Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS BUTIR SOAL

Salah atu cara yang paling efektif untuk memperbaiki proses pembelajaran adalah dengan mengevaluasi tes
hasil belajar yang diperoleh dari proses pembelajaran itu sendiri. Dengan kata lain hasil tes tersebut diolah
sedemikian rupa dari hasil pengolahan tersebut dapat diketahui komponen-komponen manakah dari
pembelajaran yang masih lemah.

Pengolahan tes hasil belajar dalam rangka memperbaiki pembelajaran, antara lain dapat dilakukan dengan
cara membuat analisis butir soal . Menurut Torndike dan Hagen (1977, dalam Ngalim Purwanto, 2004 : 118),
analisis terhadap soal-soal yang telah dijawab oleh siswa mempunyai tujuan penting :

1. Jawaban-jawaban terhadap soal-soal tersebut merupakan informasi diagnostic untuk meneliti


kondisi pembelajaran dari kelas tersebut serta kegagalan belajar siswa yang kemudian dapat
membimbing kearah pembelajaran dan cara belajar yang lebih baik.
2. Perbaikan (review) soal-soal yang didasarkan atas jawaban –jawaban tersebut merupakan basis bagi
penyiapan tes atau soal soal yang lebih baik untuk semester atau tahun-tahun berikutnya.

Artinya tujuan utama yang dilakukan analisis butir soal adalah untuk mengetahui dan mencari tes atau
soal mana yang baik dan mengapa soal tsb dikatakan baik atau tidak baik, dengan membuat analisis
butir soal, sedikitnya ada 3 hal penting yang bias diperoleh dari tiap-tiap soal yaitu :

1. Sampai dimana tingkat atau taraf kesukaran soal tsb (difficulty level of an item )
2. Apakah soal tsb memiliki daya pembeda (discriminating power) sehingga dapat membedakan
kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang berada dibawah rata-rata
3. Apakah semua alternative jawaban menarik ataukah ada yang demikian tidak menarik sehingga
tidak perlu dimasukan kedalam soal.

Untuk menentukan tingkat kesukaran (TK) dan Daya Pembeda (DP) tiap-tiap soal dari suatu tes perlu
terlebih dahulu mengelompokkan hasil tes tsb menjadi 3 kelompok berdasarkan peringkat dari
keselurahan skor yang diperoleh. Ketiga kelompok dimaksud adalah :

 Kelompok pandai atau upper group ( 27 % dari peringkat atas )


 Kelompok sedang atau middle group ( 46 % dari peringkat bagian tengah )
 Kelompok bawah/kurang atau lower group ( 27 % dari peringkat bawah )

Yang diperlukan dalam analisis soal selanjutnya adalah kelompok pandai (upper group )dan kelompok
kurang (lower group) sedangkan kelompok sedang (middle group) dibiarkan.

1. Tingkat kesukaran (difficulity level )soal :


Untuk menghitung tingkat kesukaran (TK) soal dari suatu tes dipergunakan rumus sebagai berikut :

U +L
TK =
T
Keterangan
TK = indeks Tinkat Kesukaran yang dicari
U : jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) yang menjawab benar untuk tiap
soal
L : jumlah siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group) yang menjawab benar untuk tiap
soal
T : jumlah siswa dari kelompok pandai (upper group ) dan kelompok kurang (lower group )
2. Daya Pembeda (Discriminating Power ) soal
Untuk menghitung daya pembeda (DP) suatu soal dari suatu tes dipergunakan rumus sebagai
berikut :

U−L
DP = 1
T
2
Format analisisnya adalah sebagai berikut :
No. Jml jwbn Jml jwbn U+L U-L TK DP Ket.
Soal Benar UG Benar LG

3. Kriteria untuk menentukan soal yang baik dan kurang/tidak baik


Untuk menentukan apakah suatu soal diakatakan baik atau kurang baik sehingga perlu direvisi,
dapat digunakan criteria sebagai berikut :
a. Untuk soal yang berbentuk benar salah
 Jika TK nya ≤ 0,16 dikategorikan soal sukar
 Jika TKnya < 0,84 dikategorikan soal mudah
b. Untuk soal yang berbentuk pilihan ganda
Dengan option 4 ;
 Jika TKnya ≤ 0,24 dikategorikan soal sukar
 Jika TKnya ≥ 0,76 dikategorikan soal mudah
c. Jika DP soal 0 (nol) atau negative (minus) maka soal perlu direvisi

Anda mungkin juga menyukai