Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan tumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan (rakyat).
Pendidikan yang Menuntun
Proses “menuntun”, anak diberi
kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan Kodrat Alam dan Zaman arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan hendaknya selalu diingat bahwa segala kemerdekaannya dalam belajar kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan Budi Pekerti dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan
Budi Pekerti merupakan keselarasan
(keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, karsa dan karya. Keselarasan hidup anak dilatih melalui pemahaman kesadaran diri yang baik tentang kekuatan dirinya kemudian dilatih mengelola diri agar mampu memiliki kesadaran sosial bahwa ia tidak hidup sendiri dalam relasi sosialnya sehingga ketika membuat sebuah keputusan yang bertanggungjawab dalam kemerdekaan dirinya dan kemerdekaan orang lain. Budi Pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya Sistem Among (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang lain Sistem Among adalah cara pendidikan yang dipakai dalam sistem pendidikan Taman siswa, dengan maksud mewajibkan pada guru supaya mengingati dan mementingkan kodrat-iradatnya anak-anak, dengan tidak melupakan segala keadaan yang mengelilinginya. Oleh karena itu alat ”perintah, paksaan dengan hukuman” yang biasa dipakai dalam pendidikan zaman dahulu, harus diganti Frobel dengan aturan: memberi tuntunan dan menyokong pada anak-anak di dalam mereka bertumbuh dan berkembang karena Dasar kependidikan Friedrich Froebel dikenal dengan kodrat-iradatnya sendiri, melenyapkan segala yang konsep "Kindergarten" atau taman kanak-kanak. merintangi pertumbuhan dan Froebel percaya pada pentingnya pendidikan anak perkembangan sendiri itu serta mendekatkan anak- usia dini dan pengembangan kreativitas. Metodenya anak kepada alam dan masyarakatnya. Perintah menekankan permainan, kegiatan seni, dan dan paksaan hanya boleh dilakukan jika anak-anak penggunaan alam sebagai bagian integral dari tidak dapat dengan pembelajaran. Ia juga memandang anak sebagai kekuatannya sendiri menghindarkan mara-bahaya makhluk yang aktif dalam proses pembelajaran, yang akan menimpanya, sedangkan hukuman tak mendorong kemandirian dan pemahaman tentang boleh lain dari pada sifatnya kejadian yang hubungan alam dan manusia. sebetulnya harus dialami, sebagai buah atau akibat kesalahannya; hukuman yang demikian itu lalu semata-mata menjadipenebus kesalahan, bukan Montessori siksa dari orang lain.
Montessori menekankan kemandirian,
lingkungan belajar yang persiapkan sendiri, pendidikan sensorik, periode sensitif, pendekatan langsung dan pengamatan guru, keterlibatan aktif anak dalam proses belajar, pendidikan kreatif, pengembangan keterampilan sosial dan dan Taman Siswa emosional. Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan anak secara holistik dan Taman Siswa adalah gerakan pendidikan di membangun hasrat mereka untuk belajar Indonesia yang didirikan oleh Ki Hajar sepanjang hidup. Dewantara. Dasar kependidikan Taman Siswa adalah pendekatan holistik, vokasional, dan berbasis kebebasan untuk mengembangkan potensi siswa. Taman Siswa menekankan pengembangan karakter, Kelompok 2: kreativitas, dan kepribadian siswa melalui Fikih Kurniawati (23105260214) Firman Ardiyanto (23105260005) metode pendidikan yang berorientasi pada Khairunnisa (23105260316) Risky Sanita (23105260602) kehidupan sehari-hari. Gerakan ini juga Hasdiah Intan Sari Pertiwi (23105260181) menekankan pentingnya keadilan sosial dalam pendidikan serta keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran.