Anda di halaman 1dari 5

LK 2 . 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama : Siti Aisa Marasabessy, S.Sos
Asal Instansi : SMA Negeri 5 Maluku Tengah
Masalah Yang Analisis Eksplorasi
No Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
Telah Diidentifikasi Penyebab Masalah
1. Rendahnya minat Hasil Kajian Literatur : Setelah selesai melakukan
belajar peserta didik Menurut pendapat Li et al., (2011: 2118) minat di pengaruhi oleh faktor kajian literatur dan wawancara
dari dalam (intrinsik) dan dari luar (ekstrinsik). maka analisis rendahnya minat
belajar peserta didik di
Rina Dwi Muliani dan Arusman (UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2022) sebabkan oleh:
dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi 1. Guru kurang menciptakan
Minat Belajar Peserta Didik”. Hasil penelitiannya faktor yang suasana pembelajaran yang
mempengaruhi minat belajar peserta didik terbagi atas dua yaitu, faktor menyenangkan dan belum
internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang membangun komunikasi
berasal dari dalam diri peserta didik seperti senang dan aktif dalam yang lebih rileks dengan
mengikuti pembelajaran matematika. Faktor eksternal merupakan faktor siswa.
yang berasal dari luar seperti dukungan orang tua, guru dan linkungan 2. Guru kurang merangsang
sekitar. minat siswa dalam proses
pembelajaran.
Zaki Al Fuad dan Zuraini (STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda 3. Guru kurang menerapkan
Aceh) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang model- model pembelajaran
Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Kelas 1 SDN 7 Kute Panang”. Hasil yang inovatif dan
penelitiannya yaitu bahwa factor yang paling mempengaruhi minat bervariasi.
belajar siswa adalah adanya keinginan dari siswa, perhatian orang tua,
perhatian dari guru beserta lingkungan sekitarnya.

Lusi Marleni (Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, 2016) dalam


penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 1 Bangkinang”. Hasil penelitiannya
yaitu faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa terdiri atas faktor
internal dan factor eksternal. Factor internal meliputi perhatian, sikap,
bakat dan kemampuan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan factor
eksternal sebagai pendukung dari luar meliputi sarana dan prasarana
belajar, metode belajar yang digunakan guru, bimbingan orang tua, dan
lingkungan sosial.

Hasil Wawancara :
Kepala Sekolah (Muh Ali Nahumarury, S.PdI), 2 Januari 2024, Jam 08.15 :
1. Siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya.
2. Metode dan model pembelajaran yang kurang tepat.
Guru (Sumarni D. Tuasalamony, S.Pd), 2 Januari 2024, Jam 09.30 :
1. Siswa merasa tidak nyaman dan akrab dengan teman-
temannya.
2. Kurangnya minat belajar siswa.
Rekan sejawat (Saadia Kott a, S.Ag ), 2 J anuari 2024, J am 11.05 :
1. Pembelajaran kurang berpusat pada siswa.
Pengawas (Siti H. Angkotasan, S.Pd) :
1. Siswa merasa takut terhadap guru.
2. Kurangnya motivasi untuk belajar.
Pakar (Usman Umarella, SP, M.Si) :
1. Guru harus menerapkan dan menguasai karakter-karakter siswa
untuk menarik minat siswa.
2. Masalah psikologi siswa.
3. Model-model pembelajaran harus di terapkan untuk minat
siswa.
2. Hubungan komunikasi Hasil Kajian Literatur: Setelah melakukan kajian
antar orang tua dan Bentuk kerjasama antara orang tua dan guru dalam meningkatkan hasil pustaka dan wawancara
guru terkait belajar peserta didik melputi parenting education, komunikasi, terkait hubungan komunikasi
pembelajaran masih volunteer. Keterlibatan orang tua dirumah, dan kolaborasi dengan antara orang tua dengan guru
kurang kelompok masyarakat. Hambatan-hambatan yang dialami dalam yaitu:
menerapkan kerjasama antara orang tua dan guru dalam 1. Kurangnya keterlibatan
meningkatkan hasil belajar peserta didik yaitu waktu, pandangan orang orang tua dalam proses
tua tentang guru, Rasa percaya diri orang tua masih rendah dan masih pembelajaran anak
terbatasnya kemampuan dan pemahaman guru dan orang tua terkait dirumah.
kerjasama antara guru dan orang tua. 2. Sekolah belum
Diana, H.Susillo (2020). Kerjasama orang tua dan guru dalam melibatkan orang tua
meningkatkan hasil belajar peserta didi dalam kelompok dalam program kerja
bermainmambaul ulum. Unesa, 9(20) 87-93. sekolah serta melibatkan
orang tua dalam tugas
Hambatan dalam kerjasama antara sekolah dengan orangtua siswa atau proyek siswa.
dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi keyakinan guru, pandangan guru terhadap orangtua,
dan kendala dari guru. Faktor eksternal meliputi pandangan orangtua,
tuntutan hidup, dan sikap orangtua. Upaya sekolah mengatasi hambatan
dalam bekerjasama dengan orangtua siswa yaitu dengan mencarikan
variasi metode komunikasi dan mencarikan waktu yang tepat
bagi orangtua agar bisa hadir dalam acara sekolah.
Majid, A. Rohyana (2019). Hubungan kualitas kerjasama sekolah dan
orang tua dengan intensitas usaha belajar siswa.
Hasil wawancara :
Kepala Sekolah (Muh Ali Nahumarury, S.PdI), 2 Januari 2024, Jam 08.15 :
1. Kurangnya perhatian orang tua terhadap hasil belajar anak.
2. Pola pikir orang tua yang menganggap pendidikan
merupakan tanggung jawab guru.
Guru (Sumarni D. Tuasalamony, S.Pd), 2 Januari 2024, Jam 09.30 :
1. Orang tua sibuk mencari nafkah.
Rekan sejawat (Saadia Kott a, S.Ag), 2 J anuari 2024, J am 11.05 :
1. Faktor ekonomi keluarga.
Pengawas (Siti H. Angkotasan, S.Pd) :
1. Pengerjaan tugas atau proyek siswa tidak melibatkan orang tua.
Pakar (Usman Umarella, SP, M.Si) :
1. Sekolah kurang melibatkan orang tua dalam program kerja
sekolah.
3. Guru belum Pembelajaran inovatif juga didefinisikan sebagai pembelajaran yang Berdasarkan hasil kajian
mengiptimalkan dirancang oleh guru yang sifatnya baru, tidak seperti biasanya dilakukan, pustaka dan wawancara
pembelajaran yang dan bertujuan untuk memfasilitasi peserta didik dalam membangun berkaitan dengan guru belum
inovatif pengetahuan sendiri dalam rangka proses perubahan perilaku ke arah mengobtimalkan model
yang lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki pembelajaran inovatif maka :
(Hafid, 2015). 1. Kurangnya pengetahuan
guru tentang model-model
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang di kemas guru atas pembelajaran inovatif
dorongan gagasan baru untuk melakukan langkah-langkah belajar serta dibutuhkan waktu
dengan metode baru sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar. yang cukup dalam
Prinsip-prinsip pembelajaran inovatif ditandai dengan (1) pembelajaran mempersiapkan materi
bukan pengajaran. (2) guru sebagai fasilitator bukan instruktur (3) siswa pembelajaran yang
sebagai subjek bukan objek (4) multimedia bukan monomedia (5) inovatif.
sentuhan manusiawi (6) pembelajaran induktif (7) keterlibatan siswa 2. Kurangnya sarana
partisipatif. prasarana yang menunjang
Suyatno (2009). Menjelajah pembelajaran inovatif, Sidoarjo : masmedia untuk pembelajaran
buana pustaka. inovatif.
3. Guru kurang termotivasi
Hasil Wawancara : untuk mempelajari model-
Kepala sekolah (Muh Ali Nahumarury, S.PdI), 2 Januari 2024, Jam 08.15 : model pembelajaran
1. Pemahaman guru mengenai pembelajaran inovatif masih kurang. inovatif.
Guru (Sumarni D. Tuasalamony, S.Pd), 2 Januari 2024, Jam 09.30 :
1. Waktu untuk menyiapkan pembelajaran inovatif membutuhkan
persiapan lebih banyak dan lama.
Rekan sejawat (Saadia Kott a, S.Ag), 2 J anuari 2024, J am 11.05 :
1. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang di sekolah.
Pengawas (Siti H. Angkotasan, S.Pd) :
1. Guru masih kurang paham tentang model-model pembelajaran
inovatif.
2. Pembelajaran yang dilaksanakan terkadang kurang sesuai RPP.
Pakar (Usman Umarella, SP, M.Si) :
1. Kurangnya motivasi guru untuk mempelajari media pembelajaran
inovatif.
2. Tuntutan materi yang banyak.
4. Guru kurang Hambatan penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) guru Berdasarkan hasil kajian
menguasai IPTEK kelas IV di gugus VI berupa: (1) faktor usia guru, (2) motivasi dan sikappustaka dan wawancara guru
guru, (3) ketersediaan media berbasis Teknologi Informasi dan kurang menguasai IPTEK
Komunikasi (TIK), (4) kondisi geografis sekolah, dan (5) belum dalam pembelajaran :
memperoleh kesempatan mengikuti pelatihan. 1. Kurangnya pengetahuan
ARTIKEL JURNAL “HAMBATAN DALAM PENGUASAAN tentang pemanfaatan
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI GURU KELAS IV teknologi dalam
SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PONJONG, oleh Irfan Dwi pembelajaran dan tidak
Nugroho”. ada motivasi untuk belajar
menguasai IPTEK.
Kendala utama dalam pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang 2. Kurangnya sarana
dihadapi guru di sekolah adalah sarana dan prasarana pendukung yang prasarana untuk
terbatas. Selain kekurangan tersebut, masih ada jenis kekurangan lainnya menunjang pembelajaran
yang dikemukakan seperti kurangnya waktu, kurangnya pelatihan TIK, 3. Kurangnya pembiasaan
kurangnya kesempatan mengembang diri. Tantangan yang paling umum mengajar dengan
lainya misalnya, kurangnya waktu mereka miliki. Mereka tidak punya menggunakan teknologi
cukup waktu untuk merencanakan pelajaran teknologi yang luar biasa.
Bastudin(2021).Hambatan utama pemanfaatan TIK dalam pembelajaran
dan strategi mengatasinya.

Teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran berperan


penting sebagai perantara pada pelaksanaan menyalurkan ilmu
pengetahuan tanpa meniadakan gaya awal pembelajaran yang
berlangsung berhadapan di dalam kelas. (Husain 2014)
Husain, Chaidar. 2014. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Pembelajaran di SMA Muhammadiyah Tarakan.
Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan.

Hasil wawancara :
Kepala sekolah (Muh Ali Nahumarury, S.PdI), 2 Januari 2024, Jam 08.15:
1. Sarana prasarana yang belum memadai.
2. Sebagian guru belum memiliki leptop
Guru (Sumarni D. Tuasalamony, S.Pd), 2 Januari 2024, Jam 09.30 :
1. Guru kurang motivasi untuk mempelajari teknologi.
2. Tidak mau mengembangkan diri
3. Tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan IT
Rekan sejawat (Saadi a Kott a, S.Ag), 2 Januari 2024, J am 11.05 :
1. Faktor umur membuat guru tidak termotivasi untuk belajar
teknologi.
2. Terlalu merasa nyaman dengan keadaan yang sekarang
Pengawas (Siti H. Angkotasan, S.Pd) :
1. Kurang memiliki wawasan implementasi teknologi dalam
pembelajaran.
2. Kurang adanya pelatihan untuk pemanfaatan TIK di sekolah.
Pakar (Usman Umarella, SP, M.Si):
1. Guru belum terbiasa dalam memanfaatkan TIK dalam pembelajaran.
2. Guru tidak memiliki pengetahuan tentang IT

Anda mungkin juga menyukai