BUPATI KA
RIMUN
BUPATI KARIMUN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TENTANG
BUPATI KARIMUN,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
12. Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi pada instansi
pemerintah.
13. Pejabat Pimpinan Tinggi adalah Pegawai Aparatur Sipil Negara yang
menduduki jabatan Pimpinan Tinggi.
14. Jabatan Adminstrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi
pemerintahan dan pembangunan.
15. Pejabat Administrasi adalah Pegawai Aparatur Sipil Negara yang
menduduki jabatan administrasi pada instansi pemerintah.
16. Jabatan Pelaksa adalah sekelompok jabatan yang berisikan fungsi dan
tugas pelaksanaan kegiatan pelayanan publik serta administrasi
pemerintahan dan pembangunan.
17. Pejabat Pelaksana adalah sekelompok Pegawai ASN yang
bertanggungjawab melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta
adminstrasi pemerintahan dan pembangunan.
18. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan tertentu.
19. Pejabat Fungsional adalah Pegawai Aparatur Sipil Negara yang
menduduki jabatan fungsional pada instansi pemerintah.
20. Unit Organisasi adalah bagian dari struktur organisasi yang dapat
dipimpin oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Adminstrator,
Pejabat Pengawas, atau Pejabat Fungsional yang diangkat untuk
memimpin suatu unit kerja mandiri berdasarkan ketentuan perundang-
undangan.
21. Pimpinan Unit Organisasi adalah Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama, Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, atau
Pejabat Fungsional yang diangkat untuk memimpin suatu unit
organisasi tertentu.
22. Pejabat Penilai Kinerja adalah atasan langsung dengan ketentuan paling
rendah pejabat pengawas atau pejabat lain yang diberi pendelegasian
kewenangan.
23. Penugasan adalah penunjukan atau pengajuan sukarela Pejabat
Fungsional dan Pelaksana untuk melaksanakan tugas tertentu
di bawah Pimpinan Unit Organisasi dalam periode waktu
tertentu sesuai dengan kompetensi, keahlian dan/atau
keterampilan.
24. Sistem Pemerintahan berbasis elektronik yang selanjutnya disingkat
SPBE adalah penyelenggaraan pemerintahan yang memanfaatkan
tekhnologi informasi dan komunikasi untuk memberikan layanan kepada
pengguna SPBE.
25. Tim Kerja adalah sekumpulan individu yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang bekerja, menyelesaikan tugas dengan menyatukan
kemampuan mereka dan saling berinteraksi secara intens guna mencapai
tujuan yang sama.
BAB II
FUNGSI, TUGAS DAN PERAN APARATUR SIPIL NEGARA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
Bagian Kedua
Fungsi
Pasal 3
Bagian Ketiga
Tugas
Pasal 4
Bagian Keempat
Peran
Pasal 5
BAB III
JABATAN ASN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 6
Bagian Kedua
Jabatan Administrasi
Pasal 7
Pasal 8
Bagian Ketiga
Jabatan Fungsional
Pasal 9
(1) Jabatan fungsional dalam ASN terdiri atas jabatan fungsional keahlian
dan jabatan fungsional keterampilan.
(2) Jabatan fungsional keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari
yang paling tinggi ke yang paling rendah terdiri atas :
a. ahli utama;
b. ahli madya;
c. ahli muda; dan
d. ahli pertama.
Pasal 10
Bagian Keempat
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
Pasal 11
BAB IV
SISTEM KERJA
Pasal 12
(2) Penyesuaian Sistem Kerja ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c meliputi Mekanisme Kerja dan Proses Bisnis.
Pasal 13
Pasal 14
BAB V
MEKANISME KERJA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
(1) Mekanisme Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) terdiri
atas :
a. Kedudukan;
b. Penugasan;
c. Pelaksanaan tugas;
d. Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
e. Pengelolaan kinerja; dan
f. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
(2) Mekanisme Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai
acuan dalam pengaturan alur pelaksanaan tugas pegawai ASN.
Bagian Kedua
Kedudukan
Pasal 18
(5) Dalam hal Pejabat Fungsional diangkat untuk memimpin suatu unit kerja
mandiri berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, Pejabat
Fungsional tersebut dapat membawahi Pejabat Fungsional dan Pelaksana.
Bagian Ketiga
Penugasan
Pasal 19
(1) Pejabat Fungsional dan Pejabat Pelaksana dapat bekerja secara individu
dan/atau dalam Tim Kerja melalui penugasan, sesuai dengan kebutuhan
organisasi dengan mengedepankan profesionalisme, kompetensi, dan
kolaborasi berdasarkan keahlian dan/atau keterampilan.
(3) Dalam tim kerja yang anggotanya berasal dari lintas Unit
organisasi dan/atau lintas Instansi Pemerintah Kabupaten
Karimun, Pejabat Fungsional atau Pelaksana yang berperan
sebagai ketua tim diutamakan berasal dari Unit organisasi
pemilik kinerja.
Pasal 20
(1) Penugasan individu bagi Pejabat Fungsional dan Pejabat Pelaksana dalam
1 (satu) unit organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2),
dilakukan melalui mekanisme penetapan surat perintah dan/atau bukti
penugasan lainnya secara tertulis maupun elektronik dari Pejabat Penilai
Kinerja kepada yang bersangkutan.
10
(2) Penugasan individu bagi Pejabat Fungsional dan Pejabat Pelaksana dalam
1 (satu) unit organisasi yang dilakukan melalui mekanisme penetapan
surat perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disertai dengan
pencantuman :
a. Maksud dan tujuan penugasan;
b. Ekspektasi/target kinerja dari Pejabat Fungsional dan/atau Pejabat
Pelaksana yang akan ditugaskan;
c. Durasi pelibatan Pejabat Fungsional dan Pejabat Pelaksana dalam
menyelesaikan ekspektasi/target kinerja; dan
d. Pengaturan penugasan lainnya, untuk menunjang efektifitas, kualitas
dan akselerasi pencapaian target kinerja yang ditetapkan.
(3) Penugasan individu bagi Pejabat Fungsional dan Pejabat Pelaksana lintas
unit organisasi dan/atau Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 ayat (2), dilakukan dengan mekanisme pengajuan
permohonan dari pimpinan unit organisasi dan/atau Perangkat Daerah
pemohon/pemilik kinerja kepada Pimpinan unit organisasi dan/atau
Pimpinan Perangkat Daerah berada, dengan mencantumkan :
a. Maksud dan tujuan permohonan penugasan Pejabat Fungsional dan
Pejabat Pelaksana;
b. Kompetensi, keahlian, dan/atau keterampilan yang dibutuhkan;
c. Ekspektasi/target kinerja dari Pejabat Fungsional dan/atau Pejabat
Pelaksana yang akan ditugaskan; dan
d. Durasi pelibatan Pejabat Fungsional dan Pejabat Pelaksana.
Pasal 21
(1) Penugasan Pejabat Fungsional dan Pejabat Pelaksana dalam Tim Kerja
dalam 1 (satu) unit organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (2), dilakukan melalui mekanisme penetapan surat perintah dari
Pejabat Penilai Kinerja, dengan mencantumkan :
a. Maksud dan tujuan penugasan Tim Kerja;
b. Ekspektasi/target kinerja dari Tim Kerja yang akan ditugaskan;
c. Durasi pelibatan tim kerja dalam menyelesaikan ekspektasi/target
kinerja; dan
d. Pengaturan penugasan lainnya, untuk menunjang efektifitas, kualitas
dan akselerasi pencapaian target kinerja yang ditetapkan.
(2) Penugasan Pejabat Fungsional dan Pejabat Pelaksana dalam Tim Kerja
lintas unit organisasi dan/atau Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 ayat (2) dilakukan dengan mekanisme pengajuan
permohonan pelibatan Jabatan Fungsional dan Pejabat Pelaksana dalam
tim kerja, dari Pimpinan unit organisasi dan/atau Perangkat Daerah
permohonan/pemilik kinerja pada Pimpinan unit organisasi dan/atau
Perangkat Daerah dimana Pejabat Fungsional dan Pejabat Pelaksana
berasal, dengan mencantumkan :
a. Maksud dan tujuan permohonan penugasan Pejabat Fungsional dan
Pelaksana;
b. Kompetensi, keahlian, dan/atau keterampilan yang dibutuhkan;
c. Ekspektasi/target kinerja dari Pejabat Fungsional dan Pelaksana yang
akan ditugaskan; dan
d. Durasi pelibatan Pejabat Fungsional dan Pelaksana.
11
(4) Surat Perintah penugasan Tim Kerja lintas Perangkat Daerah ditetapkan
oleh Sekretaris Daerah.
Pasal 22
(1) Tim Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, terdiri atas :
a. Ketua tim; dan
b. Anggota tim.
(2) Ketua Tim Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dapat
berasal dari Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, Jabatan Administrator,
Jabatan Fungsional atau Jabatan Pelaksana.
(3) Dalam hal dibentuk Tim Kerja lintas unit organisasi dan/atau lintas
Perangkat Daerah, ketua tim diutamakan berasal dari unit organisasi
dan/atau Perangkat Daerah pemilik kinerja.
(4) Jumlah Tim Kerja disesuaikan dengan kebutuhan dan beban tugas.
Pasal 23
(5) Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Pejabat
Penilai Kinerja.
12
Pasal 24
Dalam hal dan keadaan tertentu, Pejabat Fungsional dan Pejabat Pelaksana
dapat ditugaskan secara individu dan/atau Tim Kerja untuk melaksanakan
tugas yang bersifat insidentil sesuai kebutuhan organisasi.
Bagian Keempat
Pelaksanaan tugas
Pasal 25
(3) Pelaksanaan tugas yang bersifat lintas unit organisasi atau lintas
Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dalam
hal tugas yang dilaksanakan memerluka keterlibatan dan kolaborasi
Pejabat Fungsional dan/atau Pejabat Pelaksana lintas unit organisasi
atau Perangkat Daerah, dengan arahan dan strategi pimpinan unit
organisasi pemilik kinerja dan dalam pelaksanaan tugasnya dapat
berkoordinasi dengan pejabat lain atau tim kerja lainnya.
Pasal 26
Bagian Kelima
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Tugas
Pasal 27
Pasal 28
(2) Pejabat Fungsional dan Pelaksana yang berperan sebagai ketua tim
melaporkan pelaksanaan tugas tim kerja kepada pimpinan unit organisasi
dan/atau Pimpinan Perangkat Daerah secara berkala.
Pasal 29
Bagian Keenam
Pengelolaan kinerja
Pasal 30
(1) Pengelolaan kinerja Pejabat Fungsional dan Pejabat Pelaksana baik yang
bekerja secara individu maupun dalam tim kerja terdiri atas :
a. Perencanaan kinerja yang meliputi penetapan dan klarifikasi
ekspektasi;
b. Pelaksanaan, pemantauan, dan pembinaan kinerja yang meliputi
pendokumentasian kinerja, pemberian umpan balik berkelanjutan
dan pengembangan kinerja pegawai;
c. Penilaian kinerja yang meliputi evaluasi kinerja pegawai; dan
d. Tindak lanjut hasil evaluasi kinerja yang meliputi pemberian
penghargaan dan sanksi.
Bagian Ketujuh
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pasal 31
(2) Aplikasi SPBE sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa aplikasi
umum berbagi pakai.
BAB VI
PROSES BISNIS
Pasal 32
(3) Perbaikan dan pengembangan Proses Bisnis melalui review dan evaluasi
dapat dilakukan dengan penyesuaian Standar Operasional Prosedur.
15
(4) Review dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan
terhadap :
a. Peta sub proses;
b. Peta relasi;
c. Peta lintas fungsi; dan/atau
d. Peta level 1 dan turunannya.
Pasal 33
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
Pasal 35
LAMPIRAN :
PERATURAN BUPATI KARIMUN
NOMOR 51 TAHUN 2023
TENTANG SISTEM KERJA
APARATUR SIPIL NEGARA
DILINGKUNGAN PEMERINTAH
KABUPATEN KARIMUN.
a. Mekanisme Kerja
1. Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan dimaksudkan untuk memastikan
bahwa kinerja organisasi dapat dilakukan secara sistematis
serta logis untuk mencapai tujuan dengan hasil konkrit
adalah rencana kerja.
17
2. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan dimaksudkan untuk memastikan
kegiatan dan anggaran dijalankan sesuai dengan rencana,
dengan rincian:
a) penyusunan rincian pelaksanaan kegiatan, pembagian
peran dan pelaksanaan kegiatan oleh Pejabat Fungsional
dan pelaksana;
b) monitoring perkembangan dan pemberian umpan balik
atas pelaksanaan kegiatan oleh Pejabat Level 2 dan/atau
Ketua Tim; dan
c) penyampaian hasil pelaksanaan kegiatan kepada Pejabat
Level 2.
3. Tahapan Evaluasi
Tahapan Evaluasi dimaksudkan untuk memastikan hasil
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan target yang
diharapkan.Kegiatan yang dilakukan pada tahapan evaluasi
adalah reviu atas hasil pelaksanaan tugas Tim Kerja atau
individu oleh Pejabat Level 2 dan Pejabat Level
1.Pelaksanaan kegiatan dinyatakan selesai setelah Pejabat
Level 1 menerima hasil pelaksanaan kegiatan dan
dinyatakan telah sesuai dengan target yang diharapkan.
1. Kedudukan
Kedudukan merupakan penempatan posisi pegawai ASN
dalam struktur organisasi sebagai basis pemberian tugas
dan tanggung jawab jabatan. Kedudukan Pejabat
Fungsional dan Pelaksana ditentukan berdasarkan
kompetensi, keahlian dan/atau keterampilan yang sesuai
dan diperlukan untuk mencapai kinerja Unit Organisasi.
Adapun kedudukan Pejabat Fungsional dan Pelaksana
dalam Unit Organisasi pada Instansi Pemerintah Kabupaten
Karimun dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Kedudukan merupakan penggambaran posisi
kedudukan Pejabat Fungsional dan Pelaksana dalam
struktur organisasi Instansi Pemerintah Kabupaten
Karimun dengan Pejabat Penilai Kinerja sebagai atasan
langsung, yang tergambarkan dalam struktur organisasi
dan tata kerja masing-masing di Instansi Pemerintah
Kabupaten Karimun.
b) Pejabat Penilai Kinerja sebagaimana dimaksud pada
huruf a dapat merupakan Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama, Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, atau
Pejabat Fungsional yang diangkat untuk memimpin
suatu unit kerja mandiri berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
c) Penetapan kedudukan Pejabat Fungsional dan Pelaksana
dilakukan melalui proses perencanaan dan dengan
mempertimbangkan rentang kendali dan beban tugas
organisasi.
d) Penetapan kedudukan Pejabat Fungsional dan Pelaksana
dalam suatu Unit Organisasi pada Instansi Pemerintah
Kabupaten Karimun ditetapkan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian.
Sekretaris Daerah
1. Sekretariat Daerah
a. Asisten Daerah sebagai Pejabat Penilai Kinerja Pada
struktur di bawah maka:
1) Kepala Bagian dan Fungsional Madya pada
Sekretariat Daerah berkedudukan berada di
bawah Asisten selaku Pejabat level 2 dan pejabat
Penilai Kinerja yang di tandai dengan garis
merah putus-putus.
2) Kepala Bagian berkedudukan sebagai pejabat
level 3.
3) Kelompok jabatan fungsional dan Pelaksana
berkedudukan di bawah Kepala Bagian sebagai
pejabat level 3 yang berperan selaku Pejabat
Penilai Kinerja yang di tandai dengan garis
merah putus-putus.
4) Kepala Sub Bagian berkedudukan berada di
bawah Kepala Bagian sebagai pejabat level 3 yang
berperan selaku Pejabat Penilai Kinerja dan
Kepala Sub Bagian berperan sebagai pejabat
penilai kinerja bagi kelompok jabatan fungsional
dan Pelaksana yang dibawahi olehnya seperti
yang ditandai dengan garis merah putus-
putus.
Sekretaris Daerah
Asisten
Kelompok JF dan
Pelaksana
2. Unit Organisasi
Pada struktur di bawah maka, Pejabat
Administrator dan Pejabat Fungsional Madya
berkedudukan di bawah Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama (Kepala unit organisasi) sebagai pejabat level
1 yang berperan sebagai pejabat penilai kinerja yang
ditandai dengan garis merah putus-putus. Pejabat
Pengawas serta Kelompok Jabatan Fungsional dan
pelaksana berkedudukan berada di bawah Pejabat
Administrator sebagai pejabat level 2 yang berperan
selaku Pejabat Penilai Kinerja yang ditandai dengan
garis merah putus-putus. Kelompok Jabatan
Fungsional dan Pelaksana berkedudukan berada di
bawah Pejabat Pengawas sebagai pejabat level 3 yang
berperan selaku Pejabat Penilai Kinerja yang ditandai
dengan garis merah putus-putus.
Pejabat Pimpinan
Tinggi Pratama
Pejabat
Administrator
Kelompok JF Madya
Pejabat Kelompok JF
Pejabat dan
Administrator Administrator
Pelaksana
Kelompok JF dan
Pelaksana
Pejabat
Kelompok JF Pengawas
/Pelaksana
Kelompok JF
/Pelaksana
Kelompok
JF/Pelaksana
Camat
Sekretaris Camat
Kelompok JF Kelompok JF
dan dan
Pelaksana Pelaksana
Lurah
Pada struktur di atas maka:
1) Camat berkedudukan di bawah Asisten
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat selaku
pejabat penilai kinerja.
2) Sekretaris Camat berkedudukan di bawah Camat
selaku Pejabat Penilai Kinerja. Sekretaris Camat juga
berperan sebagai Pejabat level 2 dan Pejabat Penilai
Kinerja untuk Kepala Sub Bagian yang di tandai
dengan garis merah putus-putus.
3) Kepala Seksi berkedudukan berada di bawah Camat
sebagai pejabat level 1 yang berperan selaku Pejabat
Penilai Kinerja.
4) Pada struktur diatas maka Lurah berkedudukan
berada di bawah Camat yang berperan selaku
Pejabat Penilai Kinerja.
5) Kelompok JF dan Pelaksana berkedudukan berada di
bawah Pejabat Pengawas sebagai Pejabat Level 3
yang berperan selaku Pejabat Penilai Kinerja yang
ditandai garis merah putus putus.
Direktur RSUD
Lurah
Kasi Seklur
Kepala UPTD
Kasubag TU
Kelompok JF dan
Pelaksana
Pejabat Fungsional
Kelompok JF dan
Pelaksana
2. Penugasan
a) Penunjukan
Cara Penugasan Pejabat Fungsional dan Pelaksana
langsung dari Pejabat Penilai Kinerja dan/atau Pimpinan
Unit Organisasi untuk melaksanakan kinerja tertentu.
Penunjukan dapat dilakukan di dalam Unit Organisasi
atau lintas Unit Organisasi. Namun demikian, jika
dipandang perlu, Penugasan baik secara individu
maupun tim kerja dapat melibatkan Pejabat Fungsional
dan Pelaksana yang berasal dari lintas instansi.
Tata cara Penunjukan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.1. Penunjukan Individu ;
Penujukan Individu berdasarkan model kebijakan
penyederhaan birokrasi, terdiri dari :
1. Tahapan Perencanaan :
a. Melihat gambaran keseluruhan organisasi pada
Dokumen Rencana Strategis Instansi/Unit Kerja
dan Perjanjian Kinerja Unit Kerja ;
b. Menetapkan dan mengklasifikasi ekpektasi hasil
kerja dan perilaku kerja Kepala Unit Organisasi
dan Pejabat Penilai Kinerja serta menuangkan
dalam format SKP ;
c. Menyusun manual indicator kinerja untuk SKP
Kepala Unit Organisasi dan Pejabat Penilai
Kinerja ;
d. Menyusun strategi pencapaian hasil kerja ;
e. Menetapkan dan mengklarifikasi eskpektasi
hasil kerja dan perilaku kerja Pejabat
Administasi dan Pejabat Fungsional serta
menuangkan dalam Format SKP;
f. Menyepakati sumber daya yang dibutuhkan,
skema pertanggungjawaban dan konsekuensi
pencapaian kinerja pegawai serta menuangkan
dalam format lampiran SKP ;
g. Penentuan target kinerja yang berkaitan dengan
butir kegiatan jabatan fungsional ditetapkan
setelah dilaksanakan dialog kinerja antara
Pejabat Penilai Kinerja dengan Pejabat
Fungsional serta pelaksana dengan
memperhatikan komposisi target kinerj
organisasi dengan target kinerja jabatan
fungsional tertentu.
2. Tahapan Pelaksanaan.
Dalam pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional atau
Pelaksana secara individu, Pejabat Fungsional
atau Pelaksana melaksanakan tugas sesuai
dengan ketentuan butir kegiatan Jabatan
Fungsional masing-masing atau uraian tugas
jabatan pelaksana yang diselaraskan dengan
tugas, fungsi, dan kinerja unit organisasi :
a. Butir kegiatan jabatan funsgional atau uraian
tugas jabatan pelaksana yang dilakukan oleh
Pejabat Fungsional dan Pelaksana merupakan
penjabaran atau turunan dari tugas, fungsi
dan kinerja unit organisasi ;
b. Dalam pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional
atau Pelaksana secara individu, Pejabat
Fungsional dan Pelaksana memperhatikan :
1) Arahan dan strategi Kepala Unit Organisasi
dan/atau Pejabat Penilai Kinerja ;
2) Target pencapaian kinerja unit organisasi ;
3) Keselarasan pelaksanaan tugas dan
pencapaian Fungsional atau Pelaksana lain
dalam unit organisasi.
3. Tahapan Evaluasi :
Melalui Dialog :
1. Kepala Unit Organisasi dengan Pejabat Fungsional dan Pelaksana ; dan
2. Pejabat Penilai Kinerja dengan Pejabat Fungsional dan Pelaksana
2. Tahap Pelaksanaan ;
Dalam tim kerja, Kepala Unit Organisasi kelompok jabatan
fungsional dapat menunjuk salah satu pejabat fungsional
atau pelaksana sebagai ketua tim kerja berdasarkan
keahlian dan/atau keterampilan. Jumlah tim kerja dan
jumlah Pejabat Fungsional dan Pelaksana dalam tim kerja
merupakan strategi dari Kepala Unit Organisasi.
Pelaksanaan tugas dalam tim kerja dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional atau Pelaksana
dalam Tim Kerja dilakukan untuk melaksanakan tugas
yang memerlukan keterlibatan dan kolaborasi Pejabat
Fungsional dan/atau pelaksana dalam unit organisasi ;
b. Tim kerja melaksanakan tugas unit organisasi sesuai
arahan dan strategi Kepala Unit Organisasi ;
c. Jika terdapat permasalahan dan Kendal dalam
pelaksanaan tugas dan kegiatan, tim kerja dapat
menyampaikan permasalahan dan kendala berserta
alternative rekomendasi kepada Kepala Unit Organisasi
untuk diputuskan dan/atau ditindaklanjuti ;
d. Kepala Unit Organisasi memantau dan mengevaluasi
secara berkala pelaksanaan tugas dan kegiatan tim kerja
sebagai bahan input pengambilan keputusan dan
pemberian arahan pelaksanaan tugas dan kegiatan tim
kerja ;
e. Bilamana diperlukan dalam melaksanakan tugasnya, tim
kerja berkoordinasi dengan pejabat lain atau tim kerja lain
; dan
f. Koordinasi tim kerja tersebut dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
tugas dan kegiatan tim kerja.
3. Tahap Evaluasi :
a. Pejabat Penilai Kinerja melakukan evaluasi terhadap hasil
pelaksanaan kegiatan tim kerja untuk kemudian
disampaikan kepada Kepala Unit Organisasi ;
b. Pelaksanaan kegiatan dinyatakan selesai setelah Kepala
Unit Organisasi menerima hasil pelaksanaan kegiatan dan
dinyatakan telah sesuai dengan target yang
diharapkannya ;
c. Apabila pelaksanaan kegiatan dinyatakan tidak sesuai
dengan target yang diharapkan maka Kepala Unit
Organisasi melakukan perbaikan pencapaian target
kinerja.
Menyusun Membagi
RENSTRA Membagi dan SKP dan
Output Kinerja Peran
DAN PK Pegawai Lampiran
Menetapakan SKP
Melalui Dialog :
1. Kepala Unit Organisasi dengan Pejabat Fungsional dan
Pelaksana ; dan
2. Pejabat Penilai Kinerja dengan Pejabat Fungsional dan
Pelaksana
Pejabat Penilai
Kinerja
PIMPINAN PIMPINAN
UNIT UNIT
ORGANISASI ORGANISASI
Penugasan Penugasan
sebagai sebagai
individu individu
JF PelaksanaKetua JF JF JF PePlaelkaskasanaKKeettuuaa JF
Tim JF na TTiimm
(Mekanisme Penunjukan Jabatan Fungsional dan Pelaksana Yang Bersifat Lintas Unit Organisasi)
Gambar 6 : PERMOHONAN PELIBATAN PEJABAT FUNGSIONAL DAN PELAKSANA
(Mekanisme Penunjukan Jabatan Fungsional dan Pelaksana Yang Bersifat Lintas Instansi)
Gambar 7 : PERMOHONAN PELIBATAN PEJABAT FUNGSIONAL DAN PELAKSANA
(Mekanisme Pengajuan Sukarela Jabatan Fungsional dan Pelaksana Yang Bersifat Lintas Unit Organisasi)
3. Pelaksanaan Tugas
Pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional dan Pelaksana
dapat dilakukan dalam tim kerja atau individu. Beberapa
hal yang terkait dengan pelaksanaan tugas dalam tim
kerja adalah:
a. Pelaksanaan tugas dalam tim kerja dapat melibatkan
Pejabat Fungsional dan Pelaksana yang berasal dari
satu Unit Organisasi dan/atau lintas Unit
Organisasi/lintas instansi pemerintah Kabupaten
Karimun ;
b. Bilamana diperlukan, pelaksanaan tugas dalam tim
kerja dapat melibatkan Pejabat Fungsional dan
Pelaksana yang berasal dari lintas Instansi Pemerintah
Kabupaten Karimun;
c. Dalam tim kerja, pimpinan Unit Organisasi dapat
menunjuk salah satu Pejabat Fungsional atau
Pelaksana sebagai ketua tim kerja berdasarkan
keahlian dan/atau keterampilan;
d. Pada tim kerja dimana terdapat anggota yang berasal
dari lintas Unit Organisasi dan/atau lintas Instansi
Pemerintah Kabupaten Karimun, Pejabat Fungsional
atau Pelaksana yang berperan sebagai ketua tim
diutamakan berasal dari Unit Organisasi pemilik
kinerja tersebut;
e. Jumlah tim kerja dan jumlah Pejabat Fungsional dan
Pelaksana dalam Tim kerja merupakan strategi dari
Pimpinan Unit Organisasi.
c. Transformasi Manajemen
Pelaksanaan penyederhanaan birokrasi terdiri dari
tiga tahap yaitu penyederhanaan struktur organisasi,
penyetaraan jabatan, dan penyesuaian Sistem Kerja.
Penyesuaian Sistem Kerja sebagai tahapan untuk
mendukung oprimalisasi pelaksanaan penyederhanaan
birokrasi, merupakan bentuk dari pelaksanaan
transformasi manajemen. Penerapan transformasi
manajemen secara efektif akan mewujudkan terciptanya
pola kerja baru dalam organisasi pemerintahan.
48
4.