Anda di halaman 1dari 8

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Guru : Opi Aropi

Asal Institusi: SMK AUTO MATSUDA

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Siswa tidak aktif Menurut Oktaviani, T., & Dewi, E. R. S. (2019) Analisis dari hasil
saat pembelajaran aktif harus menggunakan metode kajian literatur dan
pembelajaran di pembelajaran yang harusnya siswa belajar kelompok wawancara mengenai
kelas karena dapat menciptakan lingkungan belajar yang siswa yang kurang
menyenangkan , dimana siswa akan aktif berdiskusi aktif ketika
dalam proses pembelajaran, lebih mampu bekerja pembelajaran di kelas
dengan teman-teman yang lain, suasana kelas lebih yaitu sebagai berikut:
hidup dan mampu mencapai tujuan pembelajaran 1) Masih rendahnya
yang diinginkan. hasil belajar siswa
Pada kenyataannya dilapangan masih terdapat khususnya pada
beberapa persoalan, salah satunya yaitu masih mata pelajaran
rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada mata Matematika.
pelajaran Matematika. Menurut sebagian siswa, 2) Menurut sebagian
matematika merupakan pelajaran yang sulit siswa, matematika
dimengerti sehingga aktivitas belajar siswa pada merupakan
mata pelajaran Matematika menjadi menurun. Faktor pelajaran yang sulit
lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa akan dimengerti
pelajaran Mamematika adalah kurangnya guru dalam 3) Kurangnya guru
menggunakan metode pembelajaran. Metode dalam
pembelajaran yang digunakan cenderung monoton menggunakan
dan siswa merasa bosan saat pembelajaran metode
berlangsung. pembelajaran
Oktaviani, T., & Dewi, E. R. S. (2019). Penerapan 4) Guru masih
Pembelajaran Aktif dengan Metode Permainan menggunakan
Bingo untuk Meningkatkan Hasil Belajar model
Matematika. Mimbar Ilmu, 24(1), 47-52. pembelajaran yang
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/MI/article/view/17409 belum bervariasi
sehingga
Menurut Wibowo (2016) Prestasi belajar dapat dipengaruhi
menimbulkan
oleh proses pembelajaran disekolah, proses tersebut
kejenuhan bagi
dipengaruhi oleh keaktifan siswa. Proses pembelajaran
disekolah masih ditemukan beberapa masalah yang pada
siswa
akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajar, masalah-masalah 5) Kurangnya sarana
tersebut diantaranya: prasarana
1. Guru belum memaksimalkan proses pembelajaran atau
pembelajaran
dengan kata lain guru masih menggunakan model pembelajaran
praktik
yang belum bervariasi sehingga menimbulkan kejenuhan bagi
siswa.
6) Guru belum
2. Kurangnya sarana prasarana pembelajaran praktik yang berperan maksimal
mengakibatkan guru hanya mengajarkan materi sesuai dengan menciptakan
keadaan sarana prasarana yang terdapat di sekolah tersebut.
suasana
3. Aktifitas siswa merupakan salah satu unsur keberhasilan
pembelajaran yang
pembelajaran di kelas, aktifitas tersebut meliputi aktifitas
secara pribadi maupun aktifitas dalam satu kelompok.
aktif

4. Dari observasi peneliti menunjukkan bahwa 7) Siswa hanya jadi

tingkat keaktifan siswa masih rendah dibuktikan pendengar saja, dan

dengan data observasi awal bahwa siswa cenderung tidak pernah

pasif dalam aktifitas diskusi kelompok. diberikan

Wibowo, N. (2016). Upaya peningkatan keaktifan pertanyaan secara

siswa melalui pembelajaran berdasarkan gaya belajar langsung

di SMK Negeri 1 Saptosari. Elinvo (Electronics,


Informatics, and Vocational Education), 1(2), 128-
139.
http://journal.uny.ac.id/index.php/elinvo/article/view/10621

Hasil wawancara dengan Ibu Ulpah Lisbadiyah,


S.Pd.I. Guru Matematika SMK Auto Matsuda :
1) Keaktifan sangat berpengaruh pada proses
pembelajaran, ketika pembelajaran di kelas aktif
akan meminimalisir siswa yang tidak semangat,
sehingga siswa bisa saling bertukar pikiran dan
pengetahuan dengan temannya.
2) Guru belum berperan maksimal menciptakan
suasana pembelajaran yang aktif, karena dengan
guru yang bisa menguasai keadaan kelas
membuat siswa merasa lebih dekat dengan guru,
tidak malu untuk bertanya ketika ada yang tidak
dipahami.
3) Keaktifan kelas dipengaruhi oleh model
pembelajaran
4) Siswa hanya jadi pendengar saja, dan tidak pernah
diberikan pertanyaan secara langsung

2 Rendahnya Menurut Mariam, S., Nurmala, N., Nurdianti, D., Analisis dari hasil
kemampuan Rustyani, N., Desi, A., & Hidayat, W. (2019) kajian literatur dan
pemecahan Pembelajaran matematika masih cenderung wawancara mengenai
masalah berorientasi pada buku teks, menyajikan materi, siswa tidak paham
matematis siswa memberikan contoh-contoh soal dan meminta siswa maksud soal yang
mengerjakan contoh soal dan membahasnya secara berbeda dengan contoh
bersama-sama. Pembelajaran seperti ini tentunya soal yaitu sebagai
kurang dapat memacu atau mengembangkan berikut:
kemampuan pemecahan masalah matematis pada 1) Pembelajaran
siswa. Sebab, saat siswa diberikan soal yang berbeda matematika masih
sedikit dengan apa yang dicontohkan guru tentunya cenderung
siswa akan merasa kebingungan dan kesulitan dalam berorientasi pada
menyelesaikannya. buku teks,
Mariam, S., Nurmala, N., Nurdianti, D., Rustyani, menyajikan materi,
N., Desi, A., & Hidayat, W. (2019). Analisis memberikan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa contoh-contoh soal
mtsn dengan menggunakan metode open ended di dan meminta siswa
Bandung Barat. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan mengerjakan
Matematika, 3(1), 178-186. contoh soal
https://www.j-cup.org/index.php/cendekia/article/view/94 2) Sebagian besar
siswa tidak bisa
Menurut Zulfah (2017) mengemukakan bahwa mengerjakan soal
terdapat gejala-gajala yang berkaitan dengan yang beda dari
rendahnya kemampuan pemecahan masalah contoh soal
matematis yakni diantaranya: 1) sebagian besar 3) Sebagian besar
siswa tidak bisa mengerjakan soal yang beda dari siswa tidak bisa
contoh soal yang diberikan oleh guru; 2) sebagian memahami soal
besar siswa tidak bisa memahami soal yang yang berbentuk soal
berbentuk soal cerita yang baik; 3) sebagian besar cerita
siswa tidak bisa menyelesaikan soal-soal aplikasi 4) Sebagian besar
atau soal-soal pemecahan masalah; 4) siswa siswa tidak bisa
menjawab soal tanpa menggunakan langkah-langkah menyelesaikan
umum pemecahan masalah. soal-soal aplikasi
Zulfah, Z. (2017). Pengaruh Penerapan Model atau soal-soal
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share pemecahan masalah
Dengan Pendekatan Heuristik Terhadap Kemampuan 5) Siswa menjawab
Pemecahan Masalah Matematis Siswa Mts Negeri soal tanpa
Naumbai Kecamatan Kampar. Jurnal Cendekia: menggunakan
Jurnal Pendidikan Matematika,1(2), 1-12 langkah-langkah
https://www.j- umum pemecahan
cup.org/index.php/cendekia/article/download/23/18 masalah
6) Siswa kurang
Hasil wawancara dengan Bapak Sugianda, S.Pd.
diberikan latihan
(Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMK
soal yang
Auto Matsuda)
bervariatif
1) Kurang diberikan latihan soal yang bervariatif
7) Siswa kurang
2) Siswa kurang menguasai matematika dasar
menguasai
operasi bilangan
matematika dasar
3) Lemahnya kemampuan literasi siswa dalam soal
operasi bilangan
cerita
8) Lemahnya
4) Kemampuan pemahaman konsep masih rendah
kemampuan literasi
siswa dalam soal
cerita
3 Siswa kurang Menurut Ningsih, R., & Nurrahmah, A. (2016). Analisis dari hasil
semangat belajar Dalam masyarakat yang heterogen seperti sekarang kajian literatur dan
matematika, ini, dimana tidak seluruh keluarga mempunyai status wawancara mengenai
kurang sosial, ekonomi, maupun kemampuan pendidikan siswa yang kurang
diperhatikan oleh yang memadai, menjadi kendala yang sedikit banyak diperhatika orangtua
orang tua dan mempengaruhi keberhasilan pendidikan anak. dan kurang sosial
kurang sosial Keterbatasan waktu orang tua dalam mendidikan dengan teman sejawat
dengan teman anak. yaitu sebagai berikut:
sejawat. Ningsih, R., & Nurrahmah, A. (2016). Pengaruh 1) Tidak seluruh
kemandirian belajar dan perhatian orang tua terhadap keluarga
prestasi belajar matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah mempunyai status
Pendidikan MIPA, 6(1). 663 (lppmunindra.ac.id) sosial, ekonomi,
maupun
Hasil wawancara dengan Bapak Sugianda, S.Pd kemampuan
(Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMK pendidikan yang
Auto Matsuda) memadai
1) SDM daerah yang masih menengah kebawah 2) Keterbatasan waktu
2) Orang tua sudah tidak memperhatikan lagi orang tua dalam
ketika siswa mengerjakan PR, bisa dikatakan mendidikan anak
acuh 3) SDM daerah yang
3) Siswa belum bisa belajar mandiri, selalu ingin masih menengah
diperhatikan oleh guru kebawah
4) Sarana prasarana untuk belajar tidak memadai, 4) Orang tua sudah
sehingga siswa malas untuk belajar tidak
5) Kurang pedulinya siswa untuk belajar memperhatikan lagi
matematika ketika siswa
6) Koordinasi siswa dengan sesama teman sekelas mengerjakan PR,
masih rendah bisa dikatakan acuh
5) Siswa belum bisa
belajar mandiri,
selalu ingin
diperhatikan oleh
guru
6) Sarana prasarana
untuk belajar tidak
memadai, sehingga
siswa malas untuk
belajar
7) Kurang pedulinya
siswa untuk belajar
matematika
8) Koordinasi siswa
dengan sesama
teman sekelas
masih rendah
4 Proses Menurut Hasriadi, (2022). Masyarakat Indonesia Analisis dari hasil
pembelajaran masih mempertahankan pola fikirnya yaitu kerja kajian literatur dan
dikelas belum keras tanpa adanya inovasi. Di Indonesia wawancara mengenai
inovatif kemampuan yang sebaiknya ditanamkan kepada guru dan siswa yang
peserta didik seperti nilai budaya dan karakter belum inovatif yaitu
yang baik kini mulai hilang akibat dari sebagai berikut:
perkembangan teknologi yang begitu pesat karena 1) Masyarakat
perkembangan tersebut lebih menuntut kebutuhan Indonesia masih
pasar sehingga nilai-nilai karakter yang baik tidak mempertahankan
dapat di tanamkan secara maksimal dalam diri pola fikirnya yaitu
peserta didik. Hal ini harus juga menjadi perhatian kerja keras tanpa
lebih karena orang cerdas yang tidak bermoral dapat adanya inovasi
menjadi ancaman dalam lingkunganya. Perilaku 2) Kemampuan yang
yang mesti dibentuk dalam diri setiap anak didik ditanamkan
adalah kejujuran, bertanggung jawab, saling kepada peserta
meghargai, patuh, percaya terhadap kemampuan diri, didik seperti nilai
cinta perdamaiaan serta memiliki rasa simpati budaya dan
terhadap orang disekelilingnya. Sikap dan karakter karakter yang baik
peserta didiknya dibentuk beriringan dengan kini mulai hilang
pengembangan kecerdasan serta potensi peserta 3) Masih ada kendala
didik. Agar dapat memberikan efek yang baik dalam diantaranya sarana
proses pembelajaran pendukung yang
Hasriadi (2022). Metode Pembelajaran Inovatif di masih terbatas
Era Digitalisasi (137). seperti laptop,
https://sinestesia.pustaka.my.id/journal/article/view/161/53 komputer, infocus
dan jaringan
Hasil wawancara dengan Bapak Sugianda, S.Pd internet
(Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMK 4) Pribadi siswa
Auto Matsuda) maupun guru
1) Pembelajaran yang inovatif di era 4.0 sudah kurang terampil
kebanyakan menggunakan IT, karena sangat 5) Metode penilaian
membantu meningkatkan kualitas pembelajaran, dalam proses
membantu memvisualisasikan ide-ide abstrak, pembelajaran yang
membantu memudahkan siswa untuk memahami belum bervariasi,
materi yang sedang dipelajari dan masih banyak hanya menilai dari
lagi manfaat lainnya. unsur pengetahuan
2) Masih ada kendala diantaranya sarana siswa.
pendukung yang masih terbatas seperti laptop,
komputer, infocus dan jaringan internet.
3) Pribadi siswa maupun guru kurang terampil.
4) Metode penilaian dalam proses pembelajaran
yang belum bervariasi, hanya menilai dari unsur
pengetahuan siswa.
5. Kemampuan Menurut Dekriati Ate, Yulius Keremata Lede Analisis dari hasil
literasi dan (2022). Hasil PISA dari tahun ke tahun menunjukan kajian literatur dan
numerasi siswa bahwa kemampuan literasi numerasi dari siswa di wawancara mengenai
masih rendah Indonesia masih rendah. Pada tahun 2015, Indonesia penyebab munculnya
mendapatkan nilai matematika 387 dari nilai rata- masalah Pemahaman
rata 490, dan pada tahun 2018, Indonesia numerasi siswa masih
mendapatkan nilai matematika 379. Sedangkan tergolong rendah :
TIMSS, pada tahun 2016 Indonesia memperoleh 1) Kemampuan
nilai matematika 395 dari rata-rata 500 (OECD, literasi numerasi
2016; OECD, 2018). dari siswa di
Dekriati Ate, Yulius Keremata Lede (2022). Analisis Indonesia masih
Kemampuan Siswa Kelas VIII dalam Menyelesaikan rendah
Soal Literasi Numerasi (473) 2) Studi nasional &
https://j-cup.org/index.php/cendekia/article/view/1041/556 internasional,
tingkat literasi
Menurut Ahmad , Setyowati & Ati, (2021). Menurut siswa Indonesia
studi nasional & internasional, tingkat literasi siswa masih rendah
Indonesia masih rendah. 3) Pembelajaran
Ahmad , Setyowati & Ati, (2021). Kemampuan Guru online selama
dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) untuk pandemi membuat
Mengetahui Kemampuan Literasi dan Numerasi susah mempelajari
Peserta Didik (130). matematika
https://www.proceeding.unindra.ac.id/index
4) Pemahaman siswa
terkait numerasi
Hasil wawancara dengan Ibu Ulpah Lisbadiyah,
dasar memang
S.Pd.I. Guru Matematika SMK Auto Matsuda :
masih rendah
a. Pembelajaran online selama pandemi
5) Kebiasaan siswa
membuat siswa susah untuk mempelajari
enggan berusaha
matematika
untuk memahami
b. Pemahaman siswa terkait numerasi dasar
dan mempelajari
memang masih rendah
matematika
c. Kebiasaan siswa enggan berusaha untuk
6) Guru tidak
memahami dan mempelajari matematika
d. Guru tidak memberikan pelatihan khusus memberikan

terkait numerasi siswa pelatihan khusus


terkait numerasi
siswa

Anda mungkin juga menyukai