PEMICU-2
Potensiometri
Kelompok 4
Arif Variananto 1006679440
Hengki 1006775874
1ohannes L. S. Sasiang 1006706252
Marina 1006773263
Priscilla Deni 1006686686
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
2011
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kehendak-
Nya laporan yang berjudul 'Potensiometri ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulisan laporan ini bertujuan untuk pembuatan tugas penulisan laporan
pemicu1 mata kuliah Kimia Analitik Semester Pendek. Selain itu, tujuan penulis
dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep potensiometri beserta
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penyelesaian laporan ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari
berbagai pihak, laporan ini dapat terselesaikan walaupun masih banyak
kekurangannya. Karena itu, sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. bu Dianursanti yang telah memberikan kepercayaan dan kesempatan
untuk membuat laporan, juga memberikan pengarahan dan bimbingannya kepada
penulis,
2. Kak khlas yang telah membantu penulis dalam pemeriksaan tugas-tugas
sehingga penulis mengetahui cara pembuatan laporan yang baik dan benar, dan
3. Semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak
langsung, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Sebagai mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan masih perlu
banyak belajar dalam penulisan laporan, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang positiI agar laporan ini dapat menjadi lebih baik dan berdaya
guna di masa yang akan datang.
2
Penulis berharap laporan yang sederhana ini dapat menambah pengetahuan
pembaca mengenai potensiometri beserta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari,
serta bermanIaat bagi rekan mahasiswa dan semua kalangan masyarakat.
Depok, 21 Juni 2011
Tim Penulis
3
A I
PENDAHULUAN
Potensiometri merupakan salah satu metode analisis elektrokimiawi untuk
menentukan konsentrasi larutan analit yang menggunakan reaksi reduksi-oksidasi
dan persamaan Nerst sebagai prinsip dasarnya. Analisis potensiometrik ini seringkali
dipakai dalam kehidupan sehari-hari disebabkan oleh beberapa kelebihannya jika
dibandingkan dengan metode analisis elektrokimiawi lainnya. Kelebihan dari analisis
potensiometrik ini adalah ekonomis (membutuhkan biaya yang kecil disebabkan
harga-harga komponen penyusunnya yang relatiI murah), kompak, kuat, dan tahan
lama, mudah dirangkai, tidak merusak dan mempengaruhi komposisi larutan analit
yang ingin diuji, mudah dipantau dan diamati, dan bersiIat stabil pada berbagai
tingkatan konsentrasi analit. Meskipun begitu, analisis potensiometrik ini cenderung
memiliki kekurangan dalam hal akurasi dan presisinya dikarenakan adanya potensial
sambungan cair yang muncul di antara pertemuan larutan elektroda acuan dan
larutan analit yang berkontribusi juga pada potensial sel yang terukur pada voltmeter.
Komponen sel potensiometri bersiIat sederhana yaitu terdiri dari sebuah
elektroda acuan, elektroda indikator, rangkaian jembatan garam, dan pengukur
tegangan (voltmeter). Elektroda acuan merupakan elektroda yang telah diketahui
potensialnya secara pasti dan potensialnya bernilai konstan pada temperatur konstan
selama pengukuran berlangsung. Nilai potensial dari elektroda ini juga tidak
tergantung pada komposisi dari larutan uji. Elektroda acuan dapat berupa elektroda
hidrogen standar (standard hydrogen electrode), elektroda kalomel jenuh (saturated
calomel electrode), dan elektroda perak-perak klorida. Sementara itu, elektroda
indikator merupakan elektroda yang potensialnya merespons perubahan aktivitas
dalam larutan uji. Elektroda indikator dapat berupa elektroda membran, elektroda
inert, maupun elektroda logam. Rangkaian jembatan garam yang terdapat dalam sel
potensiometri berIungsi mencegah tercampurnya komponen dari larutan uji dengan
elektroda acuan. Jembatan garam ini juga berperan dalam meminimalisasi besarnya
nilai potensial sambungan cair yang terukur di voltmeter.
4
Dalam melaksanakan analisis potensiometrik, terdapat 4 metode yang
mungkin dipilih yaitu potensiometri langsung (direct potentiometry), titrasi
potensiometri, standard addition, dan sample addition. Masing-masing metode
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh sebab itu dalam memeilih
metode mana yang akan digunakan perlu dipertimbagkan metode yang akan
memaksimalkan kelebihan dan meminimalkan kekurangan pada situasi dan kondisi
pengukuran.
Potensiometri dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
kimia teoritis maupun praktikal. Penerapan secara teoritis dari potensiometri yaitu
penentuan tetapan kesetimbangan termodinamika seperti Ka, Kb, dan Ksp.
Sementara itu penerapan secara praktikal yaitu pembuatan pH meter, penentuan
kadar polutan dalam lingkungan, dan pemeriksaan pH produk industri.
5
Gambar 1. Penyerapan Zat Besi
(sumber: sickle.bwh.harvard.edu)
A II
ISI
1. Menurut Anda mengapa pada umumnya wanita rentan terkena anemia ? Bagaimana
proses menurunnya kadar zat besi dalam darah sehingga orang bisa terkena anemia ?
Apakah anemia ini dapat diatasi dengan mengkonsumsi suplemen ?
Jawab:
Berdasarkan bahasa aslinya yaitu bahasa Yunani, anemia berarti tanpa darah.
Anemia merupakan penyakit yang ditandai dengan turunnya kadar sel darah merah
(eritrosit) atau hemoglobin dalam darah manusia. Hemoglobin merupakan
komponen utama dalam sel darah merah dan memiliki Iungsi penting sebagai
pengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Pada penderita anemia, jumlah sel darah
merah kurang dari normal sehingga darah kehilangan kemampuan optimalnya untuk
mengangkut oksigen ke seluruh tubuh padahal oksigen merupakan salah satu
komponen utama yang diperlukan oleh sel tubuh untuk melakukan reaksi
metabolisme agar tetap bertahan hidup. Kadar Hb normal pada wanita adalah 12-14
gram/dL, sedangkan pada pria adalah sekitar 14-16 gram/dL. Hemoglobin tersusun
atas zat besi, asam Iolat, dan vitamin B12 (sianokobalamin). Kurangnya salah satu
unsur penyusun di atas dapat menyebabkan terjadinya anemia. Meskipun begitu,
pada umumnya anemia terjadi akibat kurangnya zat besi.
Proses penyerapan zat besi yang normal dijelaskan dalam gambar 1 berikut.
6
Besi memasuki lambung dari kerongkongan. Besi teroksidasi menjadi bentuk
Fe
3
tidak peduli bentuk aslinya ketika besi itu masuk lewat mulut. Keasaman
lambung serta agen pelarut seperti askorbat mencegah pengendapan Fe
3
. Sel
mukosa usus di duodenum dan jejunum bagian atas menyerap zat besi. Besi bereaksi
dengan transIerin (TI) yang menyebarkan zat besi ke sel-sel tubuh. Phytates, tanin
dan antasida memblok penyerapan zat besi.
Beberapa Iaktor yang mungkin mempengaruhi terjadinya anemia yaitu umur,
jenis kelamin, dan kondisi Iisiologis tubuh. Frekuensi terjadinya anemia pada wanita
jauh lebih tinggi dibandingkan pada pria. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal
berikut:
1. Kebiasaan diet. Pada umumnya, untuk mencegah obesitas dan timbunan
lemak dalam tubuh, wanita cenderung memutuskan menjadi vegetarian sejak usia
dini, dan melakukan diet. Dengan menjadi vegetarian dan melakukan diet tersebut,
wanita menolak untuk mengkonsumsi daging yang sebenarnya mengandung zat besi
dalam jumlah besar. Selain itu, Iakta membuktikan bahwa zat besi yang berasal dari
sumber hewani jauh lebih mudah diserap oleh tubuh jika dibandingkan dengan zat
besi yang berasal dari sumber nabati. Penyerapan Fe sumber nabati hanya 1-2,
sementara penyerapan Fe dari sumber hewani dapat mencapai 10-20.
2. Usia reproduktiI wanita yaitu saat menstruasi setiap bulan, saat
mengandung, melahirkan dan menyusui. Selama menstruasi setiap bulannya dan
selama proses melahirkan, wanita kehilangan darah dari dalam tubuh dalam jumlah
yang cukup besar. Sementara itu, selama mengandung dan menyusui, tubuh wanita
sebenarnya membutuhkan asupan zat besi dalam jumlah yang lebih besar, namun
terkadang kebutuhan ini tak terpenuhi, sehingga timbulah anemia. Kehamilan
membuat tubuh wanita perlu meningkatkan produksi plasma dan sel darah merah
50 lebih banyak, karena janin dan plasenta memerlukan suplai zat besi. Meskipun
begitu, seringkali produksi plasma tidak disertai juga dengan pembentukansel darah
merah akibat kurangnya asupan zat besi. Konsentrasi zat besi paling rendah terjadi
pada minggu ke-25 hingga 30.
Proses menurunnya kadar zat besi dalam darah disebabkan oleh kurangnya
asupan nutrisi yang mengandung zat besi atau kurangnya kemampuan tubuh untuk
7
mengabsorpsi zat besi. DeIisiensi zat besi dalam tubuh terjadi dalam tiga tahap yaitu:
Berkurangnya zat besi dapat dideteksi dengan berkurangnya kadar Ieritrin dan
plasma darah. Dengan habisnya simpanan zat besi, trensIerin akan menurun
sedangkan protoporIirin sebagai bentuk awal hemoglobin akan meningkat.
Terjadinya anemia akibat deIisiensi zat besi, terjadi dalam beberapa stadium yaitu:
Stadium 1 : Kekurangan zat besi sehingga tubuh terpaksa menggunakan cadangan
zat besi yang terdapat dalam tubuh terutama yang terdapat dalam sumsum tulang.
Kadar Ieritrin (protein yang menampung zat besi dalam darah) berkurang secara
progresiI.
Stadium 2 : Cadangan zat besi yang berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan
bahan baku pembentuk sel darah merah sehingga sel darah merah yang dihasilkan
jumlahnya lebih sedikit.
Stadium 3 : Pada stadium ini, anemia mulai terjadi. Sel darah merah tampak normal,
namun jumlahnya sedikit. Kadar hemoglobin dan hematokrit menurun.
Stadium 4 : Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi
dengan mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dalam
ukuran yang sangat kecil (mikrositik).
Stadium 5 : Gejala anemia akibat deIisiensi zat besi semakin memburuk.
Anemia dapat diatasi dengan mengonsumsi suplemen. Suplemen yang
dikomsumsi harus mengandung beberapa unsur penting berikut ini.
O Ferous Gluconate, Manganese Sulphate, dan Copper SulIate : zat pembentuk sel
darah merah yang cepat.
O 'itamin C : meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh.
O 'itamin B12 dan Asam Folat : berperan penting dalam pembentukan sel-sel darah
merah.
O Asam Iolat : baik untuk perkembangan janin dalam kandungan.
O Sorbitol yang bermanIaat untuk: meningkatkan absorbsi zat besi dan vitamin
B12, mencegah susah BAB (buang air besar) yang umumnya terjadi pada
suplementasi zat besi,
8
2. Laboratorium di tempat Anda memiliki sebuah pH meter/volt meter, titrator, dan
sebuah elektroda standar kalomel jenuh beserta elektroda indikator untuk analisis zat
besi. Dapatkah Anda menjelaskan usulan tentang metoda analisis elektrokimiawi
untuk membuktikan dugaan bahwa pasien anemia biasanya memiliki kandungan zat
besi yang rendah. Bagaimana Anda menjelaskan kepada anggota tim yang lain,
bahwa zat besi dapat dianalisis dengan teknik analisis tersebut. Apa alasan Anda
memilih teknik analisis ini dibandingkan teknik lain untuk menganalisis darah atau
serum ?
Jawab:
Berdasarkan peralatan yang tersedia, kami memilih sample addition method
diantara 3 metode analisis elektrokimiawi (potensiometri langsung, sample addition
method, standard addition method). Langkah langkah yang akan dilakukan untuk
mengetahui kandungan zat besi dengan sample addition method adalah :
1. Preparasi Larutan Sampel dan Larutan Standar
Larutan sampel yaitu berupa darah yang akan diuji kandungan zat besinya
dipersiapkan dalam jumlah yang cukup. Kemudian larutan standar yang telah
diketahui konsentrasinya juga dipersiapkan dalam jumlah yang jauh lebih banyak
daripada larutan sampel.
2. Menyiapkan Peralatan
Peralatan yang dipergunakan adalah voltmeter, elektrode acuan kalomel jenuh,
dan elektroda indikator untuk analisis zat besi. Elektroda acuan dihubungkan
dengan kutub negatiI voltmeter dan elektoda sensitiI zat besi ditempatkan pada
kutub positiI voltmeter. Larutan standar dimasukkan ke dalam wadah setelah
dilakukan pengukuran volum.
3. Pengukuran Potensial Sel
Pengukuran dilakukan setelah beberapa waktu larutan standar dimasukkan ke
dalam wadah. Pengukuran untuk kedua kalinya dilakukan setelah pada larutan
standar yang sama ditambahkan dengan larutan sampel dalam jumlah yang lebih
9
sedikit.
4. Menentukan Konsentrasi Ion esi dalam Sampel
Setelah dilakukan empat langkah di atas, didapatkan potensial sel sebelum dan
setelah penambahan sampel. Sebelum penambahan sampel, nilai potensial sel,
,
adalah :
1
=K
i
+ SlogC
S
dengan =
0.0592
n
= .9 (1)
dengan n 1 untuk ion natrium, K adalah konstanta, dan C
S
adalah konsentrasi
larutan standar yang digunakan, serta volume larutan standar, J
S
. Setelah diberi
sampel sebanyak J
U
dengan konsentrasi yang tidak diketahui, C
U
, potensial sel
campuran,
, menjadi :
2
=K
i
+SlogC
2
= K
i
+ Slog
V
5
C
5
+V
U
C
U
V
5
+V
U
(2)
karena berlaku persamaan :
2
=
V
5
C
5
+V
U
C
U
V
5
+V
U
(3)
Pengurangan Persamaan (2) dan (1) menghasilkan Persamaan (4)
(v
S
+ v
U
).
E
2
-E
1
S
= v
S
+
V
U
C
U
C
5
(4)
dan konsentrasi sampel, C
U
, dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
C
U
=
V
5
+V
U
).10
E
2
-E
1
S -V
5
C
5
V
U
(5)
Alasan Pemilihan Metode Sample Addition
Metode sample addition dipilih karena memiliki berbagai kelebihan
dibandingkan dengan metode lain dan adanya beberapa kekurangan dari metode
lain. Berikut akan diuraikan secara mendetil alasan pemilihan metode analisis ini.
a. Kelemahan Metode Potensiometri Langsung
Dua kelemahan mendasar dari metode potensiometri langsung adalah:
esalahan dalam Proses alibrasi
10
Seperti yang telah diketahui, nilai potensial sel yang mengandung kation
X
n
atau anion A
n-
dituliskan sebagai berikut:
scI
=K -
0.0592
n
pX atau pX =- logo
x
=
-(L
scl
-K)
0.0592n
(6)
scI
=K +
0.0592
n
pA atau pA = -logo
A
=
(L
scl
-K)
0.0592n
(7)
Dalam proses kalibrasi penentuan nilai K dengan menggunakan larutan standar
yang diketahui konsentrasi ionnya, nilai K dianggap konstan untuk penentuan
konsentrasi ion yang dianalisis. Pada kenyataannya, nilai K tidak dapat dianggap
konstan. Hal ini dikarenakan nilai K merupakan gabungan berbagai macam
konstanta termasuk
dan K relative konstan.
