Askep Cemas Pd. TN S Esra Fix-Dikonversi
Askep Cemas Pd. TN S Esra Fix-Dikonversi
BAB 1
PENDAHULUAN
Metode lain dalam menangani kecemasan yaitu dengan mendekatkan diri kepada
Tuhan dengan mendengarkan dan mengucapkan doa dalam hati secara
bersungguh-sungguh. Doa merupakan suatu media penyembuh yang dapat
menimbulkan ketenangan, motivasi positif, kepasrahan, rasa optimis dan
semangat hidup, sehingga sesuai dengan teori penanganan kecemasan yaitu
meningkatkan adaptasiterhadap stres danterapi psikoreligius (Alivian, 2019).
2.1.2 Etiologi
Berdasarkan penyebab hipertensi pada usia lanjut dibagi menjadi dua
golongan:
a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) :
Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90%
tidak diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan
dengan berkembangnya hipertensi esensial diantaranya, (Yulianto, 2016) :
1. Genetika
Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi
mendapatkan penyakit hipertensi.
2. Jenis Kelamin Dan Usia
Lelaki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah menopause berisiko
tinggi mengalami penyakit hipertensi.
3. Diit Konsumsi Tinggi Garam Atau Kandungan Lemak
Konsumsi garam yang tinggi atau konsumsi makanan dengan kandungan
lemak yang tinggi secara langsung berkaitan dengan berkembangnya
penyakit hipertensi.
4. Berat Badan Obesitas
Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering dikaitkan dengan
berkembangnya hipertensi.
5. Gaya Hidup Merokok Dan Konsumsi Alcohol
Merokok dan konsumsi alkohol sering dikaitkan dengan berkembangnya
hipertensi karena reaksi bahan atau zat yang terkandung dalam keduanya.
b. Hipertensi Sekunder
2.1.4 Komplikasi
Komplikasi yang di timbulkan akibat hipertensi adalah :
Penyakit arteri coroner
Penyakit ini mengacu pada terjadinya penyumbatan di pembuluh darah
yang mensuplai nutrisi dan oksigen ke jantung. Sumbatan ini umumnya
terjadi akibat adanya penumpukan lemak dan sel-sel yang di sebut
makfrog, sumbatan yang terjadi pada arteri koroner merupakan penyebab
utama pada serangan jantung (Yulia, 2018).
2.2.2 Etiologi
Etiologi Gangguan Kecemasan Terdiri Dari
1. Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang
dapat menyebabkan timbulnya kecemasan (Stuart, Keliat & Pasaribu,
2016). Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa :
a. Peristiwa Traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan
berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis
perkembangan atau situasional.
b. Konflik Emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan
dengan baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan
dan kenyataan dapat menimbulkan kecemasan pada individu.
c. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan
individu berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan
kecemasan.
d. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk
mengambil keputusan yang berdampak terhadap ego.
e. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan
ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep
diri individu.
f. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani
stress akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap
konflik yang dialami karena pola mekanisme koping individu banyak
dipelajari dalam keluarga.
g. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi
respons individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi
kecemasannya.
h. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah
pengobatan yang mengandung benzodiazepin, karena
benzodiazepine dapat menekan neurotransmiter gamma amino
butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang
bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.
2. Faktor presipitasi
Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang
dapat mencetuskan timbulnya kecemasan (Stuart, Keliat & Pasaribu,
2016).. Stressor presipitasi kecemasan dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu :
1. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam
integritas fisik yang meliputi :
a. Sumber Internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem
imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya :
hamil).
b. Sumber Eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan
bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak
adekuatnya tempat tinggal.
2. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal :
a. Sumber Internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di
rumah dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru.
Berbagai ancaman terhadap integritas fisik juga dapat mengancam
harga diri.
b. Sumber Eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian,
perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan
Terdapat dua faktor yang dapat menimbulkan kecemasan, yaitu.
1. Pengalaman negatif pada masa lalu Sebab utama dari timbulnya
rasa cemas kembali pada masa kanak-kanak, yaitu timbulnya rasa
tidak menyenangkan mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi
pada masa mendatang, apabila individu menghadapi situasi yang
sama dan juga menimbulkan ketidaknyamanan, seperti
pengalaman pernah gagal dalam mengikuti tes.
2. Pikiran yang tidak rasional Pikiran yang tidak rasional terbagi
dalam empat bentuk, yaitu:
a. Kegagalan ketastropik, yaitu adanya asumsi dari individu
bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada dirinya. Individu
mengalami kecemasan serta perasaan ketidakmampuan dan
ketidaksanggupan dalam mengatasi permaslaahannya.
b. Kesempurnaan, individu mengharapkan kepada dirinya untuk
berperilaku sempurna dan tidak memiliki cacat. Individu
menjadikan ukuran kesempurnaan sebagai sebuah target dan
sumber yang dapat memberikan inspirasi.
c. Persetujuan
d. Generalisasi yang tidak tepat, yaitu generalisasi yang
berlebihan, ini terjadi pada orang yang memiliki sedikit
pengalaman
5) Kajian Biologis
Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas
penghambat dalam aminobutirik. Gamma neuroregulator (GABA)
juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya endorfin. Selain
itu telah dibuktikan kesehatan umum seseorang mempunyai akibat
nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin
disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas
seseorang untuk mengatasi stressor.
b. Faktor Presipitasi
Sistem Respons
Perilaku • Gelisah.
• Ketegangan fisik.
• Tremor.
• Gugup.
• Bicara cepat.
• Tidak ada koordinasi.
• Kecenderungan untuk celaka.
• Menarik diri.
• Menghindar.
• Terhambat melakukan aktifitas.
Tindakan :
a. Kaji tanda dan gejala ansietas dan kemampuan klien mengurangi
kecemasan
b. Jelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat dari kecemasan
c. Latihan cara mengatasi kecemasan :
1) Teknik relaksasi napas dalam
2) Distraksi : bercakap-cakap hal positif
3) Hipnotis 5 jari fokus padahal-hal yang positif
d. Bantu klien melakukan latihan sesuai dengan jadwal kegiatan
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Keterangan:
: perempuan : garis keturunan
: laki-laki : garis perkawinan
: klien : tinggal serumah dengan klien
: cerai : meninggal
3.1.2 PENILAIAN TERHADAP STRESSOR
DIAGNOSA
STRESS KOGNI AFEKT FISIOLO PERILAK SOSI KEPERAW
OR TIF IF GIS U AL ATAN
Ansietas
HIPERTENSI
-Tn.S selalu
-Tn.S -Tn.S berddoa Sp1:•
Ketidak untuk
mampu selalu mengidenti
berdayaan kesembuhan
mengungka mendapa fikasi penyakit
pkan tkan penyakit Dan menggali
perasaan dukunga yang di aspek positif
paniknya n dengn alaminya Sp2 :•
-Tn.S kondisin -Tn.S memberik an
mampu ya saat percaya penkes
mengontrol ini bahwa
emosinya terutama kesehatanny
dengan cara dari istri a pasti
berdoa . nya sembuh
-Tn.S
klien. mengingink
an cepat
sembuh
supaya tidak
merepotkan
semua
anggota
keluarganya
ANALISA / KESAN
UPAYA YANG DILAKUKAN
KONSTRUKTIF DESTRUKTIF
A : Ketidakberdayaan (-)
P: pendidikan kesehatan
Latihan affirmasi 3x sehari
S:
Klien merasa senang
Tanggal 10 Oktober 2021
O:
Jam 10.00
Klien mampu melakukan latihan sesuai
• Kaji tanda dan gejala ansietas
jadwal kegiatan kemampuan dengan
• Latihan cara mengatasi kecemasan
bantuan
• Tehnik relaksasi napas dalam A ansietas (-)
• Tehnik relaksasi napas dalam P : latihan kegiatan sesuai kemampuan
• Bantu klien melakukan latian sesuai yang di pilih 2 x sehari
dengan jadwal kegiatan kemampuan
klien
Tanggal 11 Oktober 2021 S : Klien merasa senang
Jam 11.00
O : klien mampu melakukan latihan
• Bantu klien menenangkan diri sesuai dengan jadwal kegiatan
Brusaha memahami keadaan klien A : ansietas (-)
• Dukung keterlibatan kluarga P:
dengan cara yang tepat Latihan dalam melakukan kegiatan positif
2x sehari
• Bantu klien melakukan latihan
sesuai dengan jadwal kegiatan
BAB 4
PEMBAHASAN
Pasien Tn. S mengalami penyakit gastritis sejak 4 tahun yg lalu dan asma sejak 2
tahun yang lalu , dan penyakit hipertensi muncul setelh 3 tahun ya lalu sampai sekrg
Tn. S mengalami hipertensi semenjak terjadinya penyakit gastritis yg di alaminya
karena menjadi beban pikiran bagi Tn.S, dan 2 tahun kemudian timbul lagi penyakit
asma yg di alami Tn.s.
Kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi pada keadaan sakit, pengobatan,
dan sistem perawatan kesehatan itu sendiri, bagi sebagian klien kecemasan
merupakan saringan terhadap persepsi dan reaksi mereka, bagi sebagian lainnya
kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit yang dideritanya. Hari demi hari Tn.S
selalu mengalami kecemasan dan kekhawatiran, Tn. S tinggal hanya bersama istri dan
ke empat anaknya , Tn. S seorang petani Tn. S bekerja untuk menghidupi 4 org
anaknya dan istrinya .
Dari pengkajian asuhan keperawatan yg di lakukan terhadap Tn.S di daerah jalan
pancasila , Tn.S mengalami masalah kecemasan akibat faktor penyakit yg memicu
keadannya skrg .
Perencenaan yg akan di lakukan ialah melakukan strategi koping untuk meng
hadapai masalah secara langsung yang di lanjutkan untuk menghilangkan atau
mengubah sumber-sumber yang membuat terjadinya stress, dan melakukan strategi
untuk meredakan emosi individu yang di timbulkan oleh stressor.
Pelaksanaan yg akan di lakukan ialah akan di lakukan cara untuk menghdapi masalah
secara lngsung dengan tenang , untuk menghilangkan dan mengubah masalah-
masalah yang membuat stresor , lakukan cara untuk meredakan emosi sendiri yang
dapat menimbulkan stress.
Evaluasi dari asuhan keperawatan Tn. S di mana kedua diagnosa keperawatan yang
dapat teratasi sepenuhnya dan masih perlu intervensi lanjutan.
Pada tahap evaluasi penulis hanya dapat melaksanakan diagnosa keperawatan yang
pertama saja. Pada evaluasi yang diharapkan adalah, membina hbungan saling
percaya, mengenali dan mengekspresikan emosinya, mampu mengenal ansietas,
mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi, mampu mengatasi ansietas
dengan distraksi, mampu mengatasi ansietas melalui hipnotis lima jari.
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada pembahasan diatas, maka penulis dapat disimpulkan
bahwa: Pengkajian dilakukan secara langsung kepada pasien dan status klien
dijadikan sebagai sumber informasi yang dapat mendukung data-data pengkajian.
Selama pengkajian, perawat mengunakan komunikasi terapeutik dan membina
hubungan saling percaya antara perawat-klien. Pada kasus kecemasan yaitu
Hipertensi. Diagnosa keperawatan yang utama pada klien dengan Kecemasan
hipertensi. Perencanaan dan implementasi keperawatan disesuaikan dengan
strategi pertemuan pada pasien. Evaluasi keperawatan yang dilakukan
menggunakan metode SOAP.
5.2 SARAN
1. Bagi pasien Diharapkan untuk kedepannya pasien lebih kooperatif agar setiap
asuhan keperawatan yang diberikan mencapai hasil yang optimal.
2. Bagi keluarga Diharapkan keluarga dapat lebih mengerti tentang
perkembangan kesehatan tiap anggota keluarganya dan dapat merawat
anggota keluarga yang sakit.
3. Untuk institusi pendidikan
Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan pendidikan yang lebih tinggi dan
menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional yg berwawasan secara
keseluruhan
DAFTAR PUSTAKA
10. Pardede, J. A., & Simangunsong, M. M. (2020). Family Support With The
Level of Preschool Children Anxiety in the Intravenous Installation. Jurnal
Keperawatan Jiwa, 8(3), 223. https://doi.org/10.26714/jkj.8.3.2020.223-
234.
12. Hulu, E. K., & Pardede, J. A. (2016). Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Kecemasan Pasien Pre Operatif Di Rumah Sakit Sari Mutiara
Medan. Jurnal Keperawatan, 2(1), 12.
13. Wati, N. L., Sandiana, A., & Kartikasari, R. (2017). Tingkat Kecemasan
Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Kota Bandung. III(1),
50–55.
18. Wahyuningsih, A. S., Saputro, H., & Kurniawan, P. (2021). Analisis Faktor
Kecemasan terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Hernia di
Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat
Nasional Indonesia, 9(3), 613-620.
19. Pratiwi, S. R., Widianti, E., & Solehati, T. (2017). Gambaran faktor-faktor
yang berhubungan dengan kecemasan pasien kanker payudara dalam
menjalani kemoterapi. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, 3(2),
167-174.