Anda di halaman 1dari 25

TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM BERBAGAI TATANAN PELAYANAN KESEHATAN

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DALAM KEBIDANAN

Dosen Pengajar :
Okta Zenita, S.sit.M.kes

Disusun Oleh :

AIDA DOS SANTOS SIMOES


Npm 220403977730

STIKES BHAKTI PERTIWI INDONESIA

i
PROGRAM STUDI SARjANA ALIH JENJANG KEBIDANAN
TAHUN 20224

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertiantanggung jawab..............................................................................4
2.2 Macam jenis pelayann kesehatan.................................................................. 5

BAB III PENUTUP..................................................................................................8


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atasRahmat Hidayah dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugasmakalah “Tanggung Jawab Bidan
Dalam Berbagai Tatanan Pelayanan Kesehatan,Lingkup Praktis, Legislasi”.

Penyusun berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan luas untukmemahami tentang
isi dari makalah mengenai Pelayanan Kebidanan. Selain itupenyusun berharap tulisan ini
dapat menjadi dasar pengantar dan pemenuhanmateri perkuliahan Praktek Profesional
Bidan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauhdari
kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran daripembaca yang
bersifat sangat membangun, penulis mengharapkan demikesempurnaan makalah ini
dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, kami ucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telahmembantu penyusunan tulisan ini. Semoga Allah
SWT memberkati kita semua.

Jakarta

penyususn

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pelayanan kesehatan adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai
upaya bangsa indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan
umum seperti dimaksud dalam UUD 45. (Djoko Wiyono, 1997:310) Sesuai dengan
definisi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah:
seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah
dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki
kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah
mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. Bidan diakui sebagai
tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja
sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat
selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas
tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan
bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal,
deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan
lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. Bidan

vi
mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak
hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan
ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta
dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan
reproduksi dan asuhan anak. Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan,
termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya
(IBI, 2007). penyelenggaraan praktek kebidanan, yaitu bidan praktik mandiri.
Bidan praktik mandiri mempunyai tanggung jawab besar karena harus
mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini Bidan
Praktek Mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi
ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan etik. (Sofyan, dkk.2006) Pelayanan kebidanan adalah seluruh
tugas yang menjadi tanggung jawab praktik profesi bidan dalam sistem
pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan. Dalam
memberikan praktek pelayanan kebidanan perlu kita lakukan pendekatan
diantaranya pendekatan melalui agama, kesenian tradisi, paguyuban serta
dengan cara-cara lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat
menerima bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan petugas bukanlah
sesuatu yang tabu. Dalam memberikan pelayanan kebidanan seorang bidan tebih
bersifat Promotif dan Preventif bukan bersifat Kuratif, serta mampu
menggerakkan Peran Serta Masyarakat dalam upaya sesuai dengan prinsip-
prinsip PHC. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup
berkaitan dengan tugas, peran serta tanggungjawabnya dalam menggerakkan
PSM khususnya berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi
baru lahir, anak remaja dan usia lanjut.

B. Tujuan

vii
1. Mengetahui tanggung jawab bidan dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan

2. Mengetahui peran dan tanggung jawab bidan dalam lingkup praktis pelayanan
kesehatan

3. Mengetahui peran legislasi bidan dalam pelayanan kesehatan

C. Manfaat

Peserta didik mampu menjelaskan dan mengidentifikasikan bidan dalam system


pelayanan kesehatan.

vii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tanggung jawab

bidan dalam berbagai tatanan pelayanan kebidanan Sebagai tenaga professional,


bidan memikul tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Seorang bidan harus
dapat mempertahankan tanggung jawabnya bila terjadi gugatan terhadap Tindakan
yang dilakukannya 1. Tanggung jawab terhadap peraturan perundang-undangan
Bidan adalah salah satau tenaga Kesehatan. Pengaturan tenaga Kesehatan
ditetapkan didalam Undang Undang dan peratiran pemerintah. Tugas dan
kewenangan bidan serta ketentuan yang berkaitan dengan kegiatan praktik bidan
diatur didalam peraturan atau keputusan Menteri. Kegiatan praktik bidan dikontrak
oleh peraturan tersebut. Bidan harus dapat mempertanggungjawabkan tugas dan
kegiatan yang dilakukannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. 2. Tanggung jawab terhadap pengembangan kompetensi Setiap bidan
memiliki tanggung jawab memlihara kemampuan profesionalnya. Oleh karena itu,
bidan harus selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan
mengikuti pelatihan, Pendidikan berkelanjutan, seminar serta pertemuan ilmiah
lainnya. 3. Tanggung jawab terhadap penyimpanan catatan kebidanan Setiap bidan
diharuskan mendokumentasikan kegiatan dalam bentuk catatan tertulis. Catatan
bidan mengenai pasien yang dilayaninya dapat dipertanggungjawabkan bila terjadi
gugatan. Catatan yang dilakukan bidan dapat digunakan sebagai bahan laporan
untuk disampaikan kepada atasannya 4. Tanggung jawab terhadap keluarga yang
dilayani Bidan memiliki kewajiban memberi asuhan kepada ibu dan anak yang
meminta pertolongan kepadanya. Ibu dan anak merupakan bagian dari keluarga.

ix
Tanggung jawab bidan tidak hanya pada Kesehatan ibu dan anak, tetapi juga
menyangkut Kesehatan keluarga.

B. Macam-macam jenis pelayanan Kesehatan


Pelayanan Kesehatan Masyarakat primer Pelayanan Kesehatan primer adalah
pelayanan peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan pengobatan dan
pemulihan dengan sasaran keluarga, kelompok dan Masyarakat. Pelayanan
Kesehatan perorangan primer (PKPP) adalah pelayanan Kesehatan dimana terjadi
kontak pertama secara perorangan sebagai proses awal pelayanan kesehatan.
Sarana utama PKPP terdiri dari: Puskesmas, klinik pratama, paraktek
dokter/dokter gigi, praktek perawat/home care, praktek bidan (bidan praktek
mandiri), praktek fisioterapis, pengobatan tradisional, alternatif dan
komplementer yang secara ilmiah telah terbukti keamanan dan khasiatnya,
sarana pelayanan bergerak (ambulatory) Sarana penunjang PKPP terdiri dari: unit
farmasi puskesmas, laboratorium klinik, radiologi, apotek, toko obat dan optic. 2.
Pelayanan Kesehatan perorangan sekunder (PKPS) Pelayanan Kesehatan
perorangan sekunder (PKPS) adalah pelayanan Kesehatan spesialistik yang
menerima rujukan dari pelayanan Kesehatan perorangan primer yang meliputi
rujukan kasus, specimen dan ilmu pengetahuan serta dapat merujuk Kembali ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang merujuk. Upaya Kesehatan sekunder adalah
Upaya Kesehatan rujukan lanjutan yang terdiri dari pelayanan Kesehatan
perorangan sekunder dan pelayanan Kesehatan Masyarakat sekunder. Sarana
uatama PKPS terdiri dari: - Rumah sakit setara kelas C dan D milik Pemerintah
Daerah kabupaten/Kota, Masyarakat dan swasta - Praktek dokter spesialis/dokter
gigi apesialis - Praktek perawat spesialis (home care) - Klinik Utama Sarana
penunjang PKPS terdiri dari: - Instalasi farmasi rumah sakit - Laboratorium klinik -
Radiologi - Apotek - Rehabilitasi medik - Optik 3. Pelayanan Kesehatan

x
perorangan tersier (PKPT) Pelayanan Kesehatan perorangan tersier menerima
rujukan subspesialistik dari pelayanan Kesehatan dibawahnya dan dapat merujuk
Kembali ke fasilitas pelayanan Kesehatan yang merujuk. Upaya Kesehatan tersier
adalah Upaya Kesehatan rujukan unggulan yang terdiri dari pelayanan Kesehatan
perorangan tersier dan pelayanan Kesehatan Masyarakat tersier. Sarana uatama
PKPT terdiri dari: - Rumah sakit minimal setara kelas B milik pemerintah Daerah,
pemerintah daerah kabupaten/kota, Masyarakat dan swasta - Praktek dokter sub-
spesialis/dokter gigi sub- spesialis - Klinik uatam sub-spesialis Sarana penunjang
PKPT terdiri dari: - Instalasi farmasi Rumah Sakit - Laboratorium klinik - Radiologi
- Apotek - Rehabilitasi medik - Optic
C. Peran dan fungsi bidan
di fasilitas pelayanan di bagi 3, yaitu: No Layanan Kesehatan Layanan Kesehatan
Layanan Kesehatan Primer sekunder tersier 1 Pelayanan kebidanan Penapisan
Penapisan esensial normal (scrining) awal (scrining) awal otonomi, mandiri dan
kasus dan kasus dan pendelegasian stabilisasi stabilisasi 2 Promotif dan preventif
Kolaborasi Kolaborasi penanganan penanganan komplikasi dan komplikasi dan
kegawatdaruratan kegawatdaruratan maternal neonatal maternal neonatal (TIM
ponek) kompleks (TIM ponek) 3 Deteksi dini resti Asuhan lanjut Asuhan lanjut
maternal dan neonatal pasca Tindakan pasca Tindakan medic pada kasus medic
pada kasus komplikasi komplikasi maternal neonatal maternal neonatal
(Interperofesional (Interperofesional health care) health care) 4 PPGDON
(stabilisasi - - prarujukan dan rujukan) 5 Kebidanan komunitas - - 6 Pembina
posyandu - - dan UKBM 7 Kolaborasi TIM - - Poned (interprofessional)

1. Tugas pelayanan mandiri/primer: Tugas mandiri bidan yaitu tugas yang menjadi
tanggung jawab bidan sesuai kewenangannya, meliputi: 1). Menetapkan manajemen
kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan 2). Memberi pelayanan dasar

xi
pra nikah pada remaja dengan melibatkan mereka sebagai klien 3). Memberi asuhan
kebidanan kepada klien selama kehamilan normal 4). Memberikan asuhan kebidanan
kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien/keluarga 5). Memberikan
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 6). Memberikan asuhan kebidanan kepada klien
dalam masa nifas dengan melibatkan klien /keluarga 7). Memberikan asuhan kebidanan
kepada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan KB 8). Memberikan asuhan
kebidanan kepada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa
klimakterium dan nifas Peran bidan dalam pelayanan Kesehatan berupa pelayanan yang
bersifat promotive (promosi) dan preventif (pencegahan). Ruang lingkup kegiatan
promotive (promosi Kesehatan)dan preventif Kesehatan dalam pelayanan kebidanan
adalah sebagai berikut: 1). Pada bayi 2). Pada balita 3). Pada Masa remaja 4). Masa hamil
5). Masa menyusui 6). Masa nifas 7). Ibu menyusui 8). Klimakterium dan menopause2.
Layanan kebidanan sekunder/kolaborasi Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan
yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara
bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan
kesehatan3. Layanan kebidanan tersier/rujukan Layanan kebidanan rujukan adalah
layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang
lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu
menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang
dilakukan oleh bidan ke tempat/fasilitas pelayanan Kesehatan lain secara horizontal
maupun vertical atau ke profesi Kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan
meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayi nya.

D. Kewenangan bidan dalam praktik kebidanan Praktik kebidanan adalah kegiatan


pemberian pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam bentuk asuhan kebidanan.
Adapun wewenang bidan dalam praktik kebidanan diatur dalam Permenkes no 28 tahun
2017, diantaranya: 1. Pelayanan Kesehatan ibu Pelayanan Kesehatan yang dimaksud

xii
adalah sebagai berikut: a. Konseling pada masa sebelum hamil b. Antenatal pada
kehamilan normal c. Persalinan normal d. Ibu nifas normal e. Ibu menyusui f. Konseling
pada masa antara dua kehamilan

Dalam memberikan pelayanan Kesehatan ibu sebagaimana dimaksud bidan


berwenang melakukan :

1). Episiotomy

2) pertolongan persalinan normal

3) penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

4) penanganan kegawatdaruratan, dialnjutkan dengan perujukan

5). Pemeberian tablet tambah darah pada ibu hamil 6) pemberian vitamin A dosis
tinggi pada ibu nifas

7) fasilitas/bimbingan inisiasi meyusui dini dan promosi ASI eksklusif

8) pemberian uterotonika pada managemen aktif kala 3 dan post partum

9) penyuluhan dan konseling

10) bimbingan pada kelompok ibu hamil

11) pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran

2. pelayanan Kesehatan anak

a. pelayanan Kesehatan anak diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita dan
anak prasekolah

xiii
b. bidan berwenang melakukan pelayanan neonatal essential, penanganan
kegawatdaruratan yang dilanjutkan dngan perujukan, pemantauan tumbuh kembang
bayi, anak balita, anak pra sekolah, serta konseling dan penyuluhan

c. pelayanan neonatal essential yaitu:

- IMD

- Pemotongan dan perawatan tali pusat

- pemberian suntik vit K

- pemberian imunisasi B0

- pemeriksaan fisik BBL

- pemantauan tanda bahaya

- pemberian tanda identitas diri - merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam
kondisi stabil dan tepat waktu ke fasilitas pelayanan Kesehatan yang lebih mampu

d. penanganan kegawatdaruratan yaitu:

- penanganan awal aspiksia BBL, melalui pembersiahan jalan nafas, ventilasi tekanan
positif dan atau kompresi jantung

- penanganan awal hipotermia pada BBL dengan BBLR melalui atau fasilitasi dengan
cara menghangatkan tubuh bayi dengan metode kangguru

- penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan alcohol atau povidone
iodine serta menjaga luka tali pusat tetap bersih dan kering

xi
- membersihkan dan pemberian salep mata pada BBL dengan infeksi gonorea (GO)

e. pemantauan tumbuh kembang bayi, balita dan anak pra sekolah, meliputi:
penimbangan BB, pengukuran lingkar kepala, pengukuran TB/PB, stimulasi deteksi dini
dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita dengan menggunakan
kuesioner praskrining perkembangan (KPSP)

f. konseling dan penyuluhan, meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE)


kepada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, tanda bahaya
pada bayi baru lahir, pelayanan Kesehatan, imunisasi, gizi seimbang, PHBS dan tumbuh
kembang.

3. Pelayanan Kesehatan reproduksi Perempuan dan keluarga berencana

Pelayanan Kesehatan reproduksi Perempuan dan keluarga berencana dijelaskan pada


pasal 21 yaitu bidan berwenang memberikan: - Penyuluhan dan konseling Kesehatan
reproduksi Perempuan dan keluarga berencana- Pelayanan kontrasepsi oral, kondom,
suntikan

Contoh pelayanan kebidanan mandiri:

- Apabila seorang pasien hendak melahirkan di rumah bersalin bidan praktik mandiri.
Maka bidan tersebut bertanggung jawab sepenuhnya atas pasien tersebut dengan
keadaan sehat baik ibu maupun bayinya. - Bidan melayani KB, misalnya: suntik, pil, IUD
dll - Mengkaji status keadaan pasien saat hamilContoh kasus: - Mengevaluasi hasil
asuhan yang telah diberikan kepada pasien - Ibu Nia mengalami gangguan pada saat
menyusui anaknya - Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan karena
terjadi peradangan pada payudaranya sehingga bersama pasien menyebabkan
ketidaknyamanan sang buah hati Ketika menyusui. ASI yang dikeluarkan oleh ibu Nia

xv
terasa asin dan membuat nafsu nyusu sang anak menurun. Ibu Nia menjadi tidak tenang
karena hal ini, sehingga ibu Nia dating ke tempat praktik bidan Ani untuk melakukan
konsultasi dan perobatan

Asuhan tugas mandiri yang dilakukan:

- Menganjurkan pada ibu Nia untuk tetap melanjutkan menyusui dan memberikan
kompres dengan air hangat pada daerah payudara yang terasa sakit dan terjadi
peradangan, lalu mengajarkan perawatan payudara/breast care, serta menyarankan agar
ibu Nia melakukan istirahat yang cukup bersama anak nya.

Pembahasan:

- Berdasarkan contoh kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa bidan tersebut telah
menjalankan tugas mandiri sebagai seorang bidan. Yaitu dengan memberikan
pelayanan Kesehatan ibu sesuai dengan PERMENKES RI NO 28 tahun 2017 pasal 18 poin
(a) tentang pelayanan Kesehatan ibu. Pasal 19 ayat (1) yang berbunyi pelayanan
Kesehatan yang dimaksud dalam pasal 18 huruf a diberikan pada masa sebelum hamil,
masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua
kehamilan. Pasal 19 19 ayat (2) poin (e) yang berbunyi pelayanan Kesehatan
ibumenyusui. Pasal 29 poin (c) yang berbunyi melaksanakan tugas sesuai dengan
kompetensi dan kewenangan E. Pengaturan Peran Bidan Dalam Memberikan Pelayanan
Kesehatan

Beberapa produk hokum yang berkaitan dengan peran bidan dalampelaksanaan


Permenkes No. 53 Tahun 2014 tentang Pelayanan KesehatanNeonatal pada Bayi Baru
Lahir yaitu :

xv
1. UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1) 2. UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 62
ayat (1) 3. UU No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Pasal 2 ayat (1) 4.
Kepmenkes No 369/Menkes SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan 5. Kepmenkes
No 938/Menkes SK/VIII/2007 Tentang Standar Asuhan Kebidanan 6. Permenkes No 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Pasal 17 ayat (1) 7. Permenkes No 43
Tahun 2016 Tentang Standar PelayananMinimal Pasal 11 ayat (2)

F. Faktor Pendukung Dan Faktor penghambat Yang Mempengaruhi PeranBidan


Dalam Memberikan Pelayanan Neonatal Pada Bayi Baru Lahir

1. Faktor Pendukung Yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan.

Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945 menerangkan bahwa : “Negarabertanggung


jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan serta fasilitaspelayanan umum
yang layak”. Adanya sarana prasarana dalam hal ini puskesmas,puskesmas pembantu,
serta pelaksanaan posyandu tersebut menjadi suatukemudahan bagi masyarakat untuk
memeriksakan kesehatannya terutamapelayanan kesehatan neonatal bayi baru lahir.

Puskesmas mempunyai tanggung jawab menyelenggarakan upayakesehatan


perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya apabila dilihat dari
system Kesehatan Nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkatpertama, sesuai
dengan pasal 7 huruf C Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75Tahun 2004 tentang
pusat kesehatan masyarakat bahwa dalam menyelenggarakanfungsinya puskesmas
berwewenang untuk menyelenggarakan kesehatan yangberorientasi pada individu
keluarga, kelompok dan masyarakat.

2. Faktor Penghambat

xv
Faktor penghambat adalah ketersediaan Sumber Daya Kesehatan.Sebagaimana
dimaksud pada pasal 1 ayat (2) UU No 36 Tahun 2009 TentangKesehatan, yaitu : Sumber
daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana,tenaga, perbekalan kesehatan,
kesediaan farmasi dan alat-alat kesehatan sertafasilitas pelayanan kesehatan dan
teknologi yang dimanfaatkan untukmenyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan
oleh Pemerintah, PemerintahDaerah/Masyarakat.

a. Kurangnya tenaga kesehatan bidan dimana penyebaran bidan belum merata pada
setiap desa, karena masih ada bidan yang bertugas di dua desa sekaligus sehingga bayi
baru lahir tidak mendapatkan pelayanan kesehatan dengan optimal. b. Kurangnya
tingkat pengetahuan bidan, karena bidan bertugas masih kurang berpengalaman
sehingga keterampilan yang dimiliki masih rendah serta masih kurangnya komitmen
dalam menjalankan tugas disebabkan bidan sering meninggalkan tempat tugas. c.
Kurangnya sarana transportasi mengakibatkan bidan sulit untuk menjangkau desa-desa
di wilayah Kepulauan, adanya kondisi tersebut berpengaruh kepada bidan untuk
melakukan kunjungan pada bayi baru lahir. Hal ini juga berpengaruh pada masyarakat
di daerah kepulauan yang sulit menjangkau dan mendapatkan pelayanan kesehatan di
puskesmas. d. Alat kesehatan dan kesediaan farmasi (obat) di beberapa desa yang
belum lengkap, tentu saja sangat menghambat dalam upaya pemenuhan dan
peningkatan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan dimasyarakat. G. Tangggung
Jawab Bidan Dalam Menangani Pasien Non Kebidanandikaitkan dengan Manajemen
Terpadu Balita Sakit dan Manajemen TerpaduBayi Muda.

WHO tahun 2005 telah mengakui bahwa pendekatan Manejemen terpaduBalita Sakit
(yang selanjutnya disingkat dengan MTBS) dan Manajemen TerpaduBayi Muda (yang
selanjutnya disingkat dengan MTBM) sangat cocok diterapkandi Negara-negara
berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian,kesakitan dan kecacatan pada
bayi dan balita bila dilaksanakan dengan lengkapdan baik. Program pemerintah dalam

xv
Permenkes No 28 tahun 2017 tentangpenyelenggaraan Praktik Kebidanan memang
memperbolehkan bidan dalammenangani bayi dan balita sakit sesuai dengan pedoman
MTBM dan MTBS,tetapi dalam hal pemberian obat terhadap bayi dan balita sakit bidan
tidakmemiliki wewenang dan tidak memiliki kompetensi sehingga disini dapat
terjadikonflik.

Tanggung Jawab Bidan Dalam Pemberian Obat Kepada Pasien NonKebidanan


Dikaitkan Dengan MTBS dan MTBM Dalam Undang-undang Tahun2014 tentang Tenaga
Kesehatan (UU tenaga Kesehatan) terbaru, tenaga kebidananadalah salah satu jenis
tenaga kesehatan. Sebagai salah satu tenaga kesehatan,bidan dalam menjalankan
praktik harus sesuai dengan kewenangan yangdidasarkan pada kompetensi yang
dimilikinya (Pasal 62 ayat (1) UU TenagaKesehatan).

Menurut penjelasan Pasal 62 ayat (1) huruf C UU Tenaga Kesehatan yangdimaksud


dengan “Kewenangan berdasarkan kompetensi” adalah kewenanganuntuk melakukan
pelayanan kesehatan secara mandiri sesuai dengan lingkup dantingkat kompetensinya,
antara lain untuk bidan adalah ia memiliki kewenanganuntuk melakukan pelayanan
kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, danpelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana. Jika bidantidak melaksanakan ketentuan dalam
Pasal 62 ayat (1) UU Tenaga Kesehatan , iadikenal sanksi administrative. Ketentuan
sanksi ini diatur dalam Pasal 82 ayat (1) UU Tenaga Kesehatan.Sanksi yang dikenal
dalam UU Tenaga Kesehatan adalah sanksi administrative,yakni sanksi ini dijatuhkan jika
bidan yang bersangkutan dalam menjalankanpraktiknya tidak sesuai dengan
kompetensi yang dimilikinya. Dengan kata lain,jika memang memberikan obat atau
suntikan bukanlah kompetensi yangdimilikinya, maka sanksi yang berlaku padanya
adalah sanksi administrativebukan sanksi pidana. Akan tetapi, apabila ternyata
pertolongan persalinan itumerupakan suatu kelalaian berat yang menyebakan penerima
pelayanan kesehatanmenderita luka berat, maka bidan yang bersangkutan dapat

xix
dipidana denganpidana penjara paling lama tiga tahun. Sedangkan jika kelalaian berat
itumengakibatkan kematian, bidan tersebut dipidana dengan pidana paling lama 5tahun
(lihat Pasal 84 UU Tenaga Kesehatan).

Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh bidan atau perawat dilakukandiluar


kewenagannya karena mendapat pelimpahan wewenang. Hal ini disebutdalam Pasal 65
ayat 1 UU tenaga Kesehatan yang berbunyi bahwa dalammelakukan pelayanan
kesehatan, tenaga Kesehatan dapat menerima pelimpahantindakan medis dari tenaga
medis. Adapun yang dimaksud dengan tenaga medisdalam Pasal 11 ayat 2 UU Tenaga
Kesehatan adalah dokter, dokter gigi, dokterspesialis, dan dokter gigi spesialis.
Kemudian yang dimaksud tenaga kesehatanyang disebut dalam penjelasan pasal diatas
antara lain adalah bidan dan perawat.

Bentuk dari pelanggaran ini bermacam-macam. Seperti pemberianpelayanan yang


tidak sesuai dengan kewenangan bidan yang telah diatur dalamPermenkes No
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan PenyelenggaraanPraktik Bidan. Sanksi yang
diberikan kepada bidan bisa berupa pencabutan ijinpraktik bidan, pencabutan SIPB
sementara, atau bisa juga berupa denda. Selain itubidan juga bisa mendapatkan sanksi
hukuman penjara jika melakukan pelanggaranterhadap peraturan perundang-
undangan. Apabila seorang bidan melakukanpelanggaran kode etik maka penyelesaian
atas hal tersebut dilakukan oleh wadahprofesi bidan yaitu IBI. Sedangkan apabila
seorang bidan melakukan pelanggaranyuridis dan dihadapkan ke muka pengadilan.
Maka IBI melalui MPA dan MPEB wajib melakukan penilaian apakah bidan tersebut telah
benar-benar melakukankesalahan.

Apabila menurut penilaian MPA dan MPEB kesalahan atau kelalaiantersebut terjadi
bukan karena lesalahan atau kelalaian bidan, dan bidan tersebuttelah melakukan
tugasnya sesuai dengan standar profesi, maka IBI melaui MPAwajib memberikan

xx
bantuan hokum kepada bidan tersebut dalam menghadapituntutan atau gugatan di
pengadilan.

xxi
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pelayanan kesehatanadalah


sebuah konsep dimana konsep ini memberikan layanan kesehatan kepadamasyarakat
Layanan Bidan tugas mandiri yaitu layanan yang diberikan bidansecara mandiri,bidan
bertanggungjawab penuh akan tindakannya.Contoh bidantugas bidan menolong
persalinan normal. Layanan Bidan tugas kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh
bidansebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaaan atau
sebagaisalah satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.melaksanakan
asuhankebidanan pada bayi lahir dengan resiko tinggi dan memberikan
pertolonganpertama sesuai prioritas.contoh pelayanan kebidanan kolaborasiadalah ibu
hamil yang di sertai komplikasi hipertensi. Layanan rujukan adalah suatu sistem jaringan
fasilitas pelayanankesehatanyang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung
jawab secaratimbal-balik atas masalah yang timbul baik secara horizontal (komunikasi
antaraunit yang sederajat) maupun vertika (komunikasi inti yang lebih tinggi keunityang
lebih rendah) kefasilitas pelayanan yang lebih kompeten,terjangkau,rasionaldan tidak
dibatasioleh wilayah administrasi.Contoh pelayanan kebidanan tugasrujukan misalnya
ibu hamilyang memiliki berat bayi yang berlebihan.

B.Saran

xxi
Sebagai bidan kita harus memperhatikan ,menghayati dan mengamalkanpelayanan
kebidanan agar nantinya profesi kebidanan yang kita dalami dapatdiaplikasikan pada
masyarakat khususnya kaum perempuan,ibu dan anak.

xxi
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni .2018. tanggung Jawab Bidan dalam Menangani Pasien non


Kebidanandikaitkan dengan manajemen terpadu balita sakit dan manjemen terpadu
bayimuda. Vol 10. No.2 ISSN 1979-4940/issn-e 2477-0124
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/aldli/article/view/1365/1150

Diva, Hari (2017) Pemenkes Nomor 28 tahun 2017 Tentang Izin danPenyelenggaraan
Praktik bidan Dalamhttps://mediskripta.com/2017/08/10/pemenkes-nomor-28-tahun-
2017-tentang-izin-dan-penyelanggaraan-praktik-bidan/.

IBI.2006.Manajemen Pelayanan Kebidanan Mandiri.Sari Husada:Jakarta

Irianti, berliana.2019.Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press


Prawirohardjo,sarwono.2008. Ilmu Kebidanan.jakarta: P.T BINA PUSTAKASARWONO
PRAWIROHARDJOPemenkes RI no 28 tahun 2017 tentang Izin Penyelenggara Praktik
Bidan

Purwoastuti, 2015, Kesehtan Reproduksi dan keluarga Berencana, Yogyakarta:Pustaka


Baru

Mubarak, wahit Iqbal.2012. Promosi Kesehatan Untuk kebidanan. Jakarta:Salemba

Muchtar, 2016, Etika Profesi dan HUkum Kesehatan, Yogyakarta: Pustaka


BaruPress,2016, hal.11

Nurhayati yati, Dewina meran.2020. Pengantar Praktik Kebidanan. Brebesrahmadina


Publising.

Rita Yulifah, dkk, 2014. Konsep Kebidanan, Jakarta : Penerbit salemba


Medika.Uswatun. (2015). Peran dan fungsi Bidan Mandiri Rujukan dan Kolaborasi

xxi
dalamhttp://uswatun25.mahasiswa.unimus.ac.id/2015/12/16/peran-fungsi-bidan-
mandiri-rujukan-dan-kolaborasi/

Wikepedia.(2017). Kebidanan dalam https://id.wikepedia.org/wiki/kebidanan

© Scribd.Downloader.tips

Scribd.Downloader.tips is not affiliated with any websites. We do not store any of files on our
servers, we just act as proxy to the target url.

 About Us

 Terms of Services

 Privacy Polic

xx

Anda mungkin juga menyukai