Anda di halaman 1dari 4

ISSN: 2747-0512

STUDI TENTANG RANCANGAN RUMAH TINGGAL DENGAN KONSEP BANGUNAN


TROPIS DI KOTA ATAMBUA
STUDY ON HOUSE DESIGN WITH TROPICAL BUILDING CONCEPT IN ATAMBUA CITY
Don Hendrikus Dacosta, Jakobis Johanis Messakh dan Ketut M. Kuswara
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Undana
E-mail: Dacostahendy19@gmail.com, jakobismessakh@staf.undana.ac.id dan bolly_mahendra@yahoo.co.id

Abstrak
Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 17.504 pulau besar dan kecil yang tersebar
disekitar khatulistiwa dan menyebabkan Indonesia termasuk wilayah yang beriklim tropis. Di Indonesia terdapat
dua iklim tropis yaitu iklim tropis lembab dan tropis kering, salah satu kota di Indonesia yang beriklim tropis
kering adalah kota Atambua yang terletak di propinsi Nusa Tenggara Timur. Kondisi iklim tentunya membawa
pengaruh besar bagi masyarakat. Salah satunya berupa pengaruh iklim terhadap gaya arsitektur bangunannya.
Pembangunan rumah tinggal yang tidak memperhatikan kondisi iklim seperti orientasi bukaan pada bangunan
terhadap arah lintasan matahari, temperatur udara, arah angin, tinggi bangunan, kemiringan atap dan material yang
digunakan tentunya berpengaruh besar terhadap aspek kenyamanan fisik penghuninya. Sebagai solusi
permasalahan, diperlukan bangunan yang memiliki gaya arsitektur tropis untuk menjawab kebutuhan masyarakat
kota Atambua. Metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Sedangkan metode
pengolahan data yaitu dengan cara analisis fisik dan non-fisik yang menghasilkan konsep perancangan dan hasil
rancangan. Konsep rancangan di dasarkan pada hasil analisis prinsip arsitektur tropis mengenai rumah tinggal.
Hasil desain antara lain adalah bangunan yang arah orientasi depannya mengahadap kearah barat atau berhadapan
dengan arah lintasan matahari membutuhkan jumlah bukaan yang lebih rendah dibandingan dengan yang arah
orientasi depanya mengahadap ke arah utara selatan maupun timur. Bangunan yang berhadapan dengan arah
lintasan matahari membutuhkan jumlah vegetasi yang lebih banyak. Hal tersebut dilakukan agar meminilasir
cahaya serta suhu panas pada sore hari akibat terik sinar matahari yang membuat suhu menjadi panas pada
bangunan.
Kata kunci: Studi, Rumah Tinggal, Konsep, Bangunan, Tropis

Abstract
Indonesia is an archipelagic country in Southeast Asia which has 17,504 large and small islands scattered around
the equator and causes Indonesia to have a tropical climate. In Indonesia, there are two tropical climates, namely
a humid tropical climate and a dry tropical climate. One of the cities in Indonesia which has a dry tropical climate
is Atambua, which is located in the province of East Nusa Tenggara. Climatic conditions certainly have a big
influence on society. One of them is the influence of climate on the architectural style of the building. Residential
construction that does not pay attention to climatic conditions such as the orientation of the openings in the
building to the direction of the sun's trajectory, air temperature, wind direction, building height, roof slope and the
material used certainly has a major influence on the physical comfort aspect of the occupants. As a solution to the
problem, a building that has a tropical architectural style is needed to answer the needs of the people of the city of
Atambua. Data collection methods are observation, interviews, and literature study. While the data processing
method is by means of physical and non-physical analysis that produces the design concept and design results. The
design concept is based on the results of the analysis of tropical architectural principles regarding residential
houses. The design results include buildings whose front orientation is facing west or facing the direction of the
sun's trajectory, requiring a lower number of openings than those whose front orientation is facing north, south or
east. Buildings facing the direction of the sun's path require more vegetation. This is done in order to minimize the
light and heat in the afternoon due to the hot sun which makes the temperature hot in the building.
Keywords: Study, Residential, Concept, Building, Tropical

PENDAHULUAN memperhatikan kondisi iklim seperti orientasibukaan


Kondisi iklim di daerah semi-ringkai tentunya pada bangunan terhadap arah lintasan matahari,
membawa pengaruh besar bagi masyarakat. Salah temperatur udara, arah angin, tinggi bangunan,
satunya berupa pengaruh iklim terhadap gaya arsitektur kemiringan atap dan material yang digunakan tentunya
bangunannya. Pembangunan rumah tinggal yang tidak berpengaruh besar terhadap aspek kenyamanan fisik

21
Jurnal Batakarang, Vol. 4, No.1, Edisi Juni 2023
ISSN: 2747-0512
penghuninya dimana penghuninya akan merasakan Desain Rumah Menghadap Arah Timur
suhu udara dalam ruangan yang panas, pengap karena Pada desain rumah tinggal yang menghadap kearah
sirkulasi udara yang kurang lancar dan ruangan yang timur, berhadapan langsung dengan sinar matahari pagi
gelap karena minimnya cahaya yang masuk (Mulyani, dan arah angin sehingga pelu adanya penanganan
2013). Lemahnya pertimbangan masyarakat di Kota sebagai berikut:
Atambua terhadap perancangan bangunan yang a) Menempatkan vegetasi berupa pohon cemara atau
memperhatikan kondisi iklim terjadi karena masyarakat tumbuhan sejenisnya pada halaman depan bangunan
menganggap bahwa akan menaikkan biaya sebagai penghalang agar pancaran sinar matahari
pembangunan. Padahal dalam kenyataan tidak dan angin tidak langsung masuk ke dalam bangunan,
demikian. Dengan adanya biaya awal yang sama dapat menempatkan vegetasi pada tritisan bukaan agar
dirancang bangunan yang nyaman dan hemat energi mengurangi sinar matahari yang masuk ke dalam
jika arsitek menguasai strategi perancangan tersebut. ruangan dan sebagai penambah hawa sejuk.
Sehingga menganlisi desain arsitektur rumah tinggal b) Memperbanyak bukaan pada sisi utara dan selatan
yang memanfaatkan penghawaan dan pencahayaan serta mengurangi bukaan pada sisi belakang
alami pada rumah tinggal tipe 100 di Kota Atambua, bangunan yang menghadap ke arah barat agar dapat
Penataan lansdscape yang tepat terhadap rumah tinggal meminimalkan suhu panas pada sore hari.
tipe 100 di Kota Atambua.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
kualitatif dengan deskriptif analisis. Metode deskriptif
analisis dengan pendekatan kualitatif digunakan untuk
mendapatkan gambaran secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antara fenomena yang sedang diteliti. Sugioyono
(2008), mengatakan metode analisis deskriptif adalah
metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-
data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data
tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat
memberikan gambaran mengenai masalah yang ada.
Waktu dan Tempat Penelitian Gambar 2. Tampak Atas
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Atambua selama 3
bulan, terhitung Januari 2022 – Maret 2022.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Model rancangan ini dihasilkan dari satu gambar
denah, kemudian hasil desain dikembangkan menjadi
tiga model rancangan, dimana penempatan bukaan dan
vegetasi akan menyesuaikan dengan kondisi iklim yaitu
tampak depan bangunan yang menghadap kearah timur,
arah barat serta arah utara atau selatan yang dijadikan
satu model desain karena orientasi bangunan tidak
berhadapan langsung dengan arah lintasan matahari.
Berikut ini merupakan penerapanya
Gambar 3. Tampak Depan

Sumber: Olahan Penulis


Gambar 1. Denah Rumah Gambar 4. Tampak Kanan
22
Jurnal Batakarang, Vol. 4, No.1, Edisi Juni 2023
ISSN: 2747-0512
vegetasi yang lebih banyak. Hal tersebut dilakukan agar
meminilasir cahaya serta suhu panas pada sore hari
akibat terik sinar matahari yang membuat suhu menjadi
panas pada bangunan.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa Kota Atambua
merupakan daerah tropis karena memiliki musim hujan
yang lebih rendah yaitu tiga sampai empat bulan
Gambar 5. Tampak Kiri dibandingkan dengan musim kemaraunya yang
berkepanjangan yakni delapan sampai sembilan bulan
dalam setahun serta memiliki tingkat penguapan yang
lebih besar dari curah hujannya. Pembangunan rumah
tinggal di Kota Atambua yang tidak memperhatikan
kondisi iklim sangat berpengaruh terhadap aspek
kenyamanan fisik penghuninya dimana penghuninya
akan merasakan suhu udara dalam ruangan yang panas,
karena sirkulasi udara yang kurang lancar dan ruangan
yang gelap karena minimnya cahaya yang masuk.
Mengacu pada hal tersebut maka dapat disimpulkan
dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini menghasilkan suatu desain arsitektur
rumah tinggal tipe 100 yang memanfaatkan
Gambar 6. Tampak Belakang pencahayaan dan penghawaan alami secara optimal
serta desain penetaan vegetasi yang tepat sehingga
Tabel 1. Tabel Perbedaan Penempatan Bukaan dan mendukung arsitektur rumah tinggal pada daerah
Vegetasi pada Bangunan tropis di Kota Atambua.
2. Penelitian ini menghasilkan tiga model desain
arsitektur rumah tinggal dengan tipe 100 yaitu
mengahadap ke arah timur, barat, utara dan selatan
yang memanfaatkan pencahayaan dan penghawaan
alami secara optimal berdasarkan pertimbangan data
kecepatan angin, suhu udara dan curah hujan di Kota
Atambua.
Saran
Setelah melakukan penelitian ini, penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui
seberapa besar jumlah penghematan energy listrik
Sumber: Olahan Penulis dari pembangunan yang memanfaatkan pencahayaan
Keterangan Simbol alami dan penghawaan alami serta memanfaatkan
D : Tampak Depan vegetasi sebagai penetral suhu.
B : Tampak Belakang 2. Hasil desain rumah tinggal dari penelitian ini ialah
KI : Tampak Kiri desain rumah tinggal yang menyesuaikan dengan
KA : Tampak Kanan kondisi iklim di Kota Atambua. apabila desain
= : Sama tersebut diterapkan pada daerah lain maka perlu
≠ : Tidak Sama dilakukan kajian terhadap kondisi iklim pada daerah
Berdasarkan tabel perbedaan penempatan bukaan tersebut. Hal ini didukung Tamelan dan Kapa (2020)
dan vegetasi pada bangunan diatas, maka dapat bahwa pada daerah iklim tropis perlu ditampung air
disimpulkan bahwa bangunan yang arah orientasi dari rumah tinggal untuk mendukung kondisi iklim
depanya mengahadap kearah barat atau berhadapan agar terjadi kesejukan dilingkungan rumah tinggal.
dengan arah lintasan matahari membutuhkan jumlah Untuk pemerintah Kota Atambua Kabupaten Belu,
bukaan yang lebih rendah dibandingan dengan yang Dinas Perumahan dan Tata Ruang sebagai bahan
arah orientasi depanya mengahadap ke arah utara informasi untuk membuat kebijakan dan sebagai bentuk
selatan maupun timur. Bangunan yang berhadapan sosialisasi untuk masyarakat maupun development agar
dengan arah lintasan matahari membutuhkan jumlah dapat menerapkan konsep bangunan ramah lingkungan

23
Jurnal Batakarang, Vol. 4, No.1, Edisi Juni 2023
ISSN: 2747-0512
yang disesuaikan dengan kondisi iklim pada daerah Kupang. Skripsi, Universitas Nusa Cendana,
tropis di Kota Atambua. Kupang – NTT.
Mau, R. (2007). Rancangan Rumah Tropis Dengan
DAFTAR PUSTAKA Pendekatan Bioklimatik Di Kota Kupang. Kota
Amin, S. (2011), Pencahayaan Alami Sumber Kupang – NTT.
Pencahayaan Sinar Matahari, Bina Aneka KepMenKes RI No.829/Menkes/SK/VII/1999, Tahun
Lestari, Jakarta. 1999, Persyaratan Kesehatan Rumah, Indonesia.
Architecture dan Interior Styles, (2016). Penerbit Andi. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup., Nomor 08
Jakarta. (2010), Kriteria Dan Sertifikasi Bangunan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Ramah Lingkungan, Jakarta, Indonesia.
2015.Daerah Semi Ringkai (Semi-Arid), BMKG, Peraturan Kementerian PUPR., 2018, Rancangan
Indonesia. Rumah Tinggal Berwawasan Lingkungan,
Henukh, I. (2019). Arsitektur Rumah Tinggal Pada Jakarta, Indonesia.
Daerah Semi-Ringkai di Kota Kupang. Skripsi, Tamelan, P. G., & Kapa, M. M. (2020). Rainwater
Universitas Nusa Cendana, Kupang – NTT. harvest using well infiltration technology in the
Neta, (2016). Model Rancangan Rumah Tinggal dry land rural areas with semi arid
Dengan Prinsip Green Arsitektur Di Kota climate. EurAsian Journal of Biosciences, 14(2).

24
Jurnal Batakarang, Vol. 4, No.1, Edisi Juni 2023

Anda mungkin juga menyukai