Anda di halaman 1dari 20

KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 1

IPAM
IPAL
DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN




KUALITAS AIR BAKU HASIL OLAHAN IPAL
TDS : 1000 mg/L
TSS : 50 mg/L
BOD : 2 mg/L
COD : 10 mg/L
Q : 80 L/dt +10 x 78 L/dt = 860 L/dt

PERHITUNGAN KEKERUHAN AIR BAKU

Sumber : Metode Penelitian Air, 1984
Grafik hubungan antara nilai kekeruhan dan kadar zat tersuspensi

Dari kurva hubungan antara kekeruhan dan kadar zat tersuspensi bisa diketahui kekeruhan air baku. Jika
diambil satu titik dari kurva di atas kemudian dibandingkan dengan kekeruhan sampel maka bisa didapat :
Kekeruhan grafik = 30 NTU
Zat tersuspensi grafik = 45 mg/L
Sehingga
50 45
30 x
= dimana x = kekeruhan air baku
x = 33,33 NTU

STANDAR KUALITAS AIR MINUM
Standar kualitas air minum yang dipakai merupakan standar dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492
Tahun 2010 yang didalamnya sudah mencakup persyaratan fisik, kimia, bakteriologis dan radiologis. Berdasarkan
standar tersebut, dapat dilihat perbandingan antara air baku dengan standar yang berlaku pada tabel berikut.
PDAM mengolah hasil olahan IPAL dengan
kualitas mendekati air baku air minum.
(Kelas II PP No. 82 Tahun 2001)
KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 2

prasedimentasi
Flash Slow
mix mix
sedimentasi
filtrasi
reservoir
koagulan Cl2
Flash Slow
mix mix
filtrasi sedimentasi
reservoir
koagulan Cl2
Dari
IPAL
Dari
IPAL
Tabel Perbandingan kualitas air baku dengan standar



RANGKAIAN ALTERNATIF PENGOLAHAN
Dari karakteristik air baku di atas, maka dapat diperoleh beberapa macam rangkaian proses pengolahan.
1. Bagan alir alternatif pengolahan I




2. Bagan alir alternatif pengolahan II





Intake/sumur pengumpul tidak diperlukan karena debit yang masuk dari IPAL sudah stabil.

PERHITUNGAN ALTERNATIF PENGOLAHAN
Setelah membuat alternatif alternatif pengolahan beRdasarkan karakteristik air baku, maka selanjutnya
perlu dilakukan pemilihan alternatif proses yang untuk mengetahui alternatif mana yang lebih efektif dan efisien
melalui perhitungan. Perhitungan ini didasarkan atas prosentase removal masing-masing unit-unit pengolahan
terhadap karakteristik air baku yang ada.
Tabel Prosentase Removal Tiap Parameter Air Baku di
Tiap Bangunan




Sumber : - Fair, Geyer, Okun, Water & Wastewater Engineering, Vol. II

Dengan memakai tabel di atas, maka dapat dihasilkan hasil perhitungan tiap tiap alternatif. Tabel berikut
ini menyajikan hasil tiap parameter di tiap bangunan.

Parameter Air Baku Standar Selisih
Kekeruhan 33,33 NTU 5 NTU 28,5 NTU
COD 10 mg/L 0 mg/L 10 mg/L
No. Proses Pengolahan
Prosentase Removal (%)
Turbidity Zat Organik
1 Prasedimentasi 80 40
2 Flash Mix slow mix 90 35
3 Filter 67 99
4 Aerasi 15 -
5 Disinfeksi - -
KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 3

Flash Slow
mix mix
filtrasi sedimentasi
koagulan Cl2
Dari
IPAL
reservoir
Tabel Hasil perhitungan alternatif pengolahan
Proses Parameter
Proses Pengolahan
Prasedimentasi Flash dan Slow Mix Filter Desinfeksi
1 Kekeruhan 6,666 0,6666 0,219978 0,219978
Zat organik 6 3,9 0,039 0,039
2 Kekeruhan 33,33 3,333 1,09989 1,09989
Zat organik 10 6,5 0,065 0,065
Sumber : Hasil perhitungan

PEMILIHAN ALTERNATIF PENGOLAHAN
Karena hasil pengolahan kedua alternatif pengolahan telah memenuhi standar kualitas air minum, maka
dipilih alternatif pengolahan kedua karena tidak membutuhkan biaya lebih besar untuk membangun bak
prasedimentasi sehingga biaya operasi dan pemeliharaannya dapat ditekan.
Diagram alir proses pengolahan air minum yang digunakan adalah sebagai berikut:





PEMBUBUH KOAGULAN
B Ba an ng gu un na an n p pe el la ar ru ut t d da an n p pe em mb bu ub bu uh h k ko oa ag gu ul la an n m me er ru up pa ak ka an n b ba an ng gu un na an n y ya an ng g b be er rf fu un ng gs si i u un nt tu uk k m me en ng gh ha an nc cu ur rk ka an n
k ko oa ag gu ul la an n ( (t ta aw wa as s) ) m me en nj ja ad di i d da al la am m b be en nt tu uk k c ca ai ir ra an n a ag ga ar r s se el la an nj ju ut tn ny ya a l le eb bi ih h m mu ud da ah h d di il la ar ru ut tk ka an n k ke e d da al la am m a ai ir r b ba ak ku u. . H Ha al l
t te er rs se eb bu ut t d di it tu uj ju uk ka an n a ag ga ar r p pe en nd di is sp pe er rs si ia an n t ta aw wa as s k ke e d da al la am m a ai ir r b ba ak ku u d da ap pa at t b be er rj ja al la an n l le eb bi ih h e ef fe ek kt ti if f. . B Be er ri ik ku ut t i in ni i a ad da al la ah h d de es sa ai in n
d da ar ri ip pa ad da a b ba an ng gu un na an n p pe el la ar ru ut t d da an n p pe em mb bu ub bu uh h k ko oa ag gu ul la an n. .

Sistem Perencanaan








Gambar Penampang Memanjang Penginjeksian Koagulan
Bak Pengaduk Koagulan
Pipa Pembubuh
Bak Koagulasi
KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 4

Kriteria yang dipakai untuk perencanaan ini adalah sebagai berikut :
Dosis tawas optimum hasil jar test = 20 mg/L
Densitas tawas (T) = 980 kg/m
3

Jumlah bak pelarut dan pembubuh koagulan = 4 buah
Qrencana = 860 L/det
Bentuk bak segi empat dengan kedalaman bak rencana = 1,5 m
Panjang : Lebar = 1 : 1
Koagulan yang digunakan adalah alumunium sulfat (Al
2
(SO
4
)
3
.18H
2
O) berkadar 60%.
Kadar air dalam larutan = 95 %
Kadar tawas dalam larutan = 5 %
Periode pelarutan tawas = 8 jam sekali
Gradien kecepatan = 500 dtk
-1

Pada temperatur 25
0
C = 0,895 x 10
-3
N dtk/m
2

= 997,07 kg/m
3

Pembubuhan tawas dilakukan dengan gravitasi

Perhitungan
Dimensi Bak
Agar proses berjalan efektif, penting untuk memperhatikan desain dari dimensi bak. Untuk itu dimensi bak
harus diperhitungkan secara cermat. Berikut ini adalah urutan perhitungan dimensi bak pelarut dan pembubuh
koagulan.
Qmasing masing bak = 215
4
860
= L/det
Kebutuhan tawas = 20 mg/L x 215 L/det x
hari
x
mg
kg
1
det 86400
10
1
6
= 371,52 Kg/hari/bak
Kebutuhan tawas (W) jika kadar 60 %:
W = 2 , 619
% 60
/ 52 , 371
=
hari Kg
kg/hari/bak
Volume tawas = bak hari m
m kg
bak hari kg W
/ / 63 , 0
/ 980
/ / 2 , 619
3
3
= =


Volume air pelarut = 63 , 0
% 5
% 95
x m
3
/hari/bak = 12 m
3
/hari/bak
Volume larutan total = Volume tawas + Volume air pelarut
= 0,63 + 12 = 12,63 m
3
/hari
KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 5

Volume bak = Vlarutan total x frekw. Pembubuhan x
jam
hari
24
1

= 12,63 m
3
/hari x 21 , 4
24
1
3
24
= |
.
|

\
|
jam
hari
x
jam
m
3

Dimensi bak V = A x h
A = 81 , 2
5 , 1
21 , 4
3
=
m
m
m
3

A = P x L A = L
2

L = 68 , 1 81 , 2 = = A m
2
1,7 m
2

Dimensi bak pelarut dan pembubuh koagulan
Panjang = 1,7 m
Lebar = 1,7 m
Kedalaman = 1,5 m
Free board = 0,3 m

Perencanaan pipa penyalur air pelarut
Pipa penyalur air pelarut berfungsi untuk menyalurkan air untuk melarutkan koagulan agar koagulan (tawas)
dapat lebih mudah dilarutkan ke dalam air baku. Berikut ini adalah urutan proses perhitungannya.
Direncanakan :
v = 2 m/det
Lama penginjeksian = 5 menit = 300 detik
Volume air untuk pelarutan = 12 m
3
/hari x
hari jam
jam
/ 24
8
= 4 m
3

Qinjeksi = 013 , 0
det 300
4
_
_
3
= =
m
njeksi waktui
air Volume
m
3
/det
A =
3
10 67 , 6
2
013 , 0

= = x
v
Q
m
2

Diameter pipa pelarut :
D = = =

t t
3
10 67 , 6 4 4 x x xA
0,09 m = 10 cm

Perencanaan pipa penyalur tawas
Pipa penyalur air tawas berfungsi untuk menyalurkan tawas ke dalam air baku. Berikut ini adalah urutan
proses perhitungannya.
KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 6

Direncanakan :
v = 1 m/det
Lama penginjeksian tawas = 3 menit = 180 detik
Volume tawas untuk pelarutan = 0,63 m
3
/hari x
hari jam
jam
/ 24
8
= 0,21 m
3

Qinjeksi =
3
3
10 17 , 1
det 180
21 , 0
_
_

= =
m
injeksi waktu
air Volume
m
3
/det
A =
3
3
10 17 , 1
1
10 17 , 1

= = x
x
v
Q
m
2

Diameter pipa pelarut :
D = = =

t t
3
10 17 , 1 4 4 x x xA
0,04 m = 4 cm = 40 mm

Rencana Pengadukan
Proses pengadukan koagulan tidak berhasil dengan baik apabila pengadukan tidak didesain dengan baik.
Proses pengadukan ini dilakukan dengan menggunakan paddle impeller. Berikut ini adaah urutan proses perhitungan
dari rencana pengadukan.
Direncanakan :
Pengadukan dilakukan dengan menggunakan paddle impeller
Kecepatan putaran (n) = 150 rpm = 2,5 rps
digunakan flat paddle, 2 blades (single paddle); Dt/Wt = 4, sehingga konstanta impeller untuk aliran
turbulen (Kt) = 2,25
Gradien kecepatan (G) = 500/det
Efisiensi motor (q) = 80 %
Perhitungan :
Daya motor untuk menggerakkan impeller (P) :

% 80
21 , 4 10 . 895 , 0 500
3 2 2
x x xVolume x G
P

= =
q


P = 1177,48 kg m/det
Diameter paddle impeller (Dt)

g
x xDt xn K
P
T

5 3
=
1177,48
81 , 9
980 5 , 2 25 , 2
5 2
x xDt x
=
KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 7

Dt = 0,97 ~ 1 m
Lebar paddle impeller (Wt)
Dt/Wt = 4 Wt = Dt/4 Wt = 1/4 = 0,25 m
Jarak paddle dari dasar bak = x Dt = x 1= 0, 5 m
Kontrol bilangan Reynold (Nre)
Nre = 17 , 2737430
10 895 , 0
980 5 , 2 1
3
2 2
= =

x
x x xnx Dt


MEMENUHI
Debit injeksi (Qi)
Qi = volume larutan total x
det 8640
1hari

Qi = 12,63 x
det 86400
1hari
= 1,46 x 10
-4
m
3
/det ~ 0,15 L/det

Pembubuhan Alum/Tawas
Setelah alum/tawas dilarutkan, alum/tawas ini kemudian dibubuhkan melalui pipa pembubuh. Berikut ini
adalah urutan proses perhitungannya.
Direncanakan:
Panjang pipa pembubuh (L) = 2 m
Kecepatan rencana (v) = 1,5 m/det
Penginjeksian dilakukan dengan gravitasi
Perhitungan:
Diameter pipa (D) :
Qi = v x A
A = m x
x
v
Qi
5
4
10 75 , 9
5 , 1
10 46 , 1

= =
D = 01 , 0
10 93 , 7 4 4
5
= =

t t
x x xA
m = 10 mm
Mayor Losses
xL
xCxD
Q
hf
85 , 1
63 , 2
2785 , 0
|
.
|

\
|
=
2
01 , 0 120 2785 , 0
10 46 , 1
85 , 1
63 , 2
4
x
x x
x
hf
|
|
.
|

\
|
=

= 0,65 m

KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 8

Head kecepatan (Hv)
Kecepatan dalam pipa penguras:
v = 86 , 1
01 , 0 25 , 0
10 46 , 1
2
4
=


=

t A
Q
m/det
hv = 18 , 0
81 , 9 2
86 , 1
2
2 2
= =
x g
v
m
Minor losses (hm)
Hm akibat adanya sambungan antar pipa dengan bak pembubuh,
k = 0,5
Hm = 09 , 0 18 , 0 5 , 0
2
2
= =
|
|
.
|

\
|
x
g
v
k m
Headloss total = hf + hv + hm = 0,65 + 0,18 + 0,09 = 0,92 m

BAK PENGADUK CEPAT
Bak pengaduk cepat (flash mix) berfungsi untuk melarutkan koagulan (tawas) yang diinjeksikan dari bak
pelarut dan pembubuh koagulan. Koagulan dapat bekerja dengan baik apabila tawas yang dibubuhkan dapat
terdispersi secara merata ke dalam air baku. Berikut ini adalah urutan proses perhitungan dari bak pengaduk cepat.

Kriteria Design
- Jumlah bak pengaduk = 4 buah.
- Q tiap bak =
4
det
86 , 0
3
m
= 0,215
det
3
m

- Pengadukan dilakukan secara mekanis dengan menggunakan pengaduk.
- td rencana = 30 dtk
- Bentuk bak persegi dengan T = 1,5 L
- Gradien (G) = 900 dtk
-1

- Suhu air baku 25
o
C :
- = 0,895.10
-3
N dtk/m
2
= 6,014.10
-6
lb.dt/ft
2
- = 997,07 kg/m
3
= 62,21lb/ft
3

- = 1,898 . 10
-2

det
2
cm

- Perencanaan pengaduk :
Jenis pengaduk yang digunakan yaitu flat paddles 2 blades
- Dt/Dw = 8
KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 9

- Kt = 1,15
- Diameter paddle = 80 % sisi bak
(Sumber : Satuan Operasi, Agus Slamet dan Ali Masduqi)

Perhitungan
Dimensi Bak
Agar proses berjalan efektif, penting untuk memperhatikan desain dari dimensi bak. Untuk itu dimensi bak
harus diperhitungkan secara cermat. Berikut ini adalah urutan perhitungan dimensi bak pengaduk cepat.
Kapasitas bak (V) = Q x td
= 0,215
det
3
m
x 30 dtk = 6,45 m
3

Direncanakan kedalaman bak (T) = 1,5 L P = L
Sehingga
Volume = P x L x T
6,45 = 1,5 L
3

L
3
= 4,3
L = 1,63 m 1,65 m
P = 1,63 m 1,65 m
T = 1,65 x 1,5 = 2,48 m 2,5 m
Jadi dimensi bak :
Panjang (P) = 1,65 m
Lebar (L) = 1,65 m
Kedalaman (T) bak total = 2,5 m + fb = 2,5 + 0,3 m = 2,8 m

Rencana Pengadukan
Proses pengadukan koagulan tidak berhasil dengan baik apabila pengadukan tidak didesain dengan baik.
Proses pengadukan ini dilakukan dengan menggunakan paddle impeller. Berikut ini adaah urutan proses perhitungan
dari rencana pengadukan
Diameter paddle (Dt) = 80 % x sisi bak
= 80 % x 1,65 = 1,32 m 1,35 m
Dt/Dw = 8
8
35 , 1
=
Dw
Dw = 0,16875 m 0,2 m
CEK!!!
KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 10

8 , 0
65 , 1
35 , 1
= =
D
Dt
.. (0,5 0,8) MEMENUHI
12 , 0
65 , 1
2 , 0
= =
D
Dw
..(0,1 0,125) MEMENUHI

Agar lebih jelas mengenai desain dari flash mix, dapat dilihat pada Gambar di bawah ini
.



0,2 m 2,5 m



1,35 m
1,65 m
Gambar Dimensi Flash Mix

Putaran paddle
+ Power (P)
P = G
2
x x Vbak
=
dtk
m N
m
m
m
dtk

=
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
93 , 4675 ) 45 , 6 (
m
det - N 10 x 0,895 900
3
2
-3
2
2

4676 Watt
+ Camps Number (GT) = G x td
= 900 x 30
= 27000 (20000 30000) MEMENUHI
Jumlah putaran (n)
n =
3
1
5 |
|
.
|

\
|
x KtxDt
P

=
3 / 1
2
3
5
det 07 , 997 35 , 1
1
15 , 1
1 4676
(

|
.
|

\
|

|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
N
m kg
kg
m
dtk
m N

= 2,24 rps = 134 rpm
KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 11


Bilangan Reynold (Nre)
Nre =
|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
3
2 2
10 895 , 0
07 , 997 96 , 1 35 , 1
x
x x xnx Dt



Nre = 3979479,047 (> 10000) MEMENUHI
Headloss
Hf =
xg
xtd x G

2

Hf =
81 , 9 07 , 997
30 10 . 895 , 0 900
3 2
x
x x


Hf = 2,22 m

Saluran Pembawa Inlet
Saluran ini membawa air dari bak prasedimentasi ke bak pengaduk cepat.
Direncanakan :
Bentuk = persegi , dengan perbandingan b : h = 2 : 1
Debit air = 0,215 m
3
/s
Bahan saluran = beton (n = 0,015)
Panjang saluran = 4 m (agar jarak antara bak aerasi dan bak pengaduk cepat tidak terlalu jauh)
Kecepatan dalam saluran = 0,6 m/dt
Perhitungan :
Luas Permukaan (A) = A =
dt m
dt m
V
Q
/ 6 , 0
/ 215 , 0
3
=
= 0,36 m
2

A = B x H
0,36 m
2
= 2 H
2

H = 0,42 m 0,45 m
B = 2H = 0,9 m
Dimensi saluran pengumpul :
Tinggi (H) + Freeboard (fb) = 0,45 m + 0,2 m = 0,65 m
Panjang (L) = 4 m
Lebar (B) = 0,9 m

KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 12

Headloss di saluran pembawa :
Mayor Losses (hm) :
V =
| |
2 / 1
3 / 2
2 / 1 3 / 2
5 , 0
015 , 0
1
2 015 , 0
1
(

=
(

L
hf
h
L
hf
h b
h b

0,6 m/dt =
| |
2 / 1
3 / 2
4
65 , 0 5 , 0
015 , 0
1
(

hf
hf = 0,0014m
Head Kecepatan (hv) :
hv =
m
g
V
018 , 0
81 , 9 2
6 , 0
2
2 2
=

=

Slope =
m
m
m
L
hf
4
10 . 62 , 3
4
0014 , 0

= =

Headloss total = hf + hv
= 0,0014 m + 0,018 m = 0,0194 m

Saluran Outlet
Saluran outlet merupakan saluran yang berfungsi untuk mengalirkan air olahan menuju ke bangunan
selanjutnya (slow mix). Berikut ini desain dari saluran outlet.
Direncanakan :
- Merupakan saluran terbuka
- L = 3 m
- n = 0,013
- S = 0,0005
- Rasio b : y = 2 : 1
Perhitungan :
- Dimensi saluran outlet
xA xS xR
n
Q
2
1
3
2
1
=

y
y
y
R
y b
y b
P
A
R
2
1
4
2
2
.
2
= =
+
= =

A = b.y = 2y
2


2
2
1
3
2
2 0005 , 0
2
1
013 , 0
1
06 , 0 y x x y x
|
.
|

\
|
=
KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 13

= 2,15
3
8
y
y = 0,26 m 0,3 m
b = 2 x y = 2 x 0,3 = 0,6 m
- Kecepatan saluran (v)
v =
) 6 , 0 3 , 0 (
215 , 0
x A
Q
=
v = 1,19 m/dtk
- Headloss
Hf = S x L
= 0,0005 x 3 = 0,0015 m

BAK PENGADUK LAMBAT
Bak pengaduk lambat dalam Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) merupakan bangunan untuk proses flokulasi
yaitu tempat untuk membentuk flok flok menjadi lebih besar agar dapat lebih mudah terendapkan secara gravitasi.
Flok flok tersebut pada umumnya merupakan partikel partikel yang bersifat stabil dimana partikel tersebut tidak
dapat mengendap tanpa campuran bahan kimia.

SALURAN INLET
Saluran inlet merupakan saluran tempat air baku masuk ke dalam bangunan flash mix. Pada desain ini, saluran
inlet merupakan saluran outlet flash mix karena porses ini berlangsung secara kontinyu..
Direncanakan sama dengan saluran outlet bak pengaduk cepat.
Panjang (L) = 3 m
Lebar (b) = 0,6 m
Kedalaman (y) = 0,8 m
Free board = 0,3 m
Headloss (Hf) = 0,0025 m

PINTU AIR
Pintu air merupakan suatu bangunan yang befungsi untuk mengatur debit air yang masuk ke bangunan. Berikut
ini proses perhitungannya.
Direncanakan :
- Lebar pintu air (b) = 0,3 m
- Tinggi pintu air = 0,6 m
- Cd (koefisien pengaliran) = 0,6
- (koefisien debit) = 0,8
KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 14

Perhitungan :
a. Bukaan pintu air saat 2 bak beroperasi
2
3
2
1
) 2 (
3
2
xh g xCdxbx Q =
2
3
2
1
) 81 , 9 2 ( 3 , 0 6 , 0
3
2
175 , 0 xh x x x x =
h = 0,48 m = 48 cm
b. Bukaan pintu air saat 1 bak beroperasi
2
3
2
1
) 2 (
3
2
xh g xCdxbx Q =
2
3
2
1
) 81 , 9 2 ( 3 , 0 6 , 0
3
2
35 , 0 xh x x x x =
h = 0,76 m = 76 cm
c. Headloss saat 2 bak beroperasi
81 , 9 2
48 , 0 3 , 0 8 , 0
175 , 0
2
2
2
x
x x
xg
xbxh
Q
Hf
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
=


Hf = 0,117 m
d. Headloss saat 1 bak beroperasi
81 , 9 2
76 , 0 3 , 0 8 , 0
35 , 0
2
2
2
x
x x
xg
xbxh
Q
Hf
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
=


Hf = 0,187 m

DIMENSI BAK
Untuk mengetahui dimensi slow mix, besarnya bangunan didasarkan pada banyaknya debit yang masuk.
Karena dalam perencanaan ini digunakan 4 bak flokulasi, maka debit dibagi menjadi 4. Untuk lebih jelasnya dapat
diperhatikan proses pehitungannya di bawah ini.
Direncanakan :
- Ada 4 bak dengan Qmasing masing = 215
2
860
= L/det
- Kedalaman bak rencana (H) = 1,5 m
- Rasio P : L = 2 : 1
- Masing masing bak terdapat 3 kompartemen dengan karakteristik tiap kompartemen sebagai
berikut.
KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 15


Tabel Waktu detensi (td) dan gradient kecepatan per kompartemen
Kompartemen Waktu tinggal (det)
Gradien kec
(det
-1
)
I 300 100
II 600 50
III 900 10

- Pada suhu 25
0
C :
- = 0,895.10
-3
N det/m
2


- = 997,07 kg/m
3

- = 1,898 . 10
-2

det
2
cm

Perhitungan :
a. Volume tiap bak
V = Q x td = 0,215 m
3
/det x 1800 det
V = 387 m
3
/det
b. Luas penampang bak
V = A x H
387 = A x 1,5 A = 258 m
2

A = P x L dimana P : L = 2 : 1
A = 2L
2
sehingga L = 36 , 11
2
258
2
= =
A
m 11,4 m
P = 2 x L = 2 x 11,4 = 22,8 m
c. Dimensi bak :
Panjang = 22,8 m
Lebar = 8 , 3
3
4 , 11
= m
Kedalaman = 1,5 m
Free board = 0,3 m

PERENCANAAN KOMPARTEMEN
Kompartemen dalam bangunan ini berfungsi untuk mempermudah proses pembentukan fok flok dengan
melewatkan air olahan melewati baffle yang ada di masing masing kompartemen. Karakteristik tiap kompartemen
berbeda - beda karena dari kompartemen satu ke kompartemen lainnya, waktu detensinya makin besar. Hal tersebut
dikarenakan agar proses flokulasi dapat berjalan dengan sempurna.
KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 16

Pada perencanaan masing masing kompartemen, selain jumlah baffle yang harus diperhitungkan, ada
parameter lain yang harus diperhitungkan juga. Contohnya yaitu: slope, jarak antar baffle, kecepatan baik pada
saluran lurus maupun pada belokan serta headloss. Untuk lebih jelasnya dapat diihat pada perhitungan di bawah ini.
Inlet


Kompartemen I
3,8 m

Kompartemen II 3,8 m


0,5 m Kompartemen III 3,8 m


Outlet
22,8 m
Gambar Kompartemen Bak Pengaduk Lambat

Kompartemen I
a. Jumlah baffle
Jumlah baffle tiap kompartemen
n =
33 , 0
2
) 44 , 1 (
2
(
(

|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
+ Q
hxPxG
x
f
xtd x



33 , 0
2
3
215 , 0
100 8 , 22 5 , 1
) 3 , 0 44 , 1 ( 07 , 997
300 10 895 , 0 2
(
(

|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
+
=

x x
x
x x x
n
n = 41,21 baffle 42 baffle
Jumlah saluran lurus (N) = 42 + 1 = 43 baffle
b. Jarak antar baffle (w)
43
8 , 22
= =
N
P
w = 0,53 m

KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 17

c. Kecepatan pada saluran lurus (v
L
)
td tiap baffle =
) (
_ _
N baffle
I n komparteme td
E

= 98 , 6
43
300
= det
v
L
=
baffle tiap td
w baffle antar Jarak
_ _
) ( _ _
= 08 , 0
98 , 6
53 , 0
= m/det
d. Kecepatan di belokan (v
b
)
Rencana : v
b
= 3 x v
L
= 3 x 0,08 = 0,24 m/det
e. Lebar belokan (b`)
v
b
=
xh b
Q
`
b` =
xh v
Q
b

= 6 , 0
5 , 1 24 , 0
215 , 0
=
x
m
f. Headloss pada saluran lurus (Hfl)
Hfl = S x L
2
3
2
(
(

=
R
nxv
S
L
dimana : R =
h w
h w
P
A
2
.
+
= 5 , 0
) 5 , 1 ( 2 53 , 0
5 , 1 . 53 , 0
=
+
= m
6
2
3
2
10 62 , 3
5 , 0
08 , 0 015 , 0

=
(
(

=
x
S
Hfl = S x L =
6
10 62 , 3

x 3,8 = 1,38 x 10
-5
m
Hfl total = n x Hfl = 43 x 1,38 x 10
-5
= 0,00059 m
g. Headloss tiap belokan (Hfb)
Hfb =
xg
kxv
b
2
2
dimana : k belokan = 2
Hfb =
3
2
10 87 , 5
81 , 9 2
24 , 0 2

= x
x
x
m
Hfb total = n x Hfb = 43 x 5,87 x 10
-3

= 0,25248 m
h. Total headloss pada kompartemen I
Hf total = Hfl total + Hfb total
= 0,00059 + 0,25248
= 0,25307 m


KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 18

Kompartemen II
a. Jumlah baffle
Jumlah baffle tiap kompartemen
n =
33 , 0
2
) 44 , 1 (
2
(
(

|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
+ Q
hxPxG
x
f
xtd x



33 , 0
2
3
215 , 0
50 8 , 22 5 , 1
) 3 , 0 44 , 1 ( 07 , 997
600 10 895 , 0 2
(
(

|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
+
=

x x
x
x x x
n
n = 32,78 baffle 33 baffle
Jumlah saluran lurus (N) = 33 + 1 = 34 baffle
b. Jarak antar baffle (w)
34
8 , 22
= =
N
P
w = 0,67 m
c. Kecepatan pada saluran lurus (v
L
)
td tiap baffle =
) (
_ _
N baffle
II n komparteme td
E

= 65 , 17
36
600
= det
v
L
=
baffle tiap td
w baffle antar Jarak
_ _
) ( _ _
= 03 , 0
65 , 17
67 , 0
= m/det
d. Kecepatan di belokan (v
b
)
Rencana : v
b
= 3 x v
L
= 3 x 0,03 = 0,1 m/det
e. Lebar belokan (b`)
v
b
=
xh b
Q
`
b` =
xh v
Q
b
= 43 , 1
5 , 1 1 , 0
215 , 0
=
x
m
f. Headloss pada saluran lurus (Hfl)
Hfl = S x L
2
3
2
(
(

=
R
nxv
S
L
dimana : R =
h w
h w
P
A
2
.
+
= 27 , 0
) 5 , 1 ( 2 67 , 0
5 , 1 . 67 , 0
=
+
= m
0000012 , 0
27 , 0
03 , 0 015 , 0
2
3
2
=
(
(

=
x
S
Hfl = S x L = 0,0000012 x 3,8 = 4,41 x 10
-6
m
Hfl total = n x Hfl = 34 x 4,41 x 10
-6
= 1,5 x 10
-4
m

KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 19

g. Headloss tiap belokan (Hfb)
Hfb =
xg
kxv
b
2
2
dimana : k belokan = 2
Hfb =
3
2
10 02 , 1
81 , 9 2
1 , 0 2

= x
x
x
m
Hfb total = n x Hfb = 34 x 1,02 x 10
-3

= 0,0347 m
h. Total headloss pada kompartemen II
Hf total = Hfl total + Hfb total
= 1,5.10
-4
+ 0,0347
= 0,0348 m

Kompartemen III
a. Jumlah baffle
Jumlah baffle tiap kompartemen
n =
33 , 0
2
) 44 , 1 (
2
(
(

|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
+ Q
hxPxG
x
f
xtd x



33 , 0
2
3
215 , 0
10 8 , 22 5 , 1
) 3 , 0 44 , 1 ( 07 , 997
900 10 895 , 0 2
(
(

|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
+
=

x x
x
x x x
n = 12,98 baffle 13 baffle
Jumlah saluran lurus (N) = 13 + 1 = 14 baffle
b. Jarak antar baffle (w)
14
8 , 22
= =
N
P
w = 1,63 m
c. Kecepatan pada saluran lurus (v
L
)
td tiap baffle =
) (
_ _
N baffle
III n komparteme td
E
= 29 , 64
14
900
= det
v
L
=
baffle tiap td
w baffle antar Jarak
_ _
) ( _ _
= 03 , 0
29 , 64
63 , 1
= m/det
d. Kecepatan di belokan (v
b
)
Rencana : v
b
= 3 x v
L

V
b
= 3 x 0,03
= 0,08 m/det

KUIS II PBPAM B Reinita Afif Aulia [3308100078]

Page 20

e. Lebar belokan (b`)
v
b
=
xh b
Q
`
b` =
xh v
Q
b
= 79 , 1
5 , 1 08 , 0
215 , 0
=
x
m
f. Headloss pada saluran lurus (Hfl)
Hfl = S x L
2
3
2
(
(

=
R
nxv
S
L
dimana : R =
h w
h w
P
A
2
.
+
= 53 , 0
) 5 , 1 ( 2 63 , 1
5 , 1 . 63 , 1
=
+
= m
7
2
3
2
10 72 , 4
53 , 0
03 , 0 015 , 0

=
(
(

=
x
S
Hfl = S x L =
7
10 72 , 4

x 3,8 = 1,79 x 10
-6
m
Hfl total = n x Hfl = 14 x 1,79 x 10
-6
= 2,51 x 10
-5
m
g. Headloss tiap belokan (Hfb)
Hfb =
xg
kxv
b
2
2
dimana : k belokan = 2
Hfb =
4
2
10 52 , 6
81 , 9 2
08 , 0 2

= x
x
x
m
Hfb total = n x Hfb = 14 x 6,52 x 10
-4
= 9,13 x 10
-3
m
h. Total headloss pada kompartemen III
Hf total = Hfl total + Hfb total
= 2,51 x 10
-5
+ 9,13 x 10
-3

= 9,16 x 10
-3
m

SALURAN OUTLET
Saluran outlet direncanakan sama dengan saluran inlet pada bangunan slow mix. Dimensi saluran outlet
adalah sebagai berikut :
Panjang (L) = 5 m
Lebar (b) = 0,4 m
Kedalaman (y) = 0,8 m
Free board = 0,3 m
Headloss (Hf) = 0,0025 m

Anda mungkin juga menyukai