Anda di halaman 1dari 16

L XXXII-- 1 -

LAMPIRAN XXXII

PERATURAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 4 TAHUN 2021

TENTANG

SKEMA PENILAIAN KESESUAIAN TERHADAP STANDAR


NASIONAL INDONESIA SEKTOR PERTANIAN, PERKEBUNAN,
PETERNAKAN DAN PERIKANAN

SKEMA SERTIFIKASI PRODUK PUPUK ORGANIK PADAT

Ruang lingkup
Dokumen ini berlaku untuk acuan pelaksanaan Sertifikasi produk
pupuk organik padat sesuai dengan lingkup SNI sebagai berikut:
Nama produk Persyaratan SNI
Pupuk organik padat SNI 7763:2018 tentang pupuk organik
padat

B Persyaratan acuan
Persyaratan acuan Sertifikasi produk pupuk organik padat
mencakup:
1 SNI sebagaimana dimaksud daiam huruf A;
2 SNI dan standar Iain yang diacu dalam sebagaimana
dimaksud dalam huruf A;
3 Penerapan sistem manajemen mutu SNI ISO 9001 atau
sistem manajemen produksi untuk produk Pupuk organik
padat; dan
4 Peraturan yang terkait produk Pupuk organik padat.

C Jenis Kegiatan Penilaian Kesesuaian


Penilaian kesesuaian dilakukan melalui kegiatan sertifikasi.
Sertifikasi produk Pupuk organik padat dilakukan oleh LPK yang
telah diakreditasi oleh KAN berdasarkan SNI ISO/IEC 17065,
Penilaian Kesesuaian - Persyaratan untuk LSPro, Proses, dan
Jasa, untuk lingkup produk sebagaimana dimaksud dalam ruang
L XXXII- 2 -

lingkup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


Dalam hal LPK belum ada yang diakreditasi oleh KAN untuk
melakukan kegiatan sertifikasi dengan ruang lingkup produk
Pupuk organik padat, BSN dapat menunjuk LPK dengan ruang
lingkup yang sejenis sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

D Prosedur administratif

1 Pengajuan permohonan Sertifikasi


1.1 LSPro hams menyusun format permohonan Sertifikasi
bagi Pelaku Usaha untuk mendapatkan selumh
informasi sebagaimana dimaksud pada humf D angka
1.3.

1.2 Pengajuan permohonan Sertifikasi dilakukan oleh


Pelaku Usaha. Kriteria Pelaku Usaha yang dapat
mengajukan Sertifikasi sesuai Peraturan BSN yang
mengatur tentang tata cara penggunaan tanda SNI
dan tanda kesesuaian berbasis SNI.

1.3 Permohonan Sertifikasi hams dilengkapi dengan:


a. informasi pemohon:
1. nama pemohon, alamat pemohon, serta nama
dan kedudukan atau jabatan personel yang
bertanggung jawab atas pengajuan
permohonan Sertifikasi,
2. legalitas dan bukti pemenuhan persyaratan
izin usaha berdasarkan ketentuan peraturan
pemndang-undangan,
3. pemenuhan persyaratan berdasarkan
ketentuan peraturan pemndang-undangan
tentang pendaftaran dan hak kepemilikan
atas merek yang dikeluarkan oleh
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

(jika relevan),
4. apabila pemohon melakukan pembuatan
LXXXII-- 3 -

produk dengan merek yang dimiliki oleh pihak


lain, menyertakan bukti peijanjian yang
mengikat secara hukum untuk melakukan
pembuatan produk untuk pihak lain,
5. apabila pemohon bertindak sebagai pemilik
merek yang mensubkontrakkan proses
produksinya kepada pihak lain, menyertakan
bukti kepemilikan merek dan peijginjian
subkontrak pelaksanaan produksi dengan
pihak lain,
6. apabila pemohon bertindak sebagai
perwakilan resmi pemilik merek yang
berkedudukan hukum di luar negeri,
menyertakan bukti perjanjian yang mengikat
secara hukum tentang penunjukan sebagai
perwakilan resmi pemilik merek di wilayah
Republik Indonesia,
7. pernyataan bahwa pemohon Sertifikasi
bertanggung jawab penuh atas pemenuhan
persyaratan SNI dan pemenuhan persyaratan
proses sertifikasi dan bersedia memberikan
akses terhadap lokasi dan/atau informasi
yang diperlukan oleh LSPro dalam
melaksanakan kegiatan Sertifikasi;
informasi produk:
1. merek produk yang diajukan untuk
disertifikasi (jika relevan),
2. jenis/tipe/varian produk yang diajukan
untuk disertifikasi,
3. SNI yang digunakan sebagai dasar
pengajuan permohonan sertifikasi,
4. Foto kemasan produk (jika relevan),
5. Daftar bahan baku termasuk bahan

tambahan,
6. Label produk;
L XXXII-- 4 -

c. informasi proses produksi;


1. nama dan alamat tempat produksi,
2. struktur organisasi, nama dan jabatan
personal penanggung jawab proses
produksi,
3. informasi tentang asal usul produk yang
akan disertifikasi,
4. informasi tentang data produksi,
5. Dokumen sistem manajemen mutu terkait
produk yang diajukan,
6. bila telah tersedia, menyertakan Sertifikat
Penerapan Sistem Manajemen Mutu
berdasarkan SNI ISO 9001 dari Lembaga
Sertifikasi yang diakreditasi oleh KAN atau
ISO 9001 oleh badan akreditasi

penandatangan International Accreditation


Forum (IAF)/Asia Pacific Accreditation
Cooperation (APAC) Multilateral Recognition
Arrangement (MLA) dengan ruang lingkup
yang sesuai.

Seleksi

2.1. Tinjauan permohonan Sertifikasi


2.1.1 LSPro harus memastikan bahwa informasi

yang diperoleh dari permohonan sertifikasi


yang diajukan oleh Pemohon telah lengkap
dan memenuhi persyaratan, serta dapat
memastikan kemampuan LSPro untuk
menindaklanjuti permohonan sertifikasi.

2.1.2 Tinjauan permohonan Sertifikasi harus


dilakukan oleh personel yang memiliki
kompetensi sesuai dengan lingkup
permohonan Sertifikasi.
L XXXII-- 5 -

2.2. Penandatanganan perjanjian Sertiflkasi


Setelah permohonan sertiflkasi dinyatakan lengkap
dan memenuhi persyaratan serta Pemohon menyetujui
persyaratan dan prosedur sertiflkasi yang ditetapkan
oleh LSPro, dilakukan penandatanganan perjanjian
Sertiflkasi oleh Pemohon dan LSPro.

2.3. Pen3aisunan rencana evaluasi


2.3.1 Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
persyaratan permohonan sertiflkasi yang
disampaikan oleh Pemohon, LSPro menetapkan
rencana evaluasi yang mencakup:
a. tujuan, waktu, durasi, lokasi pelaksanaan,
tim, metode, dan agenda evaluasi proses
produksi dan sistem manajemen mutu
yang relevan dengan pelaksanaan proses
produksi produk yang diajukan untuk
disertiflkasi;
b. informasi SNI yang digunakan sebagai
dasar sertiflkasi berdasarkan permohonan
yang diajukan oleh Pemohon;
c. rencana sampling yang meliputi
jenis/tipe/varian produk yang diajukan
untuk disertiflkasi dan metode sampling
sesuai dengan persyaratan SNI
sebagaimana dimaksud pada huruf B,
yang diperlukan untuk pengujian produk
dan mewakili sampel yang diusulkan
untuk disertiflkasi; dan
d. waktu yang diperlukan untuk
pelaksamaan pengujian berdasarkan
standar acuan metode uji yang
dipersyaratkan.

2.3.2 Rencana evaluasi hams mempertimbangkan


kesesuaian produksi yang dilakukan oleh pabrik
L XXXII-- 6 -

sesuai lingkup produk yang diajukan sertifikasi.

2.3.3 Pelaksanaan evaluasi hams dilakukan oleh

personel atau tim audit yang memiliki kriteria


kompetensi sebagai berikut:
1. Pengetahuan tentang praktik manajemen
bisnis Pupuk organik padat;
2. Pengetahuan tentang prinsip, praktik dan
teknik audit;
3. Pengetahuan tentang SNI produk Pupuk
organik padat;
4. Pengetahuan tentang sistem manajemen
mutu berdasarkan SNI ISO 9001 atau sistem

manajemen mutu lain yang relevan;


5. Pengetahuan tentang proses dan prosedur
sertifikasi yang ditetapkan oleh lembaga
sertifikasi;
6. Pengetahuan tentang sektor bisnis Pupuk
organik padat; dan
7. Pengetahuan tentang produk, proses dan
organisasi Pemohon sertifikasi.

Determinasi

3.1 Pelaksanaan evaluasi tahap 1 (satu)


4.1.1 Pelaksanaan evaluasi tahap 1 (satu)
mencakup pemeriksaan awal terhadap
kesesuaian informasi produk dan proses
produksi yang disampaikan pemohon pada
humf D angka 1.3 terhadap lingkup produk
yang ditetapkan dalam SNI dan peraturan
terkait.

4.1.2 Apabila hasil evaluasi tahap 1 (satu)


menunjukkan ketidaksesuaian terhadap
persyaratan SNI, Pemohon hams diberi
kesempatan untuk melakukan tindakan
L XXXII-- 7 -

perbaikan dalam jangka waktu tertentu sesuai


dengan kebijaksin LSPro.

3.2 Pelaksanaan evaluasi tahap 2(dua)


1.2.1 Evaluasi tahap 2 (dua) dilaksanakan meialui
audit proses produksi dan sistem manajemen
mutu Pupuk organik padat.
1.2.2 Audit proses produksi dan sistem manajemen
mutu Pupuk organik padat berdasarkan
persyaratan SNI dilakukan pada kondisi
tertentu dilakukan meialui simulasi proses
produksi produk yang diajukan untuk
disertifikasi.

1.2.3 Audit dilakukan dengan metode audit yang


merupakan kombinasi dari audit dokumen
dan rekaman, wawancara, observasi,
demonstrasi, atau metode audit lainnya.
1.2.4 Audit dilakukan terhadap:
a. tanggung jawab dan komitmen personel
penanggung jawab pabrik terhadap
konsistensi pemenuhan produk;
b. ketersediaan dan pengendalian informasi
prosedur dan rekaman pengendalian
mutu, termasuk pengujian rutin;
c. fasilitas, lokasi, desain dan tata letak,
bangunan, sanitasi peralatan, sanitasi
ruang proses sesuai dengan ketentuan
yang berlaku tentang cara pembibitan
yang baik;
d. tahapan kritis proses produksi, mulai dari
bahan baku sampai produk akhir paling
sedikit pada tahapan seperti yang
diuraikan dalam huruf L;
e. kelengkapan serta fungsi peralatan
produksi termasuk peralatan pengendalian
mutu;
L XXXII-- 8 -

f. bukti verifikasi berdasarkan hasil kalibrasi

atau hasil verifikasi peralatan produksi


yang membuktikan bahwa peralatan
tersebut memenuhi persyaratan produksi
dapat ditunjukkan dengan prosedur yang
diperlukan untuk mencapai kondisi atau
persyaratan yang ditetapkan;
g. pengendalian dan penanganan produk
yang tidak sesuai; dan
h. pengemasan, penanganan, dan
penyimpanan produk, termasuk di gudang
akhir produk yang siap diedarkan.

1.2.5 Apabila Pemohon telah menerapkan dan


mendapatkan sertifikat SMM berdasarkan SNI
ISO 9001 dari lembaga sertifikasi yang
diakreditasi oleh KAN atau oleh badan

akreditasi penandatangan lAF/APAC MLA


dengan ruang lingkup yang sejenis, maka
inspeksi pabrik atau asesmen proses produksi
dilakukan terhadap implementasi sistem
manajemen terkait mutu produk tersebut dan
angka 3.2.4 huruf d sampai dengan huruf h.

1.2.6 Pengujian dilakukan terhadap sampel produk


berdasarkan persyaratan dalam SNI dengan
melakukan pengambilan sampel oleh personel
yang kompeten dalam pengambilan sampel
yang ditugaskan LSPro. Sampel produk
diambil dari lini produksi atau gudang
penyimpanan produk.

1.2.7 Pengujian dilakukan di laboratorium yang


telah menerapkan ISO/lEC 17025 untuk
lingkup produk yang diajukan untuk
disertifikasi. Penerapan ISO/IEC 17025 dapat
L XXXII-- 9 -

dibuktikan melalui:

a. Akreditasi oleh KAN, atau


b. Akreditasi oleh badan penandatangan
saling pengakuan dalam forum APAC dan
International Laboratory Accreditation
Cooperation (ILAC), atau
c. penilaian yang dilakukan oleh LSPro
terhadap laboratorium.

1.2.8 Apabila pengujian dilakukan di laboratorium


Pemohon, maka LSPro harus memastikan
kesesuaian kompetensi dan imparsialitas
proses pengujian yang dilakukan, misalnya
melalui penyaksian proses pengujian.

1.2.9 Laboratorium pemohon sertiflkasi yang


digunakan untuk pengujian produk yang
disertifikasi harus memenuhi persyaratan
pada angka 3.2.7 huruf a atau huruf b.

1.2.10 Apabila berdasarkan hasil evaluasi tahap 2


(dua), ditemukan ketidaksesuaian Pemohon
harus diberi kesempatan untuk melakukan
tindakan perbaikan dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan kebijakan LSPro

Tinjauan {review) dan Keputusan


4.1 Tinjauan [review]
4.1.1 Tinjauan hasil evaluasi dilakukan terhadap
pemenuhan seluruh persyaratan sertiflkasi
dan kesesuaian proses sertiflkasi, mulai dari
pengajuan permohonan sertiflkasi,
pelaksanaan evaluasi tahap 1 (satu) dan
evaluasi tahap 2(dua).
LXXXII-- 10 -

4,1.2 Tinjauan hasil evaluasi dinyatakan dalam


bentuk rekomendasi tertulis tentang
pemenuhan SNI yang diajukan oleh
Pemohon untuk produk yang diajukan untuk
disertifikasi.

4.2 Penetapan keputusan sertifikasi


4.2.1 Penetapan keputusan sertifikasi dilakukan
berdasarkan rekomendasi yang dihasilkan
dari proses review.

4.2.2 Penetapan keputusan sertifikasi hams


dilakukan oleh satu orang atau sekelompok
orang yang tidak terlibat dalam proses
evaluasi.

4.2.3 Penetapan keputusan sertifikasi dapat


dilakukan oleh satu orang atau sekelompok
orang yang sama dengan yang melakukan
tinjauan {review).

4.2.4 Rekomendasi untuk keputusan sertifikasi


berdasarkan hasil review hams

didokumentasikan, kecuali review dan


keputusan sertifikasi diselesaikan secara
bersamaan oleh orang atau sekelompok orang
yang sama.

4.2.5 LSPro hams memberitahu secara tertulis

kepada Pemohon sertifikasi terkait menunda


atau tidak memberikan keputusan sertifikasi,
dan hams menyampaikan alasan keputusan
tersebut.

4.2.6 Apabila Pemohon sertifikasi menunjukkan


keinginan untuk melanjutkan proses
L XXXII-- 11 -

sertiflkasi setelah LSPro memutuskan tidak

memberikan sertiflkasi, Pemohon dapat


menyampaikan permohonan untuk
melanjutkan proses sertiflkasi.

4.2.7 Permohonan melanjutkan proses sertiflkasi


hams disampaikan oleh Pemohon kepada
LSPro secara tertulis selambatnya 1 (satu)
bulan setelah pemberitahuan keputusan tidak
memberikan sertiflkasi diterbitkan oleh LSPro.

Proses sertiflkasi dapat dimulai kembali dari


evaluasi tahap 2(dua).

Bukti kesesuaian

5.1 Bukti kesesuaian bempa sertiflkat kesesuaian yang


diterbitkan oleh LSPro. LSPro menerbitkan sertiflkat

kesesuaian kepada Pemohon yang telah memenuhi


persyaratan sertiflkasi. Sertiflkat kesesuaian berlaku
selama 4(empat) tahun setelah diterbitkan.

5.2 Pemeriksaan produk selanjutnya yang akan dibubuhi


tanda SNI dilakukan oleh auditor LSPro terbatas pada
pemeriksaan flsik Pupuk organik padat serta rekaman
produksi dan riwayat Pupuk organik padat.

5.3 Sertiflkat kesesuaian terhadap persyaratan SNI paling


sedikit hams memuat:

1. nomor sertiflkat atau identiflkasi unik lainnya;


2. nomor atau identiflkasi lain dari skema

sertiflkasi;
3. nama dan alamat LSPro;
4. nama dan alamat Pemohon (pemegang sertiflkat);
5. nomor atau identiflkasi lain yang mengaou ke
peijanjian sertiflkasi;
6. pernyataan kesesuaian yang mencakup:
a. nama, merek, dan spesiflkasi produk yang
L XXXII- 12 -

dinyatakan memenuhi persyaratan;


b. SNI yang menjadi dasar sertifikasi; dan
c. nama dan alamat lokasi produksi
7. status akreditasi atau pengakuan LSPro;
8. tanggal penerbitan sertifikat dan masa
berlakunya, serta riwayat sertifikat;
9. tanda tangan yang mengikat secara hukum dari
personal yang bertindak atas nama LSPro sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan

E Pemeliharaan sertifikasi

1 Pengawasan oleh LSPro


1.1 Pengawasan oleh LSPro dilakukan melalui kegiatan
surveilans. LSPro hams melaksanakan kunjungan
surveilans paling sedikit 2 (dua) kali dalam periode
sertifikasi, dengan jarak antar evaluasi tidak lebih dari
12 bulan. Kunjungan surveilans dilakukan melalui
kegiatan evaluasi bempa audit dan pengujian

1.2 LSPro harus melaksanakan sampling dan pengujian


terhadap semua produk yang masuk lingkup
sertifikasi

2 Sertifikasi ulang
2.1 LSPro hams melaksanakan sertifikasi ulang selambat-
lambatnya 6 (enam) bulan sebelum masa berlaku
sertifikat berakhir.

2.2 Pelaksanaan sertifikasi ulang dilakukan sesuai dengan


tahapan pada prosedur administratif.

2.3 Apabila tidak ada pembahan yang signifikan terkait


produk dan proses produksi sesuai dengan hasil audit
terakhir, maka LSPro dapat tidak melakukan evaluasi
tahap 1 (satu).
LXXXII-- 13

2.4 Apabila berdasarkan basil sertifikasi ulang ditemukan


ketidaksesuaian, Pemohon hams diberi kesempatan
untuk melakukan tindakan perbaikan dalam jangka
waktu tertentu sesuai dengan kebijakan LSPro.

F Evaluasi khusus

LSPro dapat melaksanakan evaluasi khusus dalam rangka audit


perluasan lingkup maupun tindak lanjut (investigasi) atas keluhan
atau informasi yang ada. Evaluasi khusus dalam rangka
investigasi keluhan atau informasi yang ada dilakukan oleh
auditor yang memiliki kompetensi untuk melakukan investigasi
dan terbatas pada permasalahan yang ada, serta dilakukan dalam
waktu ysing singkat dari diperolehnya keluhan atau informasi.
Tahapan evaluasi khusus dalam rangka perluasan lingkup
dilakukan sesuai dengan tahapan prosedur administratif, namun
terbatas pada perluasan lingkup yang diajukan. Evaluasi terhadap
perluasan lingkup sertifikasi dapat dilakukan terpisah maupun
bersamaan dengan surveilans.

G Ketentuan pengurangan, pembekuan, dan pencabutan sertifikasi


1 Pengurangan lingkup sertifikasi
Pemohon dapat mengajukan pengurangan lingkup sertifikasi
selama periode sertifikasi

2 Pembekuan dan pencabutan sertifikasi


2.1 LSPro dapat membekukan sertifikasi apabila
pemohon:
a. tidak mampu memperbaiki ketidaksesuaian
yang diterbitkan oleh LSPro pada saat
surveilans dan/atau saat evaluasi khusus;
atau

b. menyampaikan permintaan pembekuan


sertifikasi kepada LSPro
L XXXII-- 14 -

2.2 LSPro hams membatasi periode pembekuan sertifikasi


maksimal 6(enam) bulan.

2.3 LSPro dapat melakukan pencabutan sertifikasi apabila


Pemohon:

a. tidak mampu memperbaiki ketidaksesuaian


yang mengakibatkan pembekuan sertifikasi
melebihi batas waktu yang ditentukan; atau
b. menyampaikan permintaan pencabutan
sertifikasi kepada LSPro

2.4 LSPro dapat mempertimbangkan pembekuan atau


pencabutan sertifikasi, atau tindakan lainnya yang
disebabkan oleh faktor lainnya dengan
mempertimbangkan risiko yang ditemukan.

H Keluhan dan banding


LSPro hams mengembangkan aturan penanganan keluhan dan
banding dengan mempertimbangkan kompetensi dan imparsialitas
pelaksanaan penanganan keluhan dan banding.

I Informasi publik
LSPro hams memublikasikan informasi kepada publik sesuai
persyaratan ISO/IEC 17065 termasuk informasi pelanggan yang
disertifikasi, dibekukan dan dicabut. Informasi publik terkait
informasi pelanggan yang disertifikasi, dibekukan dan dicabut
tersebut juga hams disampaikan melalui Aplikasi Barang Ber-SNI
(BangBeni) https://bangbeni.bsn.go.id

J Pelaporan sertifikasi
Dalam hal ditemukan situasi yang tidak memungkinkan
penerapan persyaratan tertentu dalam sertifikasi ini, maka akan
ditetapkan kebijakan BSN dengan mempertimbangkan masukan
dari KAN dan para pemangku kepentingan lainnya.
LXXXII-- 15 -

Penggunaan tanda SNI


1 Penggunaan tanda SNI dilakukan setelah mendapatkan
persetujuan penggunaan tanda SNI melalui surat
persetujuan penggunaan tanda SNI (SPPT SNI) yang
dikeluarkan oleh BSN sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan BSN yang mengatur tentang tata cara
penggunaan tanda SNI dan tanda kesesuaian berbasis SNI.

2 Permohonan persetujuan penggunaan tanda SNI diajukan


kepada BSN disertai dengan dokumen persyaratan yang
diatur dalam Peraturan BSN tentang tata cara penggunaan
tanda SNI dan tanda kesesuaian berbasis SNI.

3 Tanda SNI sebagai bukti kesesuaian produk yang telah


memenuhi SNI adalah sebagai berikut:

Dengan ukuran:

Keterangan:
y = llx
r = 0,5x
L XXXII" 16-

L Tahapan kritis proses produksi produk pupuk organik padat


Tahapan kritis proses
No Penjelasan tahapan kritis
produksi

1. Pemilihan bahan baku Bahan baku harus memenuhi persyaratan yang


dltetapkan

2. Pengemasan Pengemasan dilakukan sesuai dengan


persyaratan SNl

3. Penandaan Penandaan dilakukan sesuai dengan


persyaratan pada SNI

KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL

REPUBUK INDONESIA,

TTD

KUKUH S. ACHMAD

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Manusia, Organisasi, dan Hukum

fahayu

Anda mungkin juga menyukai