KATA PENGANTAR
Panduan Pelaksanaan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah ini diterbitkan sebagai pedomanbagi
sekolah/madrasah dan kabupaten/kota dalam memahami dan menjabarkan peraturan penyelenggaraan
ujian sekolah dan ujian nasional yang telah diatur oleh pemerintah c.q. Kementerian Pendidikan Nasional
dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Peraturan yang menjadi acuan yaitu:
1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2010 tanggal 31Desember 2010tentang
Kriteria Kelulusan Peserta Didik pada Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS),
Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
(SMA/MA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
tahun pelajaran 2010/2011;
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2010 tanggal 31Desember 2010tentang
Pelaksanaan Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional pada Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTS), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) tahun pelajaran 2010/2011
3. Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor 0148/SK-POS/BSNP/I/2011 tanggal 3
Januari 2011 tentang Prosedur Operasi Standar (POS) Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama,
Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menengah Atas, Madrasah
Aliyah, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa, dan Sekolah Menengah Kejuruan Tahun Pelajaran
2010/2011.
4. Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor 0149/P/BSNP/XII/2010 tanggal 3 Januari
2011 tentang Prosedur Operasi Standar (POS) Pencetakan Bahan Ujian Nasional SD/MI, SMP/MTs,
SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK Tahun Pelajaran 2010/2011;
Sesuai dengan peraturan yang berlaku, penyelenggaraan ujian sekolah di SMP/MTs menjadi kewenangan
sekolah/madrasah masing-masing. Dalam hal ini maka panduan pelaksanaan ujianini bersifat membantu
menjabarkan peraturan tersebut secara lebih operasional, dengan tetap mengacu pada peraturan-peraturan
di atas.Apabila SMP/MTs telah mampu mengembangkan POS US secara mandiri, maka keberadaan
panduan ini diharapkan akan makin memperkaya pemahaman semua pihak terkait, sehingga
penyelenggaraan UN maupun US akan lebih proporsional dan akuntabel. Terkait dengan ketentuan
mengenai jumlah soal dan alokasi waktu ujian, jadwal rinci pelaksanaan ujian dan lain-lain (yang pada
dasarnya merupakan kewenangan sekolah) yang disajikan dalam panduan ini, bersifat model acuan dan
dapat disesuaikan dengan kondisi sekolah/madrasah, sepanjang tidak menyimpang dari peraturan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah.Sementara untuk penyelenggaraan ujian nasional sepenuhnya mengacu
pada Prosedur Operasi Standar (POS) seperti yang dikeluarkan oleh BSNP.
Hal-hal yang berkenaan dengan kewenangan Kabupaten/Kota seperti penetapan sekolah/ madrasah
penyelenggara ujian dan lain-lain dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Bandung, Januari2011
Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat
Prof. DR. H. Moh. Wahyudin Zarkasyi, CPA
Pembina Utama Madya
NIP.195708071986011001
PANDUAN PELAKSANAAN
UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH SMP/MTs
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
I. PESERTA UJIAN
1. Setiap peserta didik yang belajar pada tahun terakhir di SMP/MTs berhak mengikuti Ujian
Nasional/Ujian Sekolah.
a. Memiliki ijazah atau surat keterangan lain yang setara/berpenghargaan sama dengan ijazah satuan
pendidikan yang setingkat lebih rendah dengan tahun penerbitan sekurang-kurangnya 3 tahun sebelum
mengikuti ujian, atau sekurang-kurangnya 2 tahun untuk peserta program percepatan belajar (akselerasi).
b. Memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar mulai semester 1 kelas I atau kelas VII sampai
dengan semester 1 kelas III atau kelas IX.
3. Peserta didik yang belajar di sekolah internasional di Indonesia yang memiliki ijin untuk menerima
siswa WNI, dapat mengikuti UN/US pada sekolah/madrasah penyelenggara terdekat dengan persyaratan
sebagaimana tercantum pada butir 1 – 2 di atas.
4. Peserta didik yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah, tidak dapat mengikuti
UN/US di SMP/MTs yang bersangkutan, dapat mengikuti UN/US di SMP/MTs lain atau tempat lain yang
ditentukan oleh penyelenggara ujian.
5. Peserta didik yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah, tidak dapat mengikuti
UN/US di SMP/MTs utama, dapat mengikuti UN/US susulan.
6. Peserta didik yang tidak lulus UNtahun pelajaran 2008/2009, dan/atau 2009/2010 dapat
mengikutiseluruh mata pelajaran yang diujikan pada tahun pelajaran 2010/2011, atau mata pelajaran yang
nilainya belum memenuhi syarat kelulusan sesuai dengan Permen no.34 tahun 2007.
7. Peserta didik yang lulus US dan tidak lulus UN tahun pelajaran 2008/2009, dan/atau 2009/2010
dapat menggunakan nilai hasil US tahun 2008/2009, dan atau 2009/2010 yang akan mengikuti UN tahun
pelajaran 2010/2011:
b. menempuh seluruh mata pelajaran yang diujinasionalkan atau hanya mata pelajaran yang nilai UN di
bawah 5,50. Nilai yang digunakan adalah nilai tertinggi dari hasil ujian;
c. nilai ujian sekolah/madrasah dapat menggunakan nilai rapor semester 6 atau semester 2 di tahun
terakhir.
d. pada SKHUN diberi tanda bintang dan keterangan bahwa nilai tersebut berasal dari US tahun pelajaran
2008/2009, dan/atau 2009/2010.
8. Peserta didik yang tidak lulus US pada tahun pelajaran 2008/2009, dan/atau yang akan mengikuti
US tahun pelajaran 2010/2011, wajib menempuh seluruh mata pelajaran yang diujikan. Nilai yang
digunakan adalah nilai tertinggi dari kedua hasil ujian.
2. Peserta yang tidak lulus UN/US pada tahun pelajaran 2008-2009, atau 2009/2010 berhak mengikuti
UN/US 2010/2011 dengan mendaftar di sekolah/madrasah asal atau sekolah/madrasah lain yang
ditetapkan sebagai penyelenggara UN/US.
3. Sekolah/madrasah mengirim daftar calon peserta (dalam bentuk print out dan disket/ CD) dan
manual untuk PDBKkepada Dinas Pendidikan/Kantor Kemenag Kabupaten/Kota untuk diperiksa ,
diteliti dan disahkan.
4. Dinas Pendidikan/Kandepag Kabupaten/Kota mengirimkan daftar calon peserta (format model US-
1/US-2 dan disket/CD) ke Penyelenggara UN Tingkat Provinsi/Dinas Pendidikan Provinsi (Tim Pengolah
Data Ujian Provinsi) paling lambat akhir bulan Januari 2011.
5. Penyelenggara UN Tingkat Provinsi/Tim Pengolah Data Ujian Provinsi meng-copy data calon
peserta UN dengan menggunakan software sesuai dengan POS pendataan peserta yang diterbitkan oleh
Balitbang Kemdiknas.
b. mencetak dan mendistribusikan Daftar Nominasi Tetap (DNT), ke sekolah/madrasah melalui Dinas
Pendidikan/Kandepag Kabupaten/Kota paling lambat minggu ke 3 (tiga) Februari 2011.
Penyelenggara Ujian Nasional dibentuk di tingkat pusat, tingkat provinsi, tingkat kabupaten/kota dan
tingkat sekolah/madrasah.Pada tingkat sekolah/madrasah, selain menangani UN, penyelenggara juga
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ujian sekolah/madrasah.
Penyelenggara tingkat pusat ditetapkan dengan keputusan Ketua BSNP yang terdiri dari unsur-unsur
BSNP, Sesjen Depdiknas, Balitbang Kemdiknas, Ditjen DIKTI, Ditjen Dikdas Kemdiknas, Ditjen
Dikmen Kemdiknas, Inspektorat Jenderal Kemdiknas dan Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama.
14. mengembangkan sistem database penilaian akhir ujian sekolah dan ujian nasional;
15. menetapkan spesifikasi dan persyaratan teknis perusahaan percetakan dan pencetakan naskah soal
UN;
19. menggandakan dan mengirim soal UN serta memindai LJUN untuk sekolah Indonesia di luar negeri;
20. melakukan supervisi proses pemindaian lembar jawaban ujian nasional (LJUN);
22. menerbitkan dan mendistribusikan surat keputusan bentuk blangko ijazah ke provinsi;
23. mencetak dan mendistribusikan blangko surat keterangan hasil ujian nasional (SKHUN) ke provinsi
dan luar negeri;
24. mendistribusikan hasil UN ke provinsi dan luar negeri;mengkoordinasikan kegiatan pemantauan UN;
26. menganalisis hasil UN termasuk daya serap dan mendistribusikan hasilnya kepada dinas pendidikan
provinsi dan kabupaten/kota serta kantor kementerian Agama provinsi dan kabupaten/kota;
27. mengevaluasi pelaksanaan UN dan membuat laporan pelaksanaan dan hasil UN kepada Menteri
Pendidikan Nasional.
Penyelenggara tingkat Provinsi ditetapkan oleh gubernur, dan terdiri dari unsur-unsur Dinas Pendidikan
Provinsi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan perguruan tinggi.
Tugas dan tanggung jawab penyelenggara tingkat provinsidalam penyelenggaraan UN untuk SMP, MTs,
SMPLB, dan SMALB perguruantinggi bertanggungjawab untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan
penggandaandan pendistribusian bahan UN.
Dalam penyelenggaraan UN untuk SMP, MTs, SMPLB, dan SMALB DinasPendidikan Provinsi
bertanggungjawab untuk:
e) menggandakan dan mendistribusikan bahan UN yang mencakup naskahsoal, LJUN, daftar hadir,
dan berita acara ke satuan pendidikanpenyelenggara melalui Penyelenggara UN Tingkat Kabupaten/Kota
dantempat lain yang ditetapkan sebagai penyelenggara UN;
Penyelenggara tingkat kabupaten/kota ditetapkan oleh bupati/walikota, dan terdiri dari unsur-unsur Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kotadan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
5. mendata calon pengawas UN SMA, MA dan SMK dan menyampaikan keperguruan tinggi
penyelenggara UN;
13. mengumpulkan LJUN dan mengirimkannya ke Penyelenggara UN Tingkat Provinsi untuk SMP,
MTs, SMPLB, dan SMALB ke Dinas Pendidikan Provinsi;
14. menerima DKHUN dan SKHUN dari Penyelenggara UN Tingkat Provinsi dan mengirimkannya ke
sekolah/madrasah penyelenggara UN;
15. menerapkan prinsip kejujuran, objektivitas, dan akuntabilitas pada semua prosespelaksanaan UN;
a)sekolah/madrasah yang memiliki peserta UN minimal 20 peserta didik dan memiliki fasilitas ruang
yang layak, serta persyaratan lainnya ditetapkan oleh Penyelenggara UN Tingkat Provinsi; atau
3. Penyelenggara UN Tingkat Satuan Pendidikan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
d) memberikan penjelasan tentang tata tertib pengawasan ruang ujian dan carapengisian LJUN;
k) memeriksa dan memastikan amplop LJUN dalam keadaan tertutup dengandilem/dilak dan telah
ditandangani oleh Pengawas Ruang UN di dalam ruangujian;
p) menerbitkan, menandatangani, dan membagikan ijazah kepada peserta didik yangdinyatakan lulus
dari satuan pendidikan;
q) menerapkan prinsip kejujuran, objektivitas, dan akuntabilitas pada semua prosesdi atas;
Dalam kepentingan untuk menyempurnakan pelaksanaan tugas penyelenggaran Ujian Nasional (UN) dan
Ujian Sekolah (US), Penyelenggara di tingkat satuan Pendidikan juga melakukan:
2. Menyiapkan ruang khusus dan guru pendamping bagi PDBK pada SMP
penilaiannya, berdasarkan standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan yang mencakup seluruh mata
pelajaran yang diajarkan di SMP/MTs;
2. Menggandakan naskah soal dan perangkat lain yang diperlukan seperti lembar jawaban, daftar
hadir dan berita acara;
4. Memeriksa hasil pekerjaan peserta US/M berdasarkan pedoman penilaian danmembuat Daftar Nilai
Hasil Ujian Sekolah .
Mata pelajaran yang diujikan meliputi seluruh mata pelajaran yang diajarkan sampai dengan kelas IX,
sesuai dengan kurikulum yang dilaksanakan di sekolah/madrasah.Ujian dilaksanakan secara tertulis
dan/atau praktik sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diujikan.
Mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN) adalah Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa
Inggrisdan Ilmu Pengatahuan Alam (IPA) dalam bentuk ujian tertulis. Mata pelajaran diujikan dalam
Ujian Sekolah (US) adalah seluruh mata pelajaran yang diajarkan di SMP/MTS, yang meliputi ujian
tertulis dan ujian praktik pada mata pelajaran tertentu. Jenis penilaian untuk masing-masing mata
pelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Catatan:
**) Pelaksanaan Ujian Sekolah SMP/MTs untuk semua mata pelajaran termasuk yang mengharuskan
adanya ujian Praktik dan/atau tertulis, dilaksanakan sebelum penyelenggaraan UN.Nilai
Sekolah/Madrasah(Nilai S/M) yang merupakan hasil gabungan antara nilai Ujian Sekolah/Madrasah
dengan nilai rata-rata rapor semester 1, 2, 3, 4 dan semester 5 dengan menggunakan pembobotan 60 %
untuk nilai US/M dan 40 % untuk nilai Rapor, disampaikan kepada BSNP sebelum UN berlangsung.
1. Penilaian mata pelajaran muatan lokal pilihan dan mata pelajaran yang menjadi ciri khas
sekolah/madrasah ditentukan oleh sekolah/madrasah masing-masing. Penilaian dapat dilakukan melalui
ujian praktik dan/atau tertulis, atau melalui penilaian akhir dengan mempertimbangkan hasil-hasil
penilaian oleh pendidik sesuai karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan.
5. Nilai US/M adalah nilai yang diperolah peserta ujian setelah mengikuti Ujian sekolah/madrasah
yang mencakup semua mata pelajaran baik dilaksanakan melalui Praktik dan/atau tertulis.
6. Nilai Sekolah/Madrasah (Nilai S/M) adalah gabungan dari nilai Ujian Sekolah/madrasah dengan
nilai nilai rata-rata rapor semester 1, 2, 3, 4 dan semester 5 dengan menggunakan pembobotan 60 % untuk
nilai US/M dan 40 % untuk nilai Rapor.
Standar Kompetensi Lulusan Ujian Nasional Tahun 2010/2011 ditetapkan oleh Menteri Pendidikan
Nasional dan dimuat dalam lampiran Permendiknas nomor 46Tahun 2010.Tanggal 31 Desember 2010,
SKL tersebut merupakan irisan (interseksi) dari pokok bahasan/sub pokok bahasan Kurikulum 1994,
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada “Kurikulum 2004”, dan Standar Isi.
Penyusunan naskah soal UN dilakukan oleh penyelenggara tingkat pusat. Naskah soal setiap mata
pelajaran dibuat dalam beberapa paket, dengan jumlah butir soal dan alokasi waktu sebagai berikut:
Naskah soal Ujian Nasional dibuat dalam bentuk master copy, yang dikirimkan langsung dan
diserahterimakan oleh Penyelenggara Pusat kepada Penyelenggara Provinsi, untuk digandakan oleh
Penyelenggara Provinsi. Khusus bahan UN Bahasa Inggris listening comprehension yang terdiri atas
naskah soal, kaset, dan petunjuk penggunaannya, digandakan oleh penyelenggara tingkat pusat.
1) pencetakan bahan UN yang terdiri naskah soal, lembar jawaban, daftar hadir dan berita acara
pelaksanaan UN;
a) Amplop naskah soal terdiri dari amplop besar (AB) berisi 20 naskah soal dan amplop kecil (AK)
berisi 10 naskah soal;
b) setiap AB berisi 10 naskah soal Paket A dengan sampul/kertas warna biru muda dan 10 naskah soal
Paket B dengan sampul/kertas warna putih;
c) setiap AK berisi 5 naskah soal Paket A dengan sampul/kertas warna biru muda dan 5 naskah soal
Paket B dengan sampul/kertas warna putih.
d) Amplop lembar jawaban terdiri dari amplop besar (AB) berisi 20 LJUN dan amplop kecil (AK)
berisi 10 LJUN. Selain berisi LJUN, setiap amplop baik AB mapun AK diisi pula dengan blanko daftar
hadir dan berita acara pelaksanaan UN masing-masing sebanyak 3 lembar;
e) Amplop naskah soal dan amplop LJUN cadangan dikemas dalam amplop kecil (AK). Jumlah
amplop cadangan disiapkan dengan perhitungan setiap SMP/MTs penyelenggara yang mempunyai
kurang dari 10 ruangUN diberi 1 AK cadangan, sedangan yang memiliki 10 ruang UN atau lebih
ditambah lagi 1 AK cadangan setiap kelipatan 10 ruang dengan pembulatan ke atas;
f) Amplop naskah soal dan amplop LJUN ditutup rapat/dilem kemudian dimasukkan ke dalam dus
dan dipak.
g) Pengamplopan dan pengepakan bahan UN Utama dan UN Susulan dibuat secara terpisah dan
masing-masing diberi kode tersendiri.
f. Perusahaan percetakan menyimpan film/plate cetak yang telah digunakan di tempat yang aman,
kemudian bersama Penyelenggara UN Tingkat Provinsi memusnahkan film/plate tersebut sebulan setelah
pelaksanaan UN dengan berita acara pemusnahan;
g. Naskah bahan UN yang telah dicetak dan dipak sesuai kebutuhan disimpan dalam gudang yang
aman dan dijaga aparat keamanan selama bahan tersebut belum dikirimkan ke Penyelenggara UN Tingkat
Kabupaten/Kota;
h. Bahan UN didistribusikan oleh perusahaan percetakan ke kabupaten/kota secara serentak pada hari
H-2 atau H-1, di titik bongkar yang ditentukan oleh Penyelenggara Kab/Kota.
i. Penyelenggara Kabupaten/Kota menerima, memeriksa dan menghitung jumlah naskah soal yang
diterima, serta menandatangani berita acara serah terima.
k. Pengamanan naskah UN :
a) Selama naskah soal belum dipergunakan/didistribusikan harus disimpan dalam ruangan yang aman,
terkunci dan dijaga oleh petugas piket.
Spesifikasi soal atau kisi-kisi Ujian Sekolah disusun oleh masing-masing sekolah/ madrasah sesuai
dengan kurikulum yang berlaku di sekolah/madrasah yang bersangkutan, mencakup semua mata
pelajaran.
Spesifikasi soal ujian Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP), mengacu pada SKL mata pelajaran
yang tertuang dalam Permen No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Standar Kompetensi Lulusan dan spesifikasi soal untuk mata pelajaran Muatan Lokal atau mata pelajaran
lain yang merupakan ciri khas sekolah/madrasah, dirumuskan oleh lembaga yang berwenang atau
sekolah/madrasah yang bersangkutan.
Jumlah soal dan alokasi waktu ujian sekolah diatur oleh masing-masing sekolah/ madrasah
penyelenggara ujian. Namun demikian sebagai acuan dapat digunakan model seperti pada tabel berikut:
1) Penyusunan naskah soal dan perangkatnya dilakukan oleh tim penyusun dari sekolah/madrasah
penyelenggara atau kelompok sekolah/madrasah, berdasarkan kurikulum yang digunakan.
2) Tim Penyusun perangkat naskah soal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
b) mempunyai kemampuan dan pengalaman dalam penyusunan naskah soal, diutamakan bagi guru
yang sudah dilatih di bidang penilaian pendidikan;
c) memiliki sikap dan perilaku jujur, bertanggung jawab, teliti, tekun, dan dapat memegang teguh
kerahasiaan.
3) Penyiapan bahan ujian sekolah meliputi :(1) penyusunan kisi-kisi, (2) penyiapan naskah soal ujian
(penulisan, penelaahan, dan perakitan soal, (3) penyiapan master copy, dan (4) penggandaan bahan ujian.
4) Perangkat naskah soal terdiri dari : (1) naskah soal, (2) kunci jawaban, (3) lembar jawaban, (4)
pedoman penilaian, dan (5) blanko daftar nilai, daftar hadir dan berita acara.
5) Naskah soal yang disiapkan meliputi naskah soal untuk ujian utama dan ujian susulan.
6) Naskah soal diketik dengan tipe huruf Times New Roman ukuran font 12 (standar)
1) Naskah soal digandakan dengan ukuran kertas A4 dan jenis kertas HVS 70 gram atau CD 48,8 atau
kualitas yang setara.
2) Naskah soal dimasukkan ke dalam sampul/amplop yang telah disiapkan dengan ketentuan:
a) Sampul/amplop soal dibuat dari kertas sampul yang tidak mudah rusak/robek dengan ukuran yang
mencukupi untuk diisi oleh 20 eksemplar soal.
Ø Mata Pelajaran
Ø Jam ke
Ø Nomor Ruang
3) Jumlah lembar soal dan lembar jawaban per mata pelajaran yang dimasukkan kedalam sampul
disesuaikan dengan jumlah peserta setiap ruang.
4) Lembar soal praktik dan petunjuk penilaiannnya dimasukkan pada sampul tersendiri sesuai
keperluan.
5) Kunci jawaban dimasukkan kedalam sampul terpisah, disimpan oleh Kepala Sekolah dan
diserahkan kepada tim pemeriksa pada saat pemeriksaan.
6) Penyampulan untuk ujian susulan dibuat terpisah.
Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011 dilaksanakan 1 (satu) kali mencakup UN Utama dan
Susulanyang dilaksanakandengan jadwal sebagai berikut:
2. Ujian Sekolah
Ujian Sekolah tulis maupun praktekdilaksanakan sebelum Ujian Nasional dan mencakup semua mata
pelajaran yang diajarkan di SMP/MTs. Jadwal ujian secara rinci diatur oleh masing-masing
sekolah/madrasah. Namun demikian sebagai acuan, dapat digunakan jadwal sebagai berikut:
Bahasa Indonesia
US Utama : Selasa, 22 Maret 2011 07.30 – 09.30 Ilmu Pengetahuan Alam
2. US Susulan : Kamis, 31
Maret2011 10.00 – 11.30 Pend. Kewarganegaraan
US Utama : Rabu, 23 Maret 2011 07.30 – 09.30 Matematika
3. US Susulan : Jum’at, 1 April 2011 TIK / Keterampilan
10.00 – 11.30
US Utama : Kamis, 24Maret 2011 07.30 – 09.30 Bahasa Inggris
4. US Susulan : Sabtu, 2 April 2011 Kesenian/Seni Budaya
10.00 – 11.30
US Utama : Jum’at, 25 Maret 2011 07.30 – 09.30 Penget. Sosial / IPS
5. US Susulan : Senin, 4April2011
10.00 – 11.30 Bahasa Sunda
US Utama : Sabtu, 26 Maret 2011 07.30 – 09.00 Mulok Pilihan lainnya
6.
US Susulan : Selasa, 5 April 2011 09.30 – 11.00
US Utama : Senin, 28 Maret 2011 07.30 – 09.00 Akidah Akhlak*)
7. US Susulan : Rabu, 6April2011
09.30 – 11.00 Fikih*)
US Utama : Selasa, 29 Maret2011 07.30 – 09.00 Bahasa Arab *)
8. US Susulan : Kamis, 7April2011
09.30 – 11.00 Sejarah Kebud. Islam *)
Catatan :
hari-hari kosong pada minggu yang sama dengan jadwal ujian sekolah tertulis,
atau hari-hari lain sebelum atau sesudah jadwal pelaksanaan ujian sekolah
tertulis.
Sekolah penyelenggara menyiapkan ruang pelaksanaan UN/US dengan ketentuan sebagai berikut:
2) Setiap ruang ditempati paling banyak 20orangpeserta, dan 1 meja untuk pengawas.
5) Gambar atau alat peraga yang berkaitan dengan materi ujian agar dikeluarkan dari ruang ujian.
b) jarak antara meja yang satu dengan yang lain disusun dengan mempertimbangkan jarak antara
peserta yang satu dengan peserta yang lain minimal 1 (satu) meter.
c) Penempatan peserta ujian disesuaikan dengan urutan nomor peserta, seperti pada contoh denah
ruang ujian di bawah ini:
d) Pengaturan Paket Soal yang akan dikerjakan peserta ujian yang nomor urutnya berdekatan
harus berbeda satu sama lain sesuai Paket soal yang diterima satuan pendidikan.
b) Pengawas ruang UN adalah guru yang memiliki sikap dan perilaku disiplin,
jujur,bertanggungjawab, teliti, dan memegang teguh kerahasiaan
e) Guru mata pelajaran yang diujikan tidak diperbolehkan berada di lingkungan sekolah saat
pelaksanaan UN berlangsung untuk mata pelajaran yang diajarkan;
g) Setiap ruangan diawasi oleh dua orang Pengawas Ruang UN;Apabila jumlah pengawas dari
madrasah tidak mencukupi dapat dilakukan silang murni antar sekolah;
h) Sekolah dapat menyediakan guru pembimbing khusus dan atau pendamping bagi PDBK, selain
pengawas ruang;
1) Pengawas Ruang UN menerima penjelasan dan pengarahan dari Ketua Penyelenggara UN;
2) Pengawas Ruang UN menerima bahan UN yang berupa Amplop Naskah Soal UN, Naskah Soal
UN, LJUN, dan Amplop LJUN;
3) Pengawas Ruang UN masuk ke dalam ruang UN 20 menit sebelum waktu pelaksanaan UN dan
memeriksa kesiapan ruang UN;
5) Pengawas Ruang UN memeriksa setiap peserta UN untuk tidak membawa tas, buku atau catatan
lain, alat komunikasi elektronik, kalkulator dan sebagainya ke dalam ruang UN kecuali alat tulis yang
akan dipergunakan;
7) Pengawas Ruang UN membagikan LJUN kepada peserta, dan memandu serta memeriksa
pengisian identitas peserta UN (nomor ujian, nama, tanggal lahir, dan tanda tangan); kode mata pelajaran
dan kode paket naskah soal UN sebelum waktu UN dimulai. Pengawas UN mengingatkan peserta UN
agar terlebih dahulu membaca petunjuk cara menjawab soal dan cara mengisi LJUN;
8) Pengawas Ruang UN mengedarkan Daftar Hadir serta mengecek kesesuaian dengan kartu/tanda
peserta sebelum UN dimulai;
9) Setelah seluruh peserta UN selesai mengisi identitas, Pengawas Ruang UN membuka Amplop
Soal, memeriksa kelengkapan bahan ujian, dan meyakinkan bahwa amplop tersebut dalam keadaan baik
dan tertutup rapat (segel), disaksikan oleh peserta UN;
10) Pengawas Ruang UN setiap hari membagikan Naskah Soal Ujian, sesuai dengan kode paket soal;
11) Pengawas meminta peserta UN untuk menuliskan kode paket soal pada LJUN sesuai dengan
naskah soal yang diterima;
12) Naskah soal UN diletakkan di atas meja peserta UN dalam posisi tertutup (terbalik); peserta UN
tidak diperkenankan untuk menyentuhnya sampai tanda waktu UN dimulai;
13) Kelebihan naskah soal yang tidak terpakai dimasukkan ke dalam amplop naskah soal dan tetap
disimpan di ruang UN;
14) Setelah tanda waktu mengerjakan soal dimulai, Pengawas Ruang UN mempersilahkan peserta UN
untuk mengecek kelangkapan naskah soal sebelum mulai mengerjakan;
15) Apabila ditemukan ada naskah soal yang cacat atau rusak, Pengawas Ruang UN wajib
menggantinya;
16) Selama UN berlangsung, Pengawas Ruang UN wajib menjaga ketertiban dan ketenangan suasana
ruang ujian, memberi peringatan dan sanksi kepada peserta yang melakukan kecurangan, serta melarang
orang lain yang tidak berkepentingan memasuki ruang UN;
17) Pengawas Ruang UN dilarang memberi bantuan dalam bentuk apapun kepada peserta berkaitan
dengan jawaban soal UN yang diujikan;
18) Lima menit sebelum waktu UN selesai, Pengawas Ruang UN memberi peringatan kepada peserta
UN bahwa waktu tinggal lima menit;
19) Setelah waktu UN usai, Pengawas Ruang UN mempersilakan peserta untuk berhenti mengerjakan
soal. Peserta UN dipersilakan meninggalkan ruang ujian setelah pengawas menghitung jumlah LJUN
sama dengan jumlah peserta UN;
20) Pengawas Ruang UN mengumpulkan dan mengecek kelengkapan LJUN dan lembar soal UN
setelah tanda batas waktu mengerjakan soal selesai;
21) Pengawas Ruang UN mengumpulkan LJUN sesuai dengan paket soal dan diurutkan dari nomor
peserta terkecil;
22) Pengawas Ruang UN memasukkan seluruh berkas LJUN dan Daftar Hadir ke dalam amplop,
ditutup, dilak/segel dan ditandatangani oleh Pengawas Ruang UN di dalam ruang ujian;
23) Pengawas Ruang UN menyerahkan LJUN dan Naskah Soal UN (termasuk yang tidak terpakai)
kepada penyelenggara tingkat sekolah/madrasah disertai dengan Berita Acara pelaksanaan UN.
a) Pengawas US adalah unsur guru yang memiliki sikap dan perilaku disiplin, jujur, bertanggung
jawab, teliti dan memegang teguh kerahasiaan.
d) Sekolah dapat menyediakan guru pembimbing khusus dan atau pendamping bagi PDBK, selain
pengawas ruang;
e) Pada ujian tulis, guru mata pelajaran tidak diperbolehkan mengawasi pelaksanaan ujian mata
pelajaran yang diajarkannya.
f) Prosedur pengawasan dan tata tertib pengawas US pada dasarnya sama dengan prosedur
pengawasan dan tata tertib pengawas UN.
1. Peserta ujian memasuki ruangan setelah tanda masuk dibunyikan, yakni 15 (limabelas) menit
sebelum ujian dimulai.
2. Peserta ujian yang terlambat hadir hanya diperkenankan mengikuti ujian setelah mendapat izin dari
ketua Penyelenggara Ujian Tingkat Sekolah/Madrasah, tanpa diberi perpanjangan waktu.
3. Peserta ujian dilarang membawa alat komunikasi elektronik, kalkulator, tas, buku, dan catatan
dalam bentuk apapun ke dalam ruang ujian.
4. Peserta ujian membawa alat tulis-menulis berupa pensil 2B, penghapus, penggaris, dan bolpoin
berwarna hitam/biru dan kartu tanda peserta ujian.
5. Peserta ujian mengisi Daftar Hadir dengan menggunakan pulpen yang disediakan oleh pengawas
ruangan sebelum ujian dimulai.
6. Peserta ujian mengisi identitas pada lembar jawaban secara lengkap dan benar serta mencantumkan
nomor kode soal UN sesuai dengan kode soal UN yang dikerjakannya.
7. Peserta ujian mulai mengerjakan soal setelah tanda waktu mulai ujian dibunyikan.
8. Peserta ujian yang memerlukan penjelasan cara pengisian identitas pada Lembar Jawaban dapat
bertanya kepada Pengawas Ruang ujian dengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu.
9. Selama ujian berlangsung peserta ujian hanya dapat meninggalkan ruangan dengan izin dan
Pengawasan dari Pengawas Ruang ujian, dan tidak melakukannya berulang kali.
10. Peserta ujian yang memperoleh Naskah Soal yang cacat atau rusak wajib memberitahukan kepada
pengawas ruang ujian. Sambil menunggu penggantian naskah soal, peserta tetap mengerjakan soal yang
diterima sebelumnya.
11. Peserta ujian yang meninggalkan ruangan setelah membaca soal dan tidak kembali lagi sampai tanda
selesai dibunyikan, dinyatakan telah selesai menempuh/ mengikuti ujian pada mata pelajaran yang terkait.
12. Peserta ujian yang telah selesai mengerjakan soal sebelum waktu ujian berakhir tidak diperbolehkan
meninggalkan ruangan.
13. Peserta ujian berhenti mengerjakan soal setelah tanda berakhirnya waktu ujian berbunyi.
d) memperlihatkan pekerjaan sendiri kepada peserta lain atau melihat pekerjaan peserta lain;
e) membawa naskah soal ujian dan lembar jawaban keluar dari ruang ujian;
15. Setelah tanda batas waktu dibunyikan dan pengawas telah selesai mengumpulkan serta menghitung
bahwa jumlah lembar jawaban sama dengan jumlah peserta ujian, semua peserta ujiandapat meninggalkan
ruang ujian dengan tertib dan tenang.
1. Pengumpulan Hasil UN
a) Kepala sekolah/madrasah penyelenggara mengumpulkan amplop LJUN yang telah disegel oleh
Pengawas Ruang UN dan memasukkannya ke dalam amplop besar.
d) Penyelenggara UN Tingkat Provinsi memeriksa kesesuaian berkas LJUN dengan peserta UN dari
setiap sekolah/madrasah penyelenggara UN.
B. Pengolahan Hasil UN
a) BSNP bersama Puspendik mengembangkan sistem dan perangkat lunak (software) untuk pendataan
calon peserta, pemindaian (scanning) LJUN, analisis, dan pelaporan hasil Ujian.
2).paling lambat tanggal 17 Mei 2011, semua hasil pemindaian LJUN di provinsi telah dikirim ke Pusat.
e) BSNP bersama Puspendik melakukan penskoran dan penilaian hasil UN apabila hasil pemindaian
telah terkumpul.
Hasil ujian tertulis dan praktik diperiksa/dikoreksi dan dinilai oleh tim guru/tim guru, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
b) Pemeriksaan hasil ujian tertulis dilakukan oleh dua orang korektor, kemudian rata-rata dari
keduanya dijadikan nilai akhir. Jika terjadi perbedaan nilai hasil pemeriksaan kedua korektor >2,00
(untuk rentang nilai 0 – 10) diperlukan korektor ketiga, dan nilai rata-rata dari ketiganyadijadikan nilai
akhir.
c) Penilaian hasil ujian praktik dilakukan oleh guru/tim guru mata pelajaran yang bersangkutan.
a) Daftar nilai hasil ujian diterbitkan oleh sekolah/madrasah penyelenggara dan ditandatangani oleh
kepala sekolah/madrasah penyelenggara.
b) Daftar nilai hasil ujian diisi oleh sekolah/madrasah penyelenggara berdasarkan hasil ujian setiap
peserta dalam bentuk angka dan huruf dengan rentang nilai 0 – 10, dengan 2 (dua) desimal di belakang
koma.
a) Sekolah melakukan penggabungan untuk menentukan Nilai sekolah/Madrasah dari hasil ujian sekolah
dengan nilai rapor;
d) Daftar nilai sekolah/madrasah dalam bentuk digital maupun non digital ( yang sudah ditandatangani
Kepala sekolah/madrasah diserahkan ke provinsi melalui penyelenggara tingkat kabupaten/kota.
1. Peserta didik dinyatakan lulus US/M apabila peserta didik telah memenuhi kriteria kelulusan yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan perolehan Nilai S/M.
2. Nilai S/M sebagaimana dimaksud pada nomor 1 diperoleh dari gabungan antara nilai US/M dan
nilai rata-rata rapor semester 1, 2, 3, 4, dan 5 dengan pembobotan 60% untuk nilai US/M dan 40% untuk
nilai rata-rata rapor.
4. NA sebagaimana dimaksud pada butir nomor 4 diperoleh dari gabungan Nilai S/M dari mata
pelajaran yang diujinasionalkan dengan Nilai UN, dengan pembobotan 40% untuk Nilai S/M dari mata
pelajaran yang diujinasionalkan dan 60% untuk Nilai UN.
5. Skala yang digunakan pada nilai S/M, nilai rapor dan nilai akhir adalah nol sampai sepuluh.
6. Pembulatan nilai gabungan nilai S/M dan nilai rapor dinyatakan dalam bentuk dua decimal, apabila
decimal ketiga ≥5 maka dibulatkan ke atas.
7. Pembulatan nilai akhir dinyatakan dalam bentuk satu decimal, apabila decimal kedua ≥5 maka
dibulatkan ke atas.
8. Peserta didik dinyatakan lulus UN apabila nilai rata-rata dari semua NA sebagaimana dimaksud
pada butir nomor 4 mencapai paling rendah 5,5 (lima koma lima) dan nilai setiap mata pelajaran paling
rendah 4,0 (empat koma nol).
9. Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh setiap satuan pendidikan melalui
rapat dewan guru berdasarkan kriteria kelulusan sebagaimana ditetapkan dalamkriteria kelulusan dari
satuan pendidikan .
Peserta didik dinyatakan lulus ujian sekolah/madrasah apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. memiliki rata-rata nilai minimalsesuai dengan yang ditentukan oleh sekolah, baik untuk ujian tulis
maupun ujian praktik;
2. mencapai nilai batas lulus untuk setiap mata pelajaran sesuai dengan yang ditentukan oleh
sekolah/madrasah penyelenggara ujian.
Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditentukan oleh satuan pendidikan
2. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran
3. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi; dan
Pengumuman kelulusan Ujian Nasional Utamapeserta didik dari satuan pendidikan untuk SMP/MTs
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan pada tanggal4 Juni2011.
E. Penerbitan Ijazah
1. Peserta ujian yang dinyatakan lulus dari satuan pendidikan berhak memperoleh ijazah.
6. Sekolah/madrasah yang tidak menjadi penyelenggara ujian, menyerahkan hasil penilaian oleh
pendidik dari satuan pendidikan yang bersangkutan kepada sekolah/madrasah penyelenggara ujian.
7. Penerbitan ijazah diatur oleh Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah atau
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
B. Biaya penyelenggara UN menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
3. sosialisasi UN ke daerah;
7. Visitasi percetakan;
5. pelaksanaan sosialisasi, koordinasi dan kerja sama dengan instansi terkait di provinsiyang
bersangkutan dalam rangka persiapan pelaksanaan UN;
10. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan UN; danpenyusunan dan pengiriman laporan UN.
sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), Kementerian Agama dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah/Madrasah.
a. Pengisian data calon peserta ujian dan pengirimannya ke Dinas Pendidikan/ Kantor Kemenag
Kabupaten/Kota;
d. Penulisan dan penggandaan soal, penyiapan dan pengadaan bahan ujian praktik, pengawasan
pelaksanaan ujian dan pemeriksaan hasil ujian;
B. Pelaporan
1. Laporan penyelenggaraan ujian memuat informasi antara lain tentang penyiapan bahan, pelaksanaan
ujian, penetapan batas lulus ujian sekolah/madrasah, pengawasan ujian, pemeriksaan hasil ujian,
permasalahan dan upaya pemecahannya serta laporan hasil ujian yang mencakup nilai ujian setiap siswa
dan rata-rata nilai tiap mata pelajaran baik UN maupun US.
IX. SANKSI
1. Peserta UN yang melanggar tata tertib diberi peringatan oleh Pengawas Ruang UN. Apabila peserta
UN telah diberi peringatan dan tidak mengindahkan peringatan tersebut, maka peserta UN tersebut
dipersilakan keluar dari ruang ujian, dan baginya diberi nilai 0 (nol)/didiskualifikasi, serta dicantumkan
dalam Berita Acara Pelaksanaan.
2. Pengawas Ruang UN yang melanggar ketentuan POS dibebastugaskan dan diganti oleh yang lain,
serta tidak diikutsertakan dalam kegiatan UN berikutnya.
3. Pengawas satuan pendidikan yang melangggar ketentuan POS dibebastugaskan dan diganti oleh
yang lain, serta tidak diikitsertakan dalam kegiatan UN yang akan datang.
4. Sekolah Penyelenggara UN yang terbukti melanggar ketentuan POS diberi sanksi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Semua pelanggaran yang dilakukan oleh pengawas ruang UN, dan sekolah/madrasah penyelenggara
dilaporkan kepada pimpinan lembaga asal yang bersangkutan
X. PENUTUP
Hal-hal yang belum diatur dalam panduan pelaksanaan ujian ini, akan diatur lebih lanjut dalam ketentuan
tersendiri
Lampiran :
• Penyusunan kisi-kisi
4. Asep Rachmat