Anda di halaman 1dari 9

TRAUMATIC ULCER

Oleh:

ACHWAN ARDIANTO
40617087

BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT FAKULTAS


KEDOKTERAN GIGIINSTITUT ILMU
KESEHATANBHAKTI
WIYATA KEDIRI
2018/2019
I. Identitas Pasien
- Nama Pasien : Bara Pradiptya
- TTL : Ponorogo 7 Maret 1995
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Alamat : Bandar lor gg 5, Kediri
- No Rekam Medik : 011426

II. Pemeriksaan Subjektif


- Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan sariawan pada bibir bawah kiri.

- Riwayat penyakit
Sariawan dirasakan sejak kurang lebih 2 hari yang lalu,pasien mengaku
sariawan disebabkan karena tersikut saat main futsal pasien merasakan
sakit pada sariawan tersebut dan belum mengobati sariawan tersebut.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik dan alergi obat. Pasien
terakhir sariawan kurang lebih 1 tahun yang lalu.
- Riwayat perawatan gigi
Pasien telah dilakukan perawatan scaling lebih kurang satu bulan yang
lalu.
- Obat-obatan yang telah / sedang dijalani
Pasien tidak sedang menjalani pengobatan
- Keadaan sosial dan kebiasaan
Pasien merupakan mahasiswa profesi kedokteran gigi FKG IIK
- Riwayat penyakit sistemik : TAK
- Riwayat kesehatan keluarga
- Kelainan darah : TAK
- Kelainan endokrin : TAK
- Diabetes melitus : TAK
- Kelainan jantung : TAK
- Kelainan saraf : TAK
- Alergi : TAK
- Keganasan/ kanker : TAK
- Lain-lain :-

III. Pemeriksaan Objekif


a. Pemeriksaan ekstra oral
- Muka : TAA
- Pipi kanan : TAA
kiri : TAA
- Bibir atas : TAA
Bawah : TAA
- Sudut mulut : TAA
- Kelenjar Limfe :
 Sub mandibularis kanan : TAA
Kiri : TAA
 Sub mentalis : TAA
 Leher : TAA
- Kelenjar saliva :
 Parotis kanan : TAA
Kiri : TAA
 Sub lingualis : TAA
b. Pemeriksaan Intal Oral
- Mukosa labial atas : TAA
- Mukosa labial bawah : Pada mukosa labial bawah kiri bagian
dalam terdapat ulser berbatas jelas, berwarna putih, dengan tepi
kemerahan, singgel, diameter 2 mm, terasa sakit.
- Komisura kanan : TAA
- Komisura kiri : TAA
- Mukosa bukal kanan : TAA
- Mukosa bukal kiri : TAA
- Labial fold atas : TAA
- Labial fold bawah : TAA
- Bukal fold atas : TAA
- Bukal fold bawah : TAA
- Gingiva rahang atas : Pada gingiva rahang atas anterior terdapat
makula berwarna kecoklatan seperti pita difus, berbatas jelas, jaringan
sekitar normal, tidak sakit.
- Gingiva rahang bawah : Pada gingiva rahang bawah anterior terdapat
makula berwarna kecoklatan seperti pita difus, berbatas jelas, jaringan
sekitar normal, tidak sakit.
- Palatum : TAA
- Arkus palatoglosus anterior : TAA
- Arkus palatoglosus posterior : TAA
- Lidah : Pada lateral lidah terdapat scalop bilateral,
jaringan sekitar normal, tidak sakit.
- Dasar mulut : TAA

IV. Diagnosis Sementara : traumatic ulcer et causa trauma mekanik.


V. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
VI. Analisa kasus
Pasien laki-laki usia 23 tahun datang ke RSGM IIK dengan keluhan
sariawan pada bibir bagian bawah kiri terasa sakit sejak dua hari yang
lalu karena tersikut saat main futsal. Pada pemeriksaan intra oral diketahui
bahwa mukosa labial bawah kiri terdapat ulser berbatas jelas, berwarna putih,
dengan tepi kemerahan, singgel, diameter 2 mm, terasa sakit.

Foto kunjugan pertama


VII. Diagnosis: traumatic ulcer et causa trauma mekanik.
VIII. Rencana perawatan:
a. Terapi
- Instruksikan pasien kumur terlebih dahulu.
- Keringkan dan aplikasi povidon iodine 10% dengan caton pellet.
- Bersihkan dengan caton pellet.
- Aplikasikan periokin gel dengan caton pellet.
- Instruksikan pasien tidak makan dan minum selama 30 menit.
b. KIE
- Berhati-hati saat makan dan menggosok gigi
- Konsumsi buah dan sayur secara teratur.
- Pasien di Instruksikan kontrol pada hari ke 7 tanggal 28 Desember 2018
c. Instruksi Penggunaan Obat
- Aplikasikan gel 3 kali sehari setelah makan, hindari makan dan minum
setelahnya.
- Menginstruksikan pasien untuk minum vitamin 1 kali sehari setelah
makan.

IX. PEMBAHASAN

Pada kunjungan pertama tanggal 21 Desember 2018, Pasien datang


mengeluhkan sariawan pada bibir bawah bagian kiri yang sakit akibat
tersikut saat main futsal dua hari yang lalu. Pasien mengaku sariawan
tersebut sakit. Pasien mengaku pernah sariawan kurang lebih 1 tahun yang
lalu pada bibir bawah karena tergigit dan sariawan tersebut sembuh
sendiri. Sariawan tersebut belum dilakukan perawatan.

Pada pemeriksaan ekstraoral tidak ditemukan adanya kelainan. Pada pemeriksaan


intra oral diketahui bahwa mukosa labial bawah kiri terdapat lesi Lesi cekung
diduga merupakan suatu ulkus, yang mana ulkus adalah suatu kondisi patologis
hilangnya epitel. Ulkus merupakan suatu peradangan epitelium mukosa yang
merupakan suatu lesi yang dangkal dan berbatas tegas dimana lapisa epidermal di
atasnya hilang sehingga meninggalkan suatu permukaan cekung dan dibatasi
daerah eritema di sekelilingnya. Dengan penyebab yang paling umum terjadi
adalah karena trauma.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan intraoral, dapat ditegakkan diagnosis
pasien mengalami ulkus traumatikus disebabkan oleh traumatik mekanik tersikut
pada bibir bawah saat main futsal. Terapi yang diberikan pada pasien adalah
aplikasikan obat periokin gel 30 ml pada ulkus dan terapi suportif vitamin
BcomC. Obat salep periokin gel digunakan pada kasus ini karena merupakan
covering agent dan mengandung clorhexidin digluconate 0,2 % sebagai antiseptik
dan analgesik, methyl salicytate 0,7% untuk mengatasi rasa nyeri dan sakit,
methol 0,6 % mengatasi rasa sakit dan nyeri. Covering agent akan melindungi
mukosa dari infeksi sekunder dan iritasi mekanik. Selain itu, pasien disarankan
untuk menjaga oral hygiene lebih baik sehingga ulkus tidak bertambah parah.
Pasien diberi resep periokin gel untuk dioleskan pada area ulkus 3 kali sehari
dan obat BcomC 1 kali sehari sesudah makan. Kemudian pasien diinstruksikan
datang kembali untuk kontrol 1 minggu setelah kunjungan pertama yaitu pada
tanggal 28 Desember 2018. Pasien datang kembali untuk melakukan kontrol
pertama, pada bibir bawah kiri bagian dalam terlihat makula berbatas jelas,
berwarna merah keunguan dengan panjang kurang lebih 2 mm dan lebar kurang
lebih 1 mm, daerah sekitar normal, tidak ada peninggian, tidak sakit. Pada tanggal
4 januari 2019 pasien datang kembali untuk melakukan kontrol kedua, terlihat
lesi sudah menutup dengan sempurna. tidak terasa sakit dan tidak terjadi
perdarahan saat palpasi, serta tidak terdapat peninggian.

Foto kunjugan pertama


Tanggal 21 Desember 2018
Foto kontrol pertama Foto kontrol kedua
Tanggal 28 Desember 2018 Tanggal 4 januari 2019

X. KESIMPULAN

Ulkus adalah kondisi patologis dimana hilangnya jaringan epitel. Ulkus


merupakan suatu peradangan pada epitelium mukosa yang merupakan suatu lesi
yang dangkal dan berbatas tegas dimana lapisan epidermal diatasnya hilang
sehingga meninggalkan suatu permukaan cekung dan dibatasi oleh daerah
eritem di sekelilingnya. Ulkus dapat terjadi pada semua usia dan semua jenis
kelamin. Lokasi ulkus umumnya pada mukosa pipi, bibir, palatum, dan tepi
perifer lidah. Masyarakat biasa menyebutnya dengan sariawan. Ulkus rongga
mulut sebagian besar disebabkan oleh trauma. Penyebab traumatic ulcer
yang paling sering terjadi yaitu perlukaan mekanis (mechanical injuries),
antara lain adanya pergerakan konstan otot-otot pengunyahan yang pada
bagian mukosa rongga mulut terjadi gesekan dengan gigi dan objek yang
keras yang melukai mukosa, dapat juga terjadi karena mukosa yang
tergigit, iritasi dari orthodontic appliances, restorasi amalgam atau
patahan protesa dan gigi. Makanan keras dan tajam yang melukai mukosa
juga dapat menyebabkan traumatic ulcer. Tergigitnya mukosa oral secara
tidak sengaja oleh gigi menjadi penyebab yang sering terjadi. Ulser
bertambah parah jika hal ini terjadi berulang kali seperti pada saat
mukosa teranestesi dan terasa kebas, sehingga tidak terasa mukosa
tergigit.
Gambaran klinis yang mirip dengan stomatitis aphtosa mengharuskan
dokter gigi lebih teliti dalam menganamnesis dan melihat gambaran
klinis dari lesi. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anmnesis dan
pemeriksaan intraoral berupa inspeksi dan palpasi.
Perawatan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan pasien,
sehingga tepat sasaran dan tidak berlebihan dalam memberikan obat
kepada pasien. Apabila lebih dari 14 hari setelah faktor penyebab
dihilangkan dan diberikan obat secara teratur tidak juga mengalami
penyembuhan, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa biopsi
untuk memastikan ada tidaknya keganasan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Bricker, Langlais, and Miller. 1994. Oral Diagnosis, Oral Medicine, and Treatment
Planning2nd ed. USA : Lea Febiger.
2. Greenberg, M.S; M. Glick. 2003. Burket’s Oral Medicine Diagnosis and
Treatment10th ed. Hamilton. BC Decker Inc.
3. Langlais and Miller. 2000. Atlas Berwarna: Kelainan Rongga Mulut yang Lazim.
Jakarta: Hipokrates.
4. Laskaris, G.2006. Pocket Atlas of Oral Disease 2ndedition. Newyork : Thieme.
5. Mosby. 2008. Mosby’s Dental Dictionary 2nd ed. Missouri : Elsevier.
6. Neville, B.W., et. al. 2003. Color Atlas of ClinicalOral Patology. 2nd ed. London:BC
Decker Inc.
7. Scully, Crispian. 2003. Prevention of Oral Disease 4 th ed. New York : Oxford
University Press.

Anda mungkin juga menyukai