Visi Misi Kementerian Agama Republik Indonesia
Visi Misi Kementerian Agama Republik Indonesia
Adapun dalam usaha mewujudkan visi Kementerian Agama, maka dirumuskan misi,
di antaranya:
C. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Sebagai ASN memiliki fungsi dan tugas yaitu pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa.
Adapun semua yang berkaitan dengan kedudukan, kode etik, hak dan tanggung jawab
seorang ASN diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN. Akan tetapi dalam pelaksanaan
yang berkaitan dengan manajemen ASN ditemukan berbagai kendala, maupun masalah yang
harus di analisis dan segera mencari solusi penyelesaian agar terciptanya tata kelola
pemerintahan yang baik.
1. Kedudukan ASN
a. Kedudukan PNS
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan dan
memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
b. Kedudukan PPPK
Warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat
berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Peran ASN
Adapun fungsi dan tugas dalam menjalankan perannya sebagai ASN, di antaranya:
a. Pelaksana Kebijakan Publik, yaitu melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Pelayan Publik, yaitu memberikan pelayanan publik yang professional dan
berkualitas.
c. Perekat dan Pemersatu Bangsa, yaitu mempererat persatuan dan kesatuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Perbandingan Hak PNS dan PPPK
Berdasarkan Pasal 21 UU No.5 Tahun 2014 tentang hak PNS dan Pasal 22
UU No. 5 Tahun 2014, yaitu :
a. Hak PNS :
Hak yang di dapatkan oleh PNS dalam pasal 21 UU No. 5 Tahun 2014,
yaitu gaji, tunjangan, perlindungan, pengembangan kompetensi, jaminan
pensiun dan hari tua, serta cuti.
b. Hak PPPK :
Hak yang di dapatkan oleh PPPK dalam pasal 22 UU No. 5 Tahun 2014,
yaitu gaji, tunjangan, perlindungan, pengembangan kompetensi, dan cuti.
4. Kewajiban ASN
Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan
latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status
pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan.
Konsep Sistem Merit menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan
ASN. Apa sebenarnya arti sistem merit itu? Mengapa dibutuhkan? Adalah pertanyaan
pertanyaan yang sering muncul terkait sistem ini. Sistem merit pada dasarnya adalah
konsepsi dalam manajemen SDM yang menggambarkan diterapkannya obyektifitas
dalam keseluruhan semua proses dalam pengelolaan ASN yakni pada pertimbangan
kemampuan dan prestasi individu untuk melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan
kinerja). Pengambilan keputusan dalam pengelolaan SDM didasarkan pada
kemampuan dan kualifikasi seseorang dalam atau untuk melaksanakan pekerjaan dan
tidak berdasarkan pertimbangan subyektif seperti afiliasi politik, etnis, dan gender.
Obyektifitas dilaksanakan pada semua tahapan dalam pengelolaan SDM (rekruitmen,
pengangkatan, penempatan, dan promosi). Sistem ini biasanya disandingkan dengan
spoil sistem, dimana dalam penerapan manajemen SDM-nya lebih mengutamakan
pertimbangan subyektif.
D. Smart ASN
Sehingga, smart ASN yang dimaksudkan adalah pegawai negeri sipil dengan
kompetensi, kinerja, serta profesionalisme yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan
semakin responsif terhadap perubahan dengan kemampuan literasi media yang baik.
1. Integritas
2. Nasionalisme
3. Profesionalisme
4. Berwawasan global
5. Menguasai IT dan Bahasa asing
6. Hospitality
7. Berjiwa Enterpreneurship
8. Networking
E. Manajemen Talenta