230-Article Text-280-1-10-20230617
230-Article Text-280-1-10-20230617
Abstrak
Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 17.504 pulau besar dan kecil yang tersebar
disekitar khatulistiwa dan menyebabkan Indonesia termasuk wilayah yang beriklim tropis. Di Indonesia terdapat
dua iklim tropis yaitu iklim tropis lembab dan tropis kering, salah satu kota di Indonesia yang beriklim tropis
kering adalah kota Atambua yang terletak di propinsi Nusa Tenggara Timur. Kondisi iklim tentunya membawa
pengaruh besar bagi masyarakat. Salah satunya berupa pengaruh iklim terhadap gaya arsitektur bangunannya.
Pembangunan rumah tinggal yang tidak memperhatikan kondisi iklim seperti orientasi bukaan pada bangunan
terhadap arah lintasan matahari, temperatur udara, arah angin, tinggi bangunan, kemiringan atap dan material yang
digunakan tentunya berpengaruh besar terhadap aspek kenyamanan fisik penghuninya. Sebagai solusi
permasalahan, diperlukan bangunan yang memiliki gaya arsitektur tropis untuk menjawab kebutuhan masyarakat
kota Atambua. Metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Sedangkan metode
pengolahan data yaitu dengan cara analisis fisik dan non-fisik yang menghasilkan konsep perancangan dan hasil
rancangan. Konsep rancangan di dasarkan pada hasil analisis prinsip arsitektur tropis mengenai rumah tinggal.
Hasil desain antara lain adalah bangunan yang arah orientasi depannya mengahadap kearah barat atau berhadapan
dengan arah lintasan matahari membutuhkan jumlah bukaan yang lebih rendah dibandingan dengan yang arah
orientasi depanya mengahadap ke arah utara selatan maupun timur. Bangunan yang berhadapan dengan arah
lintasan matahari membutuhkan jumlah vegetasi yang lebih banyak. Hal tersebut dilakukan agar meminilasir
cahaya serta suhu panas pada sore hari akibat terik sinar matahari yang membuat suhu menjadi panas pada
bangunan.
Kata kunci: Studi, Rumah Tinggal, Konsep, Bangunan, Tropis
Abstract
Indonesia is an archipelagic country in Southeast Asia which has 17,504 large and small islands scattered around
the equator and causes Indonesia to have a tropical climate. In Indonesia, there are two tropical climates, namely
a humid tropical climate and a dry tropical climate. One of the cities in Indonesia which has a dry tropical climate
is Atambua, which is located in the province of East Nusa Tenggara. Climatic conditions certainly have a big
influence on society. One of them is the influence of climate on the architectural style of the building. Residential
construction that does not pay attention to climatic conditions such as the orientation of the openings in the
building to the direction of the sun's trajectory, air temperature, wind direction, building height, roof slope and the
material used certainly has a major influence on the physical comfort aspect of the occupants. As a solution to the
problem, a building that has a tropical architectural style is needed to answer the needs of the people of the city of
Atambua. Data collection methods are observation, interviews, and literature study. While the data processing
method is by means of physical and non-physical analysis that produces the design concept and design results. The
design concept is based on the results of the analysis of tropical architectural principles regarding residential
houses. The design results include buildings whose front orientation is facing west or facing the direction of the
sun's trajectory, requiring a lower number of openings than those whose front orientation is facing north, south or
east. Buildings facing the direction of the sun's path require more vegetation. This is done in order to minimize the
light and heat in the afternoon due to the hot sun which makes the temperature hot in the building.
Keywords: Study, Residential, Concept, Building, Tropical
21
Jurnal Batakarang, Vol. 4, No.1, Edisi Juni 2023
ISSN: 2747-0512
penghuninya dimana penghuninya akan merasakan Desain Rumah Menghadap Arah Timur
suhu udara dalam ruangan yang panas, pengap karena Pada desain rumah tinggal yang menghadap kearah
sirkulasi udara yang kurang lancar dan ruangan yang timur, berhadapan langsung dengan sinar matahari pagi
gelap karena minimnya cahaya yang masuk (Mulyani, dan arah angin sehingga pelu adanya penanganan
2013). Lemahnya pertimbangan masyarakat di Kota sebagai berikut:
Atambua terhadap perancangan bangunan yang a) Menempatkan vegetasi berupa pohon cemara atau
memperhatikan kondisi iklim terjadi karena masyarakat tumbuhan sejenisnya pada halaman depan bangunan
menganggap bahwa akan menaikkan biaya sebagai penghalang agar pancaran sinar matahari
pembangunan. Padahal dalam kenyataan tidak dan angin tidak langsung masuk ke dalam bangunan,
demikian. Dengan adanya biaya awal yang sama dapat menempatkan vegetasi pada tritisan bukaan agar
dirancang bangunan yang nyaman dan hemat energi mengurangi sinar matahari yang masuk ke dalam
jika arsitek menguasai strategi perancangan tersebut. ruangan dan sebagai penambah hawa sejuk.
Sehingga menganlisi desain arsitektur rumah tinggal b) Memperbanyak bukaan pada sisi utara dan selatan
yang memanfaatkan penghawaan dan pencahayaan serta mengurangi bukaan pada sisi belakang
alami pada rumah tinggal tipe 100 di Kota Atambua, bangunan yang menghadap ke arah barat agar dapat
Penataan lansdscape yang tepat terhadap rumah tinggal meminimalkan suhu panas pada sore hari.
tipe 100 di Kota Atambua.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
kualitatif dengan deskriptif analisis. Metode deskriptif
analisis dengan pendekatan kualitatif digunakan untuk
mendapatkan gambaran secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antara fenomena yang sedang diteliti. Sugioyono
(2008), mengatakan metode analisis deskriptif adalah
metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-
data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data
tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat
memberikan gambaran mengenai masalah yang ada.
Waktu dan Tempat Penelitian Gambar 2. Tampak Atas
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Atambua selama 3
bulan, terhitung Januari 2022 – Maret 2022.
23
Jurnal Batakarang, Vol. 4, No.1, Edisi Juni 2023
ISSN: 2747-0512
yang disesuaikan dengan kondisi iklim pada daerah Kupang. Skripsi, Universitas Nusa Cendana,
tropis di Kota Atambua. Kupang – NTT.
Mau, R. (2007). Rancangan Rumah Tropis Dengan
DAFTAR PUSTAKA Pendekatan Bioklimatik Di Kota Kupang. Kota
Amin, S. (2011), Pencahayaan Alami Sumber Kupang – NTT.
Pencahayaan Sinar Matahari, Bina Aneka KepMenKes RI No.829/Menkes/SK/VII/1999, Tahun
Lestari, Jakarta. 1999, Persyaratan Kesehatan Rumah, Indonesia.
Architecture dan Interior Styles, (2016). Penerbit Andi. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup., Nomor 08
Jakarta. (2010), Kriteria Dan Sertifikasi Bangunan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Ramah Lingkungan, Jakarta, Indonesia.
2015.Daerah Semi Ringkai (Semi-Arid), BMKG, Peraturan Kementerian PUPR., 2018, Rancangan
Indonesia. Rumah Tinggal Berwawasan Lingkungan,
Henukh, I. (2019). Arsitektur Rumah Tinggal Pada Jakarta, Indonesia.
Daerah Semi-Ringkai di Kota Kupang. Skripsi, Tamelan, P. G., & Kapa, M. M. (2020). Rainwater
Universitas Nusa Cendana, Kupang – NTT. harvest using well infiltration technology in the
Neta, (2016). Model Rancangan Rumah Tinggal dry land rural areas with semi arid
Dengan Prinsip Green Arsitektur Di Kota climate. EurAsian Journal of Biosciences, 14(2).
24
Jurnal Batakarang, Vol. 4, No.1, Edisi Juni 2023