menghendaki. Contohnya pakaian sekolah lain dengan
pakaian harian. Tata lampu adalah pencahayaan dipanggung. Dan yang teakhir tata
suara adalah pengaturan pengeras suara.
D. Prinsip-Prinsip Seni Teater
Prinsip Utama dalam Kegiatan Teater
Teater adalah bentuk seni yang melibatkan aksi panggung untuk menyampaikan cerita
kepada penonton. Dalam menjalani kegiatan teater, terdapat prinsip utama yang harus
dijunjung. Prinsip-prinsip ini membantu aktor dan kru teater untuk memberikan penampilan
yang berkualitas tinggi serta membuat penonton terhubung dengan cerita yang disajikan.
Salah satu prinsip utama yang perlu diperhatikan dalam kegiatan teater adalah penghayatan
peran.
Penghayatan Peran

Penghayatan peran menjadi elemen penting dalam kegiatan teater. Aktor harus benar-
benar memahami karakter yang akan dimainkan dan mampu menghadirkan karakter tersebut
secara autentik di atas panggung. Dalam penghayatan peran, aktor harus bisa
menghubungkan diri dengan emosi dan kehidupan internal karakter yang sedang
dibawakannya. Aktor harus bisa merasakan apa yang dirasakan oleh karakter tersebut,
sehingga penonton pun dapat merasakannya. Ungkapan emosi karakter dapat dilakukan
melalui berbagai cara, seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, suara, intonasi, dan bahasa
tubuh. Aktor harus memiliki kemampuan untuk memainkan karakter dengan begitu baik
sehingga penonton tidak hanya melihat aksi panggung, tetapi juga merasakan emosi yang
dihadirkan oleh karakter tersebut. Melalui penghayatan peran yang baik, penonton dapat
terhubung secara emosional dengan cerita yang dibawakan oleh para aktor.

Kesesuaian Tindakan dengan Naskah

Seiring dengan penghayatan peran, prinsip lainnya yang harus diperhatikan dalam
kegiatan teater adalah kesesuaian tindakan dengan naskah. Naskah teater merupakan nalar
dan garis besar cerita yang akan dijalankan oleh para aktor. Aktor harus mampu menjalankan
tindakan atau gerakan yang sesuai dengan apa yang tercantum dalam naskah tersebut. Setiap
adegan dalam naskah memiliki petunjuk-petunjuk mengenai aksi, gerakan, dan dialog yang
harus dilakukan oleh aktor. Aktor harus memahami secara mendalam naskah yang akan
dimainkan dan dapat menafsirkannya dengan tepat. Selain itu, aktor juga harus mampu
menyesuaikan aksi panggung dengan kondisi dan lingkungan panggung yang ada.
Kesesuaian tindakan dengan naskah sangat penting untuk memastikan cerita yang ingin
disampaikan dapat ditampilkan dengan lancar dan tepat. Dengan menjaga kesesuaian ini,
penonton akan mendapatkan kesan yang baik mengenai pertunjukan teater yang mereka
tonton.

Komunikasi Visual dan Vokal yang Efektif


Komunikasi visual dan vokal yang efektif juga menjadi prinsip utama dalam kegiatan
teater. Selain aksi panggung dan dialog, aktor juga harus mampu mengkomunikasikan emosi
dan maksud dari karakter yang mereka mainkan melalui ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan
suara. Ekspresi wajah yang tepat dapat membantu aktor untuk menggambarkan emosi yang
dirasakan oleh karakter dan memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Gerakan tubuh yang
terlatih dan terkoordinasi dengan baik juga dapat mengungkapkan karakter dan hubungannya
dengan karakter lain dalam cerita. Suara yang baik, baik dalam pengucapan dialog maupun
penggunaan intonasi yang tepat, dapat membantu aktor untuk menyampaikan pesan dengan
jelas dan dapat dimengerti oleh penonton. Komunikasi visual dan vokal yang efektif ini
membantu penonton untuk memahami cerita yang sedang disampaikan dengan baik.
Penonton dapat merasakan emosi yang ingin disampaikan oleh para aktor dan memahami
maksud dari adegan yang dipentaskan. Dalam kesimpulan, prinsip utama yang dijunjung
dalam kegiatan teater adalah penghayatan peran, kesesuaian tindakan dengan naskah, dan
komunikasi visual dan vokal yang efektif. Dengan menjalankan prinsip-prinsip ini, para aktor
dapat memberikan penampilan yang penuh penghayatan dan dapat menghubungkan penonton
dengan cerita yang mereka sampaikan.

Kepentingan Kolaborasi dalam Kegiatan Teater Menghasilkan Karya yang Kompleks


Kolaborasi antara para anggota tim dalam kegiatan teater sangat penting karena dapat
menghasilkan karya yang kompleks. Dalam teater, terdapat banyak elemen yang harus
disatukan secara harmonis, seperti penulisan naskah, pengaturan panggung, kostum, tata
lampu, dan lain sebagainya. Dengan kolaborasi yang baik, semua elemen tersebut dapat
dikembangkan dengan baik sehingga menghasilkan karya teater yang berkualitas. Kolaborasi
memungkinkan setiap anggota tim untuk berkontribusi dengan keahlian dan kelebihannya
masing-masing sehingga menciptakan karya yang kaya dan mendalam.

Memperkaya Ide dan Kreativitas


Kolaborasi juga memperkaya ide dan kreativitas dalam kegiatan teater. Melalui
diskusi dan pertukaran pikiran antara anggota tim, ide-ide baru dapat muncul dan kreativitas
dapat terstimulasi. Hal ini memberikan kesempatan bagi setiap individu anggota tim untuk
memberikan kontribusinya secara kreatif sehingga menghasilkan pengalaman teater yang
unik dan berbeda. Dengan adanya kerjasama antar anggota tim, berbagai perspektif dan ide
dapat dijelajahi, diperluas, dan ditransformasikan menjadi karya yang orisinal dan
menginspirasi.

Mengembangkan Keterampilan Interpersonal


Kolaborasi dalam kegiatan teater juga membantu mengembangkan keterampilan
interpersonal setiap anggota tim. Mereka belajar untuk bekerja sama, menghargai pendapat
orang lain, dan menyalurkan ide-ide mereka dengan cara yang sehat. Dalam teater, hubungan
yang baik antar anggota tim sangat penting untuk mencapai tujuan bersama, dan melalui
kolaborasi ini, keterampilan interpersonal dapat terasah dan ditingkatkan. Kolaborasi
mendorong komunikasi yang efektif, saling mendengarkan, dan membangun kepercayaan
antar anggota tim, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang positif dan harmonis. Tulisan
yang relevan, apa yang dimaksud dengan tempo merupakan prinsip utama dalam kegiatan
teater. Tempo adalah kecepatan irama atau kecepatan pergerakan dalam suatu adegan atau
pertunjukan teater. Dalam kegiatan teater, pemain harus memahami dan mengikuti tempo
yang telah ditentukan untuk menciptakan kualitas dan keserasian pertunjukan.

Pentingnya Penggunaan Suara dalam Kegiatan Teater

Penggunaan suara dalam kegiatan teater sangat penting karena dapat meningkatkan
ekspresi emosional dari para aktor. Melalui penggunaan suara yang tepat, aktor dapat
mengkomunikasikan emosi yang dimiliki oleh karakter yang mereka perankan. Suara dapat
membantu penonton merasakan dan memahami emosi yang ingin disampaikan oleh para
aktor.

Meningkatkan Ekspresi Emosional


Penggunaan suara dalam kegiatan teater dapat menghasilkan ekspresi emosional yang
lebih kuat dari aktor. Dengan menggunakan suara yang baik, aktor dapat mengungkapkan
perasaan dan emosi karakter yang mereka perankan secara lebih meyakinkan. Pada saat yang
sama, penonton juga dapat lebih mudah terhubung dengan cerita dan karakter dalam
pertunjukan. Misalnya, ketika seorang aktor menangis atau marah dengan suara yang
menggetarkan, penonton dapat merasakan ketegangan dan kekuatan emosional yang muncul.
Suara yang jelas dan ekspresif sangat penting untuk menciptakan ikatan emosional antara
aktor dan penonton.
Mengatasi Kendala Jarak Panggung
Dalam teater, seringkali terdapat jarak antara aktor dan penonton. Penggunaan suara
yang baik dapat membantu mengatasi kendala jarak panggung ini. Suara aktor yang jelas dan
kuat dapat mencapai penonton dengan baik, sehingga pesan dan cerita yang ingin
disampaikan dapat didengar dan dipahami dengan baik oleh penonton di seluruh ruangan.
Dengan menggunakan teknik vokal yang tepat, seperti proyeksi suara, intonasi, dan
vokalisasi yang baik, aktor dapat membuat suara mereka terdengar sampai ke penonton di
baris belakang. Hal ini memungkinkan cerita dan emosi yang ingin disampaikan oleh para
aktor dapat mencapai semua penonton secara efektif. Suara yang kuat dan jelas memainkan
peran penting dalam menjembatani kesenjangan antara panggung dan penonton.

Menghasilkan Efek Suara yang Menarik


Penggunaan suara dalam kegiatan teater juga dapat menghasilkan efek suara yang
menarik. Dengan menggunakan teknik-teknik suara seperti perubahan nada, volume, tempo,
dan penggunaan alat musik, efek suara yang unik dan memikat dapat diciptakan. Efek suara
ini dapat memperkaya pengalaman penonton dan menjadikan pertunjukan teater lebih hidup
dan menarik. Misalnya, dengan menggunakan suara-suara alam atau suara-suara alat musik
yang dimainkan langsung di atas panggung, pertunjukan teater bisa memberikan pengalaman
yang lebih imersif kepada penonton. Suara-suara ini dapat memperkuat emosi yang ingin
disampaikan dalam cerita dan menciptakan atmosfer yang lebih mendalam. Selain itu,
penggunaan suara juga dapat digunakan untuk menciptakan suara latar yang mendukung
adegan dan situasi dalam pertunjukan. Penggunaan efek suara yang tepat memberikan
dimensi dan kedalaman ekstra pada pertunjukan teater.

