Anda di halaman 1dari 5

BIOLOGI SEL DIFFERENSIASI SEL

Nama : 1. Arista Kristiawan ( 09321094 ) 2. Ivan Wibisono ( 09321123 ) Prodi : Kelas : Pendidikan Biologi B

A. DIFERENSIASI Diferensiasi sel adalah suatu perubahan sel dimana sel yang telah mencapai volume pertumbuhan akhir menjadi terspesialisasi sesuai fungsinya menghasilkan jenis jaringan, organ atau organisme baru. Regenerasi dan diferensiasi sel hewan ditentukan oleh genom. Genom yang identik terdapat pada setiap sel, namun mengekspresikan set gen yang berbeda, bergantung pada jumlah gen yang diekspresikan. Misalnya, pada sel retina mata, tentu gen penyandi karakteristik penangkap cahaya terdapat dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada ekspresi gen indera lainnya. Pengekspresian gen itu sendiri mempengaruhi jumlah sel, jenis sel, interaksi sel, bahkan lokasi sel. Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4 proses esensial pengkonstruksian embrio yang diatur oleh ekspresi gen, sebagai berikut: Proliferasi sel

menghasilkan banyak sel dari satu sel Spesialisasi sel

menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada posisi yang berbeda Interaksi sel

mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel tetangganya

Pergerakan sel

menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan organ Pada embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan. Tidak ada badan pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel embrio harus membuat keputusannya masing-masing, menurut jumlah kopi instruksi genetik dan kondisi khusus masing-masing sel. Sel tubuh, seperti otot, saraf, dsb. tetap mempertahankan karakteristik karena masih mengingat sinyal yang diberikan oleh nenek moyangnya saat awal perkembangan embrio.

Diferensiasi meliputi 2 hal : 1. Perubahan struktur dan aktivitas biokimia. 2. Perubahan aktivitas fisiologis.

Diferensiasi sel terjadi karena : 1. Semua informasi genetik yang dimiliki oleh suatu organisme akan diwariskan kepada sel anak pada saat pembelahan sel. Artinya : Informasi genetik yang tepat perlu diterima oleh setiap sel, sehingga setiap organ pada organisme dapat berkembang pada jalur yang tepat. Dalam perjalanan proses perkembangan, setiap informasi genetik yang tidak relevan atau tidak dibutuhkan atau disimpan dan tidak digunakan. 2. Semua sel anak mula-mula memperoleh semua informasi genetik, tetapi bila pada jaringan tertentu tidak diperlukan lagi akan mengalami degenerasi. 3. Semua informasi genetik diwariskan sama banyak, tetapi pada jaringan tertentu informasi tersebut dilipat gandakan. Selain disebabkan oleh perbedaan aktivitas gen tersebut diatas, diferensiasi juga dapat disebabkan karena :

a). Polaritas pada saat pembelahan sel tidak merata. Perbedaan tersebut disebabkan karena penyebaran senyawa tertentu di dalam plasma tidak merata. Pada kutub yang satu konsentrasinya rendah, sedangkan di kutub yang lain konsentrasinya tinggi. b). Pembelahan sel tidak setara Dinding pemisah sel terbentuk tidak ditengah-tengah sehingga dihasilkan 2 sel yang tidak sama besar. Awal yang tidak sama dari 2 sel anakan ini tentu menyebabkan perbedaan aktivitas metabolisme sehingga salah satu sel anak dapat membelah lagi sedangkan yang lain tidak mampu lagi. c). Letak sel dalam jaringan. (digunakan dalam teknik kultur jaringan). d). Faktor Hormon. Diperlukan dalam jumlah sedikit, karena tidak berpengaruh secara langsung dan kerjanya relatif lambat. e). Faktor lingkungan (cahaya, suhu, ketersediaan air, oksigen, dll). Semua sel yang telah mengalami diferensiasi, asal masih hidup bersifat totipotens. Artinya : bila lingkungan sesuai dapat tumbuh membentuk individu baru. Khusus dalam kaitannya dengan diferensiasi sel pada hewan atau manusia, setelah zigot terbentuk akan berkembang menjadi morula dan kemudian berkembang lagi menjadi blastula. Blastula kemudian akan berkembang lagi mejadi gastrula. Pada tahap gastrula ini lah akan terbentuk 3 lapisan baru yaitu : Ektoderm, Mesoderm, dan Endoderm. Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf dan alat indera. Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otok, rangka, alat reproduksi, alat peredaran darah dan alat ekskresi. Sedangkan endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan dan alat pernapasan seperti paru-paru. B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Diferensiasi Sel Diferensiasi merupakan proses tumbuh dan berkembangnya sel ke arah fungsi khusus yang tidak dimiliki oleh sel asal. Diferensisasi dikatakan dapat terjadi jika ada perubahan nyata pada morfologi sel (misalnya pembentukan sel epitel kulit dari sel ektodermal) atau

perubahan fungsi yang khusus dari sel. Sel-sel yang mempunyai berbagai variasi diferensiasi dapat mempunyai karakteristik pertumbuhan yang berbeda. Variasi diferensiasi juga mempengaruhi kemampuan beberapa sel untuk berpindah dengan memperhatikan yang lainnya. Jadi, perkembangan embriologis yang normal memerlukan kordinasi yang tinggi dari proses diferensiasi, pertumbuhan, dan perpindahan sel yang secara keseluruhan membentuk morfogenesis (proses pembentukan/perkembangan struktur ukuran dan bentuk organ). Diferensiasi embrionik sel dipengaruhi beberapa faktor, antara lain kontrol gen, hormon sistemik, letaknya, pertumbuhan pertumbuhan lokal, dan matriks protein. Pengaturan tahap diferensiasi tergantung pada faktor-faktor tersebut. Selain itu, growth factors juga mempengaruhi proses diferensiasi sel. - Kontrol gen Seperti pada kebanyakan sel yang berdiferensiasi, perbedaan yang terdapat diantara sel-sel lain bukan disebabkan oleh peningkatan atau pembuangan gen. Perbedaan sel tersebut disebabkan sel mengekspresikan gen yang berbeda. Gen diaktifkan dan dimatikan untuk mengatur sintesis produk gen. Fakta mengatakan bahwa banyak tahap keputusan penting diferensiasi dalam embriogenesis di bawah kontrol transkripsional (pengontrolan pembentukan mRNA). - Asam retinoat Salah satu yang berperan dalam diferensiasi sel antara lain adalah asam retinoat yang berasal dari vitamin A. Asam retinoat berfungsi untuk mendorong pertumbuhan dan diferensiasi normal jaringan epitel. - Growth factor Growth factor yang mempengaruhi proses diferensiasi sel adalah BMP-4 (Bone Morphogenic Protein). BMP-4 memiliki peran penting dalam pembentukan tulang. Pada amfibi, BMP-4 aktif pada sel yang berada pada ventral gastrula. Pada saat pertumbuhan embrio, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut, antara lain: Faktor genetik Faktor nutrisi

Faktor lingkungan

Pada saat proses diferensiasi sel telah tercapai, kondisi sel harus dijaga. Hal tersebut dilakukan melalui kombinasi berbagai faktor, yaitu: Cell memory yang terdapat dalam genome. Interaksi dengan sel-sel terdekat, melalui faktor parakrin. Sekresi berbagai faktor (faktor autokrin), termasuk faktor tumbuh.

Anda mungkin juga menyukai