Anda di halaman 1dari 22

PRESENTASI JURNAL

PENATALAKSANAAN KASUS DISMENORE PADA REMAJA


Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase 2
Praktik Asuhan Kebidanan pada Remaja, Pranikah, dan Prakonsepsi

Oleh:

NAMA : ELIS DENTINI


NPM : 19230300034

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2024

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Presentasi Jurnal dengan judul:

PENATALAKSANAAN KASUS DISMENORE PADA REMAJA

Oleh:
NAMA : ELIS DENTINI
NPM : 19230300034

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di


hadapan tim penguji.

Tanggal 2024

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Stase

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Presentasi Jurnal dengan judul:


PENATALAKSANAAN KASUS DISMENORE PADA REMAJA

Oleh:
NAMA : ELIS DENTINI
NPM : 19230300034

Telah dipresentasikan pada tanggal … bulan … tahun … di hadapan tim penguji


Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.

Tanggal,............................2024

Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase

(Nama Dosen)
NIDN

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Presentasi Jurnal yang berjudul
“PENATALAKSANAAN KASUS DISMENORE PADA REMAJA ”

Dalam penyelesaian Laporan Presentasi Jurnal ini penulis mendapatkan bimbingan, arahan

dan masukan oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju

2. Prof. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrahman, MPH, selaku Pembina Yayasan Indonesia Maju.

3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku PJS Rektor Universitas Indonesia Maju.

4. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selaku PJS Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Indonesia
Maju.

5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes Selaku PJS Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik Universitas
Indonesia Maju.

6. Hidayani, Am Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju.

7. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju.

8. Fanni Hanifa, S.ST., M.Keb., Selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Universitas Indonesia Maju

9. Milka Anggraeni, S.ST., M.Kes selaku dosen pembimbing stase 2

10. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi

Fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju yang telah memberikan ilmu pengetahuan,

mengarahkan dan membimbing penulis selama mengikuti proses pendidikan.

Penulis menyadari bahwa Laporan Presentasi Jurnal ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik, saran atau masukan dari semua pihak sangat diharapkan guna perbaikan di

masa yang akan datang. Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi pembacanya.

Jakarta, 2024

Penulis

iv
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................. iii
KATA PENGANTAR ..................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................... v
BAGIAN 1: JURNAL
Jurnal 1............................................................................................. 1
Jurnal 2 ............................................................................................ 2
Jurnal 3............................................................................................. 3
BAGIAN II: TINJAUAN KASUS
Tinjauan Kasus ................................................................................ 4
BAGIAN III: PEMBAHASAN
Pembahasan ..................................................................................... 11
BAGIAN IV: PENUTUP
Kesimpulan ...................................................................................... 15
Saran ................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
I. JURNAL
1. Jurnal
Judul : Penatalaksanaan Dismenore Primer pada Remaja dengan Pemberian
Jus Wortel dan Air Kelapa Hijau
Penulis : Ratna Dewi , Widia Petasari, Sri Yanniart
Tahun : 11 Januari 2023
Link Jurnal : https://jurnal.ugm.ac.id/jkr/article/view/76888/35955
ABSTRAK
Latar Belakang: Menurut WHO tahun 2018 bahwa angka kejadian dismenore
di dunia ini sangat besar. Dismenore dapat dikurangi dengan tindakan farmakologi
dan non-farmakologi. Salah satu pengobatan non-farmakologi untuk mengurangi
dismenore menggunakan jus wortel dan air kelapa hijau. Tujuan: Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbandingan pemberian jus wortel dan air kelapa
hijau terhadap penurunan skala nyeri dismenore primer pada remaja putri di
SMPN 02 Kota Bengkulu. Metode: Desain penelitian quasi eksperiment dengan
rancangan penelitian two group pretest-posttest. Pengambilan sampel dilakukan
secara proportional random sampling dengan jumlah masing-masing kelompok
sebanyak 13 responden. Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa
lembar pengukuran skala nyeri NRS (numeric rating scale). Analisis data berupa
analisis univariat dan bivariat. Hasil dan Pembahasan: Hasil Penelitian
menunjukan terdapat penurunan skala nyeri setelah diberikan jur wortel dan air
kelapa hijau. Tidak ada perbedan antara pemerian jus wortel dan air kelapa hijau
terhadap penurunan skala nyeri dengan p value 0.740 >0,05. Kesimpulan:
Penatalaksanaan dismenore pada remaja yang mengalami dismenore dapat
mengkonsumsi jus wortel atau air kepala hijau secara rutin pada saat mulai
mentsruasi.
Kata Kunci: Jus wortel; air kelapa hijau; dismenore

1
2. Jurnal 2
Judul : Efektifitas Terapi Akupresur Terhadap Dismenore pada Remaja
Penulis : Arini Purnama Sari, Arifah Usman
Tahun : 02 Juli 2021

Link Jurnal : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK/article/view/10052/5863

ABSTRAK
Dismenore adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang
sedang merasakan kram perut dan umumnya muncul saat menstruasi. Akupresur
adalah terapi komplementer tradisional yang berasal dari Tiongkok yang dapat
digunakan untuk meminimalisir nyeri dismenore menggunakan jari tangan dengan
cara penekanan pada titik meridian tertentu (titik akupunktur). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi akupresur terhadap nyeri dismenore
yang terjadi pada remaja putri. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi
SMA sebanyak 60 Orang. Sampel penelitian memenuhi kriteria sebanyak 42
orang. Pengumpulan data dilakukan bulan Juni-Oktober 2020 menggunakan data
primer dan sekunder. Data diambil dengan menggunakan kuesioner intensitas
nyeri numeric VAS (Visual Analog Scale) dengan Skala intensitas (0-10). Terapi
akupresur dilakukan pada titik penekanan LI 4 (hegu) dan ST 36 bilateral
sebanyak 30 kali selama 3 hari berturut-turut pada saat mentruasi. Analisa data
menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian terdapat penurunan kualitas nyeri
dismenore yaitu sebelum terapi yaitu 2,67 dan SD 0,687, Sedangkan setelah terapi
akupresur selama 3 hari berturut-turut hasil rata-rata intensitas nyeri dismenore
adalah 1,19 dan SD 0,552. Hasil uji wilcoxon diperoleh penurunan rata-rata
intensitas nyeri dismenore hari I yaitu 0,22, hari ke 2 yaitu 0,43 dan hari ke 3 yaitu
0,83 dengan nilai P velue = 0,00 yang artinya terapi akupresur pada titik LI 4
(Hegu) dan ST 36 bilateral efektif menurunkan dismenore pada remaja.

Kata kunci: akupresure, intensitas nyeri, dismenore, remaja

2
3. Jurnal 3

Judul : Kompres Hangat Menurunkan Nyeri Pada Remaja Yang Mengalami


Dismenore Di Pondok Pesantren Sahlan Rosjidi
Penulis : Mita Septiana, Nikmatul Khayati, Machmudah
Tahun : 29 April 2022

Link Jurnal: https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/nersmuda/article/view/9383/pdf

ABSTRAK

Dismenore merupakan salah satu keluhan yang sering dialami oleh remaja
pada saat mentruasi. Keluhan ini dapat mengganggu aktifitas sehari-hari,
gangguan tidur dan belajar bahkan syok neurogenik. Dismenore penting di tangani
dengan terapi nonfarmakologi yaitu kompres hangat menggunakan buli-buli.
Tujuan studi kasus ini untuk menerapkan kompres hangat terhadap penurunan
intensitas dismenore. Metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus dalam
Asuhan Keperawatan. Subyek studi berjumlah 3 remaja yang mengalami
disminore primer (tidak ada penyakit sistem reproduksi), remaja yang belum
menikah, sensitifitas terhadap rasa nyeri dalam kondisi baik. Instrumen
pengukuran dismenore dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS).
Pengukuran intensitas dismenore dilakukan sebelum dan sesudah tindakan
kompres hangat. Hasil studi kasus ketiga subyek mengalami nyeri akut sebelum
diberikan kompres hangat dengan intensitas nyeri sedang. Setelah diberikan
kompres hangat selama 20 menit dengan suhu 46oC ketiga subyek mengalami
penurunan intensitas dismenore dengan rata-rata terjadi penurunan 2 skala nyeri
setiap harinya dari tingkat sedang menjadi ringan dan tidak merasakan nyeri.
Kompres hangat dapat menurunkan nyeri karena rangsangan implus yang
memblokade persepsi nyeri disebapkan oleh perpindahan panas secara konduksi
dari buli-buli sehingga menyebabkan vasodilitasi perdarahan menjadi lancar
sehingga mengurangi nyeri. Pemberian terapi kompres hangat sangat efektif untuk
menurunkan intensitas dismonore, saran agar remaja wanita dapat melakukan
kompres hangat untuk mengurangi nyeri pada saat terjadinya mentruasi.

