Anda di halaman 1dari 1

Topik 2 Filosofi Pendidikan Indonesia

Demonstrasi Kontekstial

Dasar-Dasar Pendidikan KHD


Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih
kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan
bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang
beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci
utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi
ruang berlatih dan tumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan
yang dapat diteruskan atau diwariskan.Maksud
pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk
perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia
sebagai bagian dari persatuan (rakyat).

Pendidikan yang Menuntun

Proses “menuntun”, anak diberi


kebebasan namun pendidik sebagai
‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan
arahan agar anak tidak kehilangan Kodrat Alam dan Zaman
arah dan membahayakan dirinya.
Seorang ‘pamong’ dapat memberikan
Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu,
‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan hendaknya selalu diingat bahwa segala
kemerdekaannya dalam belajar kepentingan anak-anak didik, baik mengenai
hidup diri pribadinya maupun hidup
kemasyarakatannya, jangan sampai
meninggalkan segala kepentingan yang
berhubungan dengan kodrat keadaan, baik
pada alam maupun zaman. Sementara itu,
segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara
mewujudkannya) hidup dan penghidupannya
seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan
Budi Pekerti dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup
kebangsaan yang bernilai dan tidak
bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan

Budi Pekerti merupakan keselarasan


(keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, karsa
dan karya. Keselarasan hidup anak dilatih
melalui pemahaman kesadaran diri yang baik
tentang kekuatan dirinya kemudian dilatih
mengelola diri agar mampu memiliki kesadaran
sosial bahwa ia tidak hidup sendiri dalam relasi
sosialnya sehingga ketika membuat sebuah
keputusan yang bertanggungjawab dalam
kemerdekaan dirinya dan kemerdekaan orang
lain. Budi Pekerti melatih anak untuk memiliki
kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya Sistem Among
(kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang
lain
Sistem Among adalah cara pendidikan yang dipakai
dalam sistem pendidikan Taman siswa, dengan
maksud mewajibkan pada guru supaya mengingati
dan mementingkan kodrat-iradatnya anak-anak,
dengan tidak melupakan segala keadaan yang
mengelilinginya. Oleh karena itu alat ”perintah,
paksaan dengan hukuman” yang biasa dipakai
dalam pendidikan zaman dahulu, harus diganti
Frobel dengan aturan: memberi tuntunan dan menyokong
pada anak-anak di dalam mereka bertumbuh dan
berkembang karena
Dasar kependidikan Friedrich Froebel dikenal dengan kodrat-iradatnya sendiri, melenyapkan segala yang
konsep "Kindergarten" atau taman kanak-kanak. merintangi pertumbuhan dan
Froebel percaya pada pentingnya pendidikan anak perkembangan sendiri itu serta mendekatkan anak-
usia dini dan pengembangan kreativitas. Metodenya anak kepada alam dan masyarakatnya. Perintah
menekankan permainan, kegiatan seni, dan dan paksaan hanya boleh dilakukan jika anak-anak
penggunaan alam sebagai bagian integral dari tidak dapat dengan
pembelajaran. Ia juga memandang anak sebagai kekuatannya sendiri menghindarkan mara-bahaya
makhluk yang aktif dalam proses pembelajaran, yang akan menimpanya, sedangkan hukuman tak
mendorong kemandirian dan pemahaman tentang boleh lain dari pada sifatnya kejadian yang
hubungan alam dan manusia. sebetulnya harus dialami, sebagai buah atau akibat
kesalahannya; hukuman yang demikian itu lalu
semata-mata menjadipenebus kesalahan, bukan
Montessori siksa dari orang lain.

Montessori menekankan kemandirian,


lingkungan belajar yang persiapkan sendiri,
pendidikan sensorik, periode sensitif,
pendekatan langsung dan pengamatan guru,
keterlibatan aktif anak dalam proses
belajar, pendidikan kreatif,
pengembangan keterampilan sosial dan
dan Taman Siswa
emosional. Pendekatan ini bertujuan untuk
mengembangkan anak secara holistik dan Taman Siswa adalah gerakan pendidikan di
membangun hasrat mereka untuk belajar
Indonesia yang didirikan oleh Ki Hajar
sepanjang hidup.
Dewantara. Dasar kependidikan Taman
Siswa adalah pendekatan holistik,
vokasional, dan berbasis kebebasan untuk
mengembangkan potensi siswa. Taman Siswa
menekankan pengembangan karakter,
Kelompok 2: kreativitas, dan kepribadian siswa melalui
Fikih Kurniawati (23105260214)
Firman Ardiyanto (23105260005) metode pendidikan yang berorientasi pada
Khairunnisa (23105260316)
Risky Sanita (23105260602) kehidupan sehari-hari. Gerakan ini juga
Hasdiah Intan Sari Pertiwi (23105260181) menekankan pentingnya keadilan sosial
dalam pendidikan serta keterlibatan aktif
siswa dalam proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai