Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN

A. STANDARISASI, PERATURAN, LMK dan SII

1. Standarisasi
Standarisasi merupakan penentuan ukuran yang harus diikuti dalam memproduksikan
sesuatu, sedang pembuatan banyaknya macam ukuran barang yang akan diproduksikan
merupakan usaha simplifikasi. Standardisasi adalah proses pembentukan standar teknis , yang
bisa menjadi standar spesifikasi , standar cara uji , standar definisi , prosedur standar (atau
praktik).

Standarisasi di Indonesia ditetapkan dan dipublikasikan oleh suatu Badan, yaitu Badan
Standardisasi Nasional (BSN). Badan Standardisasi Nasional dibentuk sejak tahun 1997. BSN
menetapkan dan mempublikasikan standarisasi yang disebut Standar Nasional Indonesia
(SNI). Selain itu terdapat juag standar yang ditetapkan dan dipublikasikan oleh lembaga
tertentu, standar itu antara lain :

a. SPLN (Standar Perusahaan Listrik Negara)


b. LMK (Lembaga Masalah Ketenagaan)
c. SII (Standar Industri Indonesia)

Standarisasi Pada Instalasi Listrik

a. Defenisi Instalasi Listrik


Instalasi listrik adalah susunan perlengkapan listrik yang berhubungan yang satu dengan
yang lain, serta memiliki ciri terkoordinasi, untuk memenuhi satu atau sejumlah tujuan
tertentu.
b. Tujuan Standarisasi
Tujuan standarisasi iala untuk keseragaman, antara lain mengenai:
a. Ukuran, bentuk dan mutu barang.
b. Cara menggambar dan cara kerja.

Dengan makin rumitnya konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis yang
dihasilkan, standarisasi menjadi suatu keharusan. Standarisasi membatasi jumlah jenis bahan
dan barang, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan juga mengurangi
pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak.

1
Dengan terciptanya standarisasi, mesin-mesin dan alat-alat dapat dipergunakan secara
lebih baik dan efisien, sehingga dapat menurunkan harga pokok dan meningkatkan mutu.

Dua organisasi internasional yang bergerak dibidang standarisasi ialah:

a. Internasional Electrotechnical Commision (IEC) untuk bidang teknik listrik


b. Intenasional Organization for Standardization (ISO) untuk bidang-bidang lainnya

International Organization for Standardization adalah badan penetap standar internasional


yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara. Pada awalnya,
singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS, bukan ISO. Tetapi sekarang lebih sering
memakai singkatan ISO, karena dalam bahasa Yunani isos berarti sama (equal). Penggunaan
ini dapat dilihat pada kata isometrik atau isonomi.

Didirikan pada 23 Februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial dan


komersial dunia. ISO, yang merupakan lembaga nirlaba internasional, pada awalnya dibentuk
untuk membuat dan memperkenalkan standardisasi internasional untuk apa saja. Standar yang
sudah kita kenal antara lain standar jenis film fotografi, ukuran kartu telepon, kartu ATM
Bank, ukuran dan ketebalan kertas dan lainnya. Dalam menetapkan suatu standar tersebut
mereka mengundang wakil anggotanya dari 130 negara untuk duduk dalam Komite Teknis
(TC), Sub Komite (SC) dan Kelompok Kerja (WG).

Meski ISO adalah organisasi nonpemerintah, kemampuannya untuk menetapkan standar


yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar nasional membuatnya lebih
berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non-pemerintah lainnya, dan dalam prakteknya
ISO menjadi konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pihak-pihak pemerintah.
Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional dari setiap negara dan perusahaan-
perusahaan besar.ISO bekerja sama dengan Komisi Elektroteknik Internasional (IEC) yang
bertanggung jawab terhadap standardisasi peralatan elektronik.

Standarisasi di Indonesia ditetapkan dan dipublikasikan oleh suatu Badan, yaitu Badan
Standardisasi Nasional (BSN). Badan Standardisasi Nasional dibentuk sejak tahun 1997.

BSN menetapkan dan mempublikasikan standarisasi yang disebut Standar Nasional


Indonesia (SNI). Selain itu terdapat juag standar yang ditetapkan dan dipublikasikan oleh
lembaga tertentu, standar itu antara lain :

- SPLN (Standar Perusahaan Listrik Negara)

2
- LMK (Lembaga Masalah Ketenagaan)

- SII (Standar Industri Indonesia)

Di hampir semua negera juga mempunyai standarisasi yang menetapkan yang berlaku di
negara mereka masing-masing. Beberapa standarisasi yang terdapat di beberapa negara
ditunjukkan pada tabel berikut :

Singkatan
Kepanjangan Negara
Standar
JIS Japanese Industrial Standards Jepang
IS Indian standar India
CSA Canadian Standards Association Kanada
ANSI American National Standard Institute USA
BS British Standard Inggris/UK
VDE Verband Deutscher Electrotechniker Jerman
UTE Union Technique de Electricite Perancis
SEV Schweizerischer Elektrotechnischer Verein Swiss
OVE Osterreichisher Verband fur Electrotechnic Austria
NEN Nederlands Norm Belanda
NEMKO Norge Elektriske Materielkontrol Norwegia
NBN Norme Belge Belgia
KEMA Keuring van Electrotechnische Materialen Belanda
DEMKO Danmark Electriske Materialkontrol Denmark
CEI Comitato Elettrotecnico Italiano Italia
CENELEC Comite Elettrotecnico Italiano Eropa
UL Underwrites Laboratories, Inc USA
SAA Standards Association Australia Australia
NEC National Electric Code USA

2. Peraturan
a. Defenisi Peraturan
Secara umum, peraturan adalah suatu perjanjian yang telah dibuat untuk kepentingan
umum, tentang apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peraturan adalah ketentuan yang mengikat
warga kelompok masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan kendalikan tingkah laku
yang sesuai dan diterima, setiap warga masyarakat harus menaati aturan yang berlaku, atau
ukuran, kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai atau membandingkan sesuatu.

3
Pemasangan instalasi listrik terikat pada peraturan-peraturan. Tujuan peraturan- peraturan
ini adalah:

1. Pengamanan manusia dan barang.


2. Penyediaan tenaga listrik yang aman dan efisien.

Dapat diperkirakan bahwa kebanyakan orang tidak ahli di bidang listrik. Supaya listrik
dapat digunakan dengan seaman mungkin, maka syarat-syarat yang ditentukan dalam
peraturan sangat ketat.

Peraturan instalasi listrik terdapat dalam buku “Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000”
disingkat PUIL 2000. Buku ini diterbitkan oleh YAYASAN PUIL. Di samping PUIL 2000,
harus juga diperhatikan peraturan-peraturan lain yang ada hubungannya dengan instalasi
listrik, yaitu:

1. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, beserta Peraturan


Pelaksanaannya.
2. Undang-undang Nomor 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan.
3. Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Undang-undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
5. Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan
Tenaga
Listrik.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 1993 tentang Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga Listrik.
10. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 01.P/40/M.PE/1990 tentang Instalasi
Ketenagalistrikan.
11. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 02.P/0322/M.PE/1995 tentang
Standarisasi, Sertifikasi dan Akreditasi Dalam Lingkungan Peetambangan dan Energi.

4
b. Peraturan Umum Untuk Instalasi Cahaya dan Tenaga :

1. Semua alat hubung dan perlangkapan pembagi pesawat listrik, motor listrik, hantaran dari
alat-alat harus memenuhi peraturan dan pemeriksaan yang berlaku untuk itu.
2. Hal tersebut di atas tidak berlaku untuk tegangan yang lebih dari pada yang ditetapkan.
3. Tegangan untuk instalasi penerangan arus bolak-balik tidak boleh lebih tinggi dari 300 volt
terhadap tanah.
4. Instalasi harus terdiri dari paling sedikit dua golongan. Terkecuali jika instalasi tersebut tidak
lebih dari 6 titik hubung. Tiap golongan tidak lebih dari 12 titik hubung, untuk pemasangan
yang baru tidak lebih dari 10 titik. Ketentuan di atas tidak berlaku untuk penerangan reklame,
pesta dan yang bersifat istimewa seperti pada toko.
5. Setiap golongan penerangan, pembagian arusnya harus sama rata pada bagian fasenya.

3. LMK (Lembaga Masalah Ketenegaan)

Institusi ini berdiri tahun 1964 dengan nama Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK) di
bawah naungan Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL), dengan tugas
utama di bidang RDE (Research, Development & Engineering Services) sebagai
ketenagalistrikan dalam pencapaian sasaran penyediaan tenaga listrik yang cukup handal,
harga yang layak, dan mutu yang tinggi. Tahun 1983 LMK berubah nama menjadi Pusat
Penyelidikan Masalah Kelistrikan (PLN PPMK) dan pada Agustus 1995 menjadi PT PLN
(Persero) Jasa Teknik Kelistrikan (PLN JTK).

Karena bidang kerjanya PLN JTK semakin luas, maka untuk lebih mengefektifkan
kompetisi dan kompetensi, sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Nomor 308.K/010/
DIR/2003 tanggal 19 November 2003 telah dilakukan pemecahan organisasi PT PLN
(Persero) Jasa Teknik Kelistrikan menjadi 2 unit penunjang, yaitu PLN Jasa Sertifikasi dan
PLN Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan atau disingkat dengan nama PLN
LITBANG Ketenagalistrikan. Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT PLN
(Persero) Nomor : 017.K/DIR/2010 sebutannya berubah menjadi PLN Pusat Penelitian dan
Pengembangan Ketenagalistrikan dan dipimpin oleh seorang Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Ketenagalistrikan.

5
6
4. SII (Standar Industri Indonesia)

Semenjak tahun 1992 Standar Industri Indonesia (SII) telah diubah menjadi Standar
Nasional Indonesia (SNI) berdasarkan keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
tahun 1992. SNI untuk masalah kelistrikan atau instalasi listrik yaitu PUIL 2000.

B. SYARAT-SYARAT INSTALASI LISTRIK, TINGKAT KEBUTUHAN LISTRIK pada


KONSUMEN

Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini adalah untuk terselenggaranya
dengan baik instalasi listrik. Peraturan ini lebih diutamakan pada keselamatan manusia
terhadap bahaya sentuhan serta kejutan arus, keamanan instalasi listrik beserta
perlengkapannya dan keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.

1. Persyaratan Umum

Persyaratan ini berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaan,
pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun pengawasannya.

Persyaratan umum instalasi listrik ini tidak berlaku untuk :

a. Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan untuk
menyalurkan berita dan isyarat.
b. Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan
lain yang digerakkan secara mekanik.
c. Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang.
d. Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt dan dayanya
tidak melebihi 100 watt.

Syarat-Syarat Pemasangan Instalasi Listrik dan peraturan mengenai kelistrikan yang berlaku,
antara lain :

- Syarat ekonomis Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan
dari instalasi itu mulai dari perencanaan, pemasangan dan pemeliharaannya semurah
mungkin, kerugian daya listrik harus sekecil mungkin.
- Syarat keamanan Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan
timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa
manusia dan terjaminnya peralatan dan benda benda disekitarnya dari kerusakan akibat

7
dari adanya gangguan seperti : gangguan hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih dan
sebagainya.
- Syarat keandalan (kelangsungan kerja) Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada
konsumen harus terjamin secara baik. Jadi instalasi listrik harus direncana sedemikian
rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.

2. 4 Syarat Instalasi Listrik yang Baik


1. Mudah digunakan
Tujuan pemasangan instalasi listrik di sebuah rumah adalah agar listrik dapat
digunakan dengan mudah dan cepat. Pemilik tidak perlu bersusah payah menggunakan
listrik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti penerangan, memasak, atau menikmati
hiburan.

2. Andal
Dengan pemasangan yang baik dan benar, instalasi listrik dapat diandalkan dan
memberikan manfaat seperti tujuan penggunaannya. Jadi, kapan pun dibutuhkan, instalasi
listrik dalam bangunan rumah tersebut sudah siap digunakan dan berkinerja baik.

3. Aman
Pemilihan dan pemasangan bahan instalasi listrik yang baik dan benar dapat
menjamin keamanan instalasi dan perlengkapannya. Hal ini juga bertujuan untuk menjamin
keselamatan manusia, makhluk hidup lain, dan keamanan harta benda kita. Kesalahan
pemilihan dan pemasangan bahan instalasi listrik dapat mengakibatkan terjadinya
kebakaran.

4. Ramah lingkungan
Dengan pemasangan dan penggunaan energi listrik yang baik dan benar, kita turut
menjaga dan melindungi lingkungan sekitar. Pemanfaatan energi listrik dengan benar juga
menghemat penggunaan energi listrik, dan pada akhirnya mengurangi eksplorasi potensi
alam.

3. Tingkat Kebutuhan Listrik pada Konsumen


Energi listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia
baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial, maupun dalam kehidupan sehari-hari
rumah tangga. Energi listrik dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penerangan dan juga
proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan alat-alat atau mesin industri.

8
Mengingat begitu besar dan pentingnya manfaat energi listrik sedangkan sumber energi
pembangkit listrik terutama yang berasal dari sumberdaya tak terbarui ketersediaannya
semakin terbatas, maka untuk menjaga kelestarian sumber energi perlu diupayakan langkah
strategis yang dapat menunjang penyediaan energi listrik secara optimal dan terjangkau
(Sucianti, 2010).
Saat ini, ketersediaan sumber energi listrik tidak mampu memenuhi peningkatan
kebutuhan listrik di Indonesia. Krisis listrik terjadi karena pesatnya pertumbuhan permintaan
listrik tidak diimbangi penambahan jaringan distribusi dan pembangkit, sehingga
permintaan listrik perlu dikelola dengan baik (Alpen Street, 2012). Ini diperkuat oleh Prof.
Iwa Garniwa (2012) yang mengemukakan bahwa Indonesia tidak krisis energi, tetapi
kekurangan cadangan energi listrik.
Di Indonesia, kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh PLN sebagai pemegang hak
pengusahaan listrik (monopoli) (Basri dan Munandar, 2009). PLN melakukan
pengggolongan terhadap konsumennya berdasarkan besarnya tarif listrik yang dikenakan,
dalam penggolongan listrik untuk aktivitas sektor ekonomi dapat dibagi menjadi 4 (empat)
kelompok yaitu: 1) Rumah Tangga, 2) Usaha, 3) Industri dan 4) Pemerintahan/publik.
Rumah tangga adalah kelompok pelanggan yang menggunakan listrik sebagai salah satu
energi yang dipakai dalam memenuhi kebutuhannya. Kelompok usaha terdiri dari usaha
penginapan, rumah makan, perdagangan, jasa keuangan, jasa hiburan dan jasa sosial.
Kelompok industri berupa industri makan, tekstil, logam, permesinan dan industri lainnya.
Semua kelompok ini sebagai konsumen listrik, kebutuhannya terus meningkat (Setyawan,
2008).
Di Indonesia PT PLN (persero) merupakan perusahaan BUMN yang ditunjuk untuk
memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Indonesia. Produktivitas pelayanan merupakan
kemampuan sebuah perusahaan penghasil jasa dalam menggunakan input untuk
menyediakan jasa dengan memenuhi ekspektasi pelanggan. Dari definisi tersebut, posisi
kualitas dalam produktivitas pelayanan terletak pada sejauh mana kesesuaian ekspektasi
pelanggan terhadap kondisi nyata. Selain definisi yang disebutkan diatas produktivitas
pelayanan juga dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara kualitas dan kuantitas
output dengan kualitas input.

9
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam instalasi listrik ada standarisasi yang harus dipenuhi. Standardisasi adalah proses
pembentukan standar teknis , yang bisa menjadi standar spesifikasi , standar cara uji , standar
definisi , prosedur standar (atau praktik). Selain itu juga ada peraturan yang mengatur. Secara
umum, peraturan adalah suatu perjanjian yang telah dibuat untuk kepentingan umum, tentang
apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Peraturan instalasi listrik terdapat
dalam buku “Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000” disingkat PUIL 2000. Buku ini
diterbitkan oleh YAYASAN PUIL.
Ada 4 syarat instalasi yang baik yaitu: 1) Mudah digunakan, 2) Andal, 3) Aman 4)Ramah
lingkungan. Energi listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan
manusia baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial, maupun dalam kehidupan sehari-
hari rumah tangga. PLN melakukan pengggolongan terhadap konsumennya berdasarkan
besarnya tarif listrik yang dikenakan, dalam penggolongan listrik untuk aktivitas sektor
ekonomi dapat dibagi menjadi 4 (empat) kelompok yaitu: 1) Rumah Tangga, 2) Usaha, 3)
Industri dan 4) Pemerintahan/publik.

10
DAFTAR PUSTKA

Panitia Revisi PUIL, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) SNI 04-0225-
2000, Yayasan PUIL, Jakarta, 2000.

Sugandi, Ir. Imam. Dkk, Panduan Instalasi Listrik untuk Rumah Berdasarkan PUIL
2000;YARSA Printing, Jakarta,2001

http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2559/Bab%201.pdf?
sequence=3. Diakses pukul 14.32 (8-11-2014)

http://rohmatyusufmuliyana.wordpress.com/elektro/dasar-%E2%80%93-dasar-instalasi-
listrik/. Diakses pukul 19.45 (10-11-2014)

http://www.elektroindonesia.com/elektro/utama14b.html. Diakses pukul 14.32 (8-11-2014)

http://www.pln.co.id/puslitbang/?p=325. Diakses pukul 21.10 (10-11-2014)

11

Anda mungkin juga menyukai