Kata kunci: Dismenore; Kompres Hangat

3
II. TINJAUAN KASUS

FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA MASA REMAJA

Tanggal MRS :-

Tanggal Pengkajian : 25/01/2024

No. Registrasi : 01

Waktu Pengkajian : 13.00 WIB

Tempat Pengkajian : RSIA Permata Ibunda

Pengkaji : ELIS DENTINI

PENGKAJIAN

A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama Anak : Nn. R

Usia : 19 th

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pekerjaan : Mahasiswi

Pendidikan : SMA

Identitas Orang tua

Nama ibu : Ny. S Nama Ayah : Tn.Y

Usia Ibu : 41 Th Usia Ayah : 47 th

4
Suku ibu : Jawa Suku ayah : Sunda

Pekerjaan ibu : IRT Pekerjaan Ayah: wiraswasta

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Alamat : Majasari, Pandeglang

2. Alasan datang
Remaja mengatakan ingin memeriksakan kondisinya

3. Keluhan utama
Remaja mengatakan perut bagian bawah nyeri dan kram

4. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun

Siklus : 28 hari

Lama : 7 Hari

Sebelum sakit : 5-7 hari

Sesudah sakit : 5-7 hari

Banyak : 2x sehari ganti pembalut

Sebelum sakit : 1-2 x sehari

Selama sakit : 1-2 x sehari

Sifat darah : Merah encer tidak bergumpal

Sebelum sakit : Merah encer tidak bergumpal

Sesudah sakit : Merah encer tidak bergumpal

Nyeri haid : ada

Flour albus :-

HPHT : 25/01/2024

5
5. Riwayat Kesehatan
- Riwayat keturunan : Alergi (-), Riwayat penyakit keturunan : Asma (-), darah
tinggi (-), DM (-)
- Riwayat kesehatan sekarang : menstruasi hari ke 3 dan merasakan kram perut
- Riwayat kesehatan yang lalu : Remaja mengatakan baru kali ini merasakan
keram perut saat mentruasi
6. Riwayat Psikososial
Remaja mengatakan bahwa dirinya cemas dan khawatir dengan kondisinya.

7. Pola kebiasaan sehari hari


a) Pola Istirahat
Tidur siang : 1 ½ jam

Tidur malam : 8 jam

b) Pola aktifitas
Remaja mengatakan kegiatan sehari hari melakukan kegiatan rumah, seperti
mencuci baju, mengepel dan menyapu, dan kuliah

c) Pola Eliminasi

BAK : 6 x sehari

BAB : 1x sehari

d) Pola Nutrisi

Makan 3x sehari, porsi sedang, dengan lauk pauk, dengan sayur mayur.

Minum sehari 8 - 10 gelas / Hari

e) Pola Kebiasaan
Tidak ada

f) Pola personal Hygiene


Ganti pakaian dalam : 3x sehari

Mandi : 2x sehari

Keramas : 2x seminggu

6
Ganti baju : 2x sehari

Cara membersihkan alat genital: Setelah BAB/BAK : langsung mengeringkan


setelah BAB/BAK

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2. Pemeriksaan Umum
Tekanan darah : 100/70 mmhg

Denyut Nadi : 84 x/menit

Frekuensi Nafas : 22 x/ menit

Suhu tubuh : 36,4 ℃

3. Pemeriksaan status Gizi


Berat Badan : 55 kg

Tinggi Badan : 146 cm

IMT : 25 (Normal)

LILA : 25 cm

Lingkar perut : 78 cm

4. Pemeriksaan Fisik :
Wajah : Tidak pucat

Mata : Sklera : putih, konjungtiva : kemerahan

Telinga : Bentuk : Simetris Kebersihan : bersih, Polip : Tidak


ada,
Hidung : tidak ada riwayat sinus, simetris, tidak ada benjolan

Mulut : tidak ada karies, tidak ada stomatitis

7
Leher : kelenjar tiroid (-), kelenjar limfe (-), Vena Jugularis (-)

Dada : Tidak dilakukan

Abdomen : Bentuk : simetris, bekas luka (-), Turgor kulit (-),


terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah
Ekstremitas atas : Baik

Ekstremitas bawah : oedema : (-), Varices (-), Reflek patella kanan (+),Kiri
(+)

Anogenitalia : - (Tidak dilakukan pemeriksaan)

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil pemeriksaan laboratorium

Nama Nilai Nama Nilai


Hasil Hasil
Pemeriksa Normal Pemeriksa Normal
an an
Darah Lengkap Faal Hati
Golongan Albumin
darah SGOT
Trombosit SGPT
Eritrosit Gula Darah
Leukosit GDS
Hemoglobin Plano Test

b. Hasil pemeriksaan penunjang lainnya


C. Analisis Data
Nn. R Remaja umur 19 Tahun dengan gangguan reproduksi dismenore Primer

D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent untuk dilakukan pemeriksaan
E: Nn. R setuju untuk dilakukan pemeriksaan
2. Melakukan pemeriksaan fisik pada Nn. R
E: Nn. R bersedia untuk dilakukan pemeriksaan

8
3. Memberitahu pasien bahwa pasien dalam keadaan baik dan mengalami
dismenore dan memberikan semangat agar pasien merasa tenang.
E: Nn. R sudah mengethaui keadaannya dan merasa tenang
4. Menjelaskan kepada pasien tentang nyeri yang dirasakan yaitu pasien
mengalami nyeri haid/ kram haid menstruasi disebut dismenore. Akan tetapi
hal ini normal karena nyeri haid timbul sejak awal menstruasi dan akan pulih
seiring berjalannya waktu. Penyebabnya tidak jelas tetapi yang pasti
berhubungan dengan ketidak seimbangan hormone.
E: Nn. R mengerti tentng apa yang sedang dialami nya
5. Menjelaskan hal hal yang dapat menimbulkan nyeri menstruasi atau
dismenore yaitu factor psikis seperti stress, kelelahan, kecemasan, anemia dan
kekurangan gizi.
E: Nn. R mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan
6. Menjelaskan pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri haid yaitu
menghindari stress yang menimbulkan kecemasan, memiliki pola makan yang
teratur, olahraga teratur, istirahat cukup.
E: Nn. R mengerti dan akan mengindari stress dan menjaga pola makan serta
olahraga
7. Menjelaskan penanganan pada nyeri menstruasi selain dengan terapi obat
yaitu pola hidup sehat, pengompresan dengan menggunakan botol hangat atau
kompres hangat dan letakan pada bagian perut bawah, melakukan posisi
knecheest, mandi dengan air hangat.
E: Nn. R mengerti dan akan mencoba nya
8. Menganjurkan pasien untuk mencoba konhsumsi jus wortel dan air kelapa
hijau untuk mengurangi nyeri pada saat menstruasi
E: Nn. R akan mencoba nya
9. Memberikan remaja tablet FE 1 x 1 selama menstruasi berlangsung.
E: Nn. R bersedia meminum obat secara teratur
10. Mendiskusikan kunjungan ulang 2 hari lagi atau jika ada keluhan dan nyeri
semakin hebat.
E: Nn. R mnengerti dan akan datang jika ada keluhan
11. Melakukan pendokumentasian
E Pendokumentasianh htelah dilakukan

9
Pengkaji,

(ELIS DENTINI)

10
III. PEMBAHASAN
Berdasarkan tinjauan kasus dan jurnal didapatkan hasil sebagai berikut:

Jurnal 1 ” Penatalaksanaan Dismenore Primer pada Remaja dengan Pemberian Jus


Wortel dan Air Kelapa Hijau

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh penurunan skala


nyeri dismenore sebelum dan sesudah diberikan jus wortel pada siswi putri di SMPN
02 Kota Bengkulu. Penurunan tingkat nyeri dismenore pada kelompok jus wortel
karena Kandungan wortel yang dapat berpengaruh terhadap dismenore dalam
menurunkan nyeri adalah Betakaroten dan vitamin E. Manfaat menurunkan
disimeorea karena wortel kaya dengan kandungan betakarotin selama mestruasi baik
karena betakaroten menghasilkan efek analgetik dan antiinflamasi dengan mekanisme
kerja mempengaruhi sistem prostaglandin yaitu menghambat enzim aktivitas, enzim
siklooksigenase-2 sehingga enzim tersebut tidak dapat merubah asam arachidonat
menjadi prostaglandin sebagai timbulnya nyeri8.
Wortel dalam 100 gram mengandung beta karoten sebanyak 754 mcg.
Betakaroten selain sebagai antioksidan, juga memiliki efek analgetik(anti nyeri) dan
anti-inflamasi (anti peradangan) Selain itu betakaroten juga mengkonversi ke vitamin
A yang membantu untuk mempelancar aliran darah dan mengontrol nyeri haid.
Sehingga membantu untuk mengatasi nyeri dismenore, wortel dapat membantu untuk
mengatur perdarahan berat dan periode tidak teratur. Vitamin E pada wortel dapat
mengurangi nyeri pada menstruasi. Vitamin E mampu membantu pengblokan formasi
prostaglandin dan mengatasi efek peningkatan produksi hormon prostaglandin yang
meringankan nyeri pada menstruasi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian bahwa ada pengaruh pemberian
jus wortel terhadap penurunan nyeri dismenore. Pemberian jus wortel rata-rata tingkat
dismenore sebelum diberikan jus wortel yaitu 4,85 dengan standar deviasi 1,785,
skala nyeri minimal 3 dan skala nyeri maksimal 8. rata-rata tingkat nyeri
dysmenorrhea setelah diberikan jus wortel yaitu 3,15 dengan standar deviasi 0,988,
skala nyeri minimal 2 dan skala nyeri maksimal.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada pengaruh penurunan skala nyeri
dismenore sebelum dan sesudah diberikan air kelapa hijau pada siswi putri di SMPN
02 Kota Bengkulu. Adanya perubahan tingkat nyeri dismenore pada kelompok air

11
kelapa hijau Air kelapa hijau karena mengandung kalsium dan magnesium dalam air
kelapa hijau dapat mengurangi ketegangan otot dan vitamin C yang merupakan zat-
zat alami anti inflamasi yang membantu meringankan rasa sakit akibat kram10. Saat
menstruasi tubuh mengeluarkan cairan dan darah. Air kelapa mengandung cairan
berektrolit yang dapat mencegah terjadinya dehidrasi. Asam folat yang terkandung
didalamnya juga bermanfaat untuk menggantikan darah yang keluar asam folat
merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan dalam produksi sel darah merah,
dengan produksi darah yang cukup maka akan mempelancar peredaran darah.
Peredaran darah yang lancar akan mencukupi sel akan kebutuhan oksigen dan nutrisi,
dan dengan kondisi ini tubuh akan lebih tahan terhadap sensasi nyeri yang
ditimbulkan saat dismenore. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian bahwa
didapatkan nilai p-value 0,001 <0,05 artinya ada pengaruh pemberian air kelapa hijau
terhadap penur unan nyeri dismenore

Jurnal 2 “ Efektifitas Terapi Akupresur Terhadap Dismenore pada Remaja

Berdasarkan penelitian yang kami lakukan diperoleh rata-rata usia responden


berkisar 16-17 tahun,bahwa usia 16-18 tahun merupakan usia yang rentang
mengalami dismenore dan kemampuan dalam menangani nyeri sudah meningkat.
Hasil penelitian yang telah didapatkan bahwa dari 42 responden yang mengalami
dismenore sebelum intervensi terdapat 19 responden (45,2%) yang mengalami nyeri
ringan, terdapat 18 (42,9%) yang mengalami nyeri sedang dan terdapat 5 responden
(11,9%) yang mengalami nyeri berat dan setelah dilakukan intervensi mengalami
penurunan sebanyak 2 responden (4,8%) yang mengalami nyeri ringan, 3 responden
(7,1%) yang mengalami nyeri sedang dan yang tidak mengalami nyeri sebanyak 37
responden (88,1%). Ketika tubuh merasakan nyeri kemudian dilakukan terapi
akupresur pada titik tertentu maka tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin yang
membuat tubuh merasa lebih tenang. Selain itu penelitian lain menjelaskan rahim
adalah organ tubuh yang terhubung dengan jantung, ginjal, dan hati. hati adalah salah
satu penyuplai darah ke rahim. Salah satu penyebab nyeri dismenore timbul ketika
darah yang disuplai ke hati dan rahim hanya sedikit.
Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa ada penurunan rata-rata intensitas
nyeri dismenore hari I yaitu 0,22, hari ke 2 yaitu 0,43 dan hari ke 3 yaitu 0,83 dengan
nilai p velue = 0,00 setelah dilakukan teknik akupreasur pada titik acupoint LI 4

12
(Hegu) dan titik acupoint ST 36 bilateral sehingga disimpulkan terapi akupresur
efektif menurunkan intensitas nyeri dismenore.
Peneliti berasumsi bahwa terapi akupresur efektif menurunkan nyeri
dismenore pada remaja putri. Terapi akupresur lebih efektif menurunkan nyeri karena
terapi akupresur pada titik meridian LI 4 (Hegu) dan ST 36 bilateral dapat
merangsang pengeluaran hormon endorfin sehingga lebih cepat menurunkan nyeri,
tubuh merasa lebih tenang dan merespon kekebalan tubuh.
Terapi akupresur merupakan terapi komplementer yang belum banyak
diketahui, cara serta manfaat yang diberikan sehingga di perlukan sosialisasi serta
pelatihan sebelum melakukan terapi akupresur. Penentuan titik meridian yang tepat
juga dibutuhkan agar terapi lebih efektif.

Jurnal 3 “ Kompres Hangat Menurunkan Nyeri Pada Remaja Yang Mengalami


Dismenore Di Pondok Pesantren Sahlan Rosjid”

Kompres hangat dapat menurunkan skala nyeri pada remaja putri yang
mengalami disminore didapatkan ketiga klien mengalami penurunan nyeri pada setiap
harinya 2 skala. Setelah pemberian kompres hangat dengan waktu 20 menit.
Berdasarkan observasi dari asuhan keperawatan dengan menerapkan Evidence Based
Nursing Practice kompres hangat studi kasus ini yang di dapatkan oleh penulis tidak
sesuai dengan usia remaja 18 Tahun tetapi yang di dapatkan dari hasil pengkajian
remaja yang berusia 19 Tahun mahasiswa sememster 1 yang tidak mengalami
masalah gangguan sisitem reproduksi. Usia ketiga responden remaja 19 Tahun.
Nyeri akut bisa di cegah dengan melakukan upaya untuk menurunkan rasa
nyeri kapada responden. Upaya untuk mengurangi rasa nyeri adalah dengan terapi
farmakologi dan non farmakologi. Salah satu terapi non farmakologis yang memliliki
penurunan dismenore terhadap mentruasi yaitu pemberian terapi kompres hangat.
Menstruasi merupakan pelepasan dinding rahim yang disertai dengan pendarahan dan
terjadi setiap bulannya. Seorang wanita sehat memiliki dua ovarium, masing-masing
menyimpan sekitar 200.000-400.000 sel telur yang belum matang.normalnya hanya
satu atau beberapa sel telur saja yang tumbuh setiap periode menstruasi. Sel telur
tidak dibuahi oleh sperma, maka lapisan dinding di bagian dalam dari rahim yang
disiapkan untuk menempel hasil pembuahan akan terkelupas dan terjadilah
perdarahan atau menstruasi. Penurunan nyeri disebabkan oleh perpindahan panas
secara konduksi dari buli-buli yang terisi air hangat lalu dilapisi oleh kain kecil dan
13
diletaka keperut yang menyebabkan vasodilatasi, peredaran darah menjadi lancar dan
ketegangan otot berkurang sehingga mengurangi rasa nyeri. Nyeri merupakan
perspektif subjektif dari individu, respon nyeri dismenore pada perempuan berbeda-
beda. Respon nyeri dismenore dapat dipengaruhi bebagai faktor, diantaranya
pengalaman sebelumnya dalam menghadapi dismenore, tingkat kecemasan, usia, jenis
kelamin, perhatian, pengalaman masa lalu,pekerjaaan, budaya dan koping individu
dalam meghadapi dismenore. Nyeri dismenore juga dapat dipengaruhi oleh faktor
mempersepsikan makna nyeri, koping serta dukungan keluarga dan sosial (Lestari &
Riyanto, 2017).
Kompres hangat merupakan suatu metode dalam penggunaan suhu hangat
setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Efek terapeutik
pemberian kompres plester hangat di antaranya mengurangi nyeri, meningkatkan
aliran darah, mengurangi kejang otot, dan menurunkan kekakuan tulang sendi
(Mubarak dkk, 2015).
Efek hangat dari kompres dapat menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh
darah yang nantinya akan meningkatkan aliran darah ke jaringan. Dengan cara ini
penyaluran zat asam dan pada penelitian ini sampel terlebih dahulu diobservasi
(pretest). Kemudian setelah diberikan perlakuan sampel tersebut diobservasi kembali
(postest). Tujuan kompres hangat ini untuk menurunkan tingkat nyeri dengan manfaat
pemberian kompres hangat secara biologis yang menyebabkan dilatasi pembuluh
darah yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah. Pemberian kompres hangat
memakai prinsip pengantaran panas melalui cara konduksi dimana panas ditempelkan
pada daerah yang sakit untuk melancarkan sirkulasi darah dan menurunkan
ketegangan otot sehingga akan menurunkan nyeri pada wanita dengan dismenore
primer, karena pada wanita dengan dismenore ini mengalami kontraksi uterus dan
kontraksi otot polos (Rahmadhayanti et al., 2017).
Bedasarkan dari penerapan Evedence Based Nurrsing yaitu kompres hangat
dengan buli-buli mampu menurunkan dismenore pada ketiga remaja yang mengami
nyeri dengan hasil pretest sebelum di berikan terapi dengan tingkat nyeri skal 6 dan
postest diberikan terapi ketiga subyek tersebut mengalami penurunan 2 skala setiap
harinya sehingga tidak mengalami nyeri pada hari ketiga.

14
IV. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Jurnal 1 sesuai dengan kasus dismenorea yang dikaji oleh pengkaji yaitu
penanganan pada kasus dismenorea bisa dilakukan dengan terapi non salah
satunya dengan mengkonsumsi jus wortel dan air kelapa hijau
b. Jurnal 2 sesuai dengan kasu dismenorea yang dikaji oleh pengkaji yaitu
penanganan pada kasus dismenorea bisa dilakukan dengan terapi non
farmakologis yaitu dengan terapi akupresur
c. Jurnal 3 sesuai dengan kasus dismenorea yang dikaji oleh pengkaji yaitu
penanganan pada kasus dismenorea bisa dilakukan dengan terapi non
farmakologis salah satunya dengan cara kompres hangat pada area perut
yang nyeri.
2. Saran
a. Bagi pasien
Diharapkan agar masyarakat khusus nya para remaja wanita mengetahui
bagaimana cara menangani disminorea selain dengan obat-obatan, untuk
mengurangi efek samping dari obat-obat yang sering di konsumsi pada
saat nyeri menstruasi.
b. Bagi Ruma sakit
Diharapkan dapat memberikan edukasi tentang penatalaksanaan
disminorea selain dengan terapi farmakologis yaitu dengan terapi non
farmakologis.
c. Bagi mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan tentang terapi non
farmakologi untuk menanangi kasus dismenorea.

15
V. DAFTAR PUSTAKA

1. Ratna Dewi, Widia Petasari, Sri Yanniarti.Penatalaksanaan Dismenore Primer


pada Remaja dengan Pemberian Jus Wortel dan Air Kelapa Hijau.Jurnal
Kesehatan Reproduksi Vol 9 No 3 – Desember 2022.
2. Arini Purnama Sari, Arifah Usman. Efektifitas Terapi Akupresur Terhadap
Dismenore pada Remaja.jurnal kedokteran dan kesehatan. Vol. 17, No. 2, Juli
2021
3. Mita Septiana, Nikmatul Khayati, Machmudah Machmudah.
Kompres Hangat Menurunkan Nyeri Pada Remaja Yang Mengalami
Dismenore Di Pondok Pesantren Sahlan Rosjidi. Ners Muda, Vol 3 No 1,
April 2022

16
VI. LAMPIRAN

Link Video
https://drive.google.com/file/d/1m9975qe5vv83Z59cdLTHalwWMqVOqJL0/v
iew?usp=drive_link

17

Anda mungkin juga menyukai