Anda di halaman 1dari 114

JADWAL PENELITIAN

KARYA TULIS ILMIAH


PENERAPAN HYDROTERAPI SITZ BATH AIR SITZ
PENERAPAN HYDROTERAPI HANGAT
BATH AIR HANGAT UN
UNTUK MENGURANGI NYERI LUKA PERINEUM
PADA IBU POSTPARTUM SPONTAN
NYERI LUKA
DI PUSKESMAS PERINEUM PADA IBU POSTPARTUM
ROWOKELE
TAHUN 2017
DI PUSKESMAS ROWOKELE TAHUN 2017

1 1 2 7 2 1 0 1 1 5 1 1

Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan


No Diploma III Kebidanan
Keterangan Januari Feruari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
1 Literatur review XXX 4
Ny. I 12 1Konsultasi
1 1 proposal
1 KTI
5 X 1 X
1 XX 0 1 1 1 0
3 Ujian proposal KTI X
4 Konsultasi Proposal Ulang XXX
7 Acc proposal KTI X

12 Acc KTI
13 Pengumpulan KTI

Disusun oleh:

Diansari Putri Utami


NIM : B1401141

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2017
KARYA TULIS ILMIAH
PENERAPAN HYDROTERAPI SITZ BATH AIR HANGAT
UNTUK MENGURANGI NYERI LUKA PERINEUM
PADA IBU POSTPARTUM SPONTAN
DI PUSKESMAS ROWOKELE
TAHUN 2017

Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan


Diploma III Kebidanan

Disusun oleh:

Diansari Putri Utami


NIM : B1401141

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2017

i
ii
iii
iv
KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN HYDROTERAPI SITZ BATH AIR HANGAT


UNTUK MENGURANGI NYERI LUKA PERINEUM
PADA IBU POSTPARTUM SPONTAN
DI PUSKESMAS ROWOKELE
TAHUN 2017 1
Diansari Putri Utami2, Eni Indrayani, S.SiT., M.P.H 3

INTISARI

Latar Belakang: Angka kejadian ruptur perineum di masyarakat Asia adalah


50% dari kejadian ruptur perineum di dunia. Mayoritas ibu postpartum dengan
ruptur perineum merasakan nyeri. Akibat dari nyeri tersebut dapat menimbulkan
beberapa gangguan sehingga memerlukan penanganan yang tepat. Penanganan
nyeri perineum secara nonfarmakologis adalah cara yang paling tepat.
Penanganan cara ini aman baik bagi ibu maupun bayi. Penangan tersebut adalah
hydroterapi sitz bath air hangat.
Tujuan: Untuk mengetahui penerapan hydroterapi sitz bath air hangat untuk
mengurangi nyeri perineum.
Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi
kasus. Dalam hal ini penulis menggambarkan fakta-fakta dari pengkajian yang
didapatkan dari wawancara dan observasi langsung. Studi kasus ini dilakukan
pada tanggal 30 Maret 2017 sampai dengan 22 April 2017.
Hasil: Rata-rata nyeri sebelum dilakukan hydroterapi sitz bath air hangat adalah
4,03 dan turun menjadi 2,7 setelah dilakukan hydroterapi sitz bath air hangat.
Selain itu, penurunan nyeri ini diperkuat dengan adanya penyembuhan perineum
dari hari ke hari.
Kesimpulan:Hydroterapi sitz bath air hangat efektif untuk mengurangi nyeri
perineum pada ibu postpartum.

Kata Kunci : Ruptur perineum, nyeri perineum, hydroterapi sitz


bath air hangat
Kepustakaan : 30 literatur (2007-2016)
Jumlah Halaman : xi + 71 + 8 lampiran
1
Judul
2
Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan
3
Dosen STIKes Muhammadiyah Gombong

v
SCIENTIFIC PAPER

THE APPLICATION OF WARM WATER SITZ BATH HYDROTHERAPY


TO REDUCE PERINEAL PAIN OF SPONTANEOUS POSTPARTUM
MOTHERS AT COMMUNITY HEALTH CENTRE OF ROWOKELE
20171
Diansari Putri Utami , Eni Indrayani, S.SiT.,M.P.H 3
2

ABSTRACT

Background: The rate of perineal rupture in Asiansociaty is 50% of the world


incidence. Most of postpartum mothers having perineal rupture feel the pain. This
pain can cause some disorders that require proper treatment. The best treatment of
perineal pain is non-pharmacological. It is safe for both the mother and the baby.
This treatment is warm water sitz bath hydroterapi.
Objective: To know the application of warm water sitz bath hydrotherapy to
reduce perineal pain.
Method: This study is analytical descriptive with case study approach. The writer
describes the facts of the assessment obtained from interviews and direct
observation. This case study was conducted on March 30, 2017 until April 22,
2017.
Result: The average pain before treatment of warm water Sitz bath hydrotherapy
is 4.03 and it decreased become 2.7 after the treatment. In addition, the decrease
of pain is strengthened by the perineal healing from day to day.
Conclusion:Warm water sitz bath hydrotherapy is effective to reduce perineal
pain of pospartum mothers.

Keywords : Perineal rupture, perineal pain, warm water Sitz bath


hydrotherapy
Literature : 30 references (2007-2016)
Pages : xi + 71pages + 8 appendices
1
Title
2
Student of Diploma III Program of Midwifery Dept
3
Lecturer of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puja dan puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini penulis tidak mengalami kendala yang berarti hingga
terselesaikannya karya tulis ilmiah yang penulis beri judul “Penerapan
Hydroterapi Sitz Bath Air Hangat untuk Mengurangi Nyeri Luka Perineum
pada Ibu Postpartum Spontan di Puskesmas Rowokele Tahun 2017”
Pada kesempatan ini, dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis
mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya dari hati yang
terdalam penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada:
1. Herniyatun,M.Kep.Sp.Mat., selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.
2. Eka Novyriana, S.ST.,M.P.H., selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKES
Muhammadiyah Gombong.
3. Eni Indrayani,S.Si.T.,M.P.H.,selaku Pembimbing Karya Tulis Ilmiah (KTI)
yang telah memberikan banyak masukan dan saran dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini.
4. Juni Sofiana, S.ST., M.Keb selaku Penguji I yang telah memberikan banyak
masukan dan saran dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
5. Adinda Putri Sari Dewi, S.ST., M.Keb selaku Penguji II yang telah memberikan
banyak masukan dan saran dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Penghargaan khusus kepada orangtua yang selalu memberikan support sehingga
penulis dapat meyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
6. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberi motivasi baik berupa pendapat
maupun hal-hal lainnya dalam rangka menyelesaikan pembuatan karya tulis
ilmiah ini.
7. Pihak-pihak terkait lainnya yang juga turut serta membantu penulis dalam
pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Penulis sangat menyadari tidak ada manusia yang sempurna dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini, apabila nantinya terdapat kekurangan dan
kesalahan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, saya selaku penulis sangat
berharap kepada seluruh pihak agar dapat memberikan kritik dan juga saran
seperlunya. Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat
dan bahan pembelajaran kepada kita semua.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Gombong, Juli 2017

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................iv
INTISARI ............................................................................................................... v
ABSTRAK..............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
C. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................. 7
A. Teori ............................................................................................................. 7
B. Kerangka Teori ........................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 38
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 38
B. Partisipan .................................................................................................... 39
C. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 41
D. Instrumen Penelitian ................................................................................... 41
BAB IV MANAJEMEN KASUS, HASIL, DAN PEMBAHASAN................... 51
A. Manajemen Kasus....................................................................................... 52
B. Hasil ............................................................................................................ 60
C. Pembahasan ................................................................................................ 64
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 70
A. Kesimpulan ................................................................................................ 70
B. Saran ........................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penilaian Penyembuhan Perineum Pascasalin .......................................... 21


Tabel 2. Instrumen Penelitian ................................................................................. 42
Tabel 3. Gambaran Nyeri Perineum pada Ibu Postpartum Spontan Sebelum
Diterapkan Hydroterapi Sitz Bath Air Hangat ......................................... 60
Tabel 4. Gambaran Nyeri Perineum pada Ibu Postpartum Spontan Setelah
Diterapkan Hydroterapi Sitz Bath Air Hangat ......................................... 62
Tabel 5. Gambaran Penyembuhan Luka Perineum................................................. 63
Tabel 6. Efektivitas Hydroterapi Sitz Bath Air Hangat untuk Mengurangi Nyeri
Perineum pada Ibu Postpartum Spontan ................................................... 63

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Derajat Laserasi Jalan Lahir.................................................................. 10


Gambar 2. Skala Intensitas Nyeri Deskriptif .......................................................... 28
Gambar 3. Skala Intensitas Nyeri Numerik ............................................................ 28
Gambar 4. Skala Nyeri Menurut Bourbanis ........................................................... 28
Gambar 5. Skala Nyeri Menurut Wong Baker Facial Gramace Scale .................... 29
Gambar 6. Kerangka Teori ..................................................................................... 37
Gambar 7. Penerapan Hydroterapi Sitz Bath .......................................................... 50
Gambar 8. Termometer untuk Mengukur Suhu Air................................................ 50

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian


Lampiran 2. Surat Permohonan dan Informed Consent
Lampiran 3. Standar Prosedur Operasional (SPO)
Lampiran 4. Lembar Biodata Partisipan
Lampiran 5. Lembar Observasi
Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil
Lampiran 7. Dokumentasi
Lampiran 8. Lembar Konsultasi

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ruptur perineum didefinisikan sebagai adanya robekan pada jalan

lahir maupun karena episotomi pada saat melahirkan janin. Perineum

merupakan bagian permukaan yang terletak antara vulva dan anus, panjang

rat-rata 4 cm. Perineum terdiri dari otot dan diafragma urogenitalis serta

diafragma pelvis (Saifuddin, 2010).

Menurut World Health Organization (WHO) hampir 90% proses

persalinan normal mengalami robekan di perineum baik dengan atau tanpa

episiotomi. Di dunia pada tahun 2009 terjadi 2,7 juta kasus robekan

(ruptur) perineum pada ibu bersalin. Angka ini diperkirakan meningkat

mencapai 6,3 juta pada tahun 2020, seiring kurangnya pengetahuan ibu

tentang perawatan mandiri ibu postpartum di rumah (Hilmy dalam Sayiner

2009)

Di Asia masalah robekan perineum cukup banyak dalam masyarakat,

50% dari kejadian robekan perineum di dunia terjadi di Asia. Prevalensi ibu

bersalin yang mengalami robekan perineum di Indonesia pada golongan umur

25-30 tahun yaitu 24%, dan pada ibu umur 32-39 tahun sebesar 62%

(Campion dalam Sayiner 2009).

1
2

Kejadian ruptur perineum baik spontan maupun karena episiotomi

dapat memberikan rasa ketidaknyamanan (nyeri) pada ibu pasca persalinan.

Ketidaknyamanan berupa nyeri yang dialami ibu postpartum dengan ruptur

perineum spontan tergantung dari derajat ruptur yang dialami. Ruptur derajat

satu yang hanya mengenai mukosa vagina jarang menimbulkan nyeri sedang

sampai berat, pada ibu dengan ruptur perineum derajat dua tentunya lebih

menimbulkan nyeri yang lebih berat. Pada ibu postpartum dengan ruptur

spontan derajat tiga dan empat terdapat keluhan nyeri yang berat, hal ini

karena adanya kerusakan jaringan yang lebih luas bahkan sampai mengenai

sphingter ani. Nyeri perineum derajat tiga dan empat diperburuk dengan

adanya gangguan buang air besar dan buang air kecil (Sayiner, 2009).

Menurut Puji (2009) dalam penelitian Rahayuningsih (2013) akibat

dari laserasi perineum yang terjadi pada ibu postpartum adalah adanya nyeri

perineum sebanyak 70,9%. Dampak dari nyeri perineum tersebut adalah

stress, traumatik, takut terluka, tidak nafsu makan, sulit tidur, dan depresi.

Bidan dituntut untuk berperan dalam pengendalian nyeri pada ibu

postpartum. Menurut Johnson dan Taylor (2007) dalam situasi klinis bidan

mengkaji nyeri untuk membuat diagnosis kebidanan. Bidan juga memfasilitasi

mekanisme koping pasien sendiri. Setelah melakukan intervensi, bidan

mengkaji ulang nyeri dan merencanakan terapi selanjutnya.

Berdasarkan data diatas, maka diperlukan adanya penanganan nyeri

ruptur perineum. Penangan nyeri dapat dilakukan secara farmakologis dan

nonfarmakologis. Penanganan nyeri secara farmakologis berisiko bagi bayi


3

karena masuk ke dalam peredaran darah yang terkumpul pada air susu ibu

(ASI). Sedangkan secara nonfarmakologis lebih aman diterapkan karena

mempunyai risiko yang lebih kecil, tidak menimbulkan efek samping serta

menggunakan proses fisiologis. Penangan nyeri secara farmakologis dapat

menggunakan analagesik lignocaine atau lidocaine. Selain itu, beberapa cara

untuk menangani nyeri secara nonfarmakologis yaitu dengan masase kulit,

stimulasi kontrolateral, pijat refleksi, dan distraksi (Tamsuri, 2007). Adapun

contoh terapi nonfarmakologis lain yaitu hydroterapy dengan Sitz Bath.

Sitz Bath merupakan rendam duduk yang berfungsi untuk

meningkatkan sirkulasi daerah lokal (daerah perendaman) yang dilakukan

pada bagian perineum dalam air hangat atau dingin. Terapi hangat

memberikan efek “crowding process” (proses pengacauan) pada sistem saraf

karena mengakibatkan rasa nyeri terhambat oleh sensasi suhu yang diterima

oleh nerve endings sehingga memberikan efek penekanan atau pengurangan

rasa nyeri (Hasmita, Roeshadi, dan Tala, 2011 disitasi dari Tintasia, Natosba,

dan Girsang, 2015).

Menurut Arovah (2010) dalam penelitian Tintasia et al (2015), tujuan

dari Sitz Bath dengan air dingin yaitu menurunkan suhu sedangkan inti dari

terapi dingin adalah menyerap kalori di area lokal cedera sehingga terjadi

penurunan suhu. Efek fisiologis terapi dingin terhadap tubuh yaitu

menyebabkan vasokontriksi daerah lokal sedangkan efek fisiologis tubuh

terhadap rendam dingin adalah menurunkan spasme otot sehingga

menyebabkan relaksasi otot, menurunkan persepsi nyeri dengan menurunkan


4

eksitabilitas akhiran saraf bebas sehingga menurunkan kepekaan terhadap

rangsangan nyeri.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Rowokele didapatkan hasil dari 23 jumlah persalinan pervaginam

selama bulan Januari sampai dengan Februari 2017, 11 diantaranya

mengalami ruptur perineum. Ini merupakan angka yang masih cukup tinggi.

Hasil wawancara dengan beberapa ibu postpartum, diperoleh data bahwa

klien mengalami ketidaknyamanan akibat nyeri di area jahitan. Kondisi

tersebut menyebabkan ibu sulit untuk berkemih, takut untuk melakukan

defekasi, takut untuk bergerak, serta mengalami insomnia. Selain itu,

mereka juga mengatakan takut dan tidak tahu cara melakukan perawatan

perineum dan membiarkan rasa nyeri tersebut. Penatalaksanaan yang

diberikan untuk mengatasi nyeri perineum pada ibu yang bersalin di

Puskesmas Rowokele adalah dengan pemberian obat secara farmakologis

berupa Asam Mefenamat 500 mg.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan studi

kasus tentang “Penerapan Hydroterapi Sitz Bath Air Hangat untuk

Mengurangi Nyeri Perineum pada Ibu Postpartum Spontan di Puskesmas

Rowokele Tahun 2017.”

B erdasarkan latar belakang ter


5

B. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana penerapan hydroterapi sitz bath air hangat

untuk mengurangi nyeri perineum pada ibu postpartum dengan ruptur

perineum spontan di Puskesmas Rowokele Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui skala nyeri perineum sebelum dilakukan hydroterapi

sitz bath air hangat pada ibu postpartum dengan ruptur perineum

spontan di Puskesmas Rowokele Tahun 2017.

b. Untuk mengetahu skala nyeri perineum setelah dilakukan hydroterapi

sitz bath air hangat pada ibu postpartum dengan ruptur perineum

spontan di Puskesmas Rowokele Tahun 2017.

c. Untuk memastikan ada tidaknya penurunan nyeri perineum dengan cara

mengobservasi penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum

dengan ruptur perineum spontan di Puskesmas Rowokele Tahun 2017.

d. Untuk mengetahui efektivitas hydroterapi sitz bath air hangat untuk

mengurangi nyeri perineum pada ibu postpartum dengan ruptur

perineum spontan di Puskesmas Rowokele Tahun 2017.


6

C. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Institusi

Studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pustaka

tambahan bagi STIKes Muhammadiyah Gombong khususnya Program

Studi Diploma III Kebidanan.

b. Bagi BPM

Studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bidan dalam

memberikan asuhan masa nifas tentang cara mengurangi nyeri

perineum pada ibu postpartum.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan

dapat secara langsung menerapkan asuhan kebidanan pada pasien

dengan menerapkan teori yang ada.

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Studi kasus ini diharapkan dapat digunakan oleh tenaga kesehatan

khususnya bidan sebagai pertimbangan dalam melakukan perawatan ibu

postpartum.

c. Bagi Pasien

Studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, informasi,

dan keterampilan pasien tentang cara mengurangi nyeri perineum secara

mandiri.
DAFTAR PUSTAKA

Amandeep., Sagar, N., Mamta., Kaur, J., & Jinda, P. (2015). Effect of Sitz Bath in
Reduction of Episiotomy Pain and Wound Healing Among Postnatal
Mothers. International Journal of Current Research Vol. 7, Issue, 02,
pp.12461-12463, February, 2015. Available Online:
http://www.journalcra.com/sites/default/files/7601.pdf. Diakses pada
tanggal 15 Februari 2017

Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-


Ruzz Media

Azhari, Z. (2012). Termometer Air Raksa. Available Online:


https://khusnulazhari.wordpress.com/2012/11/27/termometer-air-raksa/.
Diakses pada tanggal 14 Maret 2017

Boyle, M. (2009). Pemulihan Luka. Jakarta: EGC

Chaweewan, Y. (2007). Relief Perineal Pain After Perineorraphy by Cold Gel


Pack Pad: A Randomized Controller Trial , Thai J Nurs, April-June
2007. Available Online: http://www.tnc.or.th/files/2011/05/tnc_journal-
629/thai_journal_of_nursing_research_vol_12_no_2_apr_13867.pdf.
Diakses pada tanggal 23 Februari 2017

Hasmita, M. (2010). Efektivitas Bladder Training Sitz Bath terhadap Fungsi


Eliminasi Berkeih Spontan pada Ibu Postpartum Spontan di RSUP. H.
Adam Malik-RSUD Pirngadi Medan dan RS. Jejaring. Available Online:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27637/4/Chapter%20I.pd
f. Diakses pada tanggal 11 Februari 2017

Hidayat, A.A. (2009). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.


Jakarta: Salemba Medika

Johnson dan Taylor. (2007). Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC

Judha, M. (2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta:


Nuha Medika

Manuaba, I.B.G. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka


Cipta
Pore, Y. (2014). Effectiveness of Moist Heat and Dry Heat Application on
Healing of Episiotomy Wound. Asian Journal of Multidisciplinary
Studies Volume 2, (7), 2321-8819. Available Online:
http://www.ajms.co.in/sites/ajms2015/index.php/ajms/article/viewFile/47
9/408. Diakses pada tanggal 2 Juni 2017

Purnama, R. (2015). Tipe Anastetik Beserta Macam-Macam Obatnya. Available


Online: http://retniadevy.blogspot.co.id/2015/04/?m=1. Diakses pada
tanggal 18 Juli 2017

Rahayuningsih. (2013). Pengaruh Nyeri Episiotomi Ibu Nifas terhadap Psikologis


Ibu Nifas di Wilayah Kecamatan Sukodono Sragen. Journal. ISBN: 978-
979-98438-8-3. Available Online:
http://eprints.ums.ac.id/27198/27/NASKAH_PUBLIKASI.pdf. Diakses
pada tanggal 10 Februari 2017

Risty, D. (2013). Ruptur Perineum Pascasalin. Available Online:


https://www.google.co.id/search?q=gambar+laserasi+perineum&source=
lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjH7JD4nKrSAhUFKpQKHVLL
DVcQ_AUICCgB&biw=1366&bih=631#tbm=isch&q=gambar+ruptur+p
erineum&*&imgrc=QoTDlCquaNLCbM. Diakses pada tanggal 20
Februari 2017

Riwidikdo, H. (2013). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Rohani., Saswita, R., dan Marisah. (2011). Asuhan pada Masa Persalinan.
Jakarta: Salemba Medika

Rospond, R.M. (2008). Penilaian Nyeri. Available Online: http://pemeriksaan-


dan-penilaian-nyeri.pdf. Diakses pada tanggal 17 Juli 2017

Rukiyah, A.Y., Yulianti, L., dan Liana, M. (2011). Asuhan Kebidanan III (Nifas).
Jakarta: Trans Info Media

Saifuddin, A.B. (2010). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo (Edisi Ketiga).


Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sayiner. (2009). The Effect of Postpartum Perineal Trauma on the Frequencies


Perineal Pain, Urinari Incontinence and Dyspareunia. The Internet
Journal of Epidimiology Vol 8 Number 1. Available Online:
http://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=the+effect+of+postpartum+
perineal+trauma+on+the+frequencies+perineal+pain&btnG. Diakses
pada tanggal 21 Februari 2017

Soegiyono. (2009). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Alfa


Beta
Suhada, S.N. (2016). Rendaman Faraj (Sitz Bath). Available Online:
http://www.suhadazainudin.com/2016/09/. Diakses pada tanggal 14
Maret 2017

Sulistyawati, A. (2009). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: CV.


Andi Offset
Tamsuri, A. (2007). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC

Tintasia, Natosba, J., & Girsang, B. M. (2015). Pengaruh Pelatihan Sitz Bath
terhadap Intensitas Nyeri pada Ibu Nifas Post Episiotomi. Proceeding
Seminar Nasional Keperawatan: Complementary Therapy from Research
to Practice. Pp: 192-197. Palembang: Universitas Sriwijaya. Available
Online:
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/51158485/manuskrip
_tintasia.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expir
es=1490408809&Signature=jcxRnvlIc%2BVzKlA1R8l1pveUXoY%3D
&response-content-
disposition=inline%3B%20filename%3DPENGARUH_PELATIHAN_S
ITZ_BATH_TERHADAP_IN.pdf. Diakses pada tanggal 15 Januari 2017

Varghese, R.A., Malathi. (2016). Effect of Hot Application on Level of Episiotomy


Pain: A Quasi Experimental Study, Volume-5. ISSN No 2277-8160.
Available Online: https://www.worldwidejournals.com/global-journal-
for-research-analysis-
GJRA/file.php?val=January_2016_1451979169__10.pdf. Diakses pada
tanggal 28 Maret 2017

