Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL

TES PENGUKURAN DAN EVALUASI

FUNGSI DAN KRITERIA MEMILIH TES PENGUKURAN DAN EVALUASI YANG


BAIK

DOSEN PENGAMPUH:

Drs. BESSY SITORUS PANE, M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK: 1

HENDRY APRIANTO 6203121008

RAHMADANI FITRI OCE 6201121016

FEBRIADY LUMBANTORUAN 6203121069

FAISAL PANJAITAN 6203321038

DANIEL ANSORI NABABAN 6203121003

BATANGARI SOADUAN SIREGAR 6203121095

AFRINDO M. HUTAGAOL 6202421007

PKO E 2020

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
ARTIKEL TES PENGUKURAN

A. Pengertian Tes

Beberapa pendapat mengenai definisi tes. Menurut Webster’s Collegiate, tes adalah serangkaian
pernyataan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 1988:29). Cronbach mendefinisikan tes sebagai tes sebagai “ a systematic procedure
for observing a person’s behavior and describing it with the aid of a numerical scale or category
system” (Azwar, 1997:3). Dari batasan tersebut dapat diambil kesimpulan. Pertama, tes
merupakan prosedur sistematis. Butir-butir tes disusun menurut cara dan aturan tertentu,
prosedur administrasi dan pemberi angka (scoring) harus jelas dan spesifik, dan setiap
mahasiswa yang mengambil tes mendapat butir-butir yang sama dan dalam kondisi yang
sebanding. Kedua, tes berisi sampel perilaku. Populasi butir tes yang biasa dibuat dari suatu
materi tidak terhingga jumlahnya. Keseluruhan butir itu mustahil dapat seluruhnya tercakup
dalam tes. Kelayakan tes terlebih tergantung kepada sejauh mana butir-butir di dalam tes
mewakili secara representative kawasan (domain) perilaku yang diukur. Ketiga, tes mengukur
perilaku. Butir-butir tes menghendaki mahasiswa agar menunjukan apa yang diketahui atau apa
yang dipelajari mahasiswa dengan cara menjawab butir-butir atau mengerjakan tugas yang
dikehendaki oleh tes. Respons mahasiswa atau tes merupakan perilaku yang ingin diketahui dari
penyelenggara tes. Kesimpulannya bahwa tes adalah sekumpulan butir yang merupakan sampel
dari populasi butir yang mengukur perilaku tertentu baik berupa keterampilan, pengetahuan,
kecerdasan, bakat dan sebagainya dimana dalam penyelenggaranya mahasiswa didorong untuk
memberikan penampilan maksimalnya.

B. Kriteria dan Penilaian

Hasil pengukuran baru mempunyai makna dan dapat dilakukan untuk mengambil keputusan
setelah dibandingkan dengan kriteria tertentu. Interpretasi terhadap hasil pengukuran hanya dapat
bersifat evaluatif apabila dibandingkan pada suatu norma atau kriteria (azwar, 2001:6).

Kriteria diperlukan untuk menjadi penentu agar hasil pengukuran berarti. Misalnya lima orang
mahasiswa diukur hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika dan memberikan hasil
pengukuran sebagai berikut:5, 10, 7, 4 dan 6. Hasil pengukuran itu belum mempunyai makna
dan keputusan belum dapat dibuat. Hasil pengukuran itu baru dapat digunakan untuk mengambil
keputusan setelah dibandingkan dengan kriteria tertentu. Sebagai sebuah contoh kriterianya
adalah “mahasiswa hanya dapat dinyatakan lulus apabila memperoleh skor hasil pengukuran
minimal 6. Atas dasar kriteria itu keputusan evaluasi dapat dibuat sebagai berikut :

Mahasiswa Skor Hasil Belajar Keputusan

1 4 Tidak Lulus

2 9 Lulus

3 8 Lulus

4 5 Tidak Lulus

5 7 Lulus

6 6 Lulus
Kegiatan apapun yang dilakukan, jika ingin memperoleh informasi mengenai kinerja nya maka
perlu dilakukan penilaian(evaluasi). Penilaian (evaluasi) selalu menyangkut pemeriksaan tujuan
yang ditetapkan. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil dari proses
kegiatan dapat mencapai tujuannya. Tujuan dibentuk dari keseluruhan proses kegiatan yang
melibatkan komponen-komponen kegiatan. Evaluasi dapat dilakukan atas hasil atau proses.
Dalam evaluasi hasil, pemeriksaan dilakukan atas hasil saja dengan melihat pencapaian tujuan
pada hasil kegiatan. Sedang dalam evaluasi proses, evaluasi dilakukan atas seluruh komponen
dan proses yang terlibat menghasilkan hasil kegiatan. Evaluasi hasil dan proses juga dilakukan
dalam program pengajaran. Dalam evaluasi hasil, pemeriksaan dilakukan atas seluruh komponen
dan proses pembelajaran sehingga mencapai hasil belajar tertentu. Pada bahasan ini, evaluasi
lebih difokuskan pada hasil, khususnya hasil belajar. Evaluasi dilakukan dengan melihat sejauh
mana hasil belajar mahasiswa sudah mencapai tujuannya.

C. Fungsi

Evaluasi dalam pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi penempatan, seleksi
diagnostik dan pengukuran keberhasilan.

1) Penempatan

Mahasiswa adalah pribadi dengan karakteristik yang unik dan khas. Keunikan dan kekhasan itu
dalam pembelajaran memerlukan layanan pendidikan yang berbeda. Pribadi yang unik dan khas
itu mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda dalam layanan pendidikan. Idealnya, karena setiap
mahasiswa memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda maka layanan pendidikan
seharusnya diberikan secara individual.

Pembelajaran individual membutuhkan dosen, sarana, fasilitas, buku tes, kurikulum, sistem
evaluasi, dan metode pembelajaran yang berbeda sehingga menjadi sangat mahal. Untuk
mengatasinya mahasiswa dikelompokan dalam satu kelas dengan karakteristik yang serupa dan
kebutuhan yang hampir sama. Pendidikan tidak dilakukan secara individu, tapi secara klasikal.
Mahasiswa dikelompokan ke dalam kelas-kelas sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya.

Penempatan mahasiswa ke dalam kelompok kelas itu dilakukan berdasarkan hasil pengukuran
menggunakan tes. Tes dalam keadaan ini mempunyai fungsi untuk menempatkan (placement
test). Penempatan dilakukan sesuai dengan kelas-kelas yang disediakan untuk layanan
pembelajaran. Misalnya di Sekolah Menengah Umum tes penempatan digunakan untuk
mengelompokan mahasiswa menurut jurusan IPA, IPS dan Bahasa. Tes penempatan di Sekolah
Menengah Ekonomi mahasiswa Akuntansi, Perkantoran dan perdagangan. Di Sekolah/Akademi
Teknik, tes penempatan diperlukan untuk menempatkan mahasiswa ke dalam kelas Otomotif,
Elektro, Bangunan, Mesin atau Mekatronika. Untuk keperluan pengelompokan-pengelompokan
itu tes berfungsi penempatan.

2) Seleksi

Seleksi Calon mahasiswa dilakukan untuk mendapatkan mahasiswa yang baik untuk diterima.
Mahasiswa yang baik dimaksudkan sebagai mahasiswa yang diprediksikan akan berhasil
mengikuti program pendidikan sekiranya diterima dan mengikuti program. Sebaliknya, seleksi
akan menolak mahasiswa yang diperkirakan akan gagal seandainya diberi kesempatan mengikuti
program. Tes dan beberapa alat pengukuran digunakan untuk mengambil keputusan tentang
orang yang akan diterima atau ditolak dalam proses seleksi. Untuk memutuskan penerimaan
penolakan harus digunakan tes yang tepat yaitu tes yang dapat meramalkan dengan keberhasilan
atau kegagalan seseorang dalam suatu kegiatan tertentu pada masa yang akan datang dengan
resiko yang terendah (Zainul dan Nasoetion, 1996:9).
Seleksi dikatakan efektif apabila: 1)mahasiswa yang diterima memang berhasil mengikuti
program, 2)mahasiswa yang ditolak ternyata memang gagal, (dengan mengikuti program serupa
di tempat lain). Sebaliknya, seleksi dikatakan tidak efektif apabila: 1)mahasiswa yang diterima
memang gagal mengikuti program, 2)mahasiswa yang ditolak ternyata berhasil mengikuti
program serupa di tempat lain. Seleksi itu dilakukan dengan melakukan pengukuran
menggunakan tes seleksi. Tes seleksi memberikan data yang diperlukan untuk membuat
keputusan tentang penerimaan atau penolakan calon mahasiswa.

3) Pengukuran Keberhasilan

Pada akhir prosa belajar mengajar, hasil yang dicapai mahasiswa dalam proses itu diukur
menggunakan tes untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Pengukuran hasil
dimaksudkan untuk melihat tingkat keberhasilan mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran dan
membuat keputusan evaluasi berdasarkan hasil pengukuran. Dalam fungsi ini, tes berfungsi
sebagai pengukur keberhasilan.

D. Rangkuman

Tes merupakan sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau sekumpulan tugas yang harus
dikerjakan oleh seseorang untuk dapat mengetahui atau mengungkapkan sejauh mana
penguasannya terhadap suatu bahan kajian. Evaluasi merupakan sebuah pengambilan keputusan
berdasarkan hasil pengukuran (pengumpulan data) dan kriteria nya. Oleh karenanya kegiatan
evaluasi harus didahului dengan kegiatan pengukuran dengan menggunakan instrumen
pengukuran yaitu tes. Dengan membandingkan hasil pengukuran dengan kriteria, keputusan
evaluasi dapat dibuat. Pengukuran dilakukan agar pengambilan keputusan evaluasi dapat dibuat.
Pengukuran dilakukan agar pengambilan keputusan evaluasi dapat berfungsi penempatan,
seleksi, diagnostik dan pengukuran keberhasilan. Berbagai pihak seperti dosen, pelatih,
mahasiswa, peserta pelatihan, institusi pendidikan/pelatihan, masyarakat dan pemerintah
memperoleh manfaat dari kegiatan evaluasi pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

https://lpm.amikompurwokerto.ac.id/tes-pengukuran-dan-evaluasi-dalam-pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai