Anda di halaman 1dari 22

IRIGASI CURAH

PERTEMUAN - 04
PRINSIP IRIGASI CURAH
 Irigasi curah adalah metode pemberian air dengan
cara menyemprotkan air seperti curah hujan akan
tetapi tersebar secara merata diatas permukaan
lahan, diberikan hanya saat diperlukan dan
dengan kecepatan kurang dari laju infiltrasi
tanah untuk menghindari terjadinya limpasan
permukaan dari irigasi
 Disebut juga sebagai overhead irrigation karena
pemberian air dilakukan dari bagian atas tanaman
menyerupai curah hujan
PRINSIP IRIGASI CURAH
 Penyemprotan dibuat dengan mengalirkan air
bertekanan melalui orifice kecil atau nozzle.
 Tekanan biasanya didapatkan dengan
pemompaan.
 Untuk mendapatkan penyebaran air yang
seragam diperlukan pemilihan ukuran nozzle,
tekanan operasional, spasing sprinkler dan laju
infiltrasi tanah yang sesuai
 Cara yang paling sederhana yang sering digunakan
untuk irigasi sayuran oleh petani kecil adalah
dengan menyiram menggunakan emrat (ebor)
KESESUAIAN PEMAKAIAN IRIGASI
CURAH
 Tanaman
Cocok hampir semua tanaman (pohon, semak,
hamparan), dapat disiramkan di atas atau di bawah
kanopi
Tidak cocok untuk beberapa jenis sayuran yang
mudah rusak karena tetesan air
 Kemiringan lahan
Cocok untuk lahan datar maupun bergelombang
 Tanah
Paling cocok untuk tanah pasiran
 Air irigasi
Cocok untuk air yang bersih dan bebas sedimen
KELEBIHAN IRIGASI CURAH
1. Efisiensi pemakaian air cukup tinggi
2. Dapat digunakan untuk lahan dengan topografi
bergelombang dan kedalaman tanah (solum) yang
dangkal, tanpa diperlukan perataan lahan (land grading).
3. Cocok untuk tanah berpasir di mana laju infiltrasi biasanya
cukup tinggi.
4. Aliran permukaan dapat dihindari sehingga memperkecil
kemungkinan terjadinya erosi.
5. Pemupukan terlarut, herbisida dan fungisida dapat
dilakukan bersama-sama dengan air irigasi.
6. Biaya tenaga kerja untuk operasi biasanya lebih kecil
daripada irigasi permukaan
7. Dengan tidak diperlukannya saluran terbuka, maka tidak
banyak lahan yang tidak dapat ditanami
8. Tidak mengganggu operasi alat dan mesin pertanian.
KELEMAHAN IRIGASI CURAH
 Memerlukan biaya investasi dan biaya operasional yang
cukup tinggi, antara laian untuk operasi pompa air dan
tenaga pelaksana yang terampil
 Memerlukan rancangan dan tata letak yang cukup teliti
untuk memperoleh tingkat efisiensi yang tinggi
 Kecepatan dan arah angin berpengaruh terhadap pola
penyebaran air
 Potensi kehilangan air akibat evaporasi ketika
dioperasikan dibawah suhu lingkungan yang tinggi
 Air irigasi harus cukup bersih bebas dari pasir dan
kotoran lainnya
 Diperlukan tenaga penggerak di mana tekanan air
berkisar antara 0,5 - 10 kg/cm2 .
JENIS IRIGASI CURAH
: BERDASAR PENYUSUNAN ALAT
 Sistem berputar (rotating head system).
Terdiri dari satu atau dua buah nozzle
miring yang berputar dengan sumbu vertikal
akibat adanya gerakan memukul dari alat
pemukul (hammer blade). Sprinkler ini umumnya
disambung dengan suatu pipa peninggi (riser)
berdiameter 25 mm yang disambungkan dengan
pipa lateral. Alat pemukul sprinkler bergerak
karena adanya gaya impulse dari aliran jet
semprotan air, kemudian berbalik kembali
karena adanya regangan pegas.
 Sistem pipa berlubang (perforated pipe
system). Terdiri dari pipa berlubang-lubang,
biasanya dirancang untuk tekanan rendah
antara 0,5 -2,5 kg/cm2 , sehingga sumber
tekanan cukup diperoleh dari tangki air yang
ditempatkan pada ketinggian tertentu
SISTEM IRIGASI CURAH (01)
 Sistem Konvensional
Sistim sprinkler yang paling awal dirancang adalah
sprinkler putar kecil yang beroperasi simultan, mulai
populer tahun 1930-an dan masih digunakan sampai
sekarang.
Sprinkler jenis ini bekerja dengan tekanan
rendah sampai medium (2 ~ 4 bar) dan mampu
mengairi suatu areal lahan lebar 9 ~ 24 m dan
panjang sampai 300 m untuk setiap settingnya (0,3 ~
0,7 ha).
Laju aplikasi bervariasi dari 5 ~ 35 mm/jam.
SISTEM IRIGASI CURAH (02)
 Sistem Berpindah
Sistem Berpindah Manual
Sistim berpindah yang sangat sederhana adalah
memindahkannya dengan tenaga manusia secara
manual. Sistim ini terdiri dari sebuah pompa, pipa
utama, lateral dan sprinkler putar. Lateral tetap di suatu
posisi sampai irigasi selesai. Pompa dihentikan dan
lateral dilepaskan dari pipa utama dan dipindahkan ke
posisi lateral berikutnya. Bila irigasi satu blok lahan
telah selesai, keseluruhan sistim (lateral, pipa utama
dan pompa) dipindahkan ke blok lahan lainnya.
Kebanyakan, yang dipindah-pindahkan hanya
lateralnya saja, sedangkan pompa dan pipa
utamanya tetap. Sistem seperti ini disebut dengan
sistim semi-portable.
Sistem Berpindah Manual
SISTEM IRIGASI CURAH (03)
 Sistem Berpindah
Sistem Berpindah Dengan Mesin
Laeral-move atau roll-move system. Pada sistem ini, pipa
lateral selain untuk mengalirkan air digunakan juga sebagai
poros roda berdiameter 1,5 ~ 2,0 m. Roda ditempatkan pada
jarak 9 ~ 12 m sehingga lateral dapat mudah didorong dari satu
setting irigasi ke setting lainnya dengan menggunakan tenaga
gerak motor bakar (internal combustion engine).
Pada waktu irigasi, lateral tetap pada satu lokasi sampai
sejumlah air irigasi selesai diaplikasikan. Pompa dihentikan
dan pipa lateral dilepas dari pipa utama, airnya dibuang,
kemudian posisi lateral dipindahkan dengan tenaga
penggerak. Lateral disambung kembali dengan pipa utama di
posisi berikutnya.
Sistem Berpindah dengan alat/mesin
SISTEM IRIGASI CURAH (04)
 Solid-set atau Sistim Permanen
Jika jumlah lateral dan sprinkler cukup meliput seluruh lahan,
sehingga tak diperlukan peralatan untuk berpindah, maka
sistim tersebut disebut sebagai solid-set system
Umumnya pada sistim solid atau permanen hanya sebagian
dari sistim bekerja secara simultan. Hal ini tergantung pada
ukuran pipa dan jumlah air tersedia. Debit aliran disalurkan
dari satu blok ke blok lainnya melalui hidran atau katup.
Sistim solid atau permanen ini memerlukan tenaga kerja
jauh lebih sedikit daripada sistim bergerak dan juga
memerlukan tenaga trampil lebih sedikit. Akan tetapi investasi
awalnya lebih besar karena jumlah pipa, sprinkler, dan
perlengkapannya akan lebih banyak.
Sistem Permanen - Solid
KOMPONEN IRIGASI CURAH
 Umumnya komponen irigasi curah
terdiri dari:
Sumber Air Irigasi
pompa dengan tenaga penggerak
sebagai sumber tekanan,
Jaringan Pipa
kepala sprinkler (sprinkler head)
KOMPONEN IRIGASI CURAH
 Sumber Air Irigasi
Sumber air irigasi dapat berasal dari mata air,
sumber air yang permanen (sungai, danau,
dsb), sumur, atau suatu sistem suplai
regional. Idealnya sumber air terdapat di
atas hamparan, bersih (tidak keruh) dan
tersedia sepanjang musim.
KOMPONEN IRIGASI CURAH
 Pompa
Sistem irigasi dapat dioperasikan dengan
menggunakan sumber energi yang berasal
dari gravitasi (jauh lebih murah), pemompaan
pada sumber air, atau penguatan tekanan
dengan menggunakan pompa penguat
tekanan (booster pump).
KOMPONEN IRIGASI CURAH
 Jaringan Pipa
Jaringan Pipa yang terdiri dari :
 Lateral, merupakan pipa tempat diletakkannya
sprinkler
 Manifold, merupakan pipa dimana pipa-pipa lateral
dihubungkan.
 Valve line, merupakan pipa tempat diletakkan katup
air.
 Mainline, merupakan pipa yang dihubungkan
dengan valve line.
 Supply line, merupakan pipa yang menyalurkan air
dari sumber air.
Jaringan Pipa Irigasi Curah
KOMPONEN IRIGASI CURAH
 Kepala Sprinkler
Digunakan untuk memancarkan air dalam bentuk
butiran seperti curah hujan
Pressure
Pipa By Pass
Gauge
pengalir Valve
konektor pompa

Sprinkler
Pompa

Sumber
Air Filter Control
Tee Riser pipe
Valve

Bend

Service Saddle

End Cap

Lay Out Sistem Irigasi Curah

Anda mungkin juga menyukai