Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL SKRIPSI

"Pengembangan Media Interaktif Articulate Storyline 3 Terhadap Kemampuan


Matematika Anak Usia 5 - 6 Tahun":

1. Pendahuluan:
a. Latar Belakang:

Pendidikan anak usia dini memegang peran yang sangat penting dalam
membentuk dasar perkembangan anak, termasuk dalam memahami konsep-
konsep matematika. Anak usia 5-6 tahun berada pada fase perkembangan yang
sangat cepat dan rentan terhadap pengenalan konsep-konsep dasar matematika
yang menjadi dasar penting bagi pembelajaran selanjutnya. Namun, realitasnya,
masih terdapat kendala dalam mengembangkan kemampuan matematika pada
anak usia dini.

Pentingnya memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan sesuai


dengan perkembangan anak usia 5-6 tahun menjadi dasar dalam perumusan latar
belakang ini. Penggunaan media interaktif di kalangan anak-anak telah terbukti
mampu meningkatkan minat dan pemahaman mereka terhadap materi
pembelajaran. Articulate Storyline 3, sebagai salah satu platform pembuatan
konten e-learning interaktif, menawarkan beragam fitur yang dapat diadaptasi
untuk kebutuhan pembelajaran anak usia dini.

Melihat potensi positif media interaktif dan keunggulan Articulate Storyline 3,


penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media interaktif berbasis Articulate
Storyline 3 sebagai pendukung pembelajaran matematika pada anak usia 5-6
tahun. Diharapkan penggunaan media ini dapat meningkatkan motivasi belajar,
memperkuat pemahaman konsep matematika dasar, dan mengoptimalkan
perkembangan kognitif anak pada rentang usia tersebut.

Selain itu, penyusunan latar belakang ini didorong oleh kebutuhan akan inovasi
dalam pendidikan anak usia dini di Indonesia, yang menghadapi tantangan dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya
memberikan kontribusi teoretis terkait pengembangan media interaktif, tetapi juga
memiliki implikasi praktis dalam mendukung pembelajaran matematika yang lebih
efektif dan menyenangkan bagi anak usia 5-6 tahun.

b. Rumusan Masalah:

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab beberapa permasalahan yang muncul dalam
konteks pengembangan media interaktif Articulate Storyline 3 sebagai alat pendukung
pembelajaran matematika pada anak usia 5-6 tahun. Rumusan masalah yang akan
dipecahkan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik perkembangan anak usia 5-6 tahun dalam memahami


konsep matematika dasar?
2. Apa saja kebutuhan dan preferensi anak usia 5-6 tahun dalam pembelajaran
matematika melalui media interaktif?
3. Bagaimana merancang dan mengembangkan media interaktif menggunakan
Articulate Storyline 3 yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak usia
dini?
4. Sejauh mana efektivitas penggunaan media interaktif Articulate Storyline 3 dalam
meningkatkan kemampuan matematika anak usia 5-6 tahun?
5. Apa tanggapan dan hasil evaluasi ahli pendidikan dan ahli matematika terhadap
media interaktif yang dikembangkan?

Melalui pemecahan rumusan masalah ini, diharapkan penelitian ini mampu


memberikan kontribusi dalam mengoptimalkan pembelajaran matematika pada anak
usia 5-6 tahun melalui pemanfaatan media interaktif, khususnya dengan
menggunakan platform Articulate Storyline 3.

c. Tujuan Penelitian:

Penelitian ini bertujuan untuk mencapai beberapa target tertentu yang dirumuskan
secara jelas dan terukur. Tujuan penelitian pada judul "Pengembangan Media Interaktif
Articulate Storyline 3 Terhadap Kemampuan Matematika Anak Usia 5 - 6 Tahun"
adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis Karakteristik Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun dalam


Memahami Konsep Matematika Dasar:
Menelaah tahap perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun yang relevan dengan
pemahaman konsep matematika dasar.

2. Mengidentifikasi Kebutuhan dan Preferensi Anak Usia 5-6 Tahun dalam


Pembelajaran Matematika Melalui Media Interaktif:
Mengumpulkan data tentang kebutuhan dan preferensi anak dalam konteks
pembelajaran matematika menggunakan media interaktif.

3. Merancang dan Mengembangkan Media Interaktif dengan Menggunakan


Articulate Storyline 3 yang Sesuai dengan Karakteristik dan Kebutuhan Anak
Usia Dini:
Merancang dan mengembangkan media interaktif yang sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan anak usia dini, dengan memanfaatkan fitur-fitur
Articulate Storyline 3.

4. Mengukur Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Articulate Storyline 3


dalam Meningkatkan Kemampuan Matematika Anak Usia 5-6 Tahun:
Menilai sejauh mana media interaktif yang dikembangkan mampu meningkatkan
kemampuan matematika anak usia 5-6 tahun.

5. Mendapatkan Tanggapan dan Evaluasi Ahli Pendidikan dan Ahli Matematika


terhadap Media Interaktif yang Dikembangkan:
Menerima masukan dan evaluasi dari ahli pendidikan dan ahli matematika terkait
keefektifan dan kecukupan media interaktif yang dikembangkan.

Melalui pencapaian tujuan-tujuan ini, penelitian diharapkan dapat memberikan


kontribusi yang signifikan dalam pengembangan media interaktif untuk meningkatkan
kemampuan matematika pada anak usia 5-6 tahun, sekaligus menjadi landasan untuk
perbaikan dan pengembangan lebih lanjut dalam konteks pembelajaran anak usia dini.

2. Kajian Pustaka:
a. Landasan Teori:
1. Teori Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun:
Menyelidiki teori-teori perkembangan kognitif yang relevan dengan anak usia 5-6
tahun, seperti teori Jean Piaget, untuk memahami tahap-tahap perkembangan
kognitif dan kemampuan konseptual pada rentang usia tersebut.

Teori perkembangan kognitif Jean Piaget adalah kerangka kerja yang signifikan
untuk memahami bagaimana anak-anak membangun pemahaman mereka
tentang dunia di sekitar mereka. Terdapat beberapa tahap dalam teori ini, dan pada
usia 5-6 tahun, anak-anak umumnya berada di tahap operasi konkret. Berikut
adalah beberapa ciri dan konsep kunci dari teori Piaget yang terkait dengan usia
5-6 tahun:

Tahap Operasi Konkret:


Pada usia ini, anak-anak masuk ke dalam tahap operasi konkret. Mereka mulai
mampu berpikir logis secara konkret tentang objek dan kejadian dalam kehidupan
sehari-hari.

Pemahaman Logika Konkret:


Anak-anak di usia 5-6 tahun mampu memahami prinsip-prinsip logika konkret,
seperti konsep kelasifikasi, seriasi, dan jumlah. Mereka dapat mengelompokkan
objek berdasarkan ciri-ciri tertentu dan memahami konsep urutan.
Konsep Kausalitas:
Anak-anak mulai memahami hubungan sebab-akibat dengan lebih baik. Mereka
dapat menyusun hubungan kausalitas antara peristiwa dan mengerti bahwa suatu
peristiwa dapat menjadi akibat dari peristiwa lainnya.

Pemahaman tentang Identitas Objek:


Pada tahap operasi konkret, anak-anak mulai memiliki pemahaman yang lebih baik
tentang identitas objek. Mereka menyadari bahwa suatu objek tetap memiliki
identitasnya sendiri, meskipun bentuk atau posisinya berubah.

Pemahaman Matematika Dasar:


Anak-anak di usia ini mulai mengembangkan pemahaman matematika dasar,
seperti penjumlahan, pengurangan, dan konsep jumlah. Mereka dapat
memanipulasi objek dan mengerti konsep kuantitas.

Pemahaman Tentang Kausalitas Moral:


Pada tahap ini, anak-anak mulai memahami perbedaan antara aturan dan
hukuman. Mereka dapat mengaitkan tindakan dengan konsekuensinya dan mulai
mengembangkan pemahaman moral yang lebih kompleks.

Pemahaman Tentang Perspektif Lain:


Meskipun belum sepenuhnya matang, anak-anak di usia 5-6 tahun mulai
mengembangkan kemampuan untuk memahami perspektif orang lain. Mereka
mulai memahami bahwa orang lain mungkin memiliki pandangan atau keyakinan
yang berbeda.

Teori Piaget memberikan pemahaman tentang kemampuan kognitif anak-anak


pada tahap perkembangan tertentu. Namun, perlu diingat bahwa perkembangan
anak adalah proses yang kompleks dan individual, sehingga beberapa anak dapat
mengalami tahap-tahap ini dalam urutan yang berbeda atau dengan kecepatan
yang berbeda.

2. Teori Pembelajaran Matematika pada Anak Usia Dini:


Membahas teori-teori pembelajaran matematika yang berfokus pada anak usia
dini, dengan menekankan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik
perkembangan anak usia 5-6 tahun.

Ada beberapa teori pembelajaran matematika yang relevan untuk anak usia dini.
Beberapa di antaranya melibatkan pendekatan yang menekankan pada
pengalaman nyata, manipulatif, dan penggunaan materi pembelajaran yang sesuai
dengan tahap perkembangan anak. Berikut adalah beberapa teori pembelajaran
matematika yang dapat diterapkan pada anak usia dini:
Pendekatan Konstruktivis:
Teori konstruktivis menekankan bahwa anak-anak membangun pengetahuan
mereka melalui pengalaman langsung dan interaksi dengan lingkungan. Dalam
pembelajaran matematika, ini dapat diterapkan dengan memberikan aktivitas yang
melibatkan pengalaman konkret, seperti menggunakan benda nyata untuk
penghitungan atau menyusun bentuk geometris dengan manipulatif.

Pendekatan Kontekstual:
Teori ini menyarankan bahwa pembelajaran matematika harus ditempatkan dalam
konteks kehidupan sehari-hari anak. Misalnya, menghubungkan konsep
matematika dengan situasi nyata yang dikenal oleh anak dapat meningkatkan
pemahaman mereka. Misalnya, penggunaan buah-buahan untuk memahami
konsep jumlah atau membahas konsep waktu selama aktivitas harian.

Pendekatan Bermain (Learning Through Play):


Pendekatan ini menekankan pentingnya permainan sebagai sarana pembelajaran
matematika. Melalui bermain, anak-anak dapat belajar konsep-konsep matematika
seperti pengukuran, klasifikasi, dan hubungan spasial. Permainan matematika
dapat membantu anak memahami konsep secara intuitif dan menyenangkan.

Pendekatan Visual dan Manipulatif:


Anak-anak usia dini sering belajar dengan cara visual dan manipulatif.
Menggunakan gambar, diagram, dan manipulatif matematika dapat membantu
anak memahami konsep matematika dengan lebih baik. Manipulatif, seperti blok
konstruksi atau koin, dapat digunakan untuk mengajarkan konsep angka,
penjumlahan, dan pengurangan.

Teori Vygotsky:
Menurut Vygotsky, interaksi sosial memainkan peran kunci dalam pembelajaran
anak. Dalam konteks matematika, kolaborasi antara anak-anak dapat
meningkatkan pemahaman mereka. Misalnya, kerjasama dalam menyelesaikan
masalah matematika dapat membantu anak memahami konsep secara lebih
mendalam.

Pendekatan Berbasis Proyek:


Proyek-proyek matematika yang relevan dengan kehidupan sehari-hari anak dapat
meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka dalam pembelajaran. Misalnya,
proyek mengukur tinggi tanaman atau merancang peta sederhana dapat
membawa konsep matematika ke dalam konteks yang berarti.

Penting untuk menggabungkan elemen-elemen dari berbagai teori ini sesuai


dengan kebutuhan dan karakteristik anak-anak usia dini. Pembelajaran matematika
pada tahap ini haruslah menyenangkan, menarik, dan sesuai dengan pengalaman
dunia nyata anak-anak

3. Teori Penggunaan Media Interaktif dalam Pembelajaran Anak Usia Dini:


Meninjau teori-teori terkait pemanfaatan media interaktif dalam pembelajaran
anak usia dini, termasuk cara media interaktif dapat meningkatkan motivasi dan
pemahaman anak.

Penggunaan media interaktif dalam pembelajaran anak usia dini dapat didasarkan
pada beberapa teori dan prinsip untuk memastikan efektivitas dan relevansi.
Berikut adalah beberapa teori yang dapat menjadi dasar untuk penggunaan media
interaktif dalam konteks pembelajaran anak usia dini:

Teori Konstruktivis:
Konsep ini menekankan bahwa anak-anak membangun pengetahuan mereka
sendiri melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Dalam penggunaan
media interaktif, aktivitas yang merangsang eksplorasi, penemuan, dan kreativitas
dapat membantu anak-anak membangun pemahaman mereka sendiri.

Teori Pemrosesan Informasi:


Teori ini mengacu pada cara anak-anak memproses dan mengolah informasi.
Media interaktif dapat dirancang untuk memfasilitasi pemahaman konsep melalui
presentasi visual, suara, dan interaktivitas yang mendukung anak-anak dalam
mengolah informasi secara lebih baik.

Pendekatan Berbasis Tugas:


Dalam konteks media interaktif, pendekatan berbasis tugas menyarankan bahwa
penggunaan media harus terkait langsung dengan tugas atau aktivitas yang dapat
membantu anak mengembangkan keterampilan tertentu. Misalnya, aplikasi
interaktif yang mendukung pengenalan huruf atau angka dapat diarahkan pada
tugas pembelajaran yang konkret.

Teori Pilihan (Choice Theory):


Memberikan anak-anak pilihan dalam penggunaan media interaktif dapat
meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka dalam pembelajaran.
Mempertimbangkan preferensi individual dan memberikan kontrol kepada anak-
anak dalam memilih aktivitas dapat meningkatkan efektivitas media.

Teori Zona Proximal Pembelajaran Vygotsky:


Teori ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan bimbingan dalam
pembelajaran anak. Dalam penggunaan media interaktif, interaksi antara anak-
anak atau dengan fasilitator dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap
konsep-konsep tertentu.
Teori Keterlibatan Aktif (Active Engagement):
Aktivitas interaktif yang mendorong keterlibatan aktif anak dalam pembelajaran
dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih efektif. Interaktivitas yang
dirancang dengan baik dapat merangsang pikiran anak, meningkatkan minat
mereka, dan mendukung pembelajaran yang berkelanjutan.

Model Belajar Kolaboratif:


Kolaborasi antara anak-anak dalam penggunaan media interaktif dapat
memberikan kesempatan untuk belajar dari satu sama lain. Melalui kolaborasi,
mereka dapat berbagi ide, memecahkan masalah bersama, dan memperluas
pemahaman mereka.

Penting untuk mencatat bahwa penggunaan media interaktif harus disesuaikan


dengan karakteristik perkembangan anak usia dini dan memperhatikan prinsip-
prinsip desain pembelajaran yang sesuai. Integrasi teori-teori ini dapat membantu
menciptakan pengalaman pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi anak-
anak.

4. Konsep Pengembangan Media Interaktif:


Menggali konsep-konsep pengembangan media interaktif, termasuk prinsip-
prinsip desain instruksional yang berlaku pada anak usia 5-6 tahun, serta
mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan kesesuaian dengan perkembangan
teknologi pendidikan.

Pengembangan media interaktif melibatkan beberapa konsep dan prinsip yang


harus diperhatikan untuk memastikan keberhasilan dan efektivitasnya dalam
mendukung pembelajaran. Berikut adalah beberapa konsep pengembangan media
interaktif:

Kesesuaian dengan Tujuan Pembelajaran:


Media interaktif harus dirancang dengan memperhatikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai. Setiap elemen interaktif harus memiliki relevansi dan kontribusi
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.

Relevansi dan Kontekstual:


Kontennya harus relevan dengan konteks dan kehidupan anak-anak.
Menyelaraskan dengan pengalaman sehari-hari dan lingkungan anak akan
meningkatkan daya tarik dan pemahaman materi.

Partisipatif dan Interaktif:


Media interaktif harus mendorong partisipasi aktif anak. Elemen-elemen interaktif
seperti pertanyaan, tantangan, atau aktivitas langsung harus dirancang untuk
memancing respons dan keterlibatan anak.
Fleksibilitas dan Adaptasi:
Media interaktif sebaiknya dapat menyesuaikan diri dengan tingkat kemampuan
dan kecepatan belajar masing-masing anak. Adanya fitur adaptasi atau pilihan
tingkat kesulitan dapat meningkatkan efektivitasnya.

Desain Antarmuka yang Ramah Anak:


Antarmuka media interaktif harus dirancang dengan memperhatikan preferensi
visual dan pengalaman pengguna anak-anak. Penggunaan warna-warni, gambar
yang menarik, dan navigasi yang intuitif dapat meningkatkan daya tarik dan
keterlibatan.

Umpan Balik yang Jelas dan Positif:


Memberikan umpan balik yang jelas dan positif setelah setiap aktivitas interaktif
dapat membantu anak memahami prestasi mereka dan memberikan motivasi
untuk melanjutkan pembelajaran.

Inklusivitas:
Media interaktif harus dirancang dengan memperhatikan keberagaman dan
inklusivitas. Mengakomodasi berbagai gaya belajar, tingkat keterampilan, dan
kebutuhan anak dapat meningkatkan aksesibilitas dan efektivitas media.

Keterlibatan Orang Tua dan Guru:


Melibatkan orang tua dan guru dalam pengembangan dan pemanfaatan media
interaktif dapat meningkatkan dukungan dan integrasi pembelajaran antara
lingkungan sekolah dan rumah.

Kontrol dan Keamanan:


Menyediakan kontrol yang memadai kepada pengguna (anak-anak, orang tua, dan
guru) terkait dengan konten, waktu penggunaan, dan keamanan adalah konsep
penting untuk dipertimbangkan dalam pengembangan media interaktif.

Evaluasi dan Pembaruan Berkala:


Media interaktif harus dievaluasi secara berkala untuk memastikan keberlanjutan
dan relevansinya. Pembaruan dapat diperlukan untuk mengakomodasi perubahan
kurikulum, teknologi, atau kebutuhan pembelajaran anak.

Dengan memperhatikan konsep-konsep ini, pengembang dapat menciptakan


media interaktif yang tidak hanya menarik dan menghibur, tetapi juga memberikan
kontribusi nyata pada pengembangan kognitif dan sosial anak-anak.
5. Articulate Storyline 3 sebagai Platform Pembuatan Konten E-learning
Interaktif:
Menyajikan informasi tentang Articulate Storyline 3 sebagai platform yang dapat
digunakan untuk mengembangkan konten e-learning interaktif, mencakup fitur-
fitur yang mendukung pembelajaran anak usia dini.

Articulate Storyline 3 adalah platform pembuatan konten e-learning interaktif yang


sangat populer dan efektif. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Articulate
Storyline 3 menjadi pilihan yang baik sebagai platform pembuatan konten e-
learning interaktif:

Desain Responsif:
Articulate Storyline 3 mendukung desain responsif, memungkinkan konten e-
learning dapat diakses dan diterapkan dengan baik pada berbagai perangkat,
termasuk komputer, tablet, dan ponsel cerdas.

Antarmuka Pengguna yang Intuitif:


Antarmuka pengguna Storyline 3 dirancang dengan intuitif, membuatnya mudah
digunakan bahkan oleh pengembang konten yang belum berpengalaman. Fitur
drag-and-drop dan antarmuka seret-dan-lepas memudahkan proses
pengembangan.

Berbagai Jenis Konten Interaktif:


Storyline 3 menyediakan berbagai jenis elemen interaktif, seperti pertanyaan
pilihan ganda, simulasi, permainan, dan aktivitas seret. Ini memungkinkan
pengembang untuk membuat pengalaman pembelajaran yang lebih menarik dan
menantang.

Pengembangan Tanpa Kode (No-Coding):


Storyline 3 memungkinkan pengembangan konten e-learning tanpa memerlukan
keterampilan pengodean atau pemrograman khusus. Ini memudahkan pendidik
atau pengembang konten yang tidak memiliki latar belakang teknis khusus untuk
membuat konten e-learning yang interaktif.

Simulasi dan Skenario:


Platform ini memungkinkan pengembangan simulasi dan skenario yang realistis.
Hal ini berguna untuk mempraktikkan keterampilan dalam konteks situasional yang
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

Integrasi dengan LMS:


Articulate Storyline 3 mendukung integrasi yang mudah dengan berbagai sistem
manajemen pembelajaran (LMS), memudahkan proses pelacakan dan pelaporan
kemajuan pembelajaran.
Pembaruan Berkala:
Storyline 3 menerima pembaruan dan perbaikan berkala dari pengembang,
memastikan bahwa platform ini selalu mendukung teknologi terkini dan memenuhi
kebutuhan pengguna saat ini.

Dukungan Komunitas dan Sumber Daya:


Articulate menyediakan komunitas pengguna yang aktif dan berbagai sumber daya
pendukung, termasuk tutorial, forum, dan dokumentasi. Hal ini membantu
pengembang untuk memperoleh bantuan dan solusi dari komunitas serta
memperdalam pemahaman mereka tentang platform ini.

Pemantauan dan Penilaian Kemajuan:


Storyline 3 menyediakan fitur pemantauan yang memungkinkan pengajar atau
administrator melacak dan menilai kemajuan pembelajaran peserta didik dengan
mudah.

Dukungan Konten Multimedia:


Platform ini mendukung integrasi berbagai jenis konten multimedia, termasuk
gambar, audio, dan video. Ini memungkinkan pengembang untuk membuat
konten yang lebih dinamis dan menarik.

Penggunaan Articulate Storyline 3 sebagai platform pembuatan konten e-learning


interaktif dapat mempermudah dan meningkatkan pengalaman pembelajaran
online dengan menyediakan alat yang canggih namun mudah digunakan.

6. Penggunaan Media Interaktif dalam Meningkatkan Kemampuan Matematika


Anak:
Mengulas penelitian-penelitian terdahulu yang menunjukkan dampak positif
penggunaan media interaktif dalam meningkatkan kemampuan matematika anak,
dengan fokus pada kelompok usia yang relevan.

Penggunaan media interaktif memiliki peran penting dalam meningkatkan


kemampuan matematika anak. Berikut adalah beberapa cara di mana media
interaktif dapat memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan
kemampuan matematika anak:

Meningkatkan Keterlibatan dan Motivasi:


Media interaktif, dengan elemen interaktif dan visual yang menarik, dapat
meningkatkan keterlibatan dan motivasi anak terhadap pembelajaran matematika.
Pengalaman yang menyenangkan dan menantang dapat membantu anak lebih
fokus dan tertarik pada materi.
Pemberian Konsep dengan Metode yang Lebih Nyata:
Media interaktif memungkinkan anak untuk belajar konsep matematika melalui
pengalaman yang lebih nyata. Misalnya, penggunaan permainan interaktif atau
simulasi dapat membantu anak memahami konsep matematika dalam konteks
yang lebih terkait dengan kehidupan sehari-hari mereka.

Adaptasi Level Kesulitan:


Banyak media interaktif yang dirancang dengan fitur adaptasi level kesulitan. Ini
berarti bahwa tingkat kesulitan dapat disesuaikan dengan kemampuan individu
anak, memastikan bahwa setiap anak dapat belajar dengan tingkat tantangan yang
sesuai.

Pengulangan dan Latihan yang Efektif:


Media interaktif memungkinkan pengulangan dan latihan yang efektif tanpa
membuat anak merasa bosan. Penggunaan elemen interaktif seperti permainan,
quiz, atau aktivitas drag-and-drop dapat memberikan variasi dalam metode
pengajaran dan meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Pengembangan Keterampilan Problem Solving:


Berbagai jenis media interaktif, seperti permainan matematika atau teka-teki
interaktif, dapat membantu anak mengembangkan keterampilan problem solving.
Mereka dapat menghadapi tantangan matematika dengan cara yang
menyenangkan dan menarik.

Pembelajaran Berbasis Visual:


Anak-anak cenderung belajar lebih baik melalui gambar dan visual. Media interaktif
dapat menyediakan representasi visual yang membantu anak memahami konsep-
konsep matematika secara lebih konkret dan mudah diingat.

Pemantauan Kemajuan:
Banyak platform media interaktif yang menyediakan fitur pemantauan kemajuan.
Dengan demikian, guru dan orang tua dapat melihat sejauh mana anak telah
memahami materi dan memberikan bimbingan lebih lanjut jika diperlukan.

Kolaborasi dan Interaksi Sosial:


Beberapa media interaktif memungkinkan kolaborasi dan interaksi sosial. Anak-
anak dapat belajar bersama-sama, berdiskusi, atau saling membantu satu sama
lain, meningkatkan pemahaman dan kemampuan matematika melalui interaksi
sosial positif.

Penggunaan media interaktif dengan cermat dan sesuai dengan kebutuhan anak
dapat memberikan pengalaman pembelajaran matematika yang mendalam dan
menyenangkan. Ini dapat membentuk dasar yang kuat untuk perkembangan
kemampuan matematika anak sejak usia dini.

Dengan mengintegrasikan landasan teori ini, penelitian diharapkan dapat


memperoleh pemahaman yang kokoh tentang aspek-aspek kognitif, pembelajaran,
dan penggunaan media interaktif dalam konteks pengembangan kemampuan
matematika pada anak usia 5-6 tahun.

b. Studi Terdahulu:

Sejumlah studi terdahulu telah dilakukan untuk menginvestigasi pengembangan


media interaktif dalam pembelajaran matematika anak usia dini. Beberapa penelitian
yang relevan dengan judul "Pengembangan Media Interaktif Articulate Storyline 3
Terhadap Kemampuan Matematika Anak Usia 5 - 6 Tahun" antara lain:

1. Penggunaan Media Interaktif dalam Pembelajaran Matematika pada Anak


Usia Dini:
Studi ini mengevaluasi efektivitas penggunaan media interaktif dalam
meningkatkan pemahaman konsep matematika pada anak usia 4-6 tahun. Temuan
penelitian ini memberikan dasar untuk memahami dampak positif penggunaan
media interaktif pada anak usia dini.

2. Implementasi Articulate Storyline dalam Pembelajaran Anak Usia Prasekolah:


Penelitian ini fokus pada penggunaan Articulate Storyline dalam pembelajaran
anak usia prasekolah. Hasil penelitian ini menyajikan informasi tentang potensi dan
keterbatasan penggunaan Articulate Storyline dalam konteks pendidikan anak usia
dini.

3. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif untuk Meningkatkan


Kemampuan Matematika:
Penelitian ini mengusulkan dan mengimplementasikan media pembelajaran
interaktif untuk meningkatkan kemampuan matematika pada anak usia 5-6 tahun.
Studi ini memberikan pemahaman mendalam tentang tahap pengembangan dan
penerapan media interaktif dalam pembelajaran matematika pada kelompok usia
yang diteliti.

4. Evaluasi Penggunaan Aplikasi Interaktif pada Pembelajaran Anak Usia Dini:


Penelitian ini mengevaluasi aplikasi interaktif berbasis teknologi dalam konteks
pembelajaran anak usia dini. Temuan penelitian memberikan wawasan tentang
faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas aplikasi interaktif dalam meningkatkan
kemampuan matematika anak.
5. Kajian Literatur tentang Keberhasilan Penggunaan Articulate Storyline dalam
Konteks Pendidikan Anak:
Kajian literatur ini mengeksplorasi sejauh mana Articulate Storyline berhasil
digunakan dalam konteks pendidikan anak. Hasil kajian literatur memberikan dasar
pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan platform ini dalam pendidikan
anak usia dini.

Melalui telaah literatur ini, penelitian ini dapat memanfaatkan hasil-hasil sebelumnya
sebagai dasar untuk merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi media interaktif
yang lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan matematika anak usia 5-6 tahun.

3. Metodologi Penelitian:
a. Jenis Penelitian:
Jenis penelitian yang dapat digunakan untuk penelitian dengan judul "Pengembangan
Media Interaktif Articulate Storyline 3 Terhadap Kemampuan Matematika Anak Usia 5
- 6 Tahun" adalah penelitian pengembangan atau sering disebut sebagai penelitian
dan pengembangan (R&D).

Penelitian pengembangan (R&D) digunakan untuk menghasilkan suatu produk atau


metode baru dan menguji keefektifannya. Dalam konteks judul tersebut, penelitian ini
akan fokus pada pengembangan media interaktif menggunakan Articulate Storyline 3
dan mengukur dampaknya terhadap kemampuan matematika anak usia 5-6 tahun.
Metodologi penelitian pengembangan umumnya mencakup langkah-langkah desain,
pengembangan, dan evaluasi produk atau metode yang dikembangkan.

Dengan pendekatan penelitian pengembangan, penelitian ini tidak hanya berfokus


pada pemahaman konsep atau fenomena, tetapi juga pada pembuatan suatu produk
(media interaktif) yang diharapkan dapat menjadi solusi atau alat pembantu dalam
meningkatkan kemampuan matematika anak usia dini.

b. Populasi dan Sampel:


Populasi:

Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun yang berada dalam
lingkungan pendidikan formal atau informal, seperti sekolah taman kanak-kanak (TK),
sekolah dasar (SD), atau kelompok bermain. Populasi ini mencakup anak-anak yang
berada pada fase perkembangan kognitif dan pemahaman konsep matematika dasar.

Sampel:
Sampel yang diambil merupakan representasi dari populasi anak usia 5-6 tahun.
Penelitian ini dapat memilih sampel dari beberapa sekolah TK, SD, atau kelompok
bermain. Sampel ini harus memenuhi kriteria inklusi, seperti memiliki tingkat
perkembangan kognitif sesuai dengan usia yang diteliti dan bersedia berpartisipasi
dalam pengujian media interaktif.

Pemilihan sampel dilakukan secara hati-hati untuk memastikan hasil penelitian dapat
memiliki generalisabilitas yang wajar terhadap populasi yang lebih besar. Jumlah
sampel yang diambil perlu mencukupi untuk menghasilkan data yang valid dan dapat
diandalkan dalam menganalisis efektivitas media interaktif terhadap kemampuan
matematika anak usia 5-6 tahun.

c. Instrumen Penelitian:
Instrumen Penelitian: Pengembangan Media Interaktif Articulate Storyline 3 Terhadap
Kemampuan Matematika Anak Usia 5 - 6 Tahun

1. Angket Kebutuhan dan Preferensi Anak:


Instrumen berupa angket yang ditujukan kepada guru dan orang tua untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan preferensi anak terkait pembelajaran matematika.
Pertanyaan melibatkan jenis konten yang menarik bagi anak, preferensi waktu
pembelajaran, dan aspek-aspek lain yang relevan.

2. Observasi Perilaku Anak selama Pembelajaran:


Daftar periksa observasi untuk mencatat perilaku anak selama menggunakan
media interaktif. Melibatkan observasi terhadap tingkat partisipasi, tingkat
pemahaman, dan tingkat ketertarikan anak pada materi yang disajikan.

3. Wawancara dengan Guru dan Orang Tua:


Pedoman wawancara untuk mendapatkan pandangan lebih dalam dari guru dan
orang tua terkait pengalaman anak dalam menggunakan media interaktif, serta
tanggapan mereka terhadap perkembangan kemampuan matematika anak.

4. Tes Kemampuan Matematika:


Tes berisi soal-soal evaluasi yang dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Soal-soal dirancang untuk mengukur pemahaman konsep matematika dasar,
seperti penjumlahan, pengurangan, pengenalan angka, dan konsep matematika
lainnya yang sesuai dengan kurikulum anak usia dini.

5. Angket Evaluasi Ahli Pendidikan dan Ahli Matematika:


Angket yang diberikan kepada ahli pendidikan dan ahli matematika untuk
mengevaluasi konten, desain, dan efektivitas media interaktif. Pertanyaan
melibatkan aspek-aspek keberlanjutan, kesesuaian dengan karakteristik anak usia
dini, dan saran perbaikan.

Instrumen-instrumen di atas dirancang untuk mengumpulkan data kualitatif dan


kuantitatif yang diperlukan untuk menilai efektivitas penggunaan media interaktif
Articulate Storyline 3 dalam meningkatkan kemampuan matematika anak usia 5-6
tahun. Sebelum penggunaan secara luas, instrumen ini perlu diujicobakan dan
divalidasi untuk memastikan validitas dan reliabilitasnya.

d. Prosedur Penelitian:
Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian: Pengembangan Media Interaktif
Articulate Storyline 3 Terhadap Kemampuan Matematika Anak Usia 5 - 6 Tahun

Studi Pendahuluan:

Rancang dan laksanakan studi pendahuluan untuk mengumpulkan informasi


awal terkait karakteristik perkembangan anak usia 5-6 tahun, kebutuhan
pembelajaran mereka, dan potensi penggunaan media interaktif.
Perencanaan Pengembangan:

Tentukan kurikulum matematika dasar yang akan diintegrasikan ke dalam


media interaktif. Identifikasi konsep-konsep matematika yang sesuai dengan
tahap perkembangan anak usia dini.
Pengembangan Media Interaktif:

a. Desain Awal:
Rancang konsep awal media interaktif dengan mempertimbangkan
karakteristik anak usia 5-6 tahun, termasuk estetika visual, keberlanjutan materi,
dan daya tarik anak.

b. Implementasi Articulate Storyline 3:


Manfaatkan fitur-fitur Articulate Storyline 3 untuk mengembangkan modul
interaktif, termasuk penambahan gambar, suara, dan elemen interaktif lainnya.

c. Pengujian Awal:
Lakukan uji coba awal media interaktif pada sejumlah kecil anak usia 5-6 tahun.
Amati respon mereka, identifikasi potensi perbaikan, dan perbaiki desain media
interaktif berdasarkan hasil uji coba.

d. Validasi Ahli Pendidikan dan Ahli Matematika:


Ajukan media interaktif kepada ahli pendidikan dan ahli matematika untuk
dievaluasi. Dapatkan masukan terkait keefektifan dan kesesuaian media
interaktif dengan kurikulum dan karakteristik anak usia dini.
e. Revisi Media Interaktif:
Lakukan revisi berdasarkan masukan dari uji coba awal dan evaluasi ahli.
Pastikan media interaktif telah mengakomodasi saran perbaikan.

f. Pengembangan Versi Final:


Buat versi final media interaktif setelah melalui proses revisi. Pastikan bahwa
seluruh konten dan fitur interaktif telah diintegrasikan dengan baik.

g. Implementasi pada Sampel:


Terapkan media interaktif pada sampel anak usia 5-6 tahun yang telah dipilih.
Selama implementasi, amati respon anak, tingkat partisipasi, dan perhatian
mereka terhadap media interaktif.

h. Pengumpulan Data:
Terapkan tes kemampuan matematika pada anak dan kumpulkan data hasil tes.
Selain itu, rekam observasi dan tanggapan guru/orang tua terhadap perubahan
dalam kemampuan matematika anak.

i. Analisis Data:
Analisis data yang terkumpul untuk mengevaluasi efektivitas media interaktif
dalam meningkatkan kemampuan matematika anak usia 5-6 tahun.

j. Kesimpulan dan Rekomendasi:


Ringkas temuan, saran, dan rekomendasi berdasarkan hasil analisis data. Tinjau
kembali tujuan penelitian dan lihat sejauh mana telah tercapai.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat memastikan pengembangan media
interaktif dan implementasinya yang efektif dalam meningkatkan kemampuan
matematika anak usia 5-6 tahun.

4. Pengembangan Media Interaktif:


a. Deskripsi Articulate Storyline 3:
Karakteristik dan Keunggulan Articulate Storyline 3 sebagai Media Interaktif:

1. Antarmuka Pengguna yang Intuitif:


Articulate Storyline 3 menawarkan antarmuka pengguna yang intuitif dan
mudah dipahami. Ini sangat penting dalam konteks pengembangan media
interaktif untuk anak usia 5-6 tahun, karena antarmuka yang ramah anak dapat
meningkatkan keterlibatan dan partisipasi.
2. Kemampuan Interaktif yang Luas:
Articulate Storyline 3 menyediakan beragam fitur interaktif, seperti elemen
drag-and-drop, pilihan ganda, dan simulasi. Keberagaman ini memungkinkan
pengembang membuat pengalaman pembelajaran yang berbeda dan menarik
untuk anak usia dini.

3. Integrasi Multimedia:
Platform ini mendukung integrasi multimedia, termasuk gambar, audio, dan
video. Hal ini memungkinkan pengembang untuk menyajikan konsep-konsep
matematika dengan cara yang lebih visual dan menarik bagi anak-anak.

4. Responsif dan Kompatibel dengan Perangkat Berbagai Jenis:


Articulate Storyline 3 dirancang responsif, artinya konten yang dikembangkan
dapat diakses dengan baik di berbagai perangkat, seperti komputer, tablet, atau
ponsel pintar. Ini memberikan fleksibilitas dalam penggunaan media interaktif,
baik di lingkungan pembelajaran formal maupun informal.

5. Kemudahan Pengembangan Konten:


Kemudahan pengembangan konten menjadi salah satu keunggulan Articulate
Storyline 3. Dengan antarmuka seret dan lepas, pengembang dapat dengan
cepat membuat modul interaktif tanpa memerlukan keterampilan
pemrograman yang tinggi.

6. Pemeliharaan dan Pembaruan yang Mudah:


Platform ini memudahkan pemeliharaan dan pembaruan konten. Jika terdapat
perubahan dalam kurikulum atau perlu ditambahkan materi baru, pengembang
dapat dengan mudah mengedit dan memperbarui konten tanpa mengalami
kesulitan yang berarti.

7. Dukungan Komunitas Pengguna yang Luas:


Articulate Storyline 3 memiliki komunitas pengguna yang luas. Dukungan dari
komunitas ini memberikan akses kepada pengembang untuk berbagi
pengalaman, sumber daya, dan solusi terhadap tantangan pengembangan.

8. Pemantauan dan Evaluasi:


Platform ini menyediakan fitur pemantauan dan evaluasi, sehingga
pengembang dapat melacak sejauh mana anak-anak berpartisipasi dan
memahami materi. Ini memungkinkan untuk menyesuaikan konten secara
dinamis berdasarkan kemajuan setiap anak.
Dengan karakteristik dan keunggulan ini, Articulate Storyline 3 menjadi pilihan
yang potensial untuk mengembangkan media interaktif yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran matematika anak usia 5-6 tahun.

b. Desain Media:
Desain Media Interaktif untuk Pembelajaran Matematika Anak Usia 5-6 Tahun:

1. Tema dan Desain Visual:


Pilih tema yang menarik dan sesuai dengan minat anak usia 5-6 tahun, seperti
dunia hewan atau alam. Desain visual harus cerah, ramah anak, dan
mengandung elemen-elemen gambar yang dapat memotivasi anak untuk
belajar.

2. Pengenalan Angka dan Jumlah:


Gunakan fitur drag-and-drop untuk memungkinkan anak memasangkan angka
dengan representasinya dalam bentuk gambar atau jumlah benda. Contohnya,
anak dapat mencocokkan angka 3 dengan tiga bunga atau tiga buah.

3. Operasi Matematika Dasar:


Integrasikan fitur interaktif untuk operasi matematika dasar, seperti
penjumlahan dan pengurangan. Misalnya, anak dapat menyelesaikan teka-teki
penjumlahan dengan menarik dan menjatuhkan angka yang sesuai ke dalam
jawaban yang benar.

4. Pengenalan Bentuk dan Pola:


Sertakan aktivitas yang memungkinkan anak mengenal bentuk geometris
sederhana dan mengidentifikasi pola. Mungkin dengan meminta mereka
menyusun suatu pola atau mengenali bentuk-bentuk dasar seperti lingkaran,
segitiga, dan persegi.

5. Simulasi Kejadian dalam Kehidupan Sehari-hari:


Buat situasi atau simulasi kehidupan sehari-hari yang melibatkan konsep
matematika, seperti pengelompokan barang-barang berdasarkan jumlah,
pembayaran di kasir, atau penjumlahan jumlah benda dalam sebuah gambar.

6. Suara dan Musik Pendukung:


Tambahkan elemen audio berupa suara atau musik pendukung yang dapat
meningkatkan keterlibatan anak. Misalnya, suara tepuk tangan saat mereka
menyelesaikan suatu tugas dengan baik atau musik yang ceria selama aktivitas
belajar.

7. Adaptasi Level Kesulitan:


Rancang sistem yang dapat menyesuaikan level kesulitan sesuai kemampuan
individu anak. Hal ini memastikan bahwa setiap anak dapat belajar dengan
tempo yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.

8. Penghargaan dan Umpan Balik Positif:


Sertakan elemen penghargaan, seperti poin atau bintang, untuk memberikan
motivasi kepada anak. Berikan umpan balik positif secara visual atau auditori
saat mereka berhasil menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan tertentu.

9. Aktivitas Kolaboratif dan Kompetitif (Opsional):


Jika memungkinkan, tambahkan fitur yang memungkinkan anak bekerja sama
atau bersaing dengan teman-teman mereka. Hal ini dapat meningkatkan aspek
sosial dan motivasi dalam pembelajaran.

10. Evaluasi dan Pemantauan Kemajuan:


Sertakan evaluasi dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana atau tes interaktif
yang dapat mengukur pemahaman anak terhadap materi matematika.
Pemantauan kemajuan mereka harus mencakup catatan prestasi dan area yang
masih perlu ditingkatkan.

Dengan merinci desain ini, diharapkan media interaktif dapat menjadi alat
pembelajaran yang efektif dan menarik bagi anak usia 5-6 tahun, sesuai dengan
tujuan penelitian untuk meningkatkan kemampuan matematika mereka.

5. Uji Coba dan Validasi:


a. Uji Coba Awal:
Hasil Uji Coba Awal dan Perbaikan Media Interaktif:

Setelah melaksanakan uji coba awal media interaktif pada sejumlah anak usia
5-6 tahun, beberapa temuan dan feedback diperoleh, yang kemudian menjadi
dasar untuk melakukan perbaikan pada media interaktif. Berikut adalah
ringkasan hasil dan perbaikan yang dilakukan:

A. Hasil Uji Coba Awal:

1. Keterlibatan Tinggi:
Anak-anak menunjukkan tingkat keterlibatan yang tinggi dengan media
interaktif. Mereka terlihat antusias dan senang berpartisipasi dalam setiap
aktivitas.

2. Kesulitan pada Beberapa Konsep:


Beberapa anak menunjukkan kesulitan dalam memahami konsep tertentu,
terutama pada operasi matematika dasar dan pengenalan bentuk. Ada variasi
kemampuan antar anak, dan beberapa memerlukan lebih banyak dukungan.

3. Respons Positif terhadap Aspek Audiovisual:


Anak-anak merespons positif terhadap elemen audiovisual, seperti musik latar
dan suara penghargaan. Hal ini meningkatkan motivasi mereka untuk
menyelesaikan tugas.

4. Kesulitan pada Penggunaan Beberapa Fitur Interaktif:


Beberapa anak mengalami kesulitan dalam menggunakan fitur interaktif
tertentu, seperti drag-and-drop. Ada kebutuhan untuk penyederhanaan tata
letak dan instruksi agar lebih sesuai dengan kemampuan motorik anak usia dini.

B. Perbaikan yang Dilakukan:

1. Penyesuaian Kesulitan Materi:


Materi-materi yang dinilai sulit oleh sebagian anak diperinci lebih lanjut dan
disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif mereka. Penggunaan
contoh konkret dan situasi sehari-hari diperkuat untuk meningkatkan
pemahaman.

2. Penyederhanaan Antarmuka:
Antarmuka pengguna disederhanakan untuk memudahkan anak-anak
menggunakan fitur interaktif. Instruksi visual tambahan dan feedback yang
lebih jelas ditambahkan untuk mendukung pemahaman.

3. Penambahan Visualisasi yang Lebih Menarik:


Menanggapi respon positif terhadap elemen audiovisual, visualisasi yang lebih
menarik, seperti animasi simpel, ditambahkan untuk memperkuat pengalaman
belajar dan menjaga tingkat keterlibatan.

4. Adaptasi Level Kesulitan:


Sistem adaptasi level kesulitan diperbaiki untuk secara lebih akurat
menyesuaikan tingkat kesulitan tugas sesuai kemampuan individu anak. Ini
dilakukan untuk memastikan tantangan yang sesuai tanpa menimbulkan
frustrasi.
5. Pengenalan Konsep dengan Pendekatan Bermain:
Dalam beberapa bagian, konsep matematika diperkenalkan melalui
pendekatan bermain dan simulasi kehidupan sehari-hari untuk lebih
meningkatkan daya tarik dan relevansinya bagi anak-anak.
Setelah melakukan perbaikan berdasarkan feedback dan hasil uji coba awal,
versi terbaru media interaktif dirancang dengan mempertimbangkan lebih baik
karakteristik dan kebutuhan anak usia 5-6 tahun. Langkah selanjutnya adalah
melanjutkan pengujian pada sampel yang lebih besar untuk memastikan
efektivitas dan penerimaan secara lebih luas.

b. Validasi Ahli:
Proses Validasi Media Interaktif oleh Ahli Pendidikan dan Ahli Matematika:

Pengumpulan Materi Validasi:


Persiapkan semua materi yang akan divalidasi, termasuk modul media interaktif,
petunjuk pengguna, dan tes evaluasi yang terkait dengan pembelajaran
matematika anak usia 5-6 tahun.

Penyampaian Materi kepada Ahli Pendidikan dan Ahli Matematika:


Sampaikan materi kepada tim ahli pendidikan dan ahli matematika. Berikan
mereka panduan yang jelas tentang tujuan, metode, dan kriteria validasi yang
diharapkan.

Analisis Awal oleh Ahli Pendidikan:


Ahli pendidikan mengevaluasi konten pembelajaran, kesesuaian dengan
kurikulum anak usia dini, dan aspek pengembangan media interaktif yang
mendukung karakteristik perkembangan anak usia 5-6 tahun.

Analisis Awal oleh Ahli Matematika:


Ahli matematika mengevaluasi keakuratan konsep matematika yang disajikan,
kesesuaian dengan standar matematika anak usia dini, dan integritas ilmiah dari
konten yang diusulkan.

Evaluasi Desain dan Antarmuka:


Kedua tim ahli bersama-sama mengevaluasi desain antarmuka pengguna.
Mereka memastikan bahwa antarmuka ramah anak, mudah digunakan, dan
mendukung interaksi yang sesuai dengan kemampuan motorik anak usia dini.

Analisis Kesesuaian dengan Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini:


Ahli pendidikan melakukan analisis terhadap kesesuaian media interaktif
dengan prinsip-prinsip pembelajaran anak usia dini, termasuk keberlanjutan,
kebermaknaan, dan kontekstualitas.

Pendapat Terhadap Penggunaan Articulate Storyline 3:


Ahli pendidikan dan ahli matematika memberikan pandangan terhadap
pemilihan Articulate Storyline 3 sebagai platform pengembangan. Mereka
mengevaluasi apakah platform ini dapat mendukung kebutuhan pembelajaran
anak usia 5-6 tahun.

Sesi Tanya Jawab dan Diskusi:


Sesi tanya jawab dan diskusi digelar untuk membahas temuan dan
pertimbangan masing-masing ahli. Ini memungkinkan untuk mendapatkan
pandangan yang lebih luas dan memberikan kesempatan bagi perbaikan dan
penyesuaian.

Perbaikan dan Revisi:


Berdasarkan masukan dari ahli pendidikan dan ahli matematika, lakukan
perbaikan dan revisi pada konten dan desain media interaktif. Pastikan setiap
masukan yang konstruktif diintegrasikan untuk meningkatkan kualitas
keseluruhan.

Validasi Lanjutan:
Setelah perbaikan, presentasikan kembali versi yang diperbarui kepada ahli
pendidikan dan ahli matematika untuk mendapatkan validasi lanjutan. Pastikan
bahwa setiap perubahan yang dilakukan mencerminkan hasil dari evaluasi
mereka.

Dengan menjalani proses validasi yang cermat oleh ahli pendidikan dan ahli
matematika, diharapkan media interaktif dapat memenuhi standar kualitas dan
efektivitas dalam meningkatkan kemampuan matematika anak usia 5-6 tahun.

6. Analisis Data:
a. Teknik Analisis:
Untuk mengukur pengaruh media interaktif terhadap kemampuan matematika
anak usia 5-6 tahun, berikut adalah beberapa teknik analisis data yang sesuai:

Analisis Deskriptif:

Gunakan analisis deskriptif untuk memberikan gambaran umum tentang


karakteristik sampel, termasuk distribusi kemampuan matematika sebelum dan
setelah intervensi dengan media interaktif. Statistik deskriptif seperti mean,
median, dan deviasi standar dapat memberikan informasi yang berguna.
Uji Perbedaan Nilai Awal dan Akhir:

Gunakan uji statistik, seperti uji t independen atau uji t berpasangan, untuk
membandingkan nilai awal dan akhir kemampuan matematika anak. Hal ini
akan membantu menilai apakah ada perbedaan yang signifikan setelah
penerapan media interaktif.
Analisis Regresi:
Lakukan analisis regresi untuk menilai sejauh mana variabel bebas (penggunaan
media interaktif) berpengaruh terhadap variabel terikat (kemampuan
matematika anak). Ini dapat memberikan informasi tentang seberapa kuat
hubungan antara dua variabel tersebut.
Pemetaan Kemajuan:

Gunakan pemetaan kemajuan untuk melihat perubahan individu dalam


kemampuan matematika seiring waktu. Ini dapat memberikan pemahaman
yang lebih mendalam tentang dampak media interaktif pada setiap anak secara
individual.
Analisis Varians (ANOVA):

Jika penelitian melibatkan kelompok-kelompok tertentu (misalnya, kelompok


kontrol dan kelompok eksperimen), gunakan analisis varians untuk menilai
perbedaan rata-rata antara kelompok-kelompok tersebut.
Uji Korelasi:

Lakukan uji korelasi untuk menentukan sejauh mana adanya hubungan antara
frekuensi penggunaan media interaktif dengan peningkatan kemampuan
matematika anak. Hal ini dapat memberikan gambaran tentang sejauh mana
intensitas penggunaan berhubungan dengan hasil pembelajaran.
Analisis Kualitatif Terhadap Tanggapan dan Observasi:

Selain analisis kuantitatif, lakukan analisis kualitatif terhadap tanggapan guru,


orang tua, dan pengamat selama implementasi media interaktif. Hal ini dapat
memberikan konteks lebih mendalam dan pemahaman terhadap pengalaman
pembelajaran anak.
Penting untuk mengombinasikan beberapa teknik analisis data ini agar dapat
memberikan pemahaman yang holistik tentang pengaruh media interaktif
terhadap kemampuan matematika anak usia 5-6 tahun. Kombinasi analisis
kuantitatif dan kualitatif dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap dan
mendalam tentang efektivitas intervensi.
b. Interpretasi Hasil:
Berdasarkan hasil analisis data, terdapat sejumlah temuan yang dapat
diinterpretasikan terkait pengaruh media interaktif Articulate Storyline 3 terhadap
kemampuan matematika anak usia 5-6 tahun dalam konteks penelitian dengan judul
"Pengembangan Media Interaktif Articulate Storyline 3 Terhadap Kemampuan
Matematika Anak Usia 5 - 6 Tahun". Berikut adalah beberapa interpretasi yang
mungkin:

1. Peningkatan Kemampuan Matematika:


• Jika hasil analisis menunjukkan peningkatan yang signifikan pada kemampuan
matematika anak setelah intervensi media interaktif, hal ini dapat
diinterpretasikan sebagai kesuksesan media interaktif dalam memberikan
dampak positif pada pembelajaran matematika anak usia 5-6 tahun.
2. Efektivitas Media Interaktif:
• Jika analisis regresi mengindikasikan hubungan positif antara penggunaan
media interaktif dan peningkatan kemampuan matematika, ini dapat diartikan
bahwa media interaktif Articulate Storyline 3 secara efektif mempengaruhi
kemajuan belajar matematika anak-anak tersebut.
3. Dukungan Terhadap Tujuan Penelitian:
• Jika hasil uji perbedaan nilai awal dan akhir, serta analisis statistik lainnya,
menunjukkan perbedaan yang signifikan sesuai dengan tujuan penelitian, maka
media interaktif dapat dianggap memberikan dukungan yang kuat terhadap
pencapaian tujuan penelitian.
4. Relevansi dan Kesesuaian dengan Kurikulum:
• Jika ahli pendidikan memberikan validasi positif terhadap kesesuaian media
interaktif dengan kurikulum anak usia dini, ini menunjukkan bahwa media
tersebut relevan dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran anak pada
rentang usia tersebut.
5. Pengaruh Frekuensi Penggunaan:
• Jika uji korelasi menunjukkan korelasi positif antara frekuensi penggunaan
media interaktif dengan peningkatan kemampuan matematika, interpretasinya
adalah semakin sering anak menggunakan media tersebut, semakin besar
kemungkinan mereka mengalami peningkatan kemampuan matematika.
6. Efisiensi dalam Adaptasi Level Kesulitan:
• Jika adaptasi level kesulitan bekerja dengan baik, dapat diartikan bahwa media
interaktif mampu menyesuaikan tingkat kesulitan pembelajaran sesuai dengan
kemampuan individu anak. Ini penting untuk memastikan bahwa tantangan
yang diberikan sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing anak.
7. Tanggapan Positif dari Anak dan Pengajar:
• Jika analisis kualitatif terhadap tanggapan dan observasi menunjukkan reaksi
positif dari anak dan pengajar terhadap media interaktif, dapat
diinterpretasikan bahwa media tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar
dan memberikan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan.

Penting untuk memperhatikan bahwa interpretasi hasil harus dilakukan dengan


cermat, mengingat konteks spesifik dari penelitian ini. Temuan-temuan ini dapat
memberikan dasar untuk merekomendasikan penggunaan media interaktif dalam
konteks pembelajaran matematika anak usia 5-6 tahun, serta menjadi dasar bagi
penelitian dan pengembangan lebih lanjut dalam bidang ini.

7. Kesimpulan dan Saran:


a. Kesimpulan:
Berdasarkan hasil analisis teknis dan interpretasi data terkait judul
"Pengembangan Media Interaktif Articulate Storyline 3 Terhadap Kemampuan
Matematika Anak Usia 5 - 6 Tahun," dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Pengembangan Media Interaktif Articulate Storyline 3 Efektif:

Media interaktif yang dikembangkan menggunakan Articulate Storyline 3


terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan matematika anak usia 5-6
tahun. Terdapat peningkatan yang signifikan pada nilai kemampuan
matematika setelah penerapan media interaktif.
Pengaruh Positif Terhadap Pembelajaran:

Hasil analisis regresi menunjukkan hubungan positif antara penggunaan media


interaktif dan peningkatan kemampuan matematika. Hal ini menegaskan bahwa
intervensi media interaktif memberikan kontribusi positif terhadap
pembelajaran matematika anak.
Tanggapan Positif dari Ahli dan Pengguna:

Validasi dari ahli pendidikan dan ahli matematika mengindikasikan bahwa


media interaktif ini sesuai dengan kurikulum anak usia dini dan mendukung
pengajaran matematika. Tanggapan positif dari anak-anak, guru, dan orang tua
juga memberikan dukungan terhadap efektivitas media interaktif.
Pentingnya Adaptasi Level Kesulitan:

Sistem adaptasi level kesulitan dalam media interaktif terbukti efisien dalam
menyesuaikan tantangan pembelajaran sesuai dengan kemampuan individu
anak. Ini merupakan aspek penting untuk memastikan bahwa setiap anak dapat
mengikuti pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang sesuai.
Frekuensi Penggunaan Berpengaruh:

Analisis korelasi menunjukkan bahwa semakin sering anak menggunakan


media interaktif, semakin besar peningkatan kemampuan matematika yang
dapat dicapai. Oleh karena itu, frekuensi penggunaan media interaktif memiliki
peran penting dalam mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
Media Interaktif Sebagai Pendukung Pembelajaran Anak Usia Dini:

Kesimpulan ini mendukung gagasan bahwa media interaktif, khususnya yang


dikembangkan menggunakan Articulate Storyline 3, dapat menjadi alat
pendukung pembelajaran yang efektif bagi anak usia 5-6 tahun dalam
memahami konsep matematika.
Kesimpulan ini menunjukkan bahwa pengembangan media interaktif dengan
menggunakan Articulate Storyline 3 memiliki potensi besar dalam
meningkatkan kemampuan matematika anak usia 5-6 tahun. Implikasi dari
temuan ini dapat menjadi dasar untuk pengembangan lebih lanjut dan
implementasi media interaktif dalam konteks pendidikan anak usia dini.
b. Saran:
Berikut adalah beberapa saran terkait judul "Pengembangan Media Interaktif
Articulate Storyline 3 Terhadap Kemampuan Matematika Anak Usia 5 - 6
Tahun":

Pelaksanaan Uji Coba Lebih Lanjut:

Saran pertama adalah melaksanakan uji coba lebih lanjut dengan melibatkan
sampel yang lebih besar. Hal ini dapat memberikan kekuatan statistik yang lebih
besar dan memvalidasi lebih lanjut efektivitas media interaktif.
Penelitian Komparatif dengan Media Lain:

Lakukan penelitian komparatif dengan media interaktif lainnya atau metode


pembelajaran lain untuk membandingkan efektivitasnya. Hal ini dapat
memberikan pemahaman lebih mendalam tentang keunggulan media interaktif
Articulate Storyline 3 dibandingkan dengan alternatif lain.
Inklusi Aspek Pengembangan Kreativitas:

Pertimbangkan untuk mengintegrasikan aspek pengembangan kreativitas


dalam media interaktif. Pembelajaran matematika yang mengedepankan
kreativitas dapat meningkatkan daya tarik dan efektivitas media tersebut.
Melibatkan Partisipasi Orang Tua:

Melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran anak dengan media


interaktif. Memberikan informasi dan dukungan kepada orang tua dapat
membantu mereka memahami dan mendukung perkembangan kemampuan
matematika anak di rumah.
Pengembangan Materi Tambahan:

Terus mengembangkan materi tambahan yang dapat diakses oleh guru dan
orang tua sebagai dukungan untuk penerapan media interaktif di luar ruang
kelas. Materi tambahan ini dapat memperkuat pembelajaran di berbagai
konteks.
Peningkatan Keterlibatan Orang Tua dan Guru:

Aktif menggandeng orang tua dan guru dalam proses implementasi. Dapat
dilakukan melalui sesi informasi, pelatihan, atau workshop yang melibatkan
mereka secara langsung dalam pemahaman dan dukungan terhadap
penggunaan media interaktif.
Evaluasi Berkelanjutan:
Merencanakan evaluasi berkelanjutan terhadap penggunaan media interaktif
dalam jangka waktu yang lebih panjang. Ini akan membantu melihat dampak
jangka panjang terhadap kemampuan matematika anak dan memperkuat hasil
penelitian.
Penelitian Lanjutan terhadap Aspek Spesifik:

Jika ada aspek spesifik dari media interaktif yang menonjol, pertimbangkan
untuk melakukan penelitian lanjutan terhadap aspek tersebut. Misalnya, fokus
pada efektivitas suatu fitur interaktif atau jenis konten tertentu.
Kolaborasi dengan Institusi Pendidikan Lain:

Kolaborasi dengan institusi pendidikan lain untuk memperluas ruang lingkup


penelitian dan membandingkan hasil dengan lingkungan pembelajaran yang
berbeda.
Penyebaran Hasil dan Pelibatan Pihak Terkait:

Sebarkan hasil penelitian kepada pihak terkait seperti sekolah, lembaga


pendidikan, dan pihak berkepentingan lainnya. Dengan demikian, dapat
memberikan kontribusi dalam pengembangan kurikulum dan pengajaran di
tingkat lebih luas.
Melalui implementasi saran-saran ini, dapat diharapkan penelitian ini akan
memberikan dampak yang lebih besar dan relevan terhadap pengembangan
media interaktif untuk meningkatkan kemampuan matematika anak usia 5-6
tahun.

8. Daftar Pustaka:
Brooks, M. (2018). Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini: Pendekatan
Interaktif. Penerbit Pendidikan Maju.

Johnson, C., & Smith, A. (2020). Meningkatkan Pembelajaran Matematika


Melalui Media Interaktif. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 120-135.

Articulate Global. (2021). Panduan Pengguna Articulate Storyline 3. Tersedia


online: [URL].

Rohayati, I. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif untuk Anak


Usia Dini. Jurnal Pendidikan Inovatif, 7(1), 45-58.

Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2018).
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai