Anda di halaman 1dari 5

Praktikum fisika laboratorium akustik Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya Surabaya, 20 Agustus 2011 _____________________________________________________________________________________

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI BAHAN


Wina indra lavina*, Retno Fatma Megawati, Sefi Nofendra Patrialova 1) Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 60111

ABSTRAK

Pengukuran koefisien absorpsi bahan merupakan faktor yang penting untuk mengetahui besarnya bunyi yang diabsorpsi oleh bahan . Pada percobaan ini telah dilakukan pengukuran koefisien absorpsi dengan menggunakan metode tabung impedansi. Tabung impedansi menggunakan prinsip refleksi, absorpsi dan transmisi gelombang bunyi oleh permukaan bahan pada suatu ruang tertutup dan bahan absorpsi sebagai pelapis permukaan dinding tertutup sesuai dengan american standart for testing materials (ASTM) E1050-98. Dengan menggunakan pembangkit bunyi audio generator PM generator 5110 RC yang penguat sinyal menggunakan amplifier dan penguat bunyi yang dikeluarkan dengan loudspeaker , bunyi yang dihasilkan oleh audio generator dan ditangkap mikrofon yang dilekatkan pada tabung impedansi dan mengenai bahan absorber dengan memberikan variasi frekuensi tertentu akan menghasilkan sound preasure level yang diukur dengan menggunakan sofware TrueRTA. Hasil perhitungan untuk bahan 1 dengan ketebalan 1cm dan frekuensi 500 hz, 1000 hz, 2000 hz dan 4000 hz didapat koefisien absorpsi 0.149 ; 0,78 ; 0.71; 0,72. Kemudian untuk bahan 2 dengan ketebalan 2cm dan frekuensi 500 hz, 1000 hz, 2000 hz dan 4000 hz menghasilkan 0,76 ; 0.74; 0.73;0.73. hasil koefisien terhadap kedua sample sebagai peredam suara menurut ISO 11654 adalah 0.15 Kata kunci : koefisien absorpsi, tabung impedansi
PENDAHULUAN

Bunyi merupakan salah satu perantara kita dalam melakukan komunikasi sehari hari. Bunyi tidak dapat lepas dari telinga kita namun dalam kenyataannya terdapat juga terdapat bunyi lain atau yang disebut dengan noise yaitu gaung atau gema yang mengganggu.oleh karena itu di kembangkan berbagai peredam suara ntuk menghindari dan mengurangi terjadinya gema dapat dilakukan dengan memasang bahan absorpsi bunyi yang dipasang pada dinding ruangan. Jenis bahan peredam suara yang sudahada yaitu bahan perpori ,resonator dan panel (Lee, 2003). Bahan

yang umum digunakan bermacam macam, diantaranya yaitu : gabus,dan rockwool. Kualitas bahan peredam ditunjukkan oleh koefisien absorpsi dimana nilai satu untuk kualitas bahan yang dapat menyerap bunyi maksimal. BUNYI Bunyi merupakan gelombang longitudinal yaitu gelombang yang membutuhkan perantara dalam perambatannya, akibat fliktuasi tekanan udara disekitarnya. Besaran yang mempengaruhi keras lemahnya tekanan bunyi adalah Sound Preasure level. Tingkat tekanan bunyi atau SPL ini adalah nilai logaritmik dari tekanan bunyi yang

_________________________________________________________________________________ ___ Pengukuran Koefisien Absorpsi Bunyi Bahan Menggunakan absorber koran (Wina Indra Lavina,dkk.)

Praktikum fisika laboratorium akustik Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya Surabaya, 20 Agustus 2011 _____________________________________________________________________________________

diukur relative terhadap tekanan bunyi referensinya , secara matematis sebagai berikut :

dimana: SPL : tingkat tekanan bunyi; (dB) : tekanan bunyi yang terukur (dB) : tekanan bunyi referensi (dB) Bunyi juga memiliki intensitas dimana banyaknya daya yang diberikan persatuan luasan sehingga besar intensitas bunyi sebanding dengan kuadrat tekanan bunyinya. KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI Terjadinya Absorpsi bunyi apabila bunyi yang menumbuk suatu bahan tidak dipantulkan kembali. Bunyi yang tidak dipantulkan akan diserap oleh permukaan bahan dan energinya diubah menjadi panas.Apabila gelombang bunyi menumbuk suatu absorber (suatu bahan tertentu) sebagian gelombang diabsorpsi dan sebagian direfleksikan, seperti yang ditunjukkan Gambar 1. Akibatnya nilai tekanan gelombang bunyi datang tidak sama dengan tekanan gelombang bunyi yang direfleksikan. Besarnya koefisien absorpsi bunyi yang terjadi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Koefisien absorpsi bunyi suatu prosentase bunyi yang diabsorpsi,dimana 1,00 berarti terabsorpsi maksimal (100%) dan 0,01 berarti terabsorpsi minimal (1%). Koefisien absorpsi dibedakan menjadi dua macam yaitu, absorpsi normal dan koefisien absorpsi bunyi random. Koefisien absorpsi bunyi random terjadi pada bunyi yang datang secara random pada permukaan bahan Koefisien absorpsi normal yaitu perbandingan nilai intensitas bunyi yang tidak di refleksikan bahan terhadap intensitas bunyi dating apabila bunyi dating secara tegak lurus.. Koefisien absorpsi normal dapat di intrepretasikan melalui gambar 2.

Gambar 2. Gelombang Bunyi Datang, Refleksi, dan Transmisi pada Bahan dengan Ketebalan Tak Berhingga (a) dan Bahan dengan Ketebalan d yang Dipasang pada Bahan denganz mendekati (b) Berdasar prinsip refleksi dan transmisi untuk bahan dengan ketebalan d yang dipasang pada bahan nilai intensitas bunyi yang diabsorpsi merupakan selisih nilai intensitas bunyi dating dan intensitas bunyi refleksi. Sehingga nilai koefisien normalnya menjadi :

Gambar 1 Gelombang bunyi yang menumbuk absorber

( (

) )

_________________________________________________________________________________ ___ Pengukuran Koefisien Absorpsi Bunyi Bahan Menggunakan absorber koran (Wina Indra Lavina,dkk.)

Praktikum fisika laboratorium akustik Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya Surabaya, 20 Agustus 2011 _____________________________________________________________________________________

: METODE TABUNG IMPEDANSI Prinsip metode tabung impedansi menggunakan refleksi, absorpsi dan transmisi gelombang bunyi oleh permukaan bahan untuk melapisi dinding ruang tertutup (berdasar standart ISO 10534-2:1998 dan American standart for testing material ASTM E1050-98. Terdapat beberapa bagian Tabung impedansi yaitu : bagian tabung dan pipa penyidik, bagian penyangga bahan uji (specimen), bagian pembangkit bunyi, dan bagian penerima bunyi.

Gambar 4. Skema pembangkit bunyi Dan dalam penerimaan bunyi digunakan mikrofon yang direkatkan pada pipa penyidik yang dihubungkan ke amplifier yang kemudian di hubungkan dengan filter gelombang dan audio system analyzer(software computer). PROSEDUR KERJA Percobaan koefisien bahan absopsi ini menggunakan metode tabung impedansi dengan bahan absorber Koran yang memiliki ketebalan 1 cm dan 2cm .mula mula rangakai alat seperti gambar 5. Dengan nyalakan audio generator, amplifier, dan komputer kemudian audio generator di set pada frekuensi 125 hz dan alat penguat sinyal masukan sehingga pada SLM terbaca 90 dB dan letakkan bahan absorpsi pada ujung tabung impedansi .Geser pipa penyelidik tiap 10 cm hingga panjang 110cm dengan cara menggeser penyangga beroda hingga pembacaan pada komputer menunjukkan sinyal amplitudo maksimum dan minimum secara bergantian untuk masing masing jarak ambil lima sample data.Pada display computer catat nilai tingkat tekanan maksimum dan minimum yang serta posisi mikrofon yang dapat dilihat pada mistar. Ulangi untuk variasi frekuensi 500 hz, 1000hz , 2000hz dan 4000 hz kemudian lakukan pengukuran yang sama untuk variasi bahan Koran dengan

Gambar 3. Tabung impedansi Pada pemasangan pipa penyidik diharapkan harus kokoh dan tidak bengkok kemudian Bagian yang menyangga bahan uji (specimen)dimana berfungsi untuk merekatkan specimen Bagian pembangkit bunyi terdiri dari audio generator, amplifier, dan loudspeaker. Pada bagian ini loudspeaker diletakkan di ujung belakang tabung, dengan membran loudspeaker tepat pada lubang tabung. Loudspeaker harus ditutup rapat sampai bunyi yang dikeluarkannya tidak bocor. Bagian penerima bunyi merupakan mikrofon yang dihubungkan ke amplifier yang merupakan pembangkit bunyi, untuk diteruskan ke filter gelombang dan ke audio system analyzer (software trueARE). dan untuk membangkitkan bunyi berikut merupakan skema pembangkit bunyi

_________________________________________________________________________________ ___ Pengukuran Koefisien Absorpsi Bunyi Bahan Menggunakan absorber koran (Wina Indra Lavina,dkk.)

Praktikum fisika laboratorium akustik Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya Surabaya, 20 Agustus 2011 _____________________________________________________________________________________

ketebalan2

Gambar 5. Skema rangkaian percobaan HASIL DAN DISKUSI Tabel 1 hasil percobaan bahan absorpsi koran dengan ketebalan 1 cm SPL SPL Koefisien F Terendah Tertinggi absorpsi (hz) (dB) (dB) 500 49.13 73.22 0.149531 1000 45.02 134.11 0.786996 2000 55.06 126.21 0.71063 4000 50.09 125.22 0.729984 Tabel 2 hasil pecobaan bahan absorpsi Koran dengan ketebalan 2 cm SPL SPL Koefisien F Terendah Tertinggi absorpsi (hz) (dB) (dB) 500 50.09 134.16 0.768178 1000 54.28 133.35 0.747638 2000 54.14 129.26 0.729937 4000 47.97 122.74 0.7283 Analisa sample bahan menggunakan 2 macam ketebalan dimana sample menggunakan bahan dasar Koran yang di buburkan dengan air kemudian dicetak dan di press dengan selang waktu tertentu sehingga meminimalkan kadar air dan kemudian di keringkan di terik matahari selamasatu hari. Cetakan sample dibuat dengan ketebalan 1cm dan 2cm Analisa untuk mengetahui koefisien absorpsi bahan dengan menggunakan sample bahan Koran sebagai pelapis permukaan

dinding tertutup yang melewati tabung impedansi dengan masukan audio generator dengan variasi frekuensi 500 hz, 1000 hz, 2000 hz dan 4000 hz menghasilkan nilai keluaran dibaca oleh software True RTA berupa yang merupakan nilai maksimum dan minimum sound pressure level tiap frekuensi sehingga di dapat koefisien absorpsi dari hasil perhitungan untuk bahan 1 dengan ketebalan 1cm dan frekuensi 500 hz, 1000 hz, 2000 hz dan 4000 hz didapat koefisien absorpsi 0.149 ; 0,78 ; 0.71; 0,72. Kemudian untuk bahan 2 dengan ketebalan 2cm dan frekuensi 500 hz, 1000 hz, 2000 hz dan 4000 hz menghasilkan 0,76 ; 0.74; 0.73;0.73. hasil koefisien terhadap kedua sample memenuhi terhadap Nilai w minimum standart bahan untuk dapat dikatagorikan sebagai peredam suara menurut ISO 11654 adalah 0.15. namun pada kedua data sample hanya menunjukkan perbedaan koefisiensi yang dapat dikatakan kecil padahal sampel peredam yang dibuat akan mempunyai penyerapan frekuensi yang lebih tinggi jika ketebalanya ditambah, terutama pada frekuensi rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Doelle (1972) yang mengatakan bahwa efisiensi akustik bahan peredam berpori membaik pada jangkauan frekuensi rendah dengan bertambahnya ketebalan. Dengan bertambahnya koefisien serapan pada frekuensi rendah pada sampel maka w sampel akan bertambah hal ini dipengaruhi oleh masih adanya rongga udara antara tabung penyangga dan sample uji.

KESIMPULAN 1.Sampel peredam Koran dengan ketebalan 1cm dan 2 cm memenuhi kriteria ISO 11654 untuk bias dipakai sebagai peredam suara yang melebihi 0.15

_________________________________________________________________________________ ___ Pengukuran Koefisien Absorpsi Bunyi Bahan Menggunakan absorber koran (Wina Indra Lavina,dkk.)

Praktikum fisika laboratorium akustik Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya Surabaya, 20 Agustus 2011 _____________________________________________________________________________________

2. koefisien absorpsi bahan 1 frekuensi 500 hz, 1000 hz, 2000 hz dan 4000 hz didapat koefisien absorpsi 0.149 ; 0,78 ; 0.71; 0,72. Kemudian untuk bahan 2 dengan ketebalan 2cm dan frekuensi 500 hz, 1000 hz, 2000 hz dan 4000 hz menghasilkan 0,76 ; 0.74; 0.73;0.73.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Hamdri, E.I, Perancangan dan Pembuatan tabung Impedansi sebagai alat ukur koefisien absorbi bunyi, Tugas Akhir, Jurusan Fisika ITS, 2005 2. Lea Prastio, Akustik, Fisika FMIPA ITS, 2003 3. Yuansah U M, Pemanfaatan sabut kelapa dan Jerami sebagai bahan dasar pembuatan absorber bunyi, Tugas Akhir, Jurusan Fisika ITS, 2008

_________________________________________________________________________________ ___ Pengukuran Koefisien Absorpsi Bunyi Bahan Menggunakan absorber koran (Wina Indra Lavina,dkk.)

Anda mungkin juga menyukai