SENI TEATER (MIA RARA Dan FIKA)
SENI TEATER (MIA RARA Dan FIKA)
SENI TEATER SD
KONSEP DASAR SENI
DOSEN PENGAMPU:
M. Fadilurrahman, M.Pd.
Disusun Oleh:
Mia 8620601220022
Rara Anggraini 8620601220021
Siti pusmika sari 8620601220017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Seni Teater ...........................................................................................
B. Fungsi Seni Teater .................................................................................................
C. Unsur-Unsur Seni Teater........................................................................................
D. Prinsip Seni Teater..................................................................................................
E. Jenis-Jenis Seni Teater............................................................................................
F. Elemen Seni Teater.................................................................................................
G. Apresiasi Seni ........................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni teater sangatlah kaya dan bervariasi, meliputi sejarah panjang dari
berbagai budaya dan peradaban di seluruh dunia. Seni teater telah menjadi bagian
integral dari kehidupan manusia sejak zaman kuno, dimulai dari upacara keagamaan,
cerita-cerita rakyat, hingga bentuk-bentuk pertunjukan yang lebih modern.
Dalam berbagai budaya, seni teater sering kali digunakan sebagai sarana untuk
menyampaikan pesan-pesan moral, sejarah, dan kebudayaan. Pertunjukan teater juga
menjadi wadah untuk mengekspresikan beragam emosi dan pengalaman manusia,
serta sebagai media hiburan yang mendidik.
Seiring dengan perkembangan zaman, seni teater terus mengalami evolusi dan
adaptasi, mencerminkan perubahan dalam nilai-nilai sosial, politik, dan budaya. Hal
ini menjadikan seni teater sebagai cermin dari kehidupan manusia dan sebagai sarana
untuk merayakan keberagaman dan kreativitas.
Dengan demikian, latar belakang seni teater mencakup beragam aspek, mulai
dari nilai-nilai tradisional hingga pengaruh zaman modern, yang semuanya
memberikan kontribusi dalam membentuk kekayaan dan keragaman seni teater di
seluruh dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Seni Teater?
2. Apa Fungsi Seni Teater?
3. Apa Unsur-Unsur Seni Teater?
4. Apa Prinsip Seni Teater?
5. Bagaimana Jenis-Jenis Seni Teater?
6. Bagaimana Elemen Seni Teater?
7. Bagaimana Apresiasi Seni?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Seni Teater.
2. Untuk Mengetahui Fungsi Seni Teater.
3. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Seni Teater.
4. Untuk Mengetahui Prinsip Seni Teater.
5. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Seni Teater.
6. Untuk Mengetahui Elemen Seni Teater.
7. Untuk Mengetahui Apresiasi Seni.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Seni Teater
Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas,
teater adalah proses pemilihan teks atau naskah, penafiran, penggarapan, penyajian
atau
pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa
pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian
drama ke teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater bisa diartikan
dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater dalam arti sempit
adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehiudpan manusia yang diceritakan di atas
pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis). Dalam
arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak
contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.
Seni sebagai ekspresi diri sudah berkembang dalam masyarakat. Seni drama
teater menjadi salah satu acuan perkembangan ekspresi diri yang kompleks. Namun
kini melihat seni teater yang saat ini semakin pudar, juga mulai jarang dikenal di
masyarakat luas. Banyak yang beranggapan bahwa teater membosankan dan tidak
menarik. Orang-orang zaman sekarang khususnya remaja semakin pasif karena
munculnya gadget, mereka lebih memilih untuk mengekspresikan diri melalui
katakata dalam internet dan membuat mereka menjadi ekspresif semu. Mereka tidak
terbiasa lagi dalam mengekspresikan diri mereka secara langsung, maka itu dalam
makalah ini saya ingin meningkatkan peminat teater dengan cara memberikan
pandangan terhadap mereka bahwa teater itu menarik dan sangat mengasyikkan
untuk menyalurkan hobi dan juga menghabiskan waktu senggang kita.
Seni teater, atau teater, merujuk pada bentuk seni pertunjukan yang melibatkan
pementasan cerita atau drama di depan penonton. Ini melibatkan berbagai elemen
seperti naskah, penafsiran, penggarapan, penyajian, dan pemahaman dari penonton.
Seni teater dapat mencakup berbagai genre, gaya, dan bentuk, mulai dari drama klasik
hingga eksperimental, serta pertunjukan teater yang melibatkan unsur-unsur musik,
tata cahaya, dan efek elektronik. Dalam arti luas, seni teater juga mencakup berbagai
bentuk pertunjukan seperti wayang orang, ketoprak, ludruk, dan lain-lain. Seni teater
tidak hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai sarana untuk menyampaikan
pesan-pesan moral, sejarah, dan kebudayaan, serta sebagai media untuk
mengekspresikan beragam emosi dan pengalaman manusia. Dengan demikian, seni
teater merupakan bentuk seni yang kompleks dan mendalam, yang melibatkan
berbagai aspek kreatif, interpretatif, dan ekspresif, serta memiliki peran penting dalam
memperkaya kehidupan budaya dan artistik manusia.
Sejarah Teater
Waktu dan tempat pertunjukan teater pertama kali dimulai tidak diketahui.
Adapun yang dapat diketahui hanyalah teori tentang asal mulanya. Di antaranya teori
tentang asal mula teater adalah sebagai berikut:
Berasal dari upacara agama primitive Unsur cerita ditambahkan pada
upacara semacam itu yang akhirnya berkembang menjadi pertunjukan teater.
Meskipun upacara agama telah lama ditinggalkan, tapi teater ini hidup terus hingga
sekarang.
Berasal dari nyayian untuk menghormati seorang pahlawan di
kuburannya. Dalam acara ini seseorang mengisahkan riwayat hidup sang
pahlawan yang lama kelamaan diperagakan dalam bentuk teater.
Berasal dari kegemaran manusia mendengarkan cerita Cerita itu
kemudian juga dibuat dalam bentuk teater (kisah perburuan, kepahlawanan,
perang, dsb). Naskah teater tertua di dunia yang pernah ditemukan ditulis seorang
pendeta Mesir, I Kher-nefert, di jaman peradaban mesir kuno kira-kira 2000 tahun
sebelum tarikh Masehi dimana pada jaman itu peradaban Mesir kuno sudah maju.
Mereka sudah bisa membuat piramida, sudah mengerti irigasi, sudah bisa membuat
kalender, sudah mengenal ilmu bedah, dan juga sudah mengenal tulis menulis.
I Kher-nefert menulis naskah tersebut untuk sebuah pertunjukan teater ritual di
kota Abydos, sehingga terkenal sebagai “Naskah Abydos” yang menceritakan
pertarungan antara dewa buruk dan dewa baik. Jalan cerita naskah Abydos juga
diketemukan tergambar dalam relief kuburan yang lebih tua. Sehingga para ahli bisa
mengira bahwa jalan cerita itu sudah ada dan dimainkan orang sejak tahun 5000 SM.
Meskipun baru muncul sebagai naskah tertulis di tahun 2000 SM. Dari hasil
penelitian yang dilakukan diketahui juga bahwa pertunjukan teater Abydos
terdapat unsur-unsur teater yang meliputi; pemain, jalan cerita, naskah dialog, topeng,
tata busana, musik, nyanyian, tarian, dan properti pemain seperti tombak,
kapak, tameng, dan sejenisnya.
Karya-karya Seni Teater
Di New York:
a) Wicked: The Untold Story of the Witches of Oz
b) Mary Poppins
c) Phantom Of The Opera
d) Mamma Mia!
Sophie Sheridan diceritakan akan menikah, ia ingin mengundang tiga laki-laki yang
dianggapnya sebagai ayahnya. Suatu hari, Sophie menemukkan diari ibunya yang
berisikkan tentang ketiga ayahnya yang berbeda: arsitek (Sam Carmichael), penulis
dan seorang petualang (Bill Anderson), dan banker (Harry Bright). Sophie
mengundang ketiga pria itu tanpa sepengatuhan ibunya. Pada akhirnya Sam adalah
bapak biologis dari Sophie dan Sam melamar Donna dan Donna meneriman lamaran
itu dan mereka menikah.
e) Rodgers and Hammerstein’s Cinderella
f) Annie, dll.
Di Indonesia:
a) Sie Jin Kwie di Negeri Sihir
b) Rambut Palsu
c) Repertoar Sabun Colek
d) Menimbang Lapuk, dll.
B. Fungsi Seni Teater
Peranan seni teater telah mengalami pergeseran seiring dengan berkembangnya
teknologi. Seni teater tidak hanya dijadikan sebagai sarana upacara maupun hiburan,
namun juga sebagai sarana pendidikan. Sebagai seni, teater tidak hanya menjadi
konsumsi masyarakat sebagai hiburan semata, namun juga berperan dalam nilai
afektif masyarakat. Adapun beberapa fungsi seni teater, di antaranya meliputi:
1. Teater sebagai Sarana Upacara
Pada awal munculnya, teater hadir sebagai sarana upacara persembahan kepada dewa
Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo. Teater yang berfungsi untuk kepentingan
upacara tidak membutuhkan penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta
upacara itu sendiri. Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal
dengan istilah teater tradisional.
2. Teater sebagai Media Ekspresi
Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan dialog.
Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek suara dan seni tari yang menekankan
pada keselarasan gerak dan irama. Dalam praktiknya, seniman teater akan mengekspresikan
seninya dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.
3. Teater sebagai Media Hiburan
Dalam perannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah teater itu harus
dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal. Sehingga harapannya penonton akan
terhibur dengan pertunjukan yang digelar.
4. Teater sebagai Media Pendidikan
Teater adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara individual.
Melainkan untuk mewujudkannya diperlukan kerja tim yang harmonis. Jika suatu teater
dipentaskan diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan
kepada penonton. Melalui pertunjukan biasanya manusia akan lebih mudah mengerti nilai
baik buruk kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah cerita.
Seni teater memiliki beragam fungsi yang penting dalam kehidupan manusia, antara
lain:
1. Hiburan: Seni teater memberikan hiburan dan kesenangan bagi penonton melalui
pertunjukan yang menarik dan menghibur.
2. Pendidikan: Seni teater dapat menjadi sarana pendidikan yang efektif, menyampaikan
pesan-pesan moral, sejarah, dan kebudayaan kepada penonton.
3. Ekspresi: Seni teater memungkinkan para seniman untuk mengekspresikan beragam
emosi, pengalaman, dan ide-ide kreatif melalui pementasan dan peran yang dimainkan.
4. Refleksi sosial: Melalui cerita-cerita yang dipentaskan, seni teater dapat menjadi cermin
dari kehidupan sosial, politik, dan budaya, serta memicu refleksi dan diskusi tentang isu-
isu penting dalam masyarakat.
5. Pengembangan diri: Terlibat dalam seni teater dapat membantu dalam pengembangan
keterampilan komunikasi, kepercayaan diri, kerja tim, dan kreativitas.
Dengan demikian, seni teater memiliki peran yang sangat penting dalam memperkaya
kehidupan manusia, baik sebagai hiburan, sarana pendidikan, ekspresi seni, refleksi
sosial, maupun pengembangan diri.
C. Unsur-Unsur Seni Teater
Unsur-unsur yang terdapat dalam seni teater dibedakan menjadi dua, antara lain:
1. Unsur Internal
Unsur internal merupakan unsur yang menyangkut tentang bagaimana keberlangsungan
pementasan suatu teater. Tanpa unsur internal internal tidak akan ada suatu pementasan
teater. Oleh karena itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan
teater. Unsur internal, meliputi:
a. Naskah atau Skenario
Naskah atau skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog nantinya akan
dipentaskan. Naskah menjadi salah satu penunjang yang menyatukan berbagai macam unsur
yang ada yaitu pentas, pemain, kostum, dan sutradara.
b. Pemain
Pemain merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam sebuah pertunjukan
teater. Pemain berperan dalam menghasilkan beberapa unsur lain, seperti unsur suara dan
gerak. Ada tiga jenis pemain, yaitu peran utama (protagonis/antagonis), peran pembantu, dan
peran tambahan atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain biasanya disebut aktris untuk
perempuan, dan aktor untuk laki-laki.
c. Sutradara
Sutradara merupakan salah satu unsur yang paling sentral, karena sutradara adalah orang
yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater. Sutradara
menjadi otak dari jalannya suatu cerita, misalnya mengarahkan para aktor, membedah
naskah, menciptakan ide-ide tentang pentas yang akan digunakan dan lain-lain.
d. Pentas
Pentas adalah salah satu unsur yang mampu menghadirkan nilai estetika dari sebuah
pertunjukan. Selain itu, pentas menjadi unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya
terdapat properti, tata lampu, dan beberapa dekorasi lain yang berkenaan dengan pentas.
e. Properti
Properti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan teater,
seperti kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain sebagainya.
f. Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:
1) Tata rias adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih
sesuai dengan karakter yang akan diperankan;
2) Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain agar mendukung keadaan yang
menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan tentu akan berbeda dengan
pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga;
3) Tata lampu adalah pencahayaan dipanggung;
4) Tata suara adalah pengaturan pengeras suara.
2. Unsur Eksternal
Unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-
hal yang dibutuhkan dalam sebuah pementasan. Unsur eksternal di antaranya, yaitu:
a. Staf Produksi
Staf produksi adalah sekelompok tim atau individual yang berkenaan dengan pimpinan
produksi sampai semua bagian yang ada di bawahnya. Adapun tugas masing-masing dari
mereka adalah sebagai berikut:
1) Produser/pimpinan produksi;
2) Mengurus semua hal tentang produksi;
3) Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas, program kerja, dan lain
sebagainya.
b. Sutradara/Derektor
1) Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah;
2) Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan;
3) Mencari dan menyiapkan aktor;
4) Menyiapkan make up dan juga menyetting segala sesuatu yang dipegang oleh bagian
desainer beserta kru.
c. Stage Manager
1) Pemimpin dan penanggung jawab panggung;
2) Membantu sutradara.
d. Desainer
Menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut setting tempat atau suasana, properti
atau perlengkapan pementasan, kostum, tata lampu dan pencahayaan, serta perlengkapan lain
(seperti audio).
e. Crew
Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, di
antaranya:
1) Bagian pentas/tempat;
2) Bagian tata lampu (lighting);
3) Bagian perlengkapan dan tata musik.
Unsur yang pertama yaitu naskah atau scenario. Naskah sangat penting karena tanpa
naskah takkan ada pementasan, naskah berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog
yang diucapkan. Unsur kedua yaitu pemain. Pemain merupakan orang yang
memerankan tokoh tertentu. Ada tiga jenis pemain, yaitu peran utama, peran
pembantu dan peran tambahan atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain
biasanya disebut aktris untuk perempuan, dan aktor untuk laki-laki. Unsur ketiga
yaitu sutradara. Sutradara adalah orang yang memimpin dan mengatur sebuah teknik
pembuatan atau pementasan teater. Sutradara menjaga agar pementasan tetap berjalan
dengan lancer dan apabila terjadi kesalahan dalam pementasan sutradaralah yang
bertanggung jawab.
Unsur keempat yaitu properti. Properti merupakan sebuah perlengkapan yang
diperlukan dalam pementasan teater. Contohnya kursi, meja, robot, hiasan ruang,
dekorasi, dan lain-lain, tanpa ada properti cerita tidak akan begitu jelas. Properti
sangat penting walaupun hanya sebagai pelengkap saja. Unsur yang terakhir yaitu
penataan. Tata rias adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater
agar lebih meyakinkan. Tata busana adalah pengaturan pakaina pemain agar
mendukung keadaan yang menghendaki. Contohnya pakaian sekolah lain dengan
pakaian harian. Tata lampu adalah pencahayaan dipanggung. Dan yang teakhir tata
suara adalah pengaturan pengeras suara.
D. Prinsip-Prinsip Seni Teater
Prinsip Utama dalam Kegiatan Teater
Teater adalah bentuk seni yang melibatkan aksi panggung untuk menyampaikan cerita
kepada penonton. Dalam menjalani kegiatan teater, terdapat prinsip utama yang harus
dijunjung. Prinsip-prinsip ini membantu aktor dan kru teater untuk memberikan penampilan
yang berkualitas tinggi serta membuat penonton terhubung dengan cerita yang disajikan.
Salah satu prinsip utama yang perlu diperhatikan dalam kegiatan teater adalah penghayatan
peran.
Penghayatan Peran
Penghayatan peran menjadi elemen penting dalam kegiatan teater. Aktor harus benar-
benar memahami karakter yang akan dimainkan dan mampu menghadirkan karakter tersebut
secara autentik di atas panggung. Dalam penghayatan peran, aktor harus bisa
menghubungkan diri dengan emosi dan kehidupan internal karakter yang sedang
dibawakannya. Aktor harus bisa merasakan apa yang dirasakan oleh karakter tersebut,
sehingga penonton pun dapat merasakannya. Ungkapan emosi karakter dapat dilakukan
melalui berbagai cara, seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, suara, intonasi, dan bahasa
tubuh. Aktor harus memiliki kemampuan untuk memainkan karakter dengan begitu baik
sehingga penonton tidak hanya melihat aksi panggung, tetapi juga merasakan emosi yang
dihadirkan oleh karakter tersebut. Melalui penghayatan peran yang baik, penonton dapat
terhubung secara emosional dengan cerita yang dibawakan oleh para aktor.
Seiring dengan penghayatan peran, prinsip lainnya yang harus diperhatikan dalam
kegiatan teater adalah kesesuaian tindakan dengan naskah. Naskah teater merupakan nalar
dan garis besar cerita yang akan dijalankan oleh para aktor. Aktor harus mampu menjalankan
tindakan atau gerakan yang sesuai dengan apa yang tercantum dalam naskah tersebut. Setiap
adegan dalam naskah memiliki petunjuk-petunjuk mengenai aksi, gerakan, dan dialog yang
harus dilakukan oleh aktor. Aktor harus memahami secara mendalam naskah yang akan
dimainkan dan dapat menafsirkannya dengan tepat. Selain itu, aktor juga harus mampu
menyesuaikan aksi panggung dengan kondisi dan lingkungan panggung yang ada.
Kesesuaian tindakan dengan naskah sangat penting untuk memastikan cerita yang ingin
disampaikan dapat ditampilkan dengan lancar dan tepat. Dengan menjaga kesesuaian ini,
penonton akan mendapatkan kesan yang baik mengenai pertunjukan teater yang mereka
tonton.
Penggunaan suara dalam kegiatan teater sangat penting karena dapat meningkatkan
ekspresi emosional dari para aktor. Melalui penggunaan suara yang tepat, aktor dapat
mengkomunikasikan emosi yang dimiliki oleh karakter yang mereka perankan. Suara dapat
membantu penonton merasakan dan memahami emosi yang ingin disampaikan oleh para
aktor.
Dia adalah seorang seniman yang hadir di ruang panggung, yang misinya adalah
untuk bertindak dan berbicara dalam dunia fiksi yang ia bangun atau berkontribusi untuk
membangun (Ubersfeld, 2004). Harus ada setidaknya satu dan mereka tidak harus menjadi
orang karena boneka atau boneka juga dapat digunakan. Seperti yang dikatakan Ricard
Salvat, "Aktor adalah, dari semua elemen daftar teater, yang penting. Ketika datang untuk
meninggalkan beberapa komponen kompleks teater, selalu berakhir dengan mengurangi aktor
"(Salvat, 1983, halaman 29).
Aktor atau aktor adalah orang-orang yang memberi kehidupan pada karakter, melalui
tindakan mereka, kata-kata mereka dan pakaian mereka. Mereka adalah orang-orang yang
membaca dialog, mencetak nada vokal, diksi, emosi, dan energi yang memperkuat
kredibilitas pertunjukan dan mempengaruhi keterlibatan para penonton dalam cerita. Dengan
kata lain, tubuh aktor disajikan sebagai sesuatu yang hidup, terintegrasi, mampu mewujudkan
karakter dengan semua tuntutan fisik.
2 Teks
Ini adalah tulisan yang mengangkat cerita untuk dikembangkan dan terdiri dari
struktur yang mirip dengan cerita (awal, tengah dan akhir), yang dalam kasus spesifik teater
dikenal sebagai Pendekatan, Node atau Klimaks dan hasil. Karya-karya dramatis selalu
ditulis dalam dialog orang pertama dan menggunakan tanda kurung ketika Anda ingin
menentukan tindakan yang terjadi saat fragmen diucapkan (ini dikenal sebagai bahasa
acotational). Ketika karya sastra akan dibawa ke panggung atau ke bioskop, itu disebut
"naskah". Tulisan ini tidak dibagi menjadi beberapa bab (seperti yang biasanya dilakukan
dalam novel atau jenis prosa lainnya) tetapi dalam tindakan, yang pada gilirannya dapat
dibagi menjadi fragmen yang lebih kecil yang dikenal sebagai lukisan.
Teks adalah semangat dan asal mula teater; tanpa dia tidak mungkin berbicara tentang
teater. Tingkat kebutuhan mereka sedemikian rupa sehingga "kita dapat memperhatikan akal
sehat dan memverifikasi bahwa kita tidak tahu teater tanpa teks, jadi kita mulai dari hipotesis.
3 Mendengar
Siapa pun yang menonton pertunjukan atau menghadiri pertunjukan dianggap sebagai
penonton. Tampaknya para penonton tidak ikut campur dalam pengembangan lakon tersebut,
namun tujuan dari ini adalah untuk menghibur publik. Para penonton adalah raison d'être dari
teater. Sepanjang permainan, hubungan dibangun antara penonton dan aktor; Berkat mereka,
tidak hanya siklus penciptaan-komunikasi selesai, tetapi juga umpan balik langsung diterima
dari para aktor, karena tidak ada penonton pasif tetapi semua adalah pengamat kritis
(Trancón, 2006, hal.83) yang mengembangkan persepsi positif atau negatif dari seni visual
yang mereka renungkan.
Elemen pelengkap
1 Kostum
Ini adalah pakaian yang dikenakan oleh para aktor. Melalui mereka dan tanpa perlu
mengucapkan kata-kata, publik dapat mengidentifikasi jenis kelamin, usia, pekerjaan, status
sosial dan karakteristik karakter, serta waktu di mana cerita itu terungkap. Saat ini ada
seseorang yang didedikasikan khusus untuk aspek ini dan bekerja bersama dengan sutradara
dan dengan para penata rias untuk menciptakan harmoni dalam konstruksi penampilan
karakter.
2 Riasan
Ini digunakan untuk memperbaiki distorsi yang disebabkan oleh pencahayaan (seperti
kehilangan warna atau kilau wajah berlebih). Selain itu, penerapan produk kosmetik
berfungsi untuk mengkonsolidasikan karakter melalui karakterisasi eksternal, menyoroti atau
menyamarkan fitur aktor atau menambahkan efek pada karakter: meremajakan, menua,
membuat bintik-bintik, bekas luka atau mensimulasikan luka, antara lain.
3 Scenography
4 Pencahayaan
5 Suara
Didasari oleh musik dan semua efek pendengaran untuk meningkatkan aspek akustik
dari permainan kepada para aktor dan publik. Misalnya, mikrofon sehingga dialog aktor dapat
didengar oleh penonton, memperkuat transmisi emosi atau tindakan seperti suara hujan atau
rem mendadak mobil.
6 Direktur
Ia adalah seniman kreatif yang bertanggung jawab atas koordinasi semua elemen yang
mengintervensi pertunjukan, mulai dari desain set hingga interpretasi. Dia bertanggung jawab
atas organisasi materi acara. Sosok sutradara praktis baru dalam kaitannya dengan seluruh
lintasan sejarah teater: karya sutradara hampir tidak ada sebelum 1900 sebagai fungsi artistik
yang terpisah dan sebelum teater 1750, sangat jarang (Balme, 2008). Hal tersebut dibuktikan
oleh fakta bahwa di teater Yunani, di teater Romawi, abad pertengahan dan Renaissance,
angka ini tidak ada dalam arti kata yang ketat. Orang ini tidak hadir di panggung, tidak
seperti aktor.