Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TEKNOLOGI BIOPROSES

BISNIS FURNITURE DARI LIMBAH KELAPA DENGAN


FUNGSIONALIS TINGGI USAHA BERBASIS SOCIAL
ENTERPRENEURSHIP

Nama Pengampu : Muhammad Alamsyah, S.T., M.T.


Disusun Oleh
Nama : Ningsa
Nim : 4022022044

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
POLITEKNIK BOMBANA
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini


Nama : Ningsa
Nim : 4022022044
Program studi : Teknologi Rekayasa Kimia Industri

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa laporan yang saya tulis ini


sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah ini tidak terdapat karya ilmiah yang
pernah diajukan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di kutip di dalam
naskah ini dan di sebutkan dalam sumber kutipan dan daftar Pustaka.

Bombana, agustus 2023


Penyusun Mengetahui

Ningsa Muhammad Alamsyah, S.T., M.T.


402202244 0907029303
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah - Nya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas laporan
Teknoligi Bioproses “ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Teknologi Bioroses Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang percobaan percobaan yang telah di lakukan dan dapat
mengamalkan dikehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Muhammad Alamsyah, S.T.,M. T.
selaku Dosen Teknologi Bioproses yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu,terimakasih atas bantuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari, laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Poea, 10 Agustus 2023

Penulis
ABSTRAK
Sabut kelapa merupakan salah satu komponen buah kelapa yang bila diolah dan
diurai dapat menjadi produk yang dibutuhkan bagi pasar domestik dan bahkan menjadi
produk bernilai ekspor tinggi. . Dengan adanya ini diharapkan informasi tentang manfaat
serta material yang dihasilkan dari limbah sabut kelapa dapat lebih tersebar luas, sehingga
baik kalangan pemerintah, industri kecil, desainermaupun masyarakat luas dapat
menerapkan dan memilih material sabut kelapa yang ramah lingkungan dan terbaharukan
(sustainable) menjadi bagian dari program pengembangan sustainable design, green
design, social entrepreneurship, dan program terkait lainnya. Dengan demikian, maka
limbah sabut kelapa dapat menjadi lebih bernilai ekonomis yang tentunya sangat
berdampak positif pada masyarakat yang tinggal disekitar lokasi pekebunan pohon
kelapa. .Sabut kelapa merupakan hasil samping, dan merupakan bagian yang terbesar dari
buah kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa. Dengan demikian, apabila
secara rata_rata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar 5,6 juta ton, maka berarti
terdapat sekitar 1,7 juta ton sabut kelapa yang dihasilkan. Potensi produksi sabut kelapa
yang sedemikian besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produktif yang
dapat meningkatkan nilai tambahnya. Furniture dijadikan sebuah kebutuhan penting bagi
setiap orang serta digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam hal pembuatan
furniture pengerajin telah banyak menggunakan berbagai jenis bahan yang berbeda agar
memiliki ciri khas dari pengerajin yang lain meskipun produknya sama, namun bahan
dasar tersebut lah yang membedakan produk dari pengerajin satu dengan yang lainnya.
Hal ini tentunya memacu untuk para pengerajin lain untuk memunculkan ide baru untuk
membuat sebuah produk dengan bahan dasar yang belum pernah dipergunakan seperti
limbah serabut kelapa.
DAFTAR ISI

JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
ABSTRAK............................................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
2.1 Limbah Kelapa.........................................................................................
2.2 Kerajinan limbah kelapa........................................................................
2.3 Ketersediaan...........................................................................................
2.4 Bahan Baku............................................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................
3.1 Waktu Dan Tempat................................................................................
3.2 Alat Dan Bahan.....................................................................................
3.1.1 Alat
3.1.2 Bahan
3.4 Prosedur Kerja........................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................
4.1 Hasil.......................................................................................................
4.2 Pembahasan............................................................................................
BAB V PENUTUP...............................................................................................
5.1 Kesimpulan............................................................................................
5.2 Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sabut kelapa merupakan limbah padat dari industri minyak kelapa, makanan
yang bersumber dari kelapa yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di
Indonesia. Hampir di seluruh negara penghasil kelapa terbesar telah lama
memanfaatkan kulit buah kelapa ini menjadi salah satu andalan komoditas ekspor
dengan memproses sabut kelapa (coconut Jurnal Pengabdian Nasional 2 fiber) dan
memasok kebutuhan dunia berkisar 75,7 ribu ton. Sabut kelapa merupakan limbah
pengolahan kelapa yang paling tinggi persentasenya. Klasifikasi serat berdasarkan
asalnya bahwa serat sabut kelapa sendiri merupakan jenis serat alami yang berasal
dari tumbuhan kelapa yaitu buahnya. Berdasarkan proses pengolahannya, serat
sabut kelapa sendiri memiliki 2 jenis serat yaitu serat pendek dan serat panjang.
Serat pendek didapatkan dari hasil olahan menggunakan mesin penggiling sabut.
Sedangkan serat panjang didapatkan dari hasil pengolahan manual, yaitu dengan
bantuan tangan manusia dan proses yang panjang selama 3 bulan. Pengolahan
sabut kelapa pada umumnya dilakukan dengan dua cara, yaitu retting dan milling.
Proses retting membutuhkan waktu selama 4-12 bulan, hasil yang diperoleh serat
yang baik, panjang dan putih bersih. Proses milling dikenal dengan dua teknik,
yaitu wet-milling dan drymilling. Teknik wet-milling membutuhkan waktu 1-6
minggu menghasilkan serat yang panjang, pendek, berwarna kecoklatan.
Sedangkan cara dry_milling tanpa dilakukan proses perendaman atau hanya
dibasahi air sekedarnya saja, serat yang dihasilkan pendek, kasar dan berwarna
kecoklatan (Oktavia, 2013).
Pengolahan hasil buah kelapa terutama produk turunannya masih memiliki
peluang yang cukup besar. Saat ini industri pengolahan buah kelapa umumnya
masih terfokus kepada pengolahan hasil daging buah sebagai hasil utama,
sedangkan industri yang mengolah hasil samping buah (by product) seperti air,
sabut, dan tempurung kelapa masih diolah secara tradisional dan belum
dimanfaatkan secara optimal (Mahmudah, 2020). Sabut kelapa dapat diolah
menjadi beragam produk jadi dan setengah jadi yang memiliki nilai jual tinggi.
Produk tersebut antara lain: tali sabut, keset, serat sabut (cocofibre), serbuk sabut
(cocopeat), serbuk sabut padat (cocopeatbrick), cocomesh, cocopot, cocosheet,
coco fiber board (CFB) dan cococoir .Keuntungan dari penggunaan sabut kelapa
untuk produk unggulan lokal yaitu sabut kelapa memiliki sifat tahan lama, sangat
ulet, kuat terhadap gesekan, tidak mudah patah, tahan terhadap air, tidak mudah
membusuk, tahan terhadap jamur, dan hama serta tidak dihuni oleh rayap dan tikus
(Pristi, 2019).

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dalam praktikim ini yaitu:
1. Apa saja bagian limbah kelapa yang bisa dijadikan sebagai furniture?
2. Bagaimana proses pembuatan limbah kelapa menjadi furniture?
3. Apa manfaat limbah kelapa pada pembuatan furniture?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu:
1. Untuk mengetahui bagian limbah kelapa yang bisa di jadikan sebagai furniture
2. Untuk mengetahui proses pembuatan limbah kelapa menjadi furniture
3. Untuk mengetahui manfaat limbah kelapa pada pembuatan furniture

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu:
Limbah kulit buah kelapa yang selama ini cuman di buang dapat dijadikan
produk yang bermanfaat untuk lingkungan dan membawa nilai ekonomis di
perdesaan.limbah kulit kelapa dapat di olah menjadi serabut kelapa yang merupakan
bahan dasar sapu, tali dan keset.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah Kelapa


Limbah kelapa merupakan salah satu asset yang dapat di kembangkan
sahingga akan mendatakangkan pendapatan pendapatan yang cukup besar .
Pengolahan limbah adalah proses, kegiatan tertentu dengan cara memobilisasi
energi orang lain. Sedangkan pengolahan limbah bertujuan untuk mngurangi
jumlah limbah atau mengubah bentuk
limbah agar lebih bermanfaat (Hartabela dkk,2016).

Gambar 2.1 sabut kelapa

2.2 kerajinan limbah kelapa


Kerajinan merupakan sebuah kerya seni dimana biasanya proses
pembuatannya menggunakan tangan manusia dan biasanya menghasilkan satu
karya yang unik. Kerajinan juga merupakan suatu hobi yang membutuhkan
kemampuan dan keterampilan tertentu untuk menciptakan karya yang indah.
kerajinan adalah suatu usaha yang dapat disisi dengan ketekunan, ketangkasan,
dedikasi yang tinggi dan berfikir maju dan luas dalam bekerja serta karyanya
dapat di pertahankan(Kadjim 2013).

2.3 ketersediaan
Ketersediaan merupakan salaj satu aset penting perusahaan, karena
biasannya mempunyai nilaiyang cukup besar dan mempengaruhi besar kecilnya
operasional. Pada dasarnya sriap perusahaan yang bergerak dalam kegiatan
produksi membutuhkan ketersediaan bahan baku tersebut para pelaku usaha dapat
melakukan proses produksi dengan menyesuaikan kebutuhan atau permintaan
konsumennya. Ketersediaan tersebut dapat berupa bahan baku, bahan pembantu,
barang yang sedang dalam proses, atau produk jadi. Dalam kaitannya dengan
fungsi produksi suatu usaha, bahan baku merupakan salah satu subsistem input
yang akan di olah Bersama dengan subsistem lainnya dan menajdi barang jadi
output. Oleh karena itu bahan baku menjadi bagian yang yang sangat penting
untuk memperlancar proses produksi (Yayat dan komara,2013).

2.4 Bahan baku


Bahan baku merupakan suatu barang yang nantinya akan menjadi bagian
dari prodik jadi. Bahan baku merupakan faktor penting yang menentukan tingkat
harga komoditas dan kelancaran proses produksi usaha. Bahan baku berbeda
dengan bahan mentah. Bahan baku biasanya merupakan bahan mentah yang
menjadi dasar dari suatu produk. Bahan baku tersebut diolah menjadi bentuk lain
melalui proses tertentu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Waktu dan tempat


Percobaan dilaksanakan pada hari kamis 15 Agustus 2023,
bertempat dilaboratorium Industri, Program Studi Teknologi Rekayasa
Kimia Industri, Kampus Politeknik Bombana, Kelurahan Poea,
Kecamatan Rumbia, Kab Bombana, Seulawesi Tenggara.

3.2. Alat dan bahan

3.1.2 Alat

 Kayu pemukul 1 buah


 Sikat dari kawat 1 buah
 Pisau/parang 1 buah
 Jarum karung 1 buah

3.2.2 Bahan

 2 buah kelapa ambil sabutnya saja


 Sebilah bambu atau carang Panjang 1m
 Tali yang kuat terbuat dari sabut kelapa

3.3. Prosedur Kerja


1. Sabut (tapes) dipukul pukul agar daging sabut lepas atau jangan bisa
menggunakan mesin pengupas.
2. Sabut yang telah di pukul-pukul di sikat agar serabut yang pendek lepas.
3. Serat yang pendek di buat tali.
4. Serat yang panjang diikat dengan tali sabut dengan ujungnya dengan
besaran kurang lebih segenggaman jari telunjuk.
5. Tiap 1 buah sapu terdiri dari 4 akar sabut yang terpisah dan 1 ikat sabut
yang langsung diikatkan pada ujung tangkai sapu.
6. Tusukan sebilah bambu kecil pada ikatan sabut di ujung tangkai ibaratnya
sebagai bahu (pundak)
7. Tusukan ke empat ikatan sabut di bahu kanan dan kiri tangkai masing-
masing 2 ikat.
8. Ikatlah ujung sabut bagian atas bahu tangkai.
9. Sapu siap di gunakan.

3.4 Diagram Alir

Adapun diagram alir pada pembuatan furniture limbah kelapa dengan


fungsional tinggi usaha berbasis social entrepreneurship adalah sebagai berikut:

Kayu pemukul 1. Dua buah kelapa


Sikat dari kawat buah kelapa sabutnya
Persiapan alat dan bahan saja
Pisau atau parang 2. Sebilah bambu
3. Tali
Jarum karung

Proses penumbukan da
penyusunan pada sabut
kelapa

Proses membuat penahan pada


serabut

Proses memasukkan bambu


ke dalam serabut

Proses penjahitan pada


serabut

Sapu siap di gunakan

Gambar 3.4 diagram alir proses

Anda mungkin juga menyukai