Anda di halaman 1dari 3

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.

1
FILOSOFI PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA

Irna Annisa’ Hanif


CGP-9 kelas A140

Dalam pendidikan guru, jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan
keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan
keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Menuliskan jurnal refleksi
secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi apakah
praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan langkah berikutnya untuk
meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll & Teh, 2001). Jurnal ini juga dapat menjadi sarana
untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018), sehingga
Anda dapat semakin mengenali diri sendiri.
Pada kesempatan ini saya IRNA ANNISA’ HANIF Calon Guru Penggerak Angkatan 9 dari SD
Negeri Jogomulyo Tempuran Kabupaten Magelang akan menuliskan tentang jurnal refleksi Dwi
Mingguan Modul 1.1 tentang Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Jurna refleksi dwi mingguan
ini adalah sebuah tulisan tentang refleksi diri setelah mengikuti kegiatan pelatihan yang ditulis secara
rutin setiap dua mingguan. Jurnal dwi mingguan merupakan salah satu tugas yang harus dibuat oleh
setiap calon guru penggerak dan menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh para calon guru
penggerak. Kali ini saya akan menulis refleksi tentang kegiatan pembelajaran daring yang sudah
dilakukan pada modul 1.1 Tentang Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Dalam menulis jurnal
refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu 4F (1. Fact, 2. Feeling, 3. Findings, 4. Future )

1. Facts ( Peristiwa)
Pada tanggal 16 Agustus 2023 CGP Angkatan 9 resmi dibuka oleh Kemendikbudristek
Bapak Nadiem Makarim, B.A.,M.B.A. dan Dirjen GTK melalui Zoom Meeting yang diikuti CGP
Angkatan 9 seluruh Indonesia. Setelah pembukaan tersebut, kami mendapatkan penjelasan dari
penyelenggara kegiatan CGP yang berasal dari Balai Besar Guru Penggerak tentang rangkaian
kegiatan yang akan kami jalani serta materi yang akan dimuat di dalam LMS. Kegiatan awal yang
saya lalui adalah mengerjaka pretest dalam LMS pada tanggal 19 Agustus 2023. Selanjutnya
dibentuk kelas dan kelompok dengan didampingi oleh fasilitator dan pengajar praktik untuk
membantu kelancaran kegiatan pelatihan CGP yang akan berlangsung selama kurang lebih 6-7
bulan ke depan. Kegiatan selanjutnya kami sudah langsung mempelajari materi pada modul 1.1
melalui gmeet bersama dengan kelompok masing – masing bersama fasilitator. Modul 1.1 mulai
dari diri dan eksplorasi konsep dilaksanakan melalui gmeet pada tanggal 21- 23 Agustus 2023,
konsep di forum diskusi yang dipimpin dan dipandu oleh fasilitator memahami tentang Pendidikan
dan pengajaran, kami diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan sesame teman calon guru
penggerak.
Dua pekan sudah berlalu mulai 16 -30 Agustus 2023 wawasan saya bertambah sangat
banyak semakin memahami tentang pola Pendidikan sesuai denga filosofi Pendidikan Ki Hadjar
Dewantara bersama fasilitator Bapak Haryadi. Adapun rangkaian kegiatan yang dipelajari dalam
LMS, adalah mulai dari diri (19 Agustus 2023), eksplorasi konsep (21 Agusutus 2023), ruang
kolaborasi (22-23 Agusutus 2023), elaborasi pemahaman (30 Agustus 2023) yang disampaikan
oleh Instruktur Ibu Iis Kartis yang diadakan melalui Google Meeting tentang pemahaman secara
mendalam konsep dasar pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
2. Feeling (Perasaan)
Dua minggu sudah berlalu dalam mengikuti beberapa kegiatan Pendidikan Guru
Penggerak, yang saya rasakan di awal mengikuti kegiatan pendidikan ini adalah rasa bangga dan
antusias karena bisa mendapatkan kesempatan belajar dan mengembangkan kompetensi diri untuk
ikut berperan dalam perubahan pendidikan. Disamping rasa bangga dan antusias terkadang terselip
rasa ragu tidak bisa mengikuti kegiatan pendidikan secara maksimal baik karena benturan waktu
dengan kegiatan di sekolah ataupun dinas. Perasaan kecil hati terkadang menghantui melihat
kompetensi dan kecakapan peserta guru penggerak dari berbagai sekolah, namun perasaan tersebut
menghilang Ketika sudah bisa saling tatap muka bersama. Kegiatan pendidikan yang berlangsung
selama 2 minggu ini mampu menimbulkan semangat belajar yang sangat tinggi saling bertukar
ilmu dan pengalaman antar sesama peserta pendidikan. Semangat tersebut memacu rasa percaya
diri pada diri saya untuk mampu menyelesaikan kegiatan Pendidikan Guru Penggerak secara
maksimal sampai selesai.
Dalam kegiatan pendidikan selama dua pekan ini banyak ilmu yang saya peroleh mulai
dari bagaimana menjadi pendidik yang seharusnya, bagaimana pendidik harus menghamba pada
anak, mendesain strategi dan metode pembelajaran dalam mewujudkan pemikiran KHD, mendidik
anak sesuai kodrat alam dan kodrat zaman, dengan tetap menjaga sosio kultural budaya yang ada.

3. Finding (Pembelajaran)

Dari pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hajar
Dewantara ini saya akan berusaha untuk memahami dan mengimplementasikan secara
maksimal pemikiran pemikiran KHD sehingga saya bisa menerapkan secara sadar akan
pentingnya peran seorang pendidk saya juga akan berupaya untuk menjadi pendidik yang
berkualitas dengan selalu terbuka terhadap perubahan dan mengikuti perkembangan teknologi
dan mengadaptasikannya sesuai dengan sosio kultural budaya. Saya akan berusaha menjadi
guru yang dirindukan oleh murid-murid dengan pembelajaran yang menyenangkan dan
berpihak pada Murid, saya akan belajar untuk menjadi pemimpin pembelajaran minimal untuk
sekolah saya /teman sejawat saya akan mengeksplor kemampuan saya yang selama ini belum
maksimal saya kembangkan dan terus berinovasi sehingga pembelajaran saya bisa berjalan
dengan baik dan sesuai perkembangan teknologi. Yang tujuannya semata - mata untuk
pendidikan yang memerdekakan anak dalam mengembangkan kompetensinya sesuai bakat dan
minat yang dimiliki.

Ki Hajar Dewantara menekankan agar pendidikan selalu memperhatikan; a) Kodrat


Alam, b) Kemerdekaan, c) Kemanusiaan, d) Kebudayaan, dan e) Kebangsaan.. Seperti
Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD-2009) tentang pendidikan dan pengajaran (“pendidikan
dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup
manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-
luasnya” ini artinya pendidikan merupakan suatu usaha yang berfokus pada proses atau usaha
pembentukan mental dan karakter suatu bangsa sesuai dengan lingkungannya.

Artinya setiap anak sudah memiliki bakat dan potensinya masing-masing. Selain itu,
berdasarkan filosofis pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, kita harus
memandang anak sebagai individu yang unik. Setiap anak punya ciri belajarnya masing-
masing, sehingga kita sebagai pendidik harus melaksanakan pembelajaran yang
berdiferensiasi.

Wajib bagi pendidik melakukan asessmen diagnostik awal untuk mengetahui


kebutuhan, profil, gaya belajar, metode belajar sesuai dengan kondisi anak, sehingga kita
sebagai pendidk dapat merancang pembelajaran yang tepat serta sesuai dengan yang
dibutuhkan anak yang lebih dikenal dengan istilah ‘berhamba pada anak’. Disisi lain, proses
pendidikan dan pembelajaran harus menerapkan budi pekerti yang luhur atau akhlak mulia
dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian Profil Pelajar
Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

4. Future (Penerapan)
Pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hajar
Dewantara ini, memotivasi saya untuk berupaya melakukan hal-hal terbaik dalam proses
pendidikan dan pengajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai seiring dan selaras dengan konsep
dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Seperti : Mengubah metode dan model
pembelajaran di kelas yang dulu saya selalu memberi batasan-batasan dalam tugas, kini siswa bisa
menyelesaikan tugas sesuai kreatifitasnya akan tetapi tetap sesuai dengan materi. Mengubah
pandangan bahwa anak bukan seperti kertas putih kosong melainkan tabula rasa ( samar-samar
sudah ada goresan dan tugas pendidik mempertebal lakunya) Mengubah cara pandang terhadap
anak yang semula berorientasi pada nilai menjadi berorientasi pada proses. Merancang dan
melakukan asessmen diagnostik awal untuk mengetahui profil anak. Merancang pembelajaran
sesuai dengan hasil asessmen diagnostik awal yang telah dilakukan, Membuat kesepakatan di
awal pembelajaran. Melaksanakan pembelajaran yang berinovasi dengan metode berkolaborasi,
mandiri dan menyenangkan bagi peserta didik sehingga pendidikan berpusat pada peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai