Anda di halaman 1dari 15
MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI SCADA Oleh : Ridho Andika Illahi 2021330006 Dosen Pengampu : Aswir Premadi,M.Sc TEKNOLOGI REKAYASA INSTALASI LISTRIK INSTITUT TEKNOLOGI PADANG 2023 Rancang Bangun Mesin Pengering Biji Kopi Berbasis Mikrokontroler Atmega32 Abstrak— engolahan bij kop! secara baik dan benar, sangat mempengaruhi cita rasa kopl yang dihasitkan. Pada lumumnya proses pengeringan dilakukan dengan sinar sinar matahari selama 3 sampal 4 minggu untuk mendadpatkana kadar air sebesar 12%. Darl lamanya waktu pengeringan tersebut, peneliti membuat sebuah ‘mesin pengering bili Kopi secara otomatis. Proses pengeringan dilakukan dengan memasukkan kopl basah dengan kadar air diatas 40% kedalam mesin pengering kopl, dengan suhu pada mesin pengering sebesar 50'sampai dengan 60'c. Pengaturan pemanas_ pada mesin pengering menggunakan rangkaian mikrokontroler ATmega32 dengan penambahan TCA785 sebagai rangkaian driver pemanas. TCA78S bekerja dengan penyulutan tegangan dari rangkaian DAC sebesar 0 sampai dengan 7,5 Volt DC, dan menghasilkan keluaran tegangan sebesar 4 sampai dengan 221 Volt AC. Proses pengeringan biji Kop! pada mesin ini membutuhkan waktu antara 2 sampal dengan § jam, untuk mendapatkan kadar air pada bij Kopi dibawawh 112%. Lamanya proses pengeringan pada mesin dipengaruhi oleh kadar air awal dan banyaknya bili Kop| yang dikeringkan. Oiharapkan dengan adanya mesin pengering biji kop! ini, proses pengeringan dapat dllakukan secara otomatis dan lebih cepat dibandingkan dengan prosesmanual. ‘Kata Kunci: Bij Kopi, Mikrokontroler Atmega2, Sensor Suhu dan kelembaban, TCA7BS, Pemanas. |. PENDAHULUAN Untuk mendukung era agroindustri sudah saatnya perbalkan mutu biji kopi dilakukan secara terintegrasi dengan pengembangan industri sekundernya, dari produksi kopi nasional yang mencapai 600.000 ton per tahun, hanya sekitar 20% diolah dan dipasarkan dalam bentuk kopi sangrai, kopi bubuk, dan lainnya. Untuk memenuhi kriteria diatas pengolahan biji Kopi harus dilakukan dengan tepat waktu, hasil panen biji Kopi harus segera di pisahkan dari kulitluar dan kemudian di kringkan untuk menghindari terjadinya pembusukan pada bijikopi. Pengolahan biji kopi secara baik dan benar sangat mempengaruhi cita rasa yang dihasilkan, pada umumnya petani mengeringkan biji kopi dibawah terik sinar matahari selama 3 sampai dengan 4 minggu, lamanya waktu pengeringan tergantung intensitas terik matahari dan untuk memperoleh kadar air lebih dari 40% menjadi sebesar 12%. Dalam proses pengeringan menggunakan mesin, menurut roelofsen pengeringan dlilakukan dengan suhu rendah antara 50° (celcius) sampai dengan 60% dengan waktu yang tidak ditentukan Untuk memperoleh kadar air sebesar 12%, mesin mempunyai kekurangan jika pengaturan suhu tidak tepat maka kopi akan berubah warna dan mengubah cita rasa kopi tersebut [2]. Sedangkan menurut P.C.S. Cramer pengeringan menggunakan mesin sebaiknya pada suhu 55° sampai 60°c, dan dalam waktu kurang dari 15 jam untuk mendapatkan kadar air biji Kopi 12%, lamanya waktu engeringan tergantung dari banyaknya biji Kopl yang dikeringkan, Il. METODE PENELITIAN ‘A. MIKROKONTROLER Kontrol utama dari mesin ini adalah mikrokontroler Atmega32, dimana_mikrokontroler ini mempunyai kelebihan dari segi memori sehingga dijadikan kontroler utama. Arsitektur AVR ini menggabungkan perintah secara efektif dengan 32 register umum. Semua register tersebut langsung terhubung dengan Arithmetic Logic Unit (ALU) yang memungkinkan 2 register terpisah diproses dengan satu perintah tunggal dalam satu clock cycle]. Hal ini menghasilkan kode yang efektif dan kecepatan prosesnya 10 kali lebih cepat dari pada mikrokontroler biasa. Gambaran Mikrokontroler Atmega32 dapat dilihat pada gambar 1. BRRELEEZEE aBEIIEY 2802 Bi at BB Gambar 1. Mikrokontroler Atmega32 B, SENSOR SUHU DI KELEMBABAN SHT11 adalah salah satu jenis sensor suhu dan kelembaban, sensor yang outputnya telah terkalibrasi secara digital, dibagian dalam sensor ini terdapat kapasitas polimer sebagai elemen kelembaban relatif, dan sebuah pita untuk suhu. Sistem operasi pemrograman sensor ini dengan menggunkan i2c (Inter integrated Circuit) [5]. Arsitektur dari sensor SHT11 dapat dilihat pada gambar 2 f j ~ uc. DATA, 15) ‘SHT1x ee So 3 vented ©} Gambar 2. Sensor SHT11 Dengan Mikro Gambar 3. Rangkaian sensor HSM20G ‘Sensor HSM206 seperti gambar 3, berupa sensor yang dikemas dalam suatu komponen yang terbuat dari bahan plastik khusus yang mempunyai kelistikan berubah tergantung dari kelembaban dan suhu pada uangan, Penggunaan sensor ini harus menggunkan ADC (analog digital converter) intemal yang terdapat padamikrokontroler. (C. TCA785 IC (integrated circuit) TCA785 sering digunakan untuk mengontrol fasa SCR dan TRIAC pada sumber tegangan AC. IC ini memerlukan suber tegangan kerja 0.5 sampai dengan 8 volt DC untuk menghasilkan output 0 sampai dengan 220 Volt AC. Bentuk dari IC dapat dilihat pada gambaré, ath sper ate abe wats Dee vets Gambar 4, Bentuk IC TCA785 Prinsip kerja dari IC ini sinyal sinkronasi dari tegangan sumber dihubungkan ke kaki no §, zero ciosing detector menentukan titik nol dan disimpan memori sinkron, detector kemudian, mengendalikan gelombang tegangan yang sesuai dengan frekwensi sumber tegangan. Gelombang ini dibandingkan dengan tegangan referensi kaki 11 oleh komparator dan diteruskan ke rangkaian logika. Bila tegangan regensi pada kaki 11 berada pada posisi rendah maka sudut penyulutan akan menunjukkan alfa = 0°, sehingga untuk mengatur sudut pemicu dari IC ini dapat dilakukan dengan mengatur besar kecilnya tegangan yang dikirim pada kaki 11 TCA785, D. DACR2R DAC (digital to analog converter) R2R disin digunakan sebagai pengubah data digital menjadi data analog seperti namanya DAC, data bit DAC 8 bit ini nanti akan dirubah menjadi data analog tegangan 0-5 volt, dari sini data 255 akan dirubah menjadi nila tegangan analog sebesar 5 vol, dan data digital terkecil 0 bit akan dikonversi menjadi data analog 0 volts}, Rangkaian RAR dapat dilihat pada gambar 5 Gambar 5. DAC R2R E, PERANCANGAN Pada tahapan awal dibuatlah perangkat kerasnya yang terdiri dari sebuah mikrokontroler ‘Atmega32, dilengkapi