c. Memungkinkan dilakukannya m:ltiple sample addition. Karena sampel yang
digunakan sedikit, dapat dilakukan pengukuran potensial sel untuk lebih sari
satu kali penambahan sampel. Hal ini akan memberikan hasil yang lebih baik
dan valid.
d. Memungkinkan analisis lain untuk sampel. Karena sampel yang digunakan
sedikit, darah dapat digunakan kembali untuk analisis lain, misalnya analisis
kandungan ion Iluorin, karbon dioksida, dan sebagainya.
3. Bagaimana Anda menjelaskan rancangan analisis ion besi dengan metode
potensiometri langsung? Lengkapi dengan inIormasi yang cukup jelas baik dari segi
instrumentasi maupun prinsip dasar teoritis tentang metode analisis ini.
Jawab:
Metode Potensiometri Langsung beradasarkan pada adanya perbedaan
potensial yang terjadi saat suatu elektroda indikator dicelupkan ke dalam larutan uji
dan saat elektroda indikator dicelupkan ke dalam larutan standar. Berdasarkan
persamaan Nerst dan data hasil pengukuran kedua potensial tersebut makan dapat
ditentukan aktivitas atau konsentrasi spesi kimia dalam larutan uji. Dibandingkan
metode analisis potensiometri lainnya, metode analisis potensiometri langsung ini
memiliki kelebihan yaitu pemberian perlakuannya tak merusak komposisi larutan uji.
Meskipun begitu, terkadang metode ini sulit untuk diberlakukan sebab sangat sulit
mendapatkan potensial stabil dari pengukuran dengan voltmeter.
Untuk melakukan metode analisis potensiometri langsung ini diperlukan
elektroda standar (acuan), elektroda indikator (pembanding), dan voltmeter.
O Elektroda acuan merupakan elektroda yang telah diketahui potensialnya secara
pasti dan potensialnya bernilai konstan pada temperatur konstan selama
pengukuran berlangsung. Nilai potensial dari elektroda ini juga tidak tergantung
pada komposisi dari larutan uji. Elektroda acuan dapat berupa elektroda hidrogen
standar (standard hydrogen electrode), elektroda kalomel jenuh (saturated calomel
13
electrode), dan elektroda perak-perak klorida.
O Elektroda indikator merupakan elektroda yang potensialnya merespons
perubahan aktivitas dalam larutan uji. Elektroda indikator dapat berupa elektroda
membran, elektroda inert, maupun elektroda logam.
O Voltmeter merupakan alat ukur potensial listrik.
Untuk rancangan analisis ion besi dengan metode potensiometri langsung ini,
pertama-tama kita harus menentukan senyawa besi yang terdapat dalam tubuh
manusia. Besi yang terdapat dalam tubuh menusia bukanlah besi berupa logam murni
tetapi besi yang telah mengion. on besi yang dapat dimanIaatkan dalam tubuh
adalah Fe2 (Ierro) sementara ion Fe3 (Ierri) bersiIat toksik bagi tubuh manusia.
Kemudian, kita harus memahami bahwa dalam sampel darah manusia tidak hanya
terdapat ion besi tetapi juga terdapat ion-ion lainnya sebab darah manusia merupakan
larutan yang sangat kompleks. Selain itu, darah sebagai larutan yang mau kita uji
hanya dapat diambil dalam jumlah kecil. Berdasarkan Iakta-Iakta tersebut, dapat
ditentukan instrumen-instrumen yang sesuai untuk melakukan metode potensiometri
langsung ini. Untuk elektroda reIerensi, dapat digunakan tiga jenis elektroda yang
telah disebutkan, namun disesuaikan lagi dengan kebutuhan. Untuk skala
laboratorium dan jumlah sampel yang sedikit, elektroda hidrogen standar sebaiknya
tidak digunakan dikarenakan elektroda ini membutuhkan tangki gas yang berat,
bertekanan dan kaku untuk beropersi, kemungkinan terbentuknya senyawa yang
mudah meledak dalam proses pemakaian. Hal ini menyebabkan elektroda hidrogen
standar tidak sesuai untuk digunakan sebagai instrumen analisis sampel darah.
Elektroda kalomel dan elektroda perak-perak klorida merupakan elektroda
yang umum digunakan untuk analisis kima skala laboratorium. Perbedaan dari
keduanya adalah elektroda perak-perak klorida dapat digunakan pada kisaran suhu
yang lebih tinggi dibandingkan dengan elektroda kalomel jenuh. Meskipun begitu,
untuk analisis sampel darah yang tidak membutuhkan suhu yang tinggi tidak
diperlukan elektroda perak-perak klorida sehingga jauh lebih dianjurkan untuk
menggunakan elektroda kalomel. Elektroda kalomel yang dijual di pasaran memiliki
beragam konsentrasi larutan kalium klorida, namun yang umum digunakan adalah
elektroda kalomel jenuh dengan larutan KCl berada pada keadaan jenuh. Meskipun
14
dengan konsentrasi jenuh elektroda ini menjadi lebih peka pada perubahan suhu,
elektroda jenis ini jauh lebih mudah untuk dirangkai. Sampel darah manusia akan
dianalisis dalam laboratorium yang suhunya cenderung dijaga konstan, sehingga
dengan demikian pemilihan elektroda kalomel jenuh sebagai elektroda acuan telah
mencukupi kebutuhan.
Berikutnya, kita harus memilih elektroda indikator yang sesuai untuk metode
analisis ion besi ini. Berdasarkan kekompleksan komposisi larutan dalam sampel
darah, tidak dianjurkan untuk menggunakan elektroda logaam baik jenis pertama,
jenis kedua, jenis ketiga, dan elektroda inert sebagai elektroda indikator. Hal ini
dikarenakan siIat elektroda tersebut yang kurang selektiI yaitu tidak hanya mereduksi
kation yang perlu direduksi tetapi juga mereduksi ion-ion lain yang jauh lebih mudah
untuk direduksi. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi tingkat keakuratan
pengukuran. Elektroda indikator yang lebih dianjurkan adalah elektroda membran
selektiI ion. Elektroda membran menggunakan membran untuk membiarkan ion-ion
jenis tertentu menembusnya dan melarang ion lainnya.
4. Bagaimana Anda menjelaskan tentang yang Anda baca di beberapa literatur bahwa
bila menggunakan teknik potensiometri langsung perlu penambahan senyawa
penjaga kekuatan ion dalam larutan atau TSAB (%otal Ionic Strength Ad:stment
B:ffer). Kapan tidak diperlukan TSAB dan untuk apa dilakukan teknik penambahan
larutan standar atau sampel tak diketahui (standard addition atau sample addition
method)
Jawab:
Definisi TISA
TSAB adalah sebuah reagen yang ditambahkan pada larutan sampel dan
standar yang berIungsi untuk menjaga pH, aktiIitas ion, dan kekuatan ion dari larutan
standar. Hal ini disebabkan karena TSAB memiliki koeIisien aktiIitas ion yang
sama, tetapi memiliki aktiIitas ion yang lebih tinggi sehingga aktiIitas ion sampel
akan terabaikan. TSAB merupakan senyawa yang berIungsi untuk mengatasi adanya
perbedaan yang signiIikan antara konsentrasi dan aktivitas dari suatu spesi kimia.
15
Untuk larutan ionik yang kuat, penambahan TSAB dibutuhkan sebab aktivitas ion
dan konsentrasinya memiliki perbedaan yang signiIikan, sementara itu untuk larutan
ionik lemah, penambahan TSAB tidak dibutuhkan sebab tidak terdapat perbedaan
yang signiIikan antara aktivitas dengan konsentrasi sehingga dalam perhitungan,
mereka dapat diasumsikan sama (sebanding).
Alasan Diperlukannya TISA ila Menggunakan Teknik Potensiometri
Langsung
Pada teknik potensiometri langsung, larutan standar dan larutan sampel diukur
potensial selnya. Berdasarkan potensial sel yang diperoleh, konsentrasi sampel dapat
diketahui dengan melakukan perhitungan sederhana. Hasil yang diperoleh akan
berupa hubungan garis lurus apabila kekuatan ion antara larutan standar dan sampel
tidak berbeda jauh. Fungsi utama dari TSAB (%otal Ionic Strength Ad:sment
B:ffer) ini adalah untuk menyamakan kekuatan ion antara dua larutan sehingga
meminimalisir potensial :nction yang akan berpengaruh pada nilai potensial sel
akhir pada voltmeter.
EIek lain yang diberikan larutan TSAB adalah meningkatkan dan
menyamakan kekutan ion dalam larutan standar dan larutan yang dianalisis. Apabila
kekuatan ion dalam larutan standar dan larutan yang dianalisis diberi TSAB,
keduanya dapat memiliki kekuatan ion yang sama dan koeIisien aktiIitas keduanya,
, juga sama. Akibatnya, untuk larutan standar yang mengandung ion dengan
konsentrasi X
1
dan larutan yang dianalisis yang mengandung ion dengan konsentrasi
X
2
n
, berlaku persamaan:
1
=K -
0.0592
n
pX
1
=K +
0.0592
n
logy
X
1
. C
X
1
= K
i
+
0.0592
n
logC
X
1
(9)
2
=K -
0.0592
n
pX
2
=K +
0.0592
n
logy
X
2
. C
X
2
= K
i
+
0.0592
n
log C
X
2
(10)
dengan K
i
= K +
0.0592
n
logy dan y = y
X
1
= y
X
2
(11)
di mana
potensial sel terukur tanpa ada larutan sampel;
potensial sel terukur setelah ada tambahan larutan sampel;
S slope elektroda (yang diukur dengan menggunakan larutan standar);
a
dan a
1
=K
i
+ SlogC
S
dengan =
0.0592
n
(14)
dengan K adalah konstanta dan
, adalah:
20
2
=
V
5
C
5
+V
U
C
U
V
5
+V
U
(15)
dan potensial sel campuran diberikan pada persamaan berikut:
2
=K
i
+Slog
V
5
C
5
+V
U
C
U
V
5
+V
U
(16)
dengan
2
-
1
= K
i
+ Slog
V
5
C
5
+V
U
C
U
V
5
+V
U
- (K
i
+SlogC
S
)
2
-
1
=Slog
V
5
C
5
+V
U
C
U
(V
5
+V
U
)C
5
E
2
-E
1
S
=
V
5
C
5
+V
U
C
U
(V
5
+V
U
)C
5
(v
S
+v
U
).
E
2
-E
1
S
= v
S
+
V
U
C
U
C
5
(17)
Penentuan Konsentrasi Ion Natrium dengan Metode Sample Addition
Penentuan konsentrasi ion natrium dapat dilakukan dengan dua cara, yakni tanpa
menggunakann graIik dan dengan menggunakan graIik. Perhitungan yang dilakukan
adalah sebagai berikut.
1. Penentuan Konsentrasi Ion Natrium Tanpa Grafik
Pada metode ini, pertama-tama larutan standar dengan konsentrasi ion natrium
yang telah diketahui, C
S
, dan volume J
S
diukur potensial selnya. Potensial sel
larutan sampel,
, dituliskan sebagai:
1
=K
i
+ SlogC
S
dengan =
0.0592
n
= .9 (18)
dengan n 1 untuk ion natrium. Setelah diberi sampel dengan konsentrasi yang
tidak diketahui, C
U
, potensial sel campuran,
, menjadi:
2
=K
i
+Slog
V
5
C
5
+V
U
C
U
V
5
+V
U
(19)
Pengurangan Persamaan (3) dan (1) menghasilkan Persamaan (4) yang telah
dijelaskan:
(v
S
+ v
U
).
E
2
-E
1
S
= v
S
+
V
U
C
U
C
5
(20)
dan konsentrasi sampel, C
U
, adalah:
21
C
U
=
V
5
+V
U
).10
E
2
-E
1
S -V
5
C
5
V
U
(21)
2. Penentuan Konsentrasi Ion Natrium dengan Grafik
Pada metode ini, berdasarkan Persamaan (4) yang dihasilkan:
(v
S
+ v
U
).
E
2
-E
1
S
= v
S
+
V
U
C
U
C
5
(22)
Dibuat graIik antara J
U
/C
S
sebagai sumbu x dan (J
S
J
U
).10
E2-E1/S
sebagai sumbu
y. Gradien yang diperoleh adalah konsentrasi sampel yang tidak diketahui, C
U
.
6. Anda memperoleh data dari laboratorium sebagai berikut:
'ol lar. Na standar (750 mg/L) (ml) Potensial Sel (m')
200 -35.6
100 -17.8
50 0.4
25 16.8
12.5 34.9
6.25 52.8
3.125 70.4
1.563 89.3
0.781 107.1
0.391 125.5
0.195 142.9
Bagaimana menentukan kemiringan kurva kalibrasi yang merupakan ukuran respons
elektroda ion selektiI yang digunakan?
Jawab:
Untuk menentukan kemiringan (slope) kurva kalibrasi, perlu dibuat hubungan
antara log
10
C dan potensial sel, di mana C adalah konsentrasi ion pada larutan yang
digunakan dalam mol/L. Berikut akan diuraikan cara pembuatan garis hubungan
22
antara log
10
C dan potensial sel.
Hubungan antara log
10
C dan potensial sel untuk ion natrium dituliskan
sebagai:
scI
=K -
0.0592
n
pX =K + log (23)
di mana C adalah konsentrasi ion natrium dalam larutan dan S adalah kemiringan
kurva. Karena data yang diberikan tidak memungkinkan untuk mencari konsentrasi
dalam mol/L, Persamaan (1) diperluas untuk mencari hubungan log
10
C
dan
potensial sel dengan C
scI
=K + log
C
1
M
= K
i
+ log
1
(24)
dengan r adalah masa molekul relatiI yang siIatnya konstan. Berdasarkan
Persamaan (10), dapat dibuat hubungan linear dengan log
10
C
dan
potensial sel seperti pada Tabel 1:
Tabel 1: Hubungan Antara log
10
C dan Potensial Sel
Vol Lar Standar
(750 mg/L) (mL)
Konsentrasi Lar
Standar/
(gr/L) log
10
Potensial
Sel (mV)
Potensial
Sel (V)
200 3.75 0.574031 -35.6 -0.0356
100 7.5 0.875061 -17.8 -0.0178
50 15 1.176091 0.4 0.0004
25 30 1.477121 16.8 0.0168
12.5 60 1.778151 34.9 0.0349
6.25 120 2.079181 52.8 0.0528
3.125 240 2.380211 70.4 0.0704
1.563 479.8464 2.681102 89.3 0.0893
0.781 960.3073 2.98241 107.1 0.1071
0.391 1918.159 3.282885 125.5 0.1255
0.195 3846.154 3.585027 142.9 0.1429
23
Berdasarkan Tabel 1, dibuat hubungan antara log
10
C