Wardani, N.E.K. (2015). Pengaruh Pemberian Daun Binahong terhadap Kualitas


Luka Perineum pada Ibu Nifas di Rumah Sakit Syarifah Ambarnin Rato
Ebuh Bangkalan. Available Online:
http://docplayer.info/storage/55/35450188/1496673604/s6egXBK-
qWDHveH0DzMkBg/35450188.pdf. Diakses pada tanggal 30 Mei 2017

Wijayanti, A.R. (2014). Perbandingan Hasil Teknik Penjahitan Jelujur


Subkutikular dan Transkutaneus Terputus pada Laserasi Spontan
Perineum Derajat II Persalinan Primipara oleh Bidan. Available Online:
http://ws.ub.ac.id/selma2010/public/images/UserTemp/2014/04/24/20140
424071950_9763.pdf. Diakses pada tanggal 11 Februari 2017

World Health Organization (WHO). (2009). Global Status Report


Noncommunicable Diseases. Available Online:
http://www.who.int/nmh/publications/ncdreportchapter1.pdf. Diakses
pada tanggal 10 Januari 2017
LAMPIRAN I
Jadwal Penelitian
8 Penerapan XXXX
9 Konsultasi hasil XXX
10 Ujian hasil X
11 Revisi post ujian hasil
LAMPIRAN II
Informed Consent
LAMPIRAN III
SPO
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

PENERAPAN HYDROTERAPI SITZ BATH AIR HANGAT

JUDUL SPO
PENERAPAN HYDROTERAPI SITZ BATH

STIKES AIR HANGAT


MUHAMMADIYAH
GOMBONG

PENGERTIAN Hydroterapi sitz bath merupakan rendam duduk yang


berfungsi untuk meningkatkan sirkulasi daerah lokal
(daerah perendaman) yang dilakukan khusus pada bagian
perineum dalam air hangat atau dingin.
TUJUAN Menurunkan intensitas nyeri perineum pada ibu post
partum yang mengalami ruptur perineum.
KEBIJAKAN Ibu post partum
PETUGAS Mahasiswa Kebidanan
PERALATAN 1. Baskom besar/bak mandi
2. Air hangat
3. Termometer
4. Alat tulis
5. Lembar observasi
PROSEDUR 1. Memperkenalkan diri
PELAKSANAAN 2. Menjelaskan maksud dan tujuan
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Mengisi lembar biodata ibu dengan mengajukan
beberapa pertanyaan (khusus pertemuan pertama)
JUDUL SPO
PENERAPAN HYDROTERAPI SITZ BATH
AIR HANGAT
STIKES
MUHAMMADIYAH
GOMBONG
1. Meminta ibu untuk mengisi lembar observasi skala
pengukuran nyeri Wong Baker Facial Gramace Scale
yang telah disediakan
2. Mengajarkan ibu untuk mencuci tangan sebelum
melakukan intervensi
3. Menyiapkan air hangat pada baskom ±2 liter
4. Mengukur suhu air dengan thermometer (suhu: 41-
43‫ﹾ‬C)
5. Meminta dan membantu ibu untuk duduk diatas
baskom besar/bak mandi selama 20 menit
6. Meminta ibu untuk mengisi skala pengukuran nyeri
Wong Baker Facial Gramace Scale satu jam setelah
dilakukan intervensi pada lembar observasi yang
disediakan
7. Memberitahu ibu bahwa tindakan telah selesai
8. Merapikan kembali alat-alat yang telah digunakan
9. Mencuci tangan
EVALUASI 1. Evaluasi hasil yang dicapai
2. Memberi reinforcement positif pada ibu
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM

JUDUL SPO
PENILAIAN PENYEMBUHAN

STIKES LUKA PERINUEM


MUHAMMADIYAH
GOMBONG

PENGERTIAN Luka perineum adalah robekan pada jalan lahir secara


spontan atau karena episiotomi pada saat melahirkan
janin.
TUJUAN Mengetahui perubahan tingkat penyembuhan perineum
pada ibu post partum yang mengalami ruptur perineum.
KEBIJAKAN Ibu post partum
PETUGAS Mahasiswa Kebidanan
PERALATAN 1. Tempat tidur dan selimut
2. Lampu sorot/ penlight
3. Bak instrumen
4. Sarung tangan DTT/ steril
5. Kapas DTT/ steril
6. Air DTT
7. Paper tape
8. Formulir REEDA
PROSEDUR 1. Cuci tangan sebelum pemeriksaan
PELAKSANAAN 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Posisikan ibu berbaring miring kiri/ kanan dengan
lutut ditekuk
4. Pastikan pencahayaan cukup untuk memeriksa
perineum
JUDUL SPO
PENILAIAN PENYEMBUHAN

STIKES LUKA PERINUEM


MUHAMMADIYAH
GOMBONG

1. Pakai sarung tangan DTT/ steril


2. Bersihkan daerah perineum dengan kapas DTT jika
perlu
3. Periksa perineum dengan cermat. Periksa adanya
kemerahan pada area luka perineum
4. Letakkan paper tape tegak lurus pada luka. Ukur
dengan paper tape jika terdapat kemerahan pada sisi
luka
5. Beri nilai sesuai dengan penuntun penilaian skala
REEDA
6. Periksa adanya edema pada perineum
7. Ukur dengan paper tape jika terdapat pembengkakan
pada luka
8. Beri nilai sesuai dengan penuntun penilaian skala
REEDA jika terdapat edema
9. Periksa adanya ekimosis pada sisi luka perineum
10. Ukur dengan paper tape jika terdapat ekimosis pada
sisi luka perineum
11. Beri nilai sesuai dengan penuntun penilaian skala
REEDA jika terdapat ekimosis pada sisi luka
perineum
12. Periksa adanya pengeluaran cairan dari daerah luka
13. Beri nilai sesuai dengan penuntun penilaian skala
REEDA jika terdapat pengeluaran
JUDUL SPO
PENILAIAN PENYEMBUHAN

STIKES LUKA PERINUEM


MUHAMMADIYAH
GOMBONG

1. Periksa penyatuan luka perineum dan beri nilai


2. Lepaskan sarung tangan dan buang ke tempat sampah
3. Rapikan ibu kembali
4. Cuci tangan, catat, dan jelaskan hasil pemeriksaan
EVALUASI 1. Evaluasi hasil yang dicapai
2. Memberi reinforcement positif pada ibu
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik
LAMPIRAN IV
Lembar Biodata
LAMPIRAN V
Lembar Observasi
LAMPIRAN VI
Rekapitulasi Hasil
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN PENYEMBUHAN PERINEUM

Nilai Penyembuhan Perineum


Partisipan Kunjungan I Kunjungan II Kunjungan III
R E E D A TOTAL R E E D A TOTAL R E E D A TOTAL
Ny. R 2 1 3
Ny. I 2 1 1 1 1 6 1 1 0 1 1 4 1 0 0 0 1 2
Ny. E 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 4 1 0 0 0 1 2
Ny. Y 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 4 1 1 0 0 1 3
Ny. I 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 4 1 0 0 0 1 2
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN PENYEMBUHAN PERINEUM

Nilai Penyembuhan Perineum


Partisipan Kunjungan I Kunjungan II Kunjungan III
R E E D A TOTAL R E E D A TOTAL R E E D A TOTAL
Ny. R 2 1 1 1 2 7 2 1 0 1 1 5 1 1 0 0 1 3
Ny. I 2 1 1 1 1 6 1 1 0 1 1 4 1 0 0 0 1 2
Ny. E 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 4 1 0 0 0 1 2
Ny. Y 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
4 0 0 1 2
LAMPIRAN VII
Dokumentasi
LAMPIRAN VIII
Lembar Konsultasi

Anda mungkin juga menyukai