dengan dua buah sensor suhu SHT11 dan HSM20G, motor dc, blower dan pemanas, serta media komunikasi serial ke komputer. Adapun blog perangkat keras seperti gambar 6 Gambar 6, Blog Perangkat Keras ini, Gambar 7 dibawab ini adalah flowchart sistem kerja dari mesin pengering bijikopi. F.RANCANG BANGUN ALAT Pada penelitian ini, desain rancangan pengering kopi menggunakan blower panas dengan ukuran box : panjang 2,10 meter, lebar 2 meter, tinggi 2,28 meter dan untuk saluran tungkunya dengan panjang 0,91, lebar 1,22 meter. Metode perancangan yang digunakan adalah Tahap Perencanaan, analisa kebutuhan alat dan mesin, merancang konsep desain, menentukan spesifikasi bahan yangdigunakan. 1. Tahap Perencanaan(Planning) Tahap perencanaan atau planning merupakan langkah awal, pada tahap ini menjelaskan identifikasi kebutuhan yang dihasilkan dari pengujian produk yang sudah ada, meliputi studi fungsional, bentuk dan fungsional, bahan dan pengerjaan. Hasil pengecekan produk yang ada menghasilkan daftar sebagai hasil dari langkah ini. 2. Analisa Kebutuhan Alat dan Mesin Analisa kebutuhan: menyesuaikan kebutuhan dalam aspek teknik,aspek manufaktur,aspek perakitan,aspek perawatan,aspek ergonomi,aspek lingkungan dan aspek ergonomi agar memudahkan pengguna alat tersebut. 3. Merancang Konsep Desain Melakukan proses Konsep desain dengan menggunakan aplikasi gambar teknik seperti Autocad, SketcUp, solid Works, dll. Melakukan proses pemilihan konsep desain dari beberapa konsep desain yang telah di sajikan, dengan mempertimbangkan segikeefektifitasnya dan sistemkerjanya. 4, Menentukan spesifikasi bahan dan alat yang digunakan ‘Tahap menentukan spesifikasi bahan dan alat yang digunakan agar sesuai dengan konsep desain yang sudah dirancangan, dan sesuai dengan capain yang dituju. G. ALAT DAN BAHAN ‘Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam rancangan alat/mesin pengering kopi dengan blower panas, sebagai berikut Bahan 1.Motor AC 220 volt - S7rpm 2.Blower Keong 220 volt ~ 3000/3600rpm 3. Kompor Tungku (HighPreasure) 4,Gas Elpili3kg 5. Thermometer Pengukur Suhu Ruangan UX100-023. 6.Pulley Kecil &Besar 7.Belt 8. Saklar ON/OFF3pcs 9. Kabel 1,5mm, 10. Baut 12mm 11. Dimmer (pengatur kecepatan motorAC) 12. Bahan rangka yang terbuat dari besi kotak dan Aluminium sebagai dindingrangka. 13. Silinder tabung saringan untuk pengering yang terbuat dari aluminium Alat 1.GerindaListrik 2.LasListrik 3. BorListrik 4, Kunci Ring pas 1Set 5.Tang 6.Obeng+/- 7.Rol Besi 8.Meter 9.Mata Bor H. DESAIN ALAT Adapun keterangan lebih lanjut dapat dillhat pada gambar di bawah Gambar 7. Desain alat pengering kopi menggunakan blower panas Gambar 8. Box pengering dibuka untuk akses memasukkan kopi. Gambar 9. Tampak Belakang boxpengering terdapat poros yang diputar oleh motor AC ‘Adapun keterangan gambar di atas yaitu: No Komponen T Blower Pendorong angin ke Box Pengering Kotak tunggu (Tempat Kompor High Preasure) Kompor Tungku (High Preasure) Gas LPG 3KG a) so Box Pengering (Tempat Silinder Saringan berputar) Indikator Temperatur dan Saklar On/Off Pintu Akses masuk Box Pengering Lobang lobang berdiameter kecil masukkan panas dari kompor tungku Silinder Saringan Kopi 70 Motor AC dengan Pulley Kecil 11 Poros Silinder dengan Pulley Besar 12 Belt penghubung Motor AC dengan Poros Silinder Saringan Kopi |. CARA KERJA Adapun cara kerja dari alat/mesin pengering kopi dengan blower panas, dapat dilthat pada gambar di Samping ini: Gambar 10. Flowchart Sistem Pada flowchart kerja sistem dapat dijelaskan proses pengeringan biji Kopi sebagai berikut 1. sistem dinyalakan dengan pengaturan suhu sebesarS5°c. 2, Setelah suhu mencapai setpoin kemudian kopi yang mempunyai kadar air lebih dari 40% dimasukkan kedalam alat. Selanjutnya adalah setting lamanya waktupengeringan, Setelah selesai kemiudian kopi didinginkan dengan cara dipapar di atas koran, hal ini dilakukanuntuk membuang semua sisa uap yang berada pada bijikopi. 5. Selanjutnya cek kadar air apakah sudah <=12%, jika belum maka proses pengeringan dilakukan kembali Be IILHASIL DANPEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan pengujian dan analisa terhadap perangkat keras dan juga lunak yang telah dibuat, adapun beberapa pengujian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut ‘A. Pengujian DACR2R DAC diberikan input dari mikrokontroler Atmega32, dan untuk mengetahui tegangan yang keluar pada rangkaian DAC R2R ini sebagai penyulut tegangan kerja TCA785. Berikut adalah tabel 1 hasil pengujian DAC R2R. ‘abel 1, Data DAC RAR, No] NPT OUTPUT WOR Pengukaran Perhtungan Desimal 7 0 O05 7 z 5 Dat aa 3 w 080 705 a 75 Ta 176 3 720 Ta ZA 6 150 2a 382 7 70 3a 42a a 20 308 498 3 ws aa 3B 0} as 485 598 Dapat dilihat pada tabel dimana output maksimal dari rangkaian DAC R2R ini maksimal sebesar 4,85 Volt (dc), padahal untuk menyulut rangkalan TCA785 dibutuhkan tegangan keluaran DAC sebesar 0 sampai dengan 8 volt. Dengan demikian ditambahkan sebuah penguat tegangan untuk mencapai tegangan yang dibutuhkan untuk menyulut maksimal TCA785, Gambar 8 grafik sudut penyulutan terhadap tegangan keluaran AC. ‘Output Tegangan (VAC) out Tegan vac asio1sae2ssosssoassosseoss7o7s V De Gambar 11. Grafik Output DAC B. Pengujian RangkalanTCA785 Rangkaian pengendali pemanas atau TCA 785 bekerja pada penyulutan tegangan referensi sebesar 0 sampai dengan 8 volt untuk mengeluarkan tegangan AC sebesar 0 sampai dengan 220, Volt. Dimana penyulutan dari keluaran DAC R2R dimasukkan pada kaki 11 pada rangkaian TCA 785. Dibawah ini adalah hasil tabel 2 adalah hasil pengujian TCA785, ‘abel 2. Pengujian TCA785 No) Teangan ‘Gutpat Tegsngan Pengultan vac) (vo0) 7 05 Bi z To 2g 3 Ts air 4 20 208 5 Zs Tz 3 30 7 7 ae Tz 3 a0 Tad 9 a5 12 70 30 708 TT 35 w 7 ea a7 3 65 5 a 7a 7 75 7s a Dari pengujian yang telah dilakukan didapatkan data yang dapat dianalisa, dibawah ini gambar 9 grafik output TCA785 terhadap input DAC. ey Fe soo som ret ia heer Gambar 12. Grafik Output TCA785 terhadap Input DAC R2R Dapat dilihat pada tabel 2 dan gambar 9, dimana sudut penyulutan mempengaruhi keluaran volt AC dari rangkaian TCA785, dimana pada penyulutan tegangan 0,5 volt de output sebesar 221 VAC, dan dimana sudut penyulutan tegangan sebesar 7,5 volt de output sebesar 4 volt AC. C.Pengujian Pemanas Pengujian selanjutnya adalah respon sensor sensor suhu (Temp) dan kemembaban (Hum), pengujian dilakukan untuk mengetahui berapa lama waktu pemanas sampai pada set suhu ‘sebesar 55°. Dibawah ini adalah tabel lamanya waktu pemanas sampai ke setpoin, abel 3. Respon sensor terhadap pemanas Wo] Temp | Temp | Hum Bum [Waktu sHtii | Hswzoc | sHTI1 | Hsw206 | (ment) Tp 30 6 oF 7 zat 3 @ oe Taz 3,3 3 7 i Daz a, a 3 w D5 s[ 34 3 2 @ Tat 6,3 35 3 8 16 Th 36 # 36 137 a, a0 a % EI Biz oa #8 @ 30 228 10] w 7 7 2a i} a % w a 258 [zp a] a 9 ate] 13] a8 B Ed 337 a] 3 B uF 358 15] 55 3 2 ED a2 Pada tabel diatas dapat dilhat perbedaan pembacaaan suhu dan kelembaban dari sensor SHT11 ‘dan HSM206, hal ini dikarenakan peletakan sensor ditempat yang berbeda. Pada saat aval sensor SHT11 membaca suhu ruangan sebesar 29° dan mencapai suhu setpoin 55° selama 4 menit 23 det, sedangkan sensor HSM20G membaca suhu ruangan awal sebesar 30% dan dalam waktu 4 menit 23 detik hanya membaca suhu dibawah setpoin sebesar 53°e. D.Pengujian KeseluruhanSiste Pengujian keseluruhan sistem ini dilakukan untuk mengetahui lamnya waktu pengeringan biji kopi tergantung dari berat biji opi yang dikeringkan. Pada gambar 13 adalah tahapan pengujian keseluran sistem mesin pengering bij opi. Pada awal kopi basah di cek beratnya dan kadarairnya. G15] G[16] G14] Gambar 14 Setelah penimbangan kopi selanjutnya adalah adalah mengukur kadar air yang terdapat pada biji Kopi basah Gambar 15 Setelah mengetahui berat dan kadar air bij opi yang masih basah Gambar 16. Selanjutnya Proses Pengeringan Biji Kopi Setelah proses pengeringan kemudian bij kopi dikeluarkan dan didinginkan sampai bij kopi menjadi dingin, seperti pada gambar 12 bij kopi ditaruh di atas kertas untuk mempercepat proses pendinginan. Seteleh proses pendinginan selesai kemudian dilakukan pengecekan kadar air pada bij Kopi seperti pada gambar 13, apabila bili kopi mempunyal kadar air <=12%, maka sistem selesai ‘apabila kadar air dalam bili kopi belum sesuai, maka peoses pengeringan dilakukan kemball Pada tabel 4 adalah hasil Keseluruahn sistem pengeringan bij Kopi, dengan suhu pengeringan sebesar 55°, dan lamanya waktu pendinginan selama 2 jam. Gambar 17. Pengecekan kadar air kopi kering ‘Tabel 4, Tabel pengujian keseluruhan sistem Wo] erat Radar a waka Kader ar opi opi pengerings | kop akhir (Gram) | aval a o o (arn) 200 0 1 Te 2200 « 15 oT, 2 [aor aw 2 7 +200 @ z Tz 3 [300 a a 35 7) Aon w a Tie a0 a | 7 [sor a z Tz 10 | son a a oz T7600 aw z 3 [ton a a cy | 000 a a Tie 14 | 00 a a Tia 15600 w 5 70 16 | 1000 @ z TEE 17-1000 a a Tae 18] 1000 a 5 Ta IV. KESIMPULAN Pada pembuatan sistem yang telah dilakukan disimpulkan bahwa. Untuk berat kop! basah sebesar 200 gram membutuhkan waktu 1 jam untuk mendapatkan kadar air dibawah 12%. Dan berat 300,400,500 gram membutuhkan waktu selama 3 jam. Sedangkan berat 600 dan 800 gram membutuhkan waktu 4 jam, untuk berat 1000 gram membutuhkan waktu selama 5 jam untuk mendapatkan kadar air didalam kopi dibawah 12%.

Anda mungkin juga menyukai