A Ruang lingkup
Dokumen ini berlaku untuk acuan pelaksanaan sertifikasi produk tahu
dibuat melalui proses penggumpalan protein sari kedelai atau bubuk
kedelai (Glycine max) yang ditambahkan air menggunakan bahan
tambahan pangan koagulan atau air asam dengan atau tanpa
penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang
diizinkan.
B Persyaratan sertifikasi
Persyaratan sertifikasi produk tahu mencakup:
1. SNI 3142 tentang tahu;
2. SNI dan standar lain yang diacu dalam SNI 3142 tentang tahu;
3. Peraturan yang mengatur tentang label dan iklan pangan;
4. Peraturan yang mengatur tentang cara produksi pangan olahan yang
baik (Good Manufacturing Practices);
5. Peraturan yang mengatur tentang kemasan pangan;
6. Peraturan yang mengatur tentang bahan tambahan pangan;
7. Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), Sistem
Manajemen Mutu (SMM) berdasarkan SNI ISO 9001, Sistem
Manajemen Mutu Keamanan Pangan (SMKP) berdasarkan SNI ISO
22000 atau HACCP berdasarkan SNI CAC/RCP 1; dan
8. Peraturan lain yang terkait produk tahu.
3 Determinasi
Determinasi mencakup 2 (dua) tahap evaluasi, yaitu evaluasi tahap 1
(satu) dan evaluasi tahap 2 (dua).
3.1 Pelaksanaan evaluasi tahap 1 (satu)
3.1.1 Pada evaluasi tahap 1 (satu) dilakukan pemeriksaan awal terhadap
kesesuaian informasi produk dan proses produksi yang disampaikan
Pemohon pada pasal 1.3 terhadap lingkup produk yang ditetapkan
dalam SNI dan peraturan terkait.
3.1.2 Apabila hasil evaluasi tahap 1 (satu) menunjukkan ketidaksesuaian
terhadap persyaratan, Pemohon harus diberi kesempatan untuk
melakukan tindakan perbaikan dalam jangka waktu tertentu sesuai
dengan kebijakan LSPro.
E Pemeliharaan sertifikasi
1 Surveilans
LSPro harus melaksanakan kunjungan surveilans paling sedikit 2 (dua)
kali dalam periode sertifikasi, dengan jarak antar evaluasi tidak lebih
dari 12 bulan. Kunjungan surveilans dilakukan melalui kegiatan
evaluasi berupa audit dan pengujian.
2 Sertifikasi ulang
2.1 LSPro harus melaksanakan sertifikasi ulang selambat-lambatnya 6
(enam) bulan sebelum masa berlaku sertifikat berakhir.
2.2 Pelaksanaan sertifikasi ulang dilakukan sesuai dengan tahapan
pada sertifikasi awal.
2.3 Apabila tidak ada perubahan yang signifikan terkait produk dan
proses produksi sesuai dengan hasil audit terakhir, maka LSPro
dapat tidak melakukan evaluasi tahap 1 (satu).
2.4 Apabila berdasarkan hasil sertifikasi ulang ditemukan
ketidaksesuaian, Pemohon harus diberi kesempatan untuk
melakukan tindakan perbaikan dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan kebijakan LSPro.
F Evaluasi khusus
LSPro dapat melaksanakan evaluasi khusus dalam rangka audit
perluasan lingkup maupun tindak lanjut (investigasi) atas keluhan atau
informasi yang ada. Evaluasi khusus dalam rangka investigasi keluhan
atau informasi yang ada dilakukan oleh auditor yang memiliki
kompetensi untuk melakukan investigasi dan terbatas pada
permasalahan yang ada, serta dilakukan dalam waktu yang singkat dari
diperolehnya keluhan atau informasi.
Tahapan evaluasi khusus dalam rangka perluasan lingkup dilakukan
sesuai dengan tahapan sertifikasi awal namun terbatas pada perluasan
lingkup yang diajukan. Evaluasi terhadap perluasan lingkup sertifikasi
dapat dilakukan terpisah maupun bersamaan dengan surveilans.
I Informasi publik
LSPro harus mempublikasikan informasi kepada publik sesuai
persyaratan ISO/IEC 17065 termasuk informasi pelanggan yang
disertifikasi, dibekukan dan dicabut. Informasi publik terkait informasi
pelanggan yang disertifikasi, dibekukan dan dicabut tersebut juga harus
disampaikan melalui Aplikasi Barang Ber-SNI (BangBeni)
https://bangbeni.bsn.go.id
J Kondisi khusus
Dalam hal ditemukan situasi yang tidak memungkinkan penerapan
persyaratan tertentu dalam sertifikasi ini, maka akan ditetapkan
kebijakan BSN dengan mempertimbangkan masukan dari KAN dan para
pemangku kepentingan lainnya.
Dengan ukuran:
Keterangan:
y = 11x
r = 0,5x
Lampiran A
Tahapan Kritis Proses Produksi Produk Tahu
Tahapan kritis
No. Penjelasan tahapan kritis
proses produksi
1. Pemilihan bahan Bahan baku, bahan tambahan pangan dan
baku, bahan bahan kemasan harus memenuhi persyaratan
tambahan pangan yang ditetapkan atau peraturan terkait yang
dan bahan berlaku
kemasan
2. Proses produksi Proses produksi dilakukan dengan metode
tertentu yang dikendalikan dan memperhatikan
kesesuaian proses, termasuk kondisi lingkungan
kerja, kompetensi SDM, peralatan produksi dan
alat pemantauan sesuai persyaratan yang
ditetapkan
3. Pengendalian mutu Pengendalian mutu produk dilakukan dengan
metode tertentu yang dikendalikan, untuk
memastikan produk sesuai dengan persyaratan
mutu dan keamanan yang ditetapkan
4. Pengemasan Pengemasan produk dilakukan dengan metode
tertentu yang dikendalikan sesuai dengan
persyaratan SNI dan peraturan terkait yang
berlaku
5. Penandaan Penandaan dilakukan sesuai dengan
persyaratan SNI dan peraturan terkait yang
berlaku