Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Studi Pemuda

Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021


DOI

[Tinjauan Buku]
Menilik Kehidupan Kelompok Muda Marginal dan Perubahan
Sosial di Dunia Selatan
Nurul Firdiani Fauzan, Patrisius Favian Defi Marendra
Youth Studies Centre Fisipol UGM

Judul Buku : Youth, Inequality and Social Change in the Global South

Editor : Hernan Cuervo & Ana Miranda

Penerbit : Springer Nature Singapore

Tahun : 2019

ISBN : 978-981-13-3749-9

PENDAHULUAN belahan Global South dan bagaimana


mereka mencoba mendobrak kesenjangan
Buku yang berjudul “Youth, sosial yang mereka alami. Pembahasan
Inequality and Social Change in the Global pada setiap babnya ditulis oleh peneliti dari
South” membawa isu kolonialisme dalam berbagai latar belakang dan diedit oleh
bidang ilmu pengetahuan sosial. Perspektif Hernan Cuervo dan Ana Miranda dan
Global North mendominasi proses diterbitkan oleh Springer Nature Singapore
produksi ilmu pengetahuan sosial, terutama pada tahun 2019. Hernan Cuervo
negara-negara berbahasa Inggris. Oleh merupakan seorang Profesor di Melbourne
karena itu, perspektif lain dalam Graduate School of Education, sekaligus
membungkus ilmu pengetahuan perlu wakil direktur di Youth Research Centre
dilakukan, utamanya perspektif Global University of Melbourne dan banyak
South sebagai pihak yang dipandang mengambil topik kajian kepemudaan,
terjajah. Global South didefinisikan melalui pendidikan di pedesaan, dan teori keadilan
penggabungan pemikiran Papastergiadis sebagai bidang penelitiannya. Sedangkan
dan de Souza Santos, yang diartikan Ana Miranda, editor buku ini merupakan
sebagai sebuah metafora dalam seorang peneliti senior di The National
mendeskripsikan penderitaan manusia yang Scientific and Technical Research Council
disebabkan oleh penjajahan dan perjuangan (CONICET) sekaligus profesor di Buenos
untuk melawannya. Aires University, dengan fokus penelitian
Secara khusus, buku ini bercerita kepemudaan, pendidikan, ketimpangan,
mengenai berbagai fenomena kesenjangan dan tenaga kerja.
sosial yang dialami pemuda di berbagai

82 Jurnal Studi Pemuda 10(1), 2021


Menilik Kehidupan Kelompok Muda Marginal dan Perubahan Sosial di Dunia Selatan

Para penulis dalam buku ini pemuda migran Australia memiliki


mengeksplor bagaimana kondisi pemuda, kecenderungan memiliki perasaan diterima
ketimpangan, dan perubahan sosial saling yang rendah, namun tetap memiliki
terkait satu sama lain. Buku ini juga keyakinan dan optimisme bahwa mereka
menawarkan sebuah ruang untuk melihat masih pantas diterima oleh lingkungan
kebutuhan konseptual dan empiris sosial di sekitar mereka di tengah
mengenai penelitian terkait kepemudaan stigmatisasi yang mereka alami.
dalam perspektif Global South melalui Diskriminasi yang mereka alami tidak
empat bagian dan tujuh belas bab. lantas membuat mereka merasa tidak
pantas dan menyerah pada diskriminasi
PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN serta stigmatisasi yang mereka alami di
STRUKTUR SOSIAL tengah masyarakat Australia.
Garth Stahl dan John Young dalam
Bagian pertama dalam buku ini bab berbeda memaparkan bahwa
membahas mengenai kehidupan para marginalisasi di Australia juga terjadi
pemuda di beberapa negara seperti kepada kelompok pemuda laki-laki yang
Meksiko, Kosta Rika, Australia dan India merupakan masyarakat kelas bawah yang
dalam mengakses lapangan pekerjaan dan sulit mendapatkan akses ke perguruan
pendidikan. Minor Mora dan Juan Pablo tinggi. Pemuda laki-laki dengan status
Pérez Sáinz melakukan pemaparan atas sosial-ekonomi (socio-economic
penelitian di dua wilayah yang lekat dengan status/SEC) yang rendah cenderung tidak
kekerasan dan eksklusi pasar kerja, yakni di dapat menyelesaikan pendidikan dibanding
Soyapango (El Savador) dan perempuan, yang menyebabkan ‘krisis
Desamparados (Kosta Rika). Poin penting maskulinitas’ (crisis of masculinity). Untuk
dari pemaparannya adalah munculnya menyikapi hal itu pemerintah Australia
marginalisasi yang dialami oleh para memiliki program First-in-Family Males
pemuda di kedua wilayah mengenai usaha Project serta Accelerated Curriculum and
mereka dalam mencari kerja. Enrichment (ACE) yang mengupayakan
Selain El Salvador dan Kostarika, agar para pemuda laki-laki dari golongan
Salaz dan Sáinz juga menganalisis perihal kelas bawah mendapatkan pendampingan
kekerasan yang terjadi di Amerika Tengah dan membantu mereka untuk mendapatkan
dan dampaknya bagi pemuda. Lingkungan akses ke pendidikan tinggi.
sosial yang penuh kekerasan menimbulkan Isu terakhir pada bagian pertama
stigma dan marginalisasi sehingga buku ini membahas mengenai fenomena
menciptakan siklus kekerasan yang tanpa sosial-budaya di India dan pengaruhnya
henti bagi para pemuda. Tulisan ini dalam kemiskinan intergenerasi. Singh dan
dianggap mampu menetralisir stigma dan Mukherjee menemukan bahwa kemiskinan
stereotip terhadap pemuda di wilayah intergenerasi cenderung menimpa
kekerasan dengan membuktikan bahwa kelompok tertentu, yang salah satu
partisipasi mereka dalam kejahatan tidak penyebabnya adalah budaya kasta. Singh
serta merta atas pilihan pribadi, melainkan dan Mukherjee mampu membawa pembaca
dorongan kondisi sosial. untuk membandingkan pengalaman antara
Jika dua penelitian sebelumnya golongan miskin dengan golongan kaya
berbicara masalah kekerasan terhadap secara ilustratif. Pembaca diajak untuk
pemuda, Rimi Khan, Johanna Wyn dan menyadari perbedaan pengalaman antara
Babak Dadvand berbicara isu pemuda kedua golongan tersebut agar makin
migran dalam konteks multikulturalisme mampu mendalami siklus kemiskinan yang
Australia. Stigma terhadap kelompok sosial menjebak. Visualisasi diberikan secara
tertentu, terutama pemuda migran, masih kronologis mengenai pengalaman para
kerap terjadi di Australia. Kelompok pemuda miskin di India, terutama mengenai

Jurnal Studi Pemuda 10(1), 2021 83


Nurul Firdiani Fauzan & Patrisius Favian Defi Marendra

bagaimana struktur yang ada telah Masih dalam konteks perempuan


merugikan mereka semenjak usia dini muda, Premalatha Karupiah sebagai
hingga dewasa dan mengecilkan harapan penulis berupaya memberikan pemaparan
mereka untuk keluar dari kemiskinan. mengenai pemaknaan femininitas
(femininity) dalam kehidupan sehari-hari.
IDENTITAS DAN RASA MEMILIKI Hal ini berangkat dari pemahaman bahwa
makna femininitas itu sendiri dapat berbeda
Bagian kedua dalam buku ini
tergantung pada lingkungan maupun
berbicara tentang identitas dan rasa
segmentasi lingkungan yang juga berbeda-
memiliki yang dialami kaum muda di
beda. Premalatha Karupiah memfokuskan
berbagai negara Selatan. Akin Iwilade
pemaparannya pada 3 tema utama yaitu:
menulis mengenai perubahan identitas yang
pandangan esensial mengenai femininitas,
dialami kaum muda di daerah Delta Niger,
peran serta ruang gender tradisional, dan
Nigeria yang merupakan salah satu
pemberdayaan (empowerment)
kawasan pasca-konflik. Perubahan
terselubung. Adapun korelasi dari ketiga
identitas yang dimaksud tersebut adalah
tema besar ini terletak pada upaya
pergeseran makna mengenai bagaimana
perempuan yang dianggap memiliki
kaum muda mendefinisikan atau
karakteristik feminim secara natural serta
mengkategorisasikan diri mereka sendiri ke
mengalami hambatan dalam bentuk
dalam kelompok ‘pemuda’, terutama dari
pemaksaan norma dari ekspektasi
segi usia. Hal ini menyebabkan kaum
masyarakat. Strategi khusus terutama
pemuda berefleksi akan identitas mereka,
dalam konteks pemberdayaan perempuan
sekaligus menciptakan rintangan baru bagi
diperlukan untuk mendorong peran karier
mereka untuk keluar dari kesulitan politik
perempuan di masyarakat tanpa menantang
dan ekonomi yang kerap melanda. Dampak
norma femininitas yang telah tertanam
konflik pada kelompok pemuda dipaparkan
secara kultural di masyarakat.
Iwilade melalui konsep Over-Youth yang
Bagian kedua buku ini ditutup oleh
merupakan kategori yang disematkan
Dorothy Bottrell dan Alex Sandro Gomes
khususnya kepada kelompok pemuda yang
Pessoa dengan kultur “waithood”, yaitu
pernah terlibat ataupun menjadi bagian
celah struktural (structural gap) antara
dalam konflik yang terjadi.
jenjang pemuda dan orang dewasa,
Gerakan feminisme yang terjadi di
berpengaruh terhadap perkembangan sosial
Meksiko dan Amerika Latin juga menjadi
kelompok pemuda. Bottrell dan Pessoa
sebuah isu dalam buku ini. Merarit Viera
mengambil contoh studi kasus dari
Alcazar berupaya memberikan refleksi
perkembangan murid-murid sekolah di Sao
perjuangan kelompok wanita yang
Paulo, Brazil serta perkembangan
terdampak dari ketimpangan gender
kelompok kepemimpinan pemuda di
(gender inequality) melalui aktivitas
Melbourne, Australia. Melalui kedua studi
bermusik, utamanya musik rock. Kelompok
kasus tersebut, kedua penulis berupaya
perempuan di Meksiko dan Amerika Latin
memberikan gambaran bagaimana kultur
juga memanfaatkan status mereka sebagai
waithood dipengaruhi oleh kurangnya
musisi lokal untuk menyuarakan kritik serta
akses terhadap pendidikan, banyaknya
diskursus sebagai penganut feminisme
pengangguran, serta terdampak oleh
terhadap struktur sosial yang berlaku,
konflik sosial-politik.
sekaligus berupaya memperoleh pengakuan
status sebagai musisi. Adapun kritik serta PEMBICARAAN TENTANG TEMPAT,
diskursus tersebut disuarakan dalam bentuk PERPINDAHAN, DAN
lirik lagu dan musik sebagai sarana MARGINALISASI
perlawanan.

84 Jurnal Studi Pemuda 10(1), 2021


Menilik Kehidupan Kelompok Muda Marginal dan Perubahan Sosial di Dunia Selatan

Bagian ketiga buku ini seorang profesional untuk mendapatkan


mengeksplorasi mengenai kehidupan para pekerjaan yang layak dan mendapatkan
pemuda di beberapa wilayah di Global pengalaman berarti.
South: Buenos Aires (Argentina); Pretoria
(Afrika Selatan); Jakarta, Yogyakarta, dan Pindah untuk mencapai kehidupan
Bali (Indonesia); dan Maputo (Mozambik). yang lebih baik tidak hanya dilakukan oleh
Dibuka oleh Silvia Grinberg, Mercedes kelompok muda di kawasan kumuh Buenos
Machande, dan Luciano Martin Mantiñan Aires, melainkan juga di Pretoria, Afrika
dengan tulisan tentang pemuda di kawasan Selatan. Marlize Rabe dalam tulisannya
kumuh yang terletak di pinggiran Buenos menceritakan mengenai kelompok muda di
Aires. “Corcova is Love” merupakan Pretoria yang juga memiliki harapan yang
sebuah jargon yang merujuk pada kawasan tinggi untuk kehidupan mereka dan
tempat mereka lahir dan bertumbuh, mencoba mencapainya dengan bermigrasi
dengan kehidupan kompleks yang ditandai sebagai sebuah strategi untuk bertahan
dengan perpindahan, sirkulasi, serta hidup. Sayangnya, migrasi tidak hanya
pergerakan subjek di kota metropolitan membantu mereka dalam meningkatkan
Buenos Aires. Dalam hal ini, “Corcova is kehidupan, melainkan juga mengantarkan
Love” menjadi representasi perjuangan pada kerentanan yang lebih parah, misalnya
kelompok muda di kawasan kumuh Buenos tidak mendapatkan pekerjaan, pendidikan,
Aires dalam mencari dan memiliki tempat dan pelatihan berkepanjangan. Lebih
yang lebih baik untuk meneruskan buruknya lagi, tidak melakukan
kehidupan mereka. perpindahan juga tidak menurunkan
kerentanan kelompok muda terhadap
Dari kawasan kumuh Buenos Aires, kesulitan mendapatkan pekerjaan,
penulis mengenalkan bagaimana kondisi pendidikan dan pelatihan di Pretoria.
kelompok pemuda yang harus mengalami
secara langsung bahaya dan kekerasan di Oki Rahadianto Sutopo mengikuti
tempat tinggalnya sendiri, sehingga mereka kehidupan musisi muda di Yogyakarta,
terus mencoba untuk mencari tempat untuk Jakarta dan Bali untuk melihat
membangun kehidupan. Sebagian dari pertentangan terhadap dominasi kerangka
kelompok muda yang tinggal di kawasan kerja yang dibentuk oleh Dunia Utara.
ini adalah mereka yang bermigrasi dari Subjek penelitian merupakan musisi muda
wilayah rural Argentina maupun dari yang memperoleh pendapatan dan bertahan
metropolitan area. Tujuannya untuk hidup dari bermain musik melalui jaringan
meningkatkan atau keluar dari kehidupan dan mobilitas. Yogyakarta memainkan
mereka yang sebelumnya. Namun, peran sebagai tempat belajar dan
perpindahan yang dilakukan oleh kelompok bereksperimen, sedangkan Jakarta dan Bali
muda ini tidak selalu baik, banyak di antara menjadi tujuan untuk mencapai prestasi
mereka yang menemui bahaya (misalnya, karier yang lebih baik bagi sebagian besar
terkait dengan narkoba) atau mengalami musisi muda ini. Dalam artikel ini,
kekerasan dari lingkungan tempat mereka kesenjangan sosial disebabkan oleh tidak
tinggal. Perpindahan dilakukan untuk meratanya pembagian modal sosial,
mencapai mimpi masa depan mereka, yakni ekonomi dan budaya terjadi di berbagai
“menjadi seseorang” yang dapat juga tempat, termasuk di Indonesia. Fenomena
diartikan mencapai kehidupan yang lebih ini menunjukkan bahwa mobilitas menjadi
baik dari yang mereka miliki. Keinginan unsur penting untuk meningkatkan modal
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik jaringan dan amplifikasi modal.
ini dapat dilihat dari bagaimana mereka Bagian ini ditutup oleh Elena
melakukan peningkatan kehidupan melalui Colonna dengan menggambarkan
sekolah, peningkatan pengetahuan, menjadi hubungan anak-anak dan ruang perkotaan

Jurnal Studi Pemuda 10(1), 2021 85


Nurul Firdiani Fauzan & Patrisius Favian Defi Marendra

di Maputo, Mozambik. Urban Sociology awal dalam perubahan keterlibatan


and Sociology of Childhood menganggap kelompok muda dalam politik Fiji,
bahwa kawasan urban merupakan produk khususnya, dan kawasan Pasifik pada
dan penghasil kehidupan sosial dan anak umumnya.
dianggap sebagai pelaku sosial yang
kompeten. Elena Colonna menambahkan Mauro Cerbino, Marco Panchi dan
identitas dan kehidupan anak-anak Jérémie Voirol menjabarkan mengenai
diciptakan melalui penggunaan ruang kelompok muda marginal dan kaitannya
dimana kehidupan sehari-hari mereka dengan kritik subjektif dari seni sebagai
berlangsung. sumber daya. Cerbino, dkk menuliskan
bahwa praktik seni dapat memungkinkan
KEKUASAAN, KONFLIK SOSIAL, kaum muda yang termarginalisasi untuk
DAN PARTISIPASI POLITIK PEMUDA mengembangkan refleksivitas, otonomi,
dan subjektivitas mengenai situasi sosial
Bagian terakhir dari buku ini serta kewargaan alternatif. Praktik seni
berbicara mengenai keterlibatan pemuda jalanan – terutama grafiti dan fotografi –
dengan kekuasaan, konflik sosial, dan yang dilakukan anak muda (kebanyakan
partisipasi politik di lima negara: Mesir, adalah anggota gang) diizinkan untuk
Tunisia, Ekuador, Cina, dan Fiji. Jose mengambil sikap kritis akan eksklusi yang
Sánchez García and Elena Sánchez- pernah mereka alami sebelumnya dan
Montijano membuka bagian ini dengan memahaminya melalui perspektif yang
partisipasi politik yang dilakukan oleh kompleks. Praktik seni bukanlah kendaraan
pemuda di Mesir dan Tunisia melalui untuk terbebas dari kondisi kekerasan dan
Pemberontakan Arab. Bab ini tidak adanya kesempatan bagi kelompok
menggarisbawahi partisipasi politik secara muda di Ekuador. Seni diorientasikan pada
langsung merupakan cara yang kuno dan transformasi dan rekonstruksi ikatan sosial,
tidak efektif dalam menyelesaikan serta melayani kaum muda yang
permasalahan anak muda di Mesir dan terpinggirkan sebagai tempat untuk
Tunisia karena tidak merepresentasikan memperoleh bentuk-bentuk baru
anak muda sebagai sebuah kelompok sosial subjektivitas dan aksi politik.
maupun individu. Hal ini merupakan
demobilisasi pemuda sekaligus menjadi Bagian ini ditutup oleh Jun Fu
perlawanan kolektif oleh jutaan pemuda dengan cerita partisipasi politik pre-
yang tergabung. Melalui momentum ini, figuratif yang dipraktikkan oleh kelompok
anak-anak muda dituntut untuk terus muda di China melalui kanal daring.
membuat ruang sebagai perluasan arena Seperti kasus Mesir dan Tunisia,
politik, yang dilakukan melalui asosiasi keterlibatan kelompok muda dalam politik
sipil dan musik rap. dianggap kuno dan tidak sesuai. Partisipasi
dalam bentuk formal berubah menjadi
Berbeda dengan di Mesir dan individual, lokal, dan berorientasi pada aksi
Tunisia, partisipasi politik di Fiji dilakukan yang didukung dengan transformasi digital
pemuda dengan mengajukan permohonan yang menjadikan ruang daring sebagai
tantangan dan aspirasi demokrasi untuk wadah praktik politik baru. Perubahan ini
Fiji. Ini merupakan tindak lanjut dari terjadi secara cepat, dinamis, dan fleksibel.
konstitusi keempat yang diumumkan pada
tahun 2013 dan menjadi kontroversi karena Kesenjangan sosial menjadi isu
draftnya dibuang oleh pemerintahan utama yang dapat digarisbawahi dalam
militer. Kelompok pemuda menjadi buku ini. Kesenjangan inilah yang menjadi
minoritas dominan dalam proses alasan utama munculnya perubahan sosial,
permohonan ini, yang kemudian menjadi terutama yang dilakukan oleh kelompok
penting karena menjadi sebuah langkah pemuda. Dalam konteks Global South,
86 Jurnal Studi Pemuda 10(1), 2021
Menilik Kehidupan Kelompok Muda Marginal dan Perubahan Sosial di Dunia Selatan

perubahan sosial yang dilakukan oleh


kelompok muda untuk mendobrak
ketidaksetaraan sudah sering kali
dilakukan. Berbagai gerakan pemuda
menjadi penyulut perubahan sosial yang
terjadi di berbagai negara seperti Mesir,
Tunisia, India, bahkan Indonesia. Di
Indonesia, perubahan sosial seringkali
dikaitkan dengan kondisi ekonomi-politik.
Perubahan-perubahan yang dimotori oleh
kaum muda Indonesia biasanya diakibatkan
oleh ketidaksetaraan ekonomi maupun
perilaku politik yang dianggap kurang
sesuai dengan kondisi masyarakat.
Buku “Youth, Inequality and Social
Change in The Global South” ini membawa
perspektif baru mengenai kesenjangan
sosial dan perubahan sosial yang dialami
oleh pemuda. Global South dideskripsikan
secara realistis melalui berbagai studi kasus
tanpa terkesan stereotipikal. Secara umum,
penulis mengakui bahwa meskipun negara-
negara Global South identik dengan
marginalisasi, kemiskinan, dan eksploitasi,
namun sebagian dari populasi tersebut ada
yang tidak mengalami situasi tersebut dan
justru hidup berkecukupan. Buku ini sangat
layak untuk dibaca karena dapat
menyajikan dan mengeksplorasi berbagai
bentuk kesenjangan sosial di berbagai
negara Global South. Sehingga para
pembaca semakin dapat memahami
manifestasi dari kesenjangan sosial dalam
berbagai konteks. Sayangnya, buku ini
belum menjelajah lebih dalam bentuk
kolonisasi Global North dalam produksi
ilmu pengetahuan sosial.

Jurnal Studi Pemuda 10(1), 2021 87

Anda mungkin juga menyukai