E. Jenis-Jenis Seni Teater


1. Teater Boneka
Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak zaman kuno. Sisa peninggalannya ditemukan
di makam-makam India Kuno, Mesir, dan Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan
legenda atau kisah-kisah yang bersifat religius (keagamaan). Berbagai jenis boneka
dimainkan dengan cara yang berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan sementara boneka
tongkat digerakkan dengan tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette atau boneka tali,
digerakkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka diikatkan.
Selain itu, contoh teater boneka yang cukup populer ialah pertunjukan wayang kulit.
Dalam pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan di belakang layar tipis dan sinar lampu
menciptakan bayangan wayang di layar. Penonton wanita duduk di depan layar, menonton
bayangan tersebut. Penonton pria duduk di belakang layar dan menonton wayang secara
langsung.
Beralih ke luar negeri, pertunjukan Boneka Bunraku dari Jepang mampu melakukan
banyak sekali gerakan sehingga diperlukan tiga dalang untuk menggerakkannya. Dalang
berpakaian hitam dan duduk persis di depan penonton. Dalang utama mengendalikan kepala
dan lengan kanan. Para pencerita bernyanyi dan melantunkan kisahnya.
2. Drama Musikal
Drama musikal merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan seni tari, musik,
dan seni peran. Drama musikal lebih mengedepankan tiga unsur tersebut dibandingkan dialog
para pemainnya. Kualitas pemainnya tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter melalui
untaian kalimat yang diucapkan tetapi juga melalui keharmonisan lagu dan gerak tari.
Disebut drama musikal karena dalam pertunjukannya yang menjadi latar belakangnya
merupakan kombinasi antara gerak tari, alunan musik, dan tata pentas. Drama musikal yang
cukup tersohor ialah kabaret dan opera. Perbedaan keduanya terletak pada jenis musik yang
digunakan. Dalam opera, dialog para tokoh dinyanyikan dengan iringan musik orkestra dan
lagu yang dinyanyikan disebut seriosa. Sedangkan dalam drama musikal kabaret, jenis musik
dan lagu yang dinyanyikan bebas dan biasa saja.
3. Teater Dramatik
Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang berdasarkan pada
dramatika lakon yang dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara
psikologis sangat diperhatikan. Situasi cerita dan latar belakang kejadian dibuat sedetail
mungkin. Rangkaian cerita dalam teater dramatik mengikuti alur plot dengan ketat. Fokus
pertunjukan teater dramatik ialah menarik minat dan rasa penonton terhadap situasi cerita
yang disajikan. Dalam teater dramatik, laku aksi pemain sangat ditonjolkan. Satu peristiwa
berkaitan dengan peristiwa lain hingga membentuk keseluruhan cerita. Karakter yang
disajikan di atas pentas adalah karakter tanpa improvisatoris. Teater dramatik mencoba
mementaskan cerita seperti halnya realita.
4. Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi merupakan pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya
sastra puisi karya puisi yang biasanya hanya dibacakan, dalam teatrikal puisi dicoba untuk
diperankan di atas pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih
mengedepankan estetika puitis di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya bersifat
teatrikal. Tata panggung dan blocking dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan makna
puisi yang dimaksud. Teatrikalisasi puisi memberikan kesempatan bagi seniman untuk
mengekspresikan kreativitasnya dalam menerjemahkan makna puisi ke dalam tampilan lakon
dan tata artistik di atas pentas.
5. Teater Gerak
Teater gerak merupakan pertunjukan teater dengan unsur utamanya adalah gerak dan
ekspresi wajah pemainnya. Dalam pementasannya, penggunaan dialog sangat minimal atau
bahkan dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomim klasik. Seiring perkembangannya,
pemain teater dapat bebas bergerak mengikuti suasana hati (untuk karakter tertentu) bahkan
lepas dari karakter tokoh dasarnya untuk menarik minat penikmat. Dari kebebasan ekspresi
gerak inilah gagasan mementaskan pertunjukan dengan berbasis gerak secara mandiri
muncul.
Teater gerak yang paling populer dan bertahan sampai saat ini adalah pantomim.
Sebagai sebuah pertunjukan yang sunyi karena tidak menggunakan suara, pantomim
mencoba mengungkapkan ekspresinya melalui tingkah laku gerak dan mimik para
pemainnya. Makna pesan yang hendak direalisasikan dipertunjukkan dalam bentuk gerak.

F. Elemen Seni Teater


Elemen penting dari teater Ada 3 elemen dasar teater yaitu aktor, penonton dan teks. Ada
elemen tambahan lain yang melengkapi dan membuat pertunjukan lebih mencolok, menarik,
dan nyata seperti tata rias, kostum, desain set, dan pencahayaan.
1 Aktor

Dia adalah seorang seniman yang hadir di ruang panggung, yang misinya adalah
untuk bertindak dan berbicara dalam dunia fiksi yang ia bangun atau berkontribusi untuk
membangun (Ubersfeld, 2004). Harus ada setidaknya satu dan mereka tidak harus menjadi
orang karena boneka atau boneka juga dapat digunakan. Seperti yang dikatakan Ricard
Salvat, "Aktor adalah, dari semua elemen daftar teater, yang penting. Ketika datang untuk
meninggalkan beberapa komponen kompleks teater, selalu berakhir dengan mengurangi aktor
"(Salvat, 1983, halaman 29).

Aktor atau aktor adalah orang-orang yang memberi kehidupan pada karakter, melalui
tindakan mereka, kata-kata mereka dan pakaian mereka. Mereka adalah orang-orang yang
membaca dialog, mencetak nada vokal, diksi, emosi, dan energi yang memperkuat
kredibilitas pertunjukan dan mempengaruhi keterlibatan para penonton dalam cerita. Dengan
kata lain, tubuh aktor disajikan sebagai sesuatu yang hidup, terintegrasi, mampu mewujudkan
karakter dengan semua tuntutan fisik.

2 Teks

Ini adalah tulisan yang mengangkat cerita untuk dikembangkan dan terdiri dari
struktur yang mirip dengan cerita (awal, tengah dan akhir), yang dalam kasus spesifik teater
dikenal sebagai Pendekatan, Node atau Klimaks dan hasil. Karya-karya dramatis selalu
ditulis dalam dialog orang pertama dan menggunakan tanda kurung ketika Anda ingin
menentukan tindakan yang terjadi saat fragmen diucapkan (ini dikenal sebagai bahasa
acotational). Ketika karya sastra akan dibawa ke panggung atau ke bioskop, itu disebut
"naskah". Tulisan ini tidak dibagi menjadi beberapa bab (seperti yang biasanya dilakukan
dalam novel atau jenis prosa lainnya) tetapi dalam tindakan, yang pada gilirannya dapat
dibagi menjadi fragmen yang lebih kecil yang dikenal sebagai lukisan.

Teks adalah semangat dan asal mula teater; tanpa dia tidak mungkin berbicara tentang
teater. Tingkat kebutuhan mereka sedemikian rupa sehingga "kita dapat memperhatikan akal
sehat dan memverifikasi bahwa kita tidak tahu teater tanpa teks, jadi kita mulai dari hipotesis.

3 Mendengar

Siapa pun yang menonton pertunjukan atau menghadiri pertunjukan dianggap sebagai
penonton. Tampaknya para penonton tidak ikut campur dalam pengembangan lakon tersebut,
namun tujuan dari ini adalah untuk menghibur publik. Para penonton adalah raison d'être dari
teater. Sepanjang permainan, hubungan dibangun antara penonton dan aktor; Berkat mereka,
tidak hanya siklus penciptaan-komunikasi selesai, tetapi juga umpan balik langsung diterima
dari para aktor, karena tidak ada penonton pasif tetapi semua adalah pengamat kritis
(Trancón, 2006, hal.83) yang mengembangkan persepsi positif atau negatif dari seni visual
yang mereka renungkan.

Elemen pelengkap

Unsur-unsur berikut tidak penting untuk melakukan permainan tetapi kontribusinya


memberikan nilai besar pada saat membuat cerita lebih menarik, terorganisir, kredibel dan
nyata.

1 Kostum

Ini adalah pakaian yang dikenakan oleh para aktor. Melalui mereka dan tanpa perlu
mengucapkan kata-kata, publik dapat mengidentifikasi jenis kelamin, usia, pekerjaan, status
sosial dan karakteristik karakter, serta waktu di mana cerita itu terungkap. Saat ini ada
seseorang yang didedikasikan khusus untuk aspek ini dan bekerja bersama dengan sutradara
dan dengan para penata rias untuk menciptakan harmoni dalam konstruksi penampilan
karakter.

2 Riasan

Ini digunakan untuk memperbaiki distorsi yang disebabkan oleh pencahayaan (seperti
kehilangan warna atau kilau wajah berlebih). Selain itu, penerapan produk kosmetik
berfungsi untuk mengkonsolidasikan karakter melalui karakterisasi eksternal, menyoroti atau
menyamarkan fitur aktor atau menambahkan efek pada karakter: meremajakan, menua,
membuat bintik-bintik, bekas luka atau mensimulasikan luka, antara lain.

3 Scenography

Sesuai dengan set perangkat yang digunakan untuk menyesuaikan representasi


dramatis. Ini berarti bahwa itu adalah ruang di mana para aktor berinteraksi, didekorasi
sedemikian rupa sehingga menunjukkan ruang geografis, temporal, historis, dan sosial tempat
cerita tersebut dibuka. Sebagian besar elemen bersifat statis dan untuk menghasilkan efek
yang lebih kuat, mereka bergantung pada pencahayaan. Contoh sederhana mungkin adalah
skenario "siang" dan "malam" yang diusulkan. Peralatan atau alat yang digunakan oleh para
aktor selama pertunjukan disebut ataubenda penyangga.

4 Pencahayaan

Seperti halnya desain himpunan, pencahayaan mencakup objek sebagai aksi


mengelola lampu. Artinya, pencahayaan adalah seperangkat lampu yang digunakan selama
pertunjukan artistik, serta penciptaan dan pelaksanaannya untuk membantu menyampaikan
emosi, menonjolkan dan menyembunyikan aktor, dan memberikan lebih banyak ketegasan
pada pemandangan, tata rias, dan kostum.

5 Suara

Didasari oleh musik dan semua efek pendengaran untuk meningkatkan aspek akustik
dari permainan kepada para aktor dan publik. Misalnya, mikrofon sehingga dialog aktor dapat
didengar oleh penonton, memperkuat transmisi emosi atau tindakan seperti suara hujan atau
rem mendadak mobil.

6 Direktur

Ia adalah seniman kreatif yang bertanggung jawab atas koordinasi semua elemen yang
mengintervensi pertunjukan, mulai dari desain set hingga interpretasi. Dia bertanggung jawab
atas organisasi materi acara. Sosok sutradara praktis baru dalam kaitannya dengan seluruh
lintasan sejarah teater: karya sutradara hampir tidak ada sebelum 1900 sebagai fungsi artistik
yang terpisah dan sebelum teater 1750, sangat jarang (Balme, 2008). Hal tersebut dibuktikan
oleh fakta bahwa di teater Yunani, di teater Romawi, abad pertengahan dan Renaissance,
angka ini tidak ada dalam arti kata yang ketat. Orang ini tidak hadir di panggung, tidak
seperti aktor.

G. Apresiasi Seni Teater


Untuk mengapresiasi seni teater, kita harus memahami cerita atau tema yang
disajikan dalam pertunjukan tersebut. Kita juga harus membuka pikiran dan hati untuk
menerima pesan yang ingin disampaikan oleh para aktor dan aktris. Selain itu, kita
juga dapat memberikan dukungan dengan hadir di pertunjukan, memberikan ulasan
positif, atau bahkan mendukung lembaga teater dengan cara memberikan donasi atau
menjadi relawan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seni teater adalah salah satu bentuk kesenian yang sangat menarik untuk
dinikmati. Apresiasi seni teater tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga
memberikan banyak nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil. Dengan memahami
cerita atau tema yang disajikan, membuka pikiran dan hati, serta memberikan
dukungan, kita dapat mengapresiasi seni teater dengan baik. Jangan lupa untuk
menikmati setiap pertunjukan dan memberikan dukungan kepada para aktor dan
aktris yang telah berjuang keras untuk memberikan yang terbaik.
B. SARAN
Karya seni pada dasarnya hadir sebagai wujud ekspresi atas segala gagasan
yang menjembatani komunikasi estetik antara para seniman dengan
masyarakatnya, dalam hal ini pertunjukan teater seyogyanya dapat menjadi media
komunikasi yang menyisipkan pesan-pesan sosial guna mengkritisi realitas
seutuhnya. Dengan demikian, penulis memiliki saran agar fungsi seni pertunjukan
teater sebagai media komunikasi dalam mengangkat isu sosial menyuarakan kritik
dapat dimaksimalkan lagi dan tidak dilupakan meskipun diterpa oleh
perkembangan zaman. Terkait hal tersebut, berikut saran yang dapat diberikan
penulis:
1. Bagi pelaku seni, diharapkan agar selalu menawarkan inovasi baru yang
mengikuti perkembangan zaman, mencari celah-celah baru untuk tetap hadir dan
melekatkan kesan tersendiri di mata publik dan berupaya memperluas konektivitas
untuk menjangkau masyarakat secara luas. Selain itu juga dapat mempertahankan
fungsi siti ainayah, 2020 analisis fungsi seni pertunjukan teater sebagai media
komunikasi dalam menyuarakan kritik sosial (studi pada pertunjukan teater koma
lakon).
2. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan apresiasi lebih tinggi terhadap
karya seni dan membangun budaya menonton pertunjukan guna memperkaya
referensi, melestarikan budaya dan media komunikasi konvensional dan
melahirkan bahan diskusi yang mampu mencerahkan pondasi berpikir serta
menggugah rasa dan laku untuk memperbaiki keadaan.
DAFTAR PUSTAKA
Soemardjo, Yakob. (1983-1984). "Ekspresionisme dalam Teater Abad 20". Jurnal
Kebudayaan Populer, Vol. 2, No. 1-2.
Mulyana, Deddy. (2010). "Seni Teater: Pengertian, Fungsi, dan
Perkembangannya". Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 4, No. 2.
Sutrisno, Dwi. (2015). "Seni Teater: Sejarah, Fungsi, dan Perkembangannya".
Jurnal Kajian Seni, Vol. 3, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai