Anda di halaman 1dari 11
DIREKSI BANK INDONESIA No.27/121 /KEP/DIR Menimbang SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA ‘TENTANG PENYAMPAIAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN LAPORAN KEUANGAN DALAM PERMOHONAN KREDIT DIREKSI BANK INDONESIA, bahwa pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank yang mengandung risiko yang sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan dan kelangsungan usaha bank, sehingga dalam pelaksanaannya harus dilakukan sesuai dengan azas-azas perkreditan yang sehat; bahwa dalam —menerapkan = azas-azas perkreditan yang sehat, bank perlu memperhatikan antara | lain kebenaran identitas dan laporan keuangan calon debitur; bahwa di samping itu sebagai upaya dalam membantu Penerintah di bidang perpajakan bank perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban calon debitur mengenai perpajakan; bahwa berhubung dengan itu dipandang perlu untuk menyempurnakan ketentuan tentang penyampaian Nomor Pokok Wajib Pajak dan ketentuan penyampaian laporan keuangan dalam permohonan kredit, dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia. So Me Jat fe. DIREKS!I BANK INDONESIA Mengingat Menetapkan Halaman, 1. Undang-undang No.13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2865); 2. Undang-undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262); 3. Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3472)5 4. Undang-Undang No.9 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 59); 5. Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.947/KMK.04/1983 tanggal 31 Desember 1983. tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak. MEMUTUSKAN:?: SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG PENYAMPAIAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN LAPORAN KEUANGAN DALAM PERMOHONAN KREDIT. DIREKS!I BANK INDONESIA Halaman Pasal 1 Dalam surat Keputusan ini yang dimaksud dengan : L Q) Bank adalah Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan; Nomor Pokok Wajib Pajak (NPP) adalah suatu © sarana_— dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai. tanda pengenal iri atau identitas wajib pajak; Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan Pperundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu; Surat Pemberitahuan Tahunan —Pajak Penghasilan (SPT Tahunan PPh) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk memberitahukan Pajak Penghasilan yang terhutang dalam satu tahun pajak; Laporan Keuangan adalah neraca dan laporan laba rugi. Pasal 2 Pada setiap pengajuan permohonan kredit, bank wajib meminta kepada pemohon kredit untuk menyampaikan foto copy kartu NPWP nee pemohon kredit. DIREKSI BANK INDONESIA (2) a (2) a) Halemar Dalam hal pemohon kredit berstatus istri dengan tidak pisah harta, = NPWP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah NPWP suami. Pasal 3 Kewajiban tersebut pada pasal 2, dikecualikan bagi : a. pemohon kredit orang pribadi yang berpenghasilan neto tidak melebihi penghasilan tidak kena pajak. b. pemohon kredit orang pribadi yang tidak mempunyai penghasilan lain selain penghasilan sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan dari satu pemberi kerja. Dalam hal pemohon kredit termasuk dalam kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, bank cukup mensyaratkan agar pemohon kredit yang —bersangkutan menyampaikan foto copy lampiran SPT Tahunan PPh pasal 21, Formulir 1721-Al atau Formulir 1721-A2. Pasal 4 Kewajiban tersebut pada pasal 2 berlaku bagi : a. permohonan satu atau beberapa jenis kredit dengan plafon keseluruhan Rp 30.000.000,00 (tiga puluh jute rupiah) ke atas atau equivalennya dalam dh g DIREKSI BANK’ INDONESIA Halaman, dalam valuta asing; atau b. permohonan penambahan kredit sehingga plafond kreditnya mencapai jumlah yang sama atau lebih dari jumlah tersebut pada huruf a. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi permohonan kredit yang diajukan oleh pemohon kredit yang merupakan satu kelompok sepanjang plafon kredit masing-masing anggotanya di bawah Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupian). Pasal 5 (2) Dalam hal bank mensyaratkan Laporan Keuangan bagi pemohon kredit yang wajib melampirkan Laporan Keuangan pada SPT Tahunan PPh, ditetapkan ketentuan sebagai berikut : a. Laporan Keuangan tersebut harus berupa foto copy dari Laporan Keuangan yang merupakan lampiran sPT Tahunan PPh pemohon kredit tahun pajak terakhir dan bertanda terima dari Kantor Pelayanan Pajak setempat. b. Foto copy SPT Tahunan PPh berikut Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a tidak perlu dilegalisasi atau disahkan oleh Kantor Pelayanan Pajak setempat. DIREKSI BANK INDONESIA Halaman . (2) Dalam hal bank mensyaratkan Laporan Keuangan bagi pemohon kredit orang pribadi yang tidak wajib melampirkan Laporan Keuangan pada SPT Tahunan PPh, ditetapkan ketentuan sebagai berikut : a. Pemohon kredit hanya = diwajibkan menyampaikan foto copy SPT Tahunan PPh yang bertanda terima dari Kantor Pelayanan Pajak setempat. b. Foto copy SPT Tahunan PPh sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak perlu dilegalisasi atau disahkan oleh Kantor Pelayanan Pajak setempat. Pasal 6 Bank tidak diperkenankan mempertimbangkan permohonan kredit yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan ini. Pasal 7 Dengan ditetapkannya Surat Keputusan ini maka Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.14/78/KEP/DIR/UHP tanggal 18 Maret 1982 tentang Pencantuman Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pada Surat/Formulir Permohonan Kredit, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 8 Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak odes tanggal ditetapkan. DIREKSI BANK INDONESIA moh Halaman . Agar setiap orang mengetahuinya, menerintahkan pengumuman Surat Keputusan ini dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 25 Januari 1995 DIREKSI Down snnovesny f/ Z Mansjurdin Nurdin Mukhlis Rasyid DIREKSI BANK INDONESIA No. 28/ 83 /KEP/DIR ‘95 OCT 20 19 27 SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA ‘TENTANG PERUBAHAN SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA NO. 27/121/KEP/DIR TANGGAL 25 JANUARI 1995 TENTANG PENYAMPAIAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN LAPORAN KEUANGAN DALAM PERMOHONAN KREDIT DIREKSI BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemberian kredit mempunyai peranan strategis guna mencapai pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat; b. bahwa pemerataan pemberian kredit terutama bagi usaha kecil yang produktif dan masyarakat berpenghasilan rendah perlu didukung dan diperluas pencapaiannya; bahwa berhubung dengan itu dipandang perlu untuk menyempurnakan ketentuan tentang penyampaian Nomor Pokok Wajib Pajak dalam permohonan kredit, dengan surat Keputusan Direksi Bank Indonesia; Mengingat : 1, Undang-undang No. 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2865); 2. unaana=unaangAi9 ‘DIREKSI * BANK INDONESIA 2. Undang-undang No. 6 Tahun 1983 tentang : Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262); 3. Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3472); 4. Undang-undang No. 9 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 59); 5. Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 947/KMK.04/1983 tanggal 31 Desember 1983 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak; MEMUTUSKAN: Menetapkan =: SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA NO. 27/121/KEP/DIR TANGGAL 25 JANUARI 1995 TENTANG PENYAMPAIAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN LAPORAN KEUANGAN DALAM “PERMOHONAN KREDIT. Pasal 1 Mengubah pasal 4 surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 27/121/KEP/DIR tanggal 25 Januari 1995/hecd . DIREKSI BANK INDONESIA Halaman, Januari 1995 tentang Penyampaian Nomor Pokok Wajib Pajak dan Laporan Keuangan dalam Permohonan Kredit, menjadi sebagai berikut : “(1) Kewajiban tersebut pada pasal 2 berlaku bagi : a. permohonan satu atau beberapa jenis kredit dengan plafon keseluruhan di atas Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) atau ekuivalennya dalam valuta asing; atau b. permohonan penambahan kredit sehingga plafon keseluruhan mencapai jumlah di atas Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) atau ekuivalennya dalam valuta asing. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi permohonan kredit yang diajukan oleh pemohon kredit yang merupakan satu kelompok, sepanjang plafon kredit masing-masing anggotanya tidak melebihi Rp. 50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah)". Pasal 2 Dengan ditetapkannya Surat Keputusan ini maka pasal 4 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 27/121/KEP/DIR tanggal 25 Januari 1995 tentang Penyampaian Nomor Pokok Wajib Pajak dan Laporan Keuangan dalam Permohonan Kredit, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. DIREKS! BANK INDONESIA —#% UKU/PPKr Pasal 3 Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat Keputusan ini dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal =: 12 Oktober 1995 oem sonny Haryono lis ee

Anda mungkin juga menyukai