Tugas Sim Kelompok PDF
Tugas Sim Kelompok PDF
PENERAPAN SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN PADA
FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah yang Maha Esa dan Maha
Kuasa karena atas ijin dan karunianya penyusunan Book Chapter ini dapat
diselesaikan. Pembuatan Book Chapter ini bertujuan untuk memberikan informasi
kepada civitas akademika dan masyarakat luas yang membutuhkan terkait
penerapan sistem informasi manajemen pada pelayanan kesehatan
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
PENULIS .......................................................................................................... 42
ii
BAB 1
Konsep dasar sistem dalam sistem informasi manajemen (SIM) pada fasilitas
pelayanan kesehatan melibatkan penggunaan teknologi informasi untuk
mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengolah data serta informasi yang
berkaitan dengan manajemen fasilitas kesehatan tersebut. Berikut ini adalah
penjelasan rinci mengenai konsep dasar sistem dalam sistem informasi
manajemen (SIM) yang dapat diterapkan dalam fasilitas pelayanan kesehatan:
1
5. Integrasi Sistem: Konsep dasar SIM juga melibatkan integrasi sistem. SIM
dapat terhubung dengan sistem lain dalam fasilitas kesehatan, seperti sistem
informasi laboratorium, sistem pencatatan medis elektronik, sistem keuangan,
dan sistem peralatan medis. Integrasi ini memungkinkan pertukaran data yang
lancar antara sistem-sistem tersebut dan memastikan keterkaitan informasi
yang komprehensif.
6. Penggunaan: SIM dirancang untuk digunakan oleh berbagai pengguna dalam
fasilitas pelayanan kesehatan. Dokter dapat mengakses data pasien dan
membuat catatan medis elektronik. Perawat dapat menggunakan SIM untuk
memonitor kondisi pasien, memberikan perawatan yang tepat, dan mencatat
intervensi yang dilakukan. Staf administrasi dapat memanfaatkan SIM untuk
mengatur jadwal, mengelola inventaris, dan melakukan tugas administratif
lainnya. Manajemen dapat menggunakan SIM untuk melacak kinerja
operasional, membuat keputusan strategis, dan merencanakan pengembangan
layanan kesehatan.
7. Manajemen Informasi Kesehatan: Konsep dasar SIM dalam fasilitas
pelayanan kesehatan melibatkan manajemen informasi kesehatan. Manajemen
informasi kesehatan melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian,
dan pengawasan informasi kesehatan dalam fasilitas pelayanan kesehatan.
Tujuannya adalah memastikan integritas, ketersediaan, dan kerahasiaan
informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan yang tepat dan
pengelolaan yang efisien.
8. Otomatisasi Proses: SIM dapat memungkinkan otomatisasi proses dalam
fasilitas pelayanan kesehatan. Proses seperti penjadwalan janji, pemberian
resep obat, pembayaran, dan pelaporan dapat diotomatiskan dengan
menggunakan SIM. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi operasional,
mengurangi kesalahan manusia, dan mempercepat layanan kepada pasien.
9. Keamanan dan Privasi: SIM harus menerapkan langkah-langkah keamanan
dan privasi yang ketat untuk melindungi informasi kesehatan pasien. Hal ini
melibatkan penggunaan protokol keamanan seperti enkripsi data, pengaturan
akses yang tepat, perlindungan terhadap serangan siber, dan kepatuhan
terhadap standar privasi kesehatan seperti Health Insurance Portability and
2
Accountability Act (HIPAA) di Amerika Serikat. Dalam menjalankan SIM,
penting untuk menjaga kerahasiaan dan integritas informasi kesehatan pasien.
10. Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem: SIM harus dikelola secara terus-
menerus dengan melakukan pengembangan dan pemeliharaan yang tepat.
Dalam perkembangan SIM, perubahan kebutuhan dan tuntutan teknologi
harus dipertimbangkan. Pemeliharaan sistem melibatkan pemantauan kinerja,
pembaruan perangkat lunak, perbaikan kesalahan, dan peningkatan
fungsionalitas sistem agar tetap optimal.
11. Pelatihan dan Dukungan Pengguna: Penting bagi fasilitas pelayanan kesehatan
untuk memberikan pelatihan dan dukungan kepada pengguna SIM. Pengguna
SIM, termasuk staf medis dan administratif, perlu memahami cara
menggunakan sistem secara efektif. Pelatihan yang baik dan dukungan teknis
yang memadai akan membantu pengguna memaksimalkan manfaat yang
diperoleh dari SIM dan memastikan penggunaan yang tepat.
Penerapan konsep dasar sistem dalam SIM pada fasilitas pelayanan kesehatan
memungkinkan pengumpulan, penyimpanan, pengelolaan, dan penggunaan
informasi yang efektif dan efisien. Dengan demikian, fasilitas pelayanan
kesehatan dapat meningkatkan kualitas pelayanan, pengambilan keputusan yang
tepat, serta efisiensi operasional.
3
BAB 2
Berikut ini adalah penjelasan rinci mengenai konsep dasar informasi dalam
sistem informasi manajemen (SIM) yang dapat diterapkan dalam fasilitas
pelayanan kesehatan. Konsep pertama yaitu Data dan Informasi. Data adalah
kumpulan fakta mentah atau detail yang belum memiliki makna yang jelas.
Sementara itu, informasi adalah hasil pengolahan data yang memiliki makna dan
relevansi bagi pengguna. Dalam SIM, data yang terkumpul dari berbagai sumber
digunakan untuk menghasilkan informasi yang berarti dan berguna. Informasi
dalam konteks fasilitas pelayanan kesehatan mencakup riwayat medis pasien,
diagnosis, hasil tes laboratorium, jadwal perawatan, resep obat, informasi
keuangan, dan sebagainya.
Konsep kedua yaitu Kualitas Informasi. Informasi yang dihasilkan oleh SIM
harus memiliki kualitas yang baik. Kualitas informasi meliputi keakuratan,
kebenaran, kecukupan, relevansi, dan ketepatan waktu. Informasi yang akurat dan
relevan sangat penting dalam pengambilan keputusan yang baik dan pemberian
pelayanan kesehatan yang efektif. SIM harus memastikan bahwa data yang
dikumpulkan dan informasi yang dihasilkan telah melalui proses validasi,
verifikasi, dan pemrosesan yang tepat.
4
Konsep ketiga yaitu Pengolahan Informasi. SIM melibatkan pengolahan data
menjadi informasi yang berguna. Proses pengolahan informasi melibatkan
pemrosesan, analisis, dan transformasi data menjadi bentuk yang lebih bermakna.
Dalam konteks fasilitas pelayanan kesehatan, pengolahan informasi dapat
mencakup penggunaan algoritma untuk mendukung diagnosis, analisis data
epidemiologi, pemodelan prediktif, dan penilaian kualitas pelayanan.
Konsep kelima yaitu Akses dan Berbagi Informasi. SIM harus memungkinkan
akses yang tepat dan berbagi informasi yang efektif antara pengguna yang
berwenang. Dalam fasilitas pelayanan kesehatan, dokter, perawat, staf
administrasi, dan manajemen memerlukan akses terhadap informasi yang relevan
dengan peran dan tanggung jawab mereka. SIM harus memastikan bahwa
informasi dapat diakses dengan cepat dan aman, dan bahwa kebijakan privasi dan
kerahasiaan pasien dijaga dengan ketat.
Konsep ketujuh yaitu Analisis dan Pelaporan. Informasi yang dihasilkan oleh
SIM dapat dianalisis dan dilaporkan untuk mendukung pengambilan keputusan
dan pemantauan kinerja. Melalui analisis data, fasilitas pelayanan kesehatan dapat
mengidentifikasi tren, pola, dan insight yang penting dalam perawatan pasien,
5
pengelolaan inventaris, penggunaan sumber daya, dan kualitas pelayanan.
Pelaporan yang tepat waktu dan akurat memungkinkan manajemen dan tim medis
untuk memantau kinerja, mengidentifikasi area perbaikan, dan mengambil
tindakan yang diperlukan.
6
BAB 3
7
Konsep ketiga yaitu Penyimpanan dan Manajemen Informasi. Sistem
informasi dalam SIM menyediakan infrastruktur untuk penyimpanan dan
manajemen informasi. Ini melibatkan penggunaan basis data yang aman dan
efisien untuk menyimpan dan mengelola informasi pasien, data administratif, dan
informasi lainnya yang diperlukan dalam operasional fasilitas pelayanan
kesehatan. Sistem penyimpanan harus memperhatikan kebutuhan privasi dan
keamanan data pasien, serta mematuhi persyaratan regulasi yang berlaku.
Konsep keempat yaitu Integrasi Sistem. Sistem informasi dalam SIM dapat
diintegrasikan dengan sistem lain dalam fasilitas pelayanan kesehatan, seperti
EMR, sistem keuangan, sistem laboratorium, atau sistem pencitraan medis.
Integrasi sistem memungkinkan pertukaran informasi yang lancar antara sistem-
sistem tersebut, menghindari duplikasi data, dan memastikan konsistensi
informasi di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini membantu dalam
koordinasi perawatan pasien, pemantauan hasil tes, pencatatan biaya, dan analisis
data lintas sistem.
8
Konsep ketujuh yaitu Monitoring dan Pelaporan. Sistem informasi dalam SIM
memungkinkan monitoring dan pelaporan yang efektif terhadap berbagai aspek
kinerja fasilitas pelayanan kesehatan. Data yang dikumpulkan dan diolah dapat
digunakan untuk menghasilkan laporan yang memberikan wawasan tentang
efisiensi operasional, kualitas pelayanan, penggunaan sumber daya, dan
pencapaian tujuan. Monitoring dan pelaporan yang baik membantu manajemen
dalam mengidentifikasi masalah, mengukur kemajuan, dan mengambil tindakan
yang diperlukan untuk peningkatan.
9
BAB 4
10
memastikan efisiensi, kerja sama, dan koordinasi yang baik dalam pengelolaan
sistem informasi.
11
penentuan jadwal, alokasi sumber daya, manajemen risiko, dan koordinasi tim
proyek untuk mencapai hasil yang diharapkan.
12
BAB 5
Konsep ketiga yaitu Integrasi dan Konsolidasi Informasi. Konsep dasar SIM
juga melibatkan integrasi dan konsolidasi informasi dari berbagai sistem dan
sumber data yang ada. Ini berarti bahwa sistem informasi harus mampu
menghubungkan dan mengintegrasikan data dari berbagai departemen atau unit
pelayanan, seperti laboratorium, radiologi, farmasi, dan administrasi. Integrasi
informasi ini memungkinkan pihak terkait untuk mendapatkan gambaran yang
lengkap dan terpadu tentang pasien serta memudahkan koordinasi dan kolaborasi
antara tim pelayanan kesehatan.
13
dapat mengatur struktur data, mengelola akses data, dan melindungi keamanan
informasi. Manajemen data juga mencakup pemeliharaan data yang berkualitas,
termasuk validitas, integritas, dan konsistensi data.
Konsep kelima yaitu Akses dan Berbagi Informasi. Konsep dasar SIM dalam
fasilitas pelayanan kesehatan mencakup akses dan berbagi informasi yang efektif
antara pengguna yang berwenang. Hal ini memastikan bahwa informasi yang
relevan tersedia ketika dibutuhkan, baik dalam proses pengambilan keputusan
maupun pelayanan langsung kepada pasien. Sistem informasi harus menyediakan
mekanisme yang memadai untuk mengontrol akses informasi, seperti hak akses
yang ditentukan oleh peran dan tanggung jawab pengguna.
Konsep keenam yaitu Analisis dan Pelaporan. SIM juga harus dapat
melakukan analisis data dan menyajikan informasi dalam bentuk yang bermanfaat
untuk pengambilan keputusan dan pelaporan. Ini melibatkan penggunaan alat
analisis yang sesuai untuk mengidentifikasi pola, tren, dan hubungan dalam data
kesehatan. Analisis ini dapat membantu dalam pemantauan kinerja, evaluasi
kebijakan, peningkatan kualitas layanan, serta pengambilan keputusan
strategis.Selain itu, SIM juga harus mampu menghasilkan laporan yang relevan
dan mudah dipahami. Laporan ini dapat berupa laporan keuangan, laporan
operasional, laporan klinis, dan laporan kinerja yang disesuaikan dengan
kebutuhan manajemen dan kebutuhan pelaporan eksternal. Laporan yang baik
akan menyajikan informasi yang relevan, akurat, dan mudah diinterpretasikan,
sehingga dapat digunakan untuk evaluasi dan pengambilan keputusan yang
efektif.
14
Konsep kedelapan yaitu Pemantauan dan Evaluasi. Pemantauan dan evaluasi
terus-menerus merupakan konsep penting dalam SIM. Ini melibatkan pemantauan
kinerja sistem informasi, termasuk ketersediaan, kecepatan, dan keandalannya.
Evaluasi juga dilakukan untuk memastikan bahwa sistem informasi memenuhi
tujuan yang telah ditetapkan, serta untuk mengidentifikasi kelemahan dan peluang
perbaikan. Pemantauan dan evaluasi yang teratur akan memastikan bahwa SIM
tetap efektif, relevan, dan dapat mengikuti perkembangan teknologi dan
kebutuhan pelayanan kesehatan.
15
BAB 6
Konsep ketiga yaitu Penyimpanan dan Manajemen Data. SIM harus mampu
menyimpan dan mengelola data dengan efektif. Data pasien, rekam medis, dan
16
informasi lainnya perlu disimpan secara aman, terstruktur, dan mudah diakses.
Penggunaan basis data atau sistem manajemen basis data (DBMS) memungkinkan
penyimpanan yang terorganisir dan pemrosesan data yang efisien. Manajemen
data melibatkan pemeliharaan integritas data, pembaruan berkala, pemulihan
bencana, dan pemantauan keamanan data untuk melindungi privasi dan
kerahasiaan informasi pasien.
17
pasien, rekam medis, atau informasi penting lainnya dengan cepat dan efisien,
bahkan saat sedang berada di luar fasilitas pelayanan kesehatan.
18
BAB 7
Komponen ini mencakup semua perangkat fisik yang digunakan dalam SIM,
seperti komputer, server, perangkat jaringan, printer, dan perangkat
penyimpanan data. Perangkat keras tersebut diperlukan untuk menjalankan
aplikasi SIM, menyimpan dan mengelola data, serta memfasilitasi komunikasi
dan aksesibilitas informasi.
Komponen ini mencakup program dan aplikasi yang digunakan dalam SIM.
Software SIM dapat mencakup aplikasi manajemen rekam medis, sistem
pendaftaran pasien, sistem manajemen inventaris, sistem keuangan, alat
analisis data, dan berbagai aplikasi lainnya yang mendukung operasional dan
manajemen pelayanan kesehatan. Software ini dirancang untuk mengelola
data, menyajikan informasi, dan mendukung pengambilan keputusan.
19
3. Data.
Komponen ini merupakan inti dari SIM dalam fasilitas pelayanan kesehatan.
Data yang terkait dengan pelayanan kesehatan, seperti data pasien, rekam
medis, data klinis, data administratif, dan data keuangan, harus dikumpulkan,
disimpan, dan dikelola dengan baik. Data ini menjadi dasar bagi pengambilan
keputusan, analisis, pelaporan, dan evaluasi kinerja. Pengelolaan data
melibatkan pemeliharaan integritas data, keamanan, backup, pemulihan data,
serta kebijakan dan prosedur yang jelas terkait dengan penggunaan dan akses
data.
4. Proses Bisnis.
6. Jaringan.
20
antara berbagai unit atau departemen dalam fasilitas pelayanan kesehatan. Hal
ini melibatkan pengaturan jaringan lokal (LAN) di dalam fasilitas dan koneksi
jaringan luas (WAN) untuk menghubungkan fasilitas yang terpisah geografis.
Jaringan juga dapat mencakup infrastruktur nirkabel (Wi-Fi) yang
memungkinkan akses data secara mobile di seluruh area fasilitas.
21
BAB 8
Penggunaan RME adalah salah satu aspek utama dalam SIM di fasilitas
pelayanan kesehatan. RME menggantikan rekam medis tradisional yang
berbasis kertas dengan format digital yang memungkinkan pengumpulan,
penyimpanan, dan akses data pasien secara elektronik. RME menyediakan
akses cepat dan mudah ke riwayat medis pasien, diagnosis, resep, hasil
laboratorium, dan catatan lainnya. Ini membantu tenaga medis untuk
memberikan pelayanan yang lebih efisien, meningkatkan koordinasi
perawatan, dan mengurangi risiko kesalahan dalam pengelolaan data pasien.
22
intelligence) juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola, tren, dan
risiko kesehatan yang mungkin terlewatkan secara manual.
5. Telemedicine.
23
Sistem informasi manajemen dalam fasilitas pelayanan kesehatan juga
mencakup komponen keuangan. Sistem manajemen keuangan membantu
mengelola aspek keuangan, seperti pembayaran pasien, penagihan asuransi,
pembelian dan pengeluaran, manajemen keuangan, dan pelaporan keuangan.
Teknologi informasi memungkinkan penggunaan sistem yang terintegrasi
untuk mengotomatisasi proses keuangan, menghasilkan laporan keuangan
yang akurat, dan memastikan transparansi dan kepatuhan terhadap regulasi
keuangan.
24
BAB 9
Etika memerlukan penggunaan data SIM sesuai dengan kebijakan akses dan
penggunaan yang telah ditetapkan. Pengguna SIM harus mematuhi aturan dan
batasan yang ditetapkan terkait akses dan penggunaan data. Ini meliputi
penggunaan data hanya untuk tujuan medis atau administratif yang sah,
25
menghindari penyalahgunaan data, dan mematuhi prosedur yang ditetapkan
untuk mengamankan dan melindungi data pasien.
3. Keamanan Sistem.
4. Integritas Data.
Etika memerlukan integritas data yang tinggi dalam SIM. Pengguna SIM
harus memastikan bahwa data yang dimasukkan atau diolah dalam sistem
adalah akurat, lengkap, dan terpercaya. Ini melibatkan pencegahan
penyalahgunaan data, penghindaran manipulasi data yang tidak etis, serta
pemantauan dan pemeriksaan data secara berkala untuk memastikan
integritasnya.
26
pemahaman tentang privasi dan kerahasiaan data, kebijakan akses dan
penggunaan, tindakan keamanan yang tepat, dan praktik terbaik dalam
pengelolaan data pasien. Dengan pelatihan yang memadai, pengguna SIM
akan dapat mengenali situasi yang melibatkan pertimbangan etika dan
membuat keputusan yang tepat berdasarkan nilai-nilai etis yang berlaku.
7. Etika Profesional.
27
BAB 10
28
internal hanya kepada pengguna yang diotorisasi, menjaga keamanan data, dan
mencegah serangan dari luar.
Enkripsi data merupakan metode untuk melindungi data medis yang sensitif
selama proses penyimpanan dan pengiriman. Dalam SIM pada fasilitas pelayanan
kesehatan, data pasien harus dienkripsi agar tidak dapat diakses oleh pihak yang
tidak berwenang. Enkripsi data dapat diterapkan pada berbagai tingkatan, baik
pada tingkat perangkat keras maupun perangkat lunak, untuk memastikan bahwa
informasi hanya dapat dibaca oleh pihak yang berwenang dengan kunci enkripsi
yang tepat.
29
Keamanan TI juga melibatkan implementasi sistem backup dan pemulihan
data yang efektif. Backup rutin harus dilakukan untuk mengamankan salinan data
pasien yang penting. Selain itu, perlu ada rencana pemulihan bencana yang
terperinci untuk menghadapi situasi darurat seperti kegagalan sistem, serangan
siber, atau bencana alam. Dengan melakukan backup dan pemulihan data yang
teratur, fasilitas pelayanan kesehatan dapat memastikan ketersediaan data yang
kritis dalam situasi yang tidak terduga.
30
BAB 11
1. Identifikasi Kebutuhan.
31
Setelah kebutuhan diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah memodelkan
proses bisnis yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan. Ini melibatkan
pemahaman mendalam tentang alur kerja, langkah-langkah yang dilakukan,
interaksi antar unit atau departemen, dan aliran informasi. Pemodelan proses
bisnis membantu dalam mengidentifikasi area-area yang membutuhkan
perbaikan atau otomatisasi melalui penggunaan SIM.
Tahap selanjutnya adalah evaluasi sistem informasi yang sudah ada di fasilitas
pelayanan kesehatan. Ini mencakup menganalisis kehandalan, kegunaan,
efisiensi, dan kecukupan sistem informasi yang sedang digunakan. Evaluasi
sistem informasi akan mengidentifikasi kelemahan atau kekurangan yang ada
dan memberikan dasar untuk perbaikan atau penggantian sistem yang lebih
baik.
Berdasarkan hasil evaluasi sistem informasi yang ada dan pemodelan proses
bisnis, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi kebutuhan sistem
informasi baru. Ini melibatkan merumuskan persyaratan fungsional dan non-
fungsional yang harus dipenuhi oleh sistem informasi yang diinginkan.
Persyaratan ini mencakup fungsi, fitur, performa, keamanan, dan integrasi
dengan sistem lain yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan.
32
dan mengembangkan sistem informasi sesuai dengan kebutuhan yang telah
diidentifikasi. Tim pengembangan akan membuat desain sistem, mengkodekan
perangkat lunak, mengintegrasikan sistem dengan infrastruktur TI yang ada,
serta melakukan uji coba dan validasi sistem sebelum diimplementasikan.
Implementasi sistem mencakup penginstalan perangkat lunak, migrasi data,
pelatihan pengguna, dan pengujian yang komprehensif.
33
BAB 12
1. Pendekatan Struktural.
2. Pendekatan Fungsional.
34
memahami bagaimana pekerjaan dilakukan di dalam sistem, bagaimana
informasi dikumpulkan, diproses, dan digunakan dalam setiap aktivitas, serta
bagaimana aliran informasi antar aktivitas terjadi. Analisis fungsional dapat
dilakukan dengan menggunakan diagram alir proses (flowchart) dan
pemodelan proses bisnis.
3. Pendekatan Perilaku.
4. Pendekatan Kontekstual.
35
BAB 13
2. Metode Prototype.
Metode ini melibatkan pembuatan prototipe atau model awal dari sistem yang
akan dikembangkan. Prototipe digunakan untuk memahami kebutuhan
36
pengguna, mengumpulkan umpan balik, dan merancang solusi yang sesuai.
Metode ini memungkinkan iterasi dan perubahan berulang dalam
pengembangan sistem berdasarkan umpan balik pengguna. Ini sangat berguna
ketika kebutuhan sistem belum sepenuhnya jelas atau saat ada perubahan yang
mungkin terjadi dalam proses pengembangan.
3. Metode Spiral.
4. Metode Agile.
37
1. Identifikasi Kebutuhan: Langkah pertama adalah mengidentifikasi kebutuhan
sistem informasi manajemen. Hal ini melibatkan pengumpulan informasi
tentang proses bisnis yang ada, kebutuhan pengguna, tantangan yang dihadapi,
dan tujuan yang ingin dicapai dengan sistem baru. Langkah ini juga
melibatkan analisis kebutuhan pengguna, pemahaman tentang regulasi
kesehatan yang berlaku, dan penentuan tujuan jangka pendek dan jangka
panjang.
2. Perencanaan: Setelah kebutuhan teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah
merencanakan pengembangan sistem informasi. Ini mencakup penentuan
anggaran, alokasi sumber daya, jadwal proyek, dan pembentukan tim
pengembang. Selain itu, perencanaan juga melibatkan penentuan ruang
lingkup proyek, identifikasi risiko, dan penentuan metode pengembangan
yang akan digunakan.
3. Analisis Sistem: Langkah ini melibatkan analisis menyeluruh tentang sistem
yang ada dan proses bisnis yang terlibat. Analisis sistem membantu
mengidentifikasi kelemahan dan peluang dalam sistem yang ada, serta
memahami bagaimana informasi mengalir di dalam organisasi. Analisis ini
melibatkan pengumpulan dan pemodelan data, identifikasi kebutuhan data,
dan pemetaan alur informasi.
38
BAB 14
1. Pengidentifikasian Kebutuhan.
39
risiko potensial dan pengembangan strategi mitigasi yang tepat. Dengan
perencanaan yang baik, proyek pengembangan sistem akan lebih terarah dan
dapat menghindari masalah yang tidak diinginkan di kemudian hari.
40
perencanaan yang matang, pemilihan waktu yang tepat, migrasi data yang
akurat, pelatihan pengguna, dan dukungan teknis yang memadai. Selain itu,
pemantauan dan evaluasi harus dilakukan selama tahap implementasi untuk
mengidentifikasi masalah dan melakukan perbaikan yang diperlukan.
Implementasi yang terarah akan meminimalkan gangguan operasional dan
memastikan adopsi yang sukses oleh pengguna.
7. Pengelolaan Perubahan.
41
PENULIS
42