Anda di halaman 1dari 9

DOSEN : Dr. Ir. Ichsan Gaffar B.Eng., MM.

, CPM
Nama Mahasiswa : Nina Istiana
NIM : 2226195
Jurusan : Magister Manajemen
Semester :2

PENDAHULUAN
SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANG berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan
dan peningkatan. Upaya ini mencakup penerapan proses pengukuran kinerja yang
efektif sebagai bagian integral dari sistem manajemen pendidikan di sekolah tersebut.
Pengukuran kinerja di SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANG menjadi sarana penting
dalam mengevaluasi efektivitas metode pengajaran, hasil pembelajaran, dan
operasional sekolah secara menyeluruh. Dengan melakukan pengumpulan dan
analisis data secara sistematis terkait berbagai aspek fungsi sekolah, SMP NEGERI 2
BABAKAN MADANG dapat mengambil keputusan yang tepat dan merencanakan
perbaikan secara strategis.

A. Pengertian Pengukuran Kinerja


Pengukuran kinerja adalah proses evaluasi dan penilaian sejauh mana suatu organisasi, individu,
atau sistem mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Tujuan dari pengukuran kinerja
adalah untuk menilai efektivitas, efisiensi, dan produktivitas dalam mencapai hasil yang
diinginkan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran kinerja melibatkan identifikasi
indikator kinerja yang relevan, pengumpulan data yang akurat, dan analisis hasil untuk membuat
keputusan yang tepat. Pengukuran kinerja dapat dilakukan pada berbagai tingkatan, termasuk
tingkat organisasi, tingkat departemen atau unit kerja, dan tingkat individu.

Pengukuran kinerja seringkali melibatkan pemantauan dan evaluasi berbagai aspek, seperti
produktivitas, kualitas, inovasi, kepatuhan terhadap standar, kepuasan pelanggan, dan
keberlanjutan. Metode pengukuran kinerja juga dapat bervariasi, termasuk penggunaan key
performance indicators (KPIs), balanced scorecards, dan metode lainnya yang sesuai dengan
tujuan dan konteks organisasi.

Tujuan pengukuran kinerja dapat bervariasi tergantung pada konteksnya, baik itu dalam skala
organisasi, departemen, atau tingkat individu. Beberapa tujuan umum dari pengukuran kinerja
antara lain:
1. Evaluasi Kinerja Organisasi:
• Menilai sejauh mana organisasi mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
• Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi operasional organisasi.
• Memberikan gambaran tentang kesehatan keuangan dan stabilitas organisasi.
2. Perbaikan dan Pengembangan:
• Mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki.
• Memberikan dasar untuk perencanaan strategis dan pengembangan jangka
panjang.
3. Pengelolaan Kinerja Individu:
• Menilai kinerja individu terhadap target dan tanggung jawabnya.
• Memberikan umpan balik yang konstruktif untuk pengembangan karir dan
pelatihan.
• Merangsang motivasi dan komitmen karyawan.
4. Pemantauan Proses Bisnis:
• Mengukur efisiensi dan efektivitas proses-proses bisnis.
• Mengidentifikasi potensi bottlenecks atau hambatan dalam operasional.

5. Peningkatan Kualitas Produk atau Layanan:


• Mengevaluasi kualitas produk atau layanan yang dihasilkan.
• Menentukan tingkat kepuasan pelanggan.
• Mengidentifikasi peluang untuk inovasi dan pengembangan produk atau layanan
baru.

6. Kepatuhan dan Keberlanjutan:


• Memastikan organisasi mematuhi aturan, peraturan, dan standar yang berlaku.
• Menilai dampak kegiatan organisasi terhadap lingkungan dan masyarakat.
7. Pengelolaan Sumber Daya:
• Menilai penggunaan sumber daya seperti waktu, tenaga kerja, dan keuangan.
• Memaksimalkan penggunaan sumber daya untuk mencapai hasil yang optimal.

8. Transparansi dan Akuntabilitas:


• Membuat proses dan hasil kinerja lebih transparan bagi para pemangku
kepentingan (stakeholders).
• Meningkatkan tingkat akuntabilitas dalam mencapai tujuan dan tanggung jawab
organisasi.

Penting untuk dicatat bahwa tujuan pengukuran kinerja harus selaras dengan visi, misi, dan
strategi organisasi. Selain itu, pengukuran kinerja yang baik juga mempertimbangkan indikator
kinerja yang relevan dan dapat diukur secara objektif.
Dengan melibatkan pengukuran kinerja, suatu entitas dapat mengidentifikasi area-area yang
perlu diperbaiki atau dioptimalkan untuk meningkatkan hasil secara keseluruhanPara ahli
manajemen memiliki berbagai pandangan tentang pengukuran kinerja. Beberapa definisi
umumnya melibatkan konsep-konsep seperti tujuan, hasil, dan standar. Berikut adalah
beberapa pengertian pengukuran kinerja menurut para ahli:

1) Robert Kaplan dan David Norton:

Menurut mereka, pengukuran kinerja tidak hanya harus fokus pada aspek keuangan,
tetapi juga memperhatikan aspek non-keuangan seperti kepuasan pelanggan, inovasi,
dan efisiensi proses. Mereka mengembangkan konsep Balanced Scorecard sebagai
metode pengukuran kinerja yang holistik.

2) Peter Drucker:

Drucker mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai suatu upaya untuk memahami dan
meningkatkan kinerja organisasi. Menurutnya, kinerja harus diukur berdasarkan tujuan
organisasi.

3) Kennerly dan Neely:

Menggambarkan pengukuran kinerja sebagai suatu proses yang melibatkan identifikasi,


pengumpulan, interpretasi, dan penggunaan informasi untuk mengelola kinerja.

4) James R. Evans dan William M. Lindsay:

Menyatakan bahwa pengukuran kinerja adalah proses untuk memahami, mengukur, dan
meningkatkan kinerja organisasi melalui penerapan suatu sistem pengukuran.

Dengan demikian, pengukuran kinerja bukan hanya sebatas pengumpulan data, tetapi juga
mencakup interpretasi hasil dan tindakan perbaikan untuk mencapai tujuan organisasi.
Pemahaman ini memberikan landasan bagi manajer dan pemimpin untuk membuat keputusan
yang lebih baik, meningkatkan efisiensi, dan mencapai hasil yang diinginkan.

B. Aspek Kinerja SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANG Yang Perlu Di Ukur

Pengukuran kinerja SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANGdapat mencakup berbagai aspek


untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang sejauh mana sekolah mencapai
tujuannya dan bagaimana efektivitas operasionalnya. Berikut adalah beberapa aspek kinerja
yang mungkin perlu diukur:
1) Prestasi Akademis Siswa
● Nilai rata-rata siswa di berbagai mata pelajaran.
● Persentase siswa yang mencapai standar atau melebihi standar yang ditetapkan.
2) Kehadiran dan Tingkat Kelulusan
● Tingkat kehadiran siswa dan staf.
● Tingkat kelulusan siswa dari tingkat-tahun tertentu.
3) Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat
● Tingkat partisipasi orang tua dalam pertemuan sekolah atau kegiatan lainnya.
● Keterlibatan masyarakat dalam program-program sekolah.
4) Efisiensi Operasional
● Analisis anggaran sekolah dan pemantauan pengeluaran.
● Evaluasi efisiensi dalam penggunaan sumber daya, seperti fasilitas dan personel.
5) Pengembangan Siswa
● Evaluasi program pengembangan karakter dan keterampilan sosial.
● Partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan proyek-proyek khusus.
6) Efektivitas Pengajaran
● Umpan balik dari siswa, orang tua, dan guru mengenai kualitas pengajaran.
● Penerapan teknologi dalam pengajaran.
7) Kesejahteraan Guru dan Karyawan
● Tingkat kehadiran dan kepuasan guru.
● Program pengembangan profesional untuk staf.
8) Layanan Dukungan
● Evaluasi layanan dukungan bagi siswa yang membutuhkan bantuan tambahan.
● Program bimbingan dan konseling untuk siswa.
9) Infrastruktur dan Fasilitas
● Kondisi fisik bangunan sekolah dan fasilitas.
● Ketersediaan dan keandalan teknologi pendidikan.
10) Kepuasan Pelanggan (Siswa dan Orang Tua)
● Survei kepuasan siswa dan orang tua terhadap layanan dan proses pembelajaran.
11) Keberlanjutan Lingkungan
● Inisiatif dan program lingkungan yang diimplementasikan oleh sekolah.
C. Arti Penting Pengukuran Aspek-aspek Kinerja di SMP NEGERI 2
BABAKAN MADANG

Pengukuran aspek-aspek kinerja di SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANGmemiliki arti penting


yang mencakup berbagai aspek. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pengukuran kinerja
tersebut penting:

1) Evaluasi dan Peningkatan Kualitas Pendidikan

Dengan mengukur prestasi akademis siswa dan efektivitas pengajaran, sekolah dapat
mengevaluasi sejauh mana tujuan pendidikan mereka tercapai. Data ini memberikan
landasan untuk perbaikan dan pengembangan strategi pembelajaran yang lebih efektif.

2) Pemantauan Efisiensi Operasional

Pengukuran kinerja yang melibatkan efisiensi operasional membantu sekolah untuk


memastikan bahwa sumber daya yang dimiliki, baik finansial maupun personnel,
digunakan dengan sebaik-baiknya. Ini dapat mengoptimalkan anggaran dan
meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan sekolah.

3) Pengembangan Siswa Secara Holistik

Evaluasi program pengembangan karakter, kegiatan ekstrakurikuler, dan partisipasi


siswa dalam proyek-proyek khusus membantu sekolah dalam membentuk siswa secara
holistik. Ini tidak hanya tentang prestasi akademis, tetapi juga perkembangan pribadi,
sosial, dan keterampilan lainnya.

4) Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat

Menilai tingkat partisipasi orang tua dan keterlibatan masyarakat membantu dalam
membangun hubungan yang kuat antara sekolah, siswa, dan komunitas. Keterlibatan ini
dapat mendukung pembelajaran siswa dan meningkatkan dukungan untuk sekolah.

5) Pengembangan Profesional Guru dan Staf

Melalui evaluasi kinerja guru, sekolah dapat mengidentifikasi area di mana


pengembangan profesional diperlukan. Ini membantu meningkatkan kualitas
pengajaran dan mendukung perkembangan profesional staf.

6) Kepuasan Pelanggan (Siswa dan Orang Tua)

Survei kepuasan pelanggan membantu sekolah untuk memahami pandangan siswa dan
orang tua terhadap layanan dan pembelajaran di sekolah. Feedback ini dapat menjadi
dasar perbaikan dan penyesuaian yang diperlukan.

7) Pemantauan dan Pengelolaan Layanan Dukungan

Evaluasi layanan dukungan bagi siswa yang membutuhkan bantuan tambahan


membantu sekolah dalam memastikan bahwa semua siswa mendapatkan dukungan yang
diperlukan untuk mencapai potensi mereka.

8) Keberlanjutan Lingkungan

Pemantauan inisiatif dan program lingkungan membantu sekolah dalam berkontribusi


pada keberlanjutan lingkungan dan memfasilitasi pemahaman siswa terhadap tanggung
jawab lingkungan.

Dengan memperhatikan semua aspek ini, pengukuran kinerja membantu SMP NEGERI 2
BABAKAN MADANGuntuk membangun sistem pendidikan yang efektif, responsif, dan
berkelanjutan. Ini bukan hanya tentang pencapaian target tetapi juga memberikan dasar
untuk pertumbuhan dan perkembangan berkelanjutan.

D. Metode Pengukuran Kinerja di SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANG

Dalam mengejar keunggulan pendidikan, sekolah, khususnya SMP NEGERI 2 BABAKAN


MADANG, harus menggunakan metode pengukuran kinerja yang efektif untuk menilai dan
meningkatkan berbagai aspek fungsi mereka. Tulisan ini mengeksplorasi pentingnya
menggunakan berbagai metode pengukuran kinerja dan membahas bagaimana metode-metode
tersebut dapat disesuaikan dengan konteks spesifik SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANG.

Salah satu metode yang menonjol dalam pengukuran kinerja adalah Balanced Scorecard (BSC),
yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton. BSC menawarkan kerangka kerja yang
komprehensif dengan mempertimbangkan perspektif keuangan, pelanggan, proses internal,
serta pembelajaran dan pertumbuhan. Bagi SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANG,
mengadopsi BSC memastikan evaluasi menyeluruh yang lebih dari sekedar indikator keuangan,
yang mencakup aspek-aspek seperti kepuasan siswa, proses internal, dan kapasitas sekolah
untuk berkembang.

Evaluasi kinerja akademik merupakan metode yang mendasar, dengan fokus pada pengukuran
pencapaian siswa di berbagai mata pelajaran. Melalui tes standar, penilaian harian, dan
penugasan, SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANGdapat mengukur efektivitas metode
pengajaran dan kurikulumnya, mengidentifikasi kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan.

Survei dan wawancara merupakan metode lain yang berharga, yang memberikan wadah bagi
siswa, orang tua, guru, dan staf untuk mengekspresikan perspektif mereka. Pendekatan
kualitatif ini menggali aspek-aspek kualitatif dari pendidikan, mengukur tingkat kepuasan,
persepsi kualitas pengajaran, dan mengidentifikasi area-area di mana komunitas sekolah
merasa perlu ditingkatkan.

Efisiensi dalam aspek operasional sangat penting untuk keberhasilan SMP NEGERI 2
BABAKAN MADANGsecara keseluruhan. Menganalisis anggaran dan data keuangan sekolah
memastikan bahwa sumber daya digunakan secara bijaksana, mendorong stabilitas keuangan
dan alokasi sumber daya yang optimal. Efisiensi operasional juga harus dinilai dari segi personil,
fasilitas, dan penggunaan teknologi.
Memantau kehadiran merupakan metode yang sederhana namun efektif untuk mengukur
kedisiplinan dan komitmen terhadap pembelajaran. Tingkat kehadiran yang tinggi di antara
siswa dan staf menunjukkan lingkungan belajar yang positif dan tenaga pengajar yang
berdedikasi.

Integrasi teknologi dalam pendidikan merupakan aspek yang semakin penting dalam kinerja
sekolah. Mengevaluasi infrastruktur teknologi sekolah, integrasi kurikulum, dan pelatihan guru
dalam penggunaan teknologi memastikan bahwa SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANGtetap
mengikuti perkembangan zaman, mempersiapkan siswa untuk menghadapi era digital.

Selain itu, sekolah juga harus menilai program-program yang ditujukan untuk pengembangan
siswa secara komprehensif. Hal ini termasuk mengevaluasi efektivitas inisiatif pembangunan
karakter, kegiatan ekstrakurikuler, dan proyek-proyek khusus yang dirancang untuk
meningkatkan keterampilan sosial dan pribadi siswa.

Evaluasi rutin terhadap kinerja guru dan staf berkontribusi dalam menumbuhkan budaya
perbaikan yang berkelanjutan. Dengan secara rutin menilai kontribusi mereka terhadap tujuan
sekolah, SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANGmemastikan bahwa para pendidiknya selaras
dengan nilai-nilai dan tujuan lembaga.

Kesimpulannya, perjalanan SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANGmenuju keunggulan


memerlukan integrasi berbagai metode pengukuran kinerja. Dengan menggunakan
kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif, sekolah dapat memperoleh pemahaman yang
menyeluruh mengenai kinerjanya, mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, dan
menumbuhkan budaya untuk terus berkembang. Dengan mengadopsi berbagai metode
pengukuran kinerja, SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANGtidak hanya dapat memenuhi
tujuannya saat ini, tetapi juga beradaptasi secara proaktif dengan lanskap pendidikan yang terus
berkembang.

E. Pengukuran Kinerja Di SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANG


1) Metode Pengukuran Kinerja

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja SMP NEGERI 2
BABAKAN MADANG secara komprehensif. Balanced Scorecard (BSC), sebuah
kerangka kerja yang diakui secara luas, menawarkan pendekatan holistik dengan
mempertimbangkan perspektif keuangan, proses internal, kepuasan pelanggan, serta
pembelajaran dan pertumbuhan. Metode ini memastikan evaluasi yang menyeluruh,
menyelaraskan tujuan strategis sekolah dengan operasi sehari-hari.

Evaluasi kinerja akademik adalah aspek penting lainnya, yang melibatkan penilaian
berkelanjutan atas pencapaian siswa di berbagai mata pelajaran. Tes standar, tugas, dan
penilaian di kelas memberikan wawasan tentang keefektifan kurikulum dan metodologi
pengajaran.

Survei dan wawancara berfungsi sebagai alat kualitatif yang berharga, yang
memungkinkan para pemangku kepentingan seperti siswa, orang tua, guru, dan staf
untuk mengekspresikan pendapat mereka dan memberikan umpan balik. Pendekatan
yang berpusat pada manusia ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang
kekuatan sekolah dan bidang-bidang yang perlu mendapat perhatian.

Efisiensi operasional dapat dinilai dengan menganalisis anggaran sekolah, laporan


keuangan, dan alokasi sumber daya. Penggunaan sumber daya yang efisien, baik
keuangan maupun manusia, berkontribusi pada keberlanjutan dan pertumbuhan SMP
NEGERI 2 BABAKAN MADANG.

2) Tantangan dalam Menerapkan Pengukuran Kinerja

Meskipun manfaat dari pengukuran kinerja sudah jelas, penerapan proses ini dapat
menimbulkan tantangan. Sumber daya yang terbatas, termasuk waktu dan teknologi,
dapat menghambat integrasi sistem pengukuran kinerja yang komprehensif. Resistensi
terhadap perubahan dalam budaya sekolah juga dapat menjadi penghalang yang perlu
diatasi.

3) Manfaat dan Potensi Hasil

Keberhasilan implementasi pengukuran kinerja di SMP NEGERI 2 BABAKAN


MADANGmemberikan banyak manfaat. Pengukuran kinerja memberikan dasar untuk
pengambilan keputusan berbasis bukti, mengidentifikasi bidang-bidang yang perlu
ditingkatkan, meningkatkan transparansi, dan menumbuhkan budaya akuntabilitas dan
perbaikan berkelanjutan. Selain itu, pengukuran kinerja membantu dalam perbandingan
terhadap standar yang telah ditetapkan, mendorong persaingan yang sehat dan dorongan
untuk menjadi yang terbaik.

F. Kesimpulan

Kesimpulannya, implementasi proses pengukuran kinerja di SMP NEGERI 2 BABAKAN


MADANG bukan hanya sekedar persyaratan birokrasi, namun juga merupakan inisiatif
strategis untuk pertumbuhan dan keunggulan yang berkelanjutan. Dengan menggunakan
metode pengukuran yang beragam, mengatasi tantangan, dan memanfaatkan potensi
manfaatnya, SMP NEGERI 2 BABAKAN MADANGdapat memposisikan diri sebagai
lembaga pendidikan yang berkomitmen untuk menyediakan pendidikan berkualitas tinggi
dan pengembangan holistik bagi para siswanya. Perjalanan menuju keunggulan pendidikan
tidak hanya melibatkan pengukuran kinerja, tetapi juga menggunakan pengukuran ini
sebagai kompas untuk memandu sekolah menuju masa depan yang lebih cerah.

Terima Kasih
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, R. S., & Norton, D. P. (1996). The Balanced Scorecard: Translating Strategy into
Action.

Marzano, R. J. (2003). What Works in Schools: Translating Research into Action. ASCD.

Harris, A. (2013). Distributed Leadership Matters: Perspectives, Practicalities, and Potential.


Springer.

Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods


Approaches. SAGE Publications.

Creemers, B. P. M., & Kyriakides, L. (2008). The Dynamics of Educational Effectiveness: A


Contribution to Policy, Practice, and Theory in Contemporary Schools. Routledge.

Djaali, Prof. Dr. H. (2019). Manajemen Pendidikan Indonesia: Strategi dan Implementasi. Bumi
Aksara.

Sudijono, A. (2016). Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. PT RajaGrafindo Persada.

Soejadi, M. D. (2018). Evaluasi Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktis. Rineka Cipta.

Syafei, Dr. H. M., M.Pd. (2017). Manajemen Mutu Pendidikan di Sekolah. Alfabeta.

Suyadi, M.Pd. (2019). Pemetaan dan Pengukuran Pendidikan: Evaluasi Kinerja Sekolah. PT
RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai