Tugas 3 MS - Nina Istiana 2226195
Tugas 3 MS - Nina Istiana 2226195
, CPM
Nama Mahasiswa : Nina Istiana
NIM : 2226195
Jurusan : Magister Manajemen
Semester :2
PENDAHULUAN
SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANG berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan
dan peningkatan. Upaya ini mencakup penerapan proses pengukuran kinerja yang
efektif sebagai bagian integral dari sistem manajemen pendidikan di sekolah tersebut.
Pengukuran kinerja di SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANG menjadi sarana penting
dalam mengevaluasi efektivitas metode pengajaran, hasil pembelajaran, dan
operasional sekolah secara menyeluruh. Dengan melakukan pengumpulan dan
analisis data secara sistematis terkait berbagai aspek fungsi sekolah, SMP NEGERI 2
BABAKAN MADANG dapat mengambil keputusan yang tepat dan merencanakan
perbaikan secara strategis.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran kinerja melibatkan identifikasi
indikator kinerja yang relevan, pengumpulan data yang akurat, dan analisis hasil untuk membuat
keputusan yang tepat. Pengukuran kinerja dapat dilakukan pada berbagai tingkatan, termasuk
tingkat organisasi, tingkat departemen atau unit kerja, dan tingkat individu.
Pengukuran kinerja seringkali melibatkan pemantauan dan evaluasi berbagai aspek, seperti
produktivitas, kualitas, inovasi, kepatuhan terhadap standar, kepuasan pelanggan, dan
keberlanjutan. Metode pengukuran kinerja juga dapat bervariasi, termasuk penggunaan key
performance indicators (KPIs), balanced scorecards, dan metode lainnya yang sesuai dengan
tujuan dan konteks organisasi.
Tujuan pengukuran kinerja dapat bervariasi tergantung pada konteksnya, baik itu dalam skala
organisasi, departemen, atau tingkat individu. Beberapa tujuan umum dari pengukuran kinerja
antara lain:
1. Evaluasi Kinerja Organisasi:
• Menilai sejauh mana organisasi mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
• Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi operasional organisasi.
• Memberikan gambaran tentang kesehatan keuangan dan stabilitas organisasi.
2. Perbaikan dan Pengembangan:
• Mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki.
• Memberikan dasar untuk perencanaan strategis dan pengembangan jangka
panjang.
3. Pengelolaan Kinerja Individu:
• Menilai kinerja individu terhadap target dan tanggung jawabnya.
• Memberikan umpan balik yang konstruktif untuk pengembangan karir dan
pelatihan.
• Merangsang motivasi dan komitmen karyawan.
4. Pemantauan Proses Bisnis:
• Mengukur efisiensi dan efektivitas proses-proses bisnis.
• Mengidentifikasi potensi bottlenecks atau hambatan dalam operasional.
Penting untuk dicatat bahwa tujuan pengukuran kinerja harus selaras dengan visi, misi, dan
strategi organisasi. Selain itu, pengukuran kinerja yang baik juga mempertimbangkan indikator
kinerja yang relevan dan dapat diukur secara objektif.
Dengan melibatkan pengukuran kinerja, suatu entitas dapat mengidentifikasi area-area yang
perlu diperbaiki atau dioptimalkan untuk meningkatkan hasil secara keseluruhanPara ahli
manajemen memiliki berbagai pandangan tentang pengukuran kinerja. Beberapa definisi
umumnya melibatkan konsep-konsep seperti tujuan, hasil, dan standar. Berikut adalah
beberapa pengertian pengukuran kinerja menurut para ahli:
Menurut mereka, pengukuran kinerja tidak hanya harus fokus pada aspek keuangan,
tetapi juga memperhatikan aspek non-keuangan seperti kepuasan pelanggan, inovasi,
dan efisiensi proses. Mereka mengembangkan konsep Balanced Scorecard sebagai
metode pengukuran kinerja yang holistik.
2) Peter Drucker:
Drucker mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai suatu upaya untuk memahami dan
meningkatkan kinerja organisasi. Menurutnya, kinerja harus diukur berdasarkan tujuan
organisasi.
Menyatakan bahwa pengukuran kinerja adalah proses untuk memahami, mengukur, dan
meningkatkan kinerja organisasi melalui penerapan suatu sistem pengukuran.
Dengan demikian, pengukuran kinerja bukan hanya sebatas pengumpulan data, tetapi juga
mencakup interpretasi hasil dan tindakan perbaikan untuk mencapai tujuan organisasi.
Pemahaman ini memberikan landasan bagi manajer dan pemimpin untuk membuat keputusan
yang lebih baik, meningkatkan efisiensi, dan mencapai hasil yang diinginkan.
Dengan mengukur prestasi akademis siswa dan efektivitas pengajaran, sekolah dapat
mengevaluasi sejauh mana tujuan pendidikan mereka tercapai. Data ini memberikan
landasan untuk perbaikan dan pengembangan strategi pembelajaran yang lebih efektif.
Menilai tingkat partisipasi orang tua dan keterlibatan masyarakat membantu dalam
membangun hubungan yang kuat antara sekolah, siswa, dan komunitas. Keterlibatan ini
dapat mendukung pembelajaran siswa dan meningkatkan dukungan untuk sekolah.
Survei kepuasan pelanggan membantu sekolah untuk memahami pandangan siswa dan
orang tua terhadap layanan dan pembelajaran di sekolah. Feedback ini dapat menjadi
dasar perbaikan dan penyesuaian yang diperlukan.
8) Keberlanjutan Lingkungan
Dengan memperhatikan semua aspek ini, pengukuran kinerja membantu SMP NEGERI 2
BABAKAN MADANGuntuk membangun sistem pendidikan yang efektif, responsif, dan
berkelanjutan. Ini bukan hanya tentang pencapaian target tetapi juga memberikan dasar
untuk pertumbuhan dan perkembangan berkelanjutan.
Salah satu metode yang menonjol dalam pengukuran kinerja adalah Balanced Scorecard (BSC),
yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton. BSC menawarkan kerangka kerja yang
komprehensif dengan mempertimbangkan perspektif keuangan, pelanggan, proses internal,
serta pembelajaran dan pertumbuhan. Bagi SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANG,
mengadopsi BSC memastikan evaluasi menyeluruh yang lebih dari sekedar indikator keuangan,
yang mencakup aspek-aspek seperti kepuasan siswa, proses internal, dan kapasitas sekolah
untuk berkembang.
Evaluasi kinerja akademik merupakan metode yang mendasar, dengan fokus pada pengukuran
pencapaian siswa di berbagai mata pelajaran. Melalui tes standar, penilaian harian, dan
penugasan, SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANGdapat mengukur efektivitas metode
pengajaran dan kurikulumnya, mengidentifikasi kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan.
Survei dan wawancara merupakan metode lain yang berharga, yang memberikan wadah bagi
siswa, orang tua, guru, dan staf untuk mengekspresikan perspektif mereka. Pendekatan
kualitatif ini menggali aspek-aspek kualitatif dari pendidikan, mengukur tingkat kepuasan,
persepsi kualitas pengajaran, dan mengidentifikasi area-area di mana komunitas sekolah
merasa perlu ditingkatkan.
Efisiensi dalam aspek operasional sangat penting untuk keberhasilan SMP NEGERI 2
BABAKAN MADANGsecara keseluruhan. Menganalisis anggaran dan data keuangan sekolah
memastikan bahwa sumber daya digunakan secara bijaksana, mendorong stabilitas keuangan
dan alokasi sumber daya yang optimal. Efisiensi operasional juga harus dinilai dari segi personil,
fasilitas, dan penggunaan teknologi.
Memantau kehadiran merupakan metode yang sederhana namun efektif untuk mengukur
kedisiplinan dan komitmen terhadap pembelajaran. Tingkat kehadiran yang tinggi di antara
siswa dan staf menunjukkan lingkungan belajar yang positif dan tenaga pengajar yang
berdedikasi.
Integrasi teknologi dalam pendidikan merupakan aspek yang semakin penting dalam kinerja
sekolah. Mengevaluasi infrastruktur teknologi sekolah, integrasi kurikulum, dan pelatihan guru
dalam penggunaan teknologi memastikan bahwa SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANGtetap
mengikuti perkembangan zaman, mempersiapkan siswa untuk menghadapi era digital.
Selain itu, sekolah juga harus menilai program-program yang ditujukan untuk pengembangan
siswa secara komprehensif. Hal ini termasuk mengevaluasi efektivitas inisiatif pembangunan
karakter, kegiatan ekstrakurikuler, dan proyek-proyek khusus yang dirancang untuk
meningkatkan keterampilan sosial dan pribadi siswa.
Evaluasi rutin terhadap kinerja guru dan staf berkontribusi dalam menumbuhkan budaya
perbaikan yang berkelanjutan. Dengan secara rutin menilai kontribusi mereka terhadap tujuan
sekolah, SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANGmemastikan bahwa para pendidiknya selaras
dengan nilai-nilai dan tujuan lembaga.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja SMP NEGERI 2
BABAKAN MADANG secara komprehensif. Balanced Scorecard (BSC), sebuah
kerangka kerja yang diakui secara luas, menawarkan pendekatan holistik dengan
mempertimbangkan perspektif keuangan, proses internal, kepuasan pelanggan, serta
pembelajaran dan pertumbuhan. Metode ini memastikan evaluasi yang menyeluruh,
menyelaraskan tujuan strategis sekolah dengan operasi sehari-hari.
Evaluasi kinerja akademik adalah aspek penting lainnya, yang melibatkan penilaian
berkelanjutan atas pencapaian siswa di berbagai mata pelajaran. Tes standar, tugas, dan
penilaian di kelas memberikan wawasan tentang keefektifan kurikulum dan metodologi
pengajaran.
Survei dan wawancara berfungsi sebagai alat kualitatif yang berharga, yang
memungkinkan para pemangku kepentingan seperti siswa, orang tua, guru, dan staf
untuk mengekspresikan pendapat mereka dan memberikan umpan balik. Pendekatan
yang berpusat pada manusia ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang
kekuatan sekolah dan bidang-bidang yang perlu mendapat perhatian.
Meskipun manfaat dari pengukuran kinerja sudah jelas, penerapan proses ini dapat
menimbulkan tantangan. Sumber daya yang terbatas, termasuk waktu dan teknologi,
dapat menghambat integrasi sistem pengukuran kinerja yang komprehensif. Resistensi
terhadap perubahan dalam budaya sekolah juga dapat menjadi penghalang yang perlu
diatasi.
F. Kesimpulan
Terima Kasih
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, R. S., & Norton, D. P. (1996). The Balanced Scorecard: Translating Strategy into
Action.
Marzano, R. J. (2003). What Works in Schools: Translating Research into Action. ASCD.
Djaali, Prof. Dr. H. (2019). Manajemen Pendidikan Indonesia: Strategi dan Implementasi. Bumi
Aksara.
Syafei, Dr. H. M., M.Pd. (2017). Manajemen Mutu Pendidikan di Sekolah. Alfabeta.
Suyadi, M.Pd. (2019). Pemetaan dan Pengukuran Pendidikan: Evaluasi Kinerja Sekolah. PT
RajaGrafindo Persada.