Anik Nurrachmawati - Mpi
Anik Nurrachmawati - Mpi
SKRIPSI
Oleh:
ANIK NURRACHMAWATI
NIM: 206190004
ii
iii
iv
SURAT PERSETUJUAN PUBLIKASI
Nim : 206190004
Menyatakan bahwa naskah skripsi thesis telah diperiksa dan disahkan oleh dosen
adapaun isi dari keseleruhan tulisan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
semestinya.
Anik Nurrachmawati
v
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK········································································· ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ····························· iii
vii
siswa)MTsN 1 Ponorogo ······································ 61
4. Sarana Prasarana MTsN 1 Ponorogo ························ 63
5. Prestasi Lembaga MTsN 1 Ponorogo ························ 67
b. Deskripsi Data
1. Perencanaan strategi pemasaran dalam membangun
School branding dalam meningkatkan daya saing
lembaga pendidikan ············································ 68
2. Pelaksanaan strategi pemasaran dalam membangun
school branding dalam meningkatkan daya saing
lembaga pendidikan ············································ 73
3. Implikasi School branding dalam meningkatkan daya
saing lembaga pendidikan ····································· 79
c. Pembahasan
1. Analisis perencanaan strategi pemasaran dalam
membangun school branding dalam meningkatkan daya
saing lembaga pendidikan ······································ 86
2. Analisis pelaksanaan strategi pemasaran dalam
membangun school branding dalam meningkatkan daya
saing lembaga pendidikan ····································· 93
3. Analisis Implikasi School branding dalam
Meningkatkan daya saing lembaga pendidikan ············ 100
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
bidang sains dan teknologi, terlebih lagi disebabkan terciptanya dunia digital
yang tidak lepas dari bidang pendidikan. apalagi dengan dibukanya dalam
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sejarah hidup
Akan tetapi, tanpa sebuah pendidikan suatu bangsa atau negara akan
informasi yang hingga pada saat ini perkembangan teknologi yng cepat
Era disrupsi mendorong kita untuk bagaimana berpikir cepat, tepat dan
berorientasi pada tujuan. Di era ini memberi kita peluang untuk mengakses
informasi dalam bentuk apa pun. Informasi yang diberikan, sistem yang
pencipta informasi dan penerima. Sistem pendidikan yang ada saat ini identik
1
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2015). 236.
2
Ahmad Fathoni, Ahmad Muhibbin, and Wariso, “Pengelolaan Konflik Kinerja Guru
(Studi Situs SMP Negeri 7 Klaten),” Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial 23, no. 1 (2013): 59.
1
2
pendidikan dengan berbagai inovasi yang semakin maju dan modern, yang
dan inovatif. 3
dan pembeda itu sangat penting. Sekolah dengan brand yang kuat pada
akhirnya dapat menarik siswa, orang tua siswa dan masyarakat umum ke
sekolah tersebut. Merek yang melekat pada institusi pendidikan (yang positif)
faktor penentu saat siswa memilih sekolah dan mendapatkan predikat sekolah
favoritnya. Fenomena yang terjadi selama ini, sekolah belum secara khusus
sekolah mana yang paling disukai dan mana yang bukan dari word of mouth
(WoM) atau mulut ke mulut antara siswa dengan orang tuanya. Manfaat dari
3
Nurma Atiah, “Pembelajaran Era Disruptif Menuju Masyarakat 5.0,” Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan, 2020, 605–17.
3
tetapi juga cenderung rentan membantu membangun citra dan merek negatif
mengetahui dan memahami hal-hal yang dapat membentuk brand image pada
persaingan. Bauran pemasaran adalah alat bagi pemasar yang terdiri dari
produk, dan merek sekolah sebagai hasil pengelolaan umum sumber daya
pendidikan formal. 6
4
Zulaikha, “Perlukah Branding Pada Sekolah? Studi Kasus Pada SMP Swasta Di
Surabaya,” Jurnal Komunikasi Profesional 1, no. 2 (2017): 92–104.
5
Afidatun Khasanah, “Pemasaran Jasa Pendidikan Sebagai Strategi Peningkatan Mutu
Di SD Alam Baturraden,” Jurnal EL-Tarbawi 8, no. 2 (2015): 166.
6
Fajri Dwiyana, “Brand Image: Upaya Memasarkan Pendidikan Bagi Lembaga Yang
Kurang Mampu Bersaing,” Jurnal Adaara 9, no. 2 (2019): 887.
4
pelanggan. Apabila strategi merek berhasil dan ekuitas merek dapat diciptakan,
konsumen harus yakin bahwa ada perbedaan antara merek dalam kategori
produk atau jasa. Dalam dunia pendidikan, branding sering terlihat pada
hingga saat ini, tidak dipungkiri menjadi “sekolah favorit” akan selalu
dibanjiri siswa yang bahkan menolak calon siswa, saat sekolah yang tidak
lain yang tanpa disadari oleh sekolah yang bersangkutan. Oleh karena itulah
citra positif lembaga pendidikan kita sendiri. Citra yang tercipta dengan
perencanaan yang matang sesuai dengan visi dan misi masing-masing lembaga
pendidikan, namun juga citra yang marketable yang memberi peluang sekolah
untuk menarik siswa yang berorientasi pada tujuan secara kualitatif dan
kuantitatif. 8
cenderung mencari indikator visual atau taktil untuk menilai kualitas layanan
7
Philip Khotler, Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2008).
260.
8
Zulaikha, “Perlukah Branding Pada Sekolah? Studi Kasus Pada SMP Swasta Di
Surabaya.” 92-104.
5
pendidikan. Mereka melihat kualitas kinerja guru, kepala sekolah dan staf
sekolah dan juga harga yang dapat mereka bayar untuk sekolah tersebut. Oleh
menghasilkan seperangkat output. Tujuan utama dari proses ini yakni untuk
madrasah berbasis agama dan budi pekerti di era yang terus berkembang. 10
tidak kalah dengan siswa di sekolah perkotaan. Hal ini dibuktikan dengan
perkembangan dan tantangan masa depan serta tren globalisasi saat ini terjadi
9
Arbangki, Dakir, and Umiarso, Manajemen Mutu Pendidikan (Jakarta: Prenadamedia,
2016). 117-118.
10
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor: 05/D/020/II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
6
menjawab tantangan dan peluang tersebut. Seperti yang talah dijelaskan salah
satu tenaga pendidik di MTS 1 Ponorogo dimana pada masa sekarang ini
secara garis besar memberikan efek yang bagus pada madrasah. Dimana
madrasah juga memiliki manajemen yang baik dalam mengatur elemen yang
beriman, berilmu, beramal dan berdaya saing dalam bidang ilmu pengetahuan
pendidikan, brand image merupakan poin evaluasi pertama bagi pembeli jasa
dengan lembaga swasta yang memiliki modal besar dan branding yang baik
11
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 03/W/003-III/2023 dalam Transkip Hasil Penelitian
7
B. Fokus penelitian
madrasah.
C. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan
D. Tujuan penelitian
Mengacu pada latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka
Ponorogo
E. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis
maupun praktis:
school branding yang lebih baik dalam meningkatkan daya saing dengan
2. Secara praktis
guru, dan pihak lain yang terlibat dalam menciptakan school branding
F. Sistematika pembahasan
Secara garis besar, dalam pembahasan ini terbagi menjadi lima bab. Adapun
BAB II merupakan landasan teori dan tinjauan pustaka, yang ditulis untuk
memperkuat suatu judul penelitian, dengan adanya kajian teori maka antara
BAB III merupakan metode penelitian yang berisi tentang pendekatan dan
jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, data dan sumber data, teknik
penelitian,
10
G. Jadwal penelitian
Bulan
No Kegiatan
November Desember Januari Februari Maret April
1. Pengajuan
judul dan
pembuatan
proposal
2. Pendaftaran
seminar
proposal
3. Pelaksanaan
seminar
proposal dan
revisi
4. Meminta izin
untuk
mengadakan
penelitian dan
membuat
instrumen
wawancara
5. Mengadakan
penelitian
langsung di
lapangan serta
pencarian data
penelitian
6. Melakukan
analisis data
yang diperoleh
7. Penulisan hasil
laporan
penelitian
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
a. Pengertian strategi
tersebut yaitu seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Strategi
eksternal. 13
12
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008). 3.
13
Apri Winge Adindo, Kewirausahaan Dan Studi Kelayakan Bisnis Untuk Memulai
Dan Mengelola Bisnis (Sleman: Penerbit Deepublish, 2021). 39-40.
11
12
memenangkan persaingan.14
14
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2005). 199.
15
Imam Faizin, “Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Dalam Meningkatkan Nilai Jual
Madrasah,” Jurnal Madaniyah 7 (2017): 261–83.
16
A Mundir, “Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan,” Jurnal Ekonomi Islam 7, no. 1
(2015).
17
Sahra Rohmatus Saidah et al., “Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Dalam
Meningkatkan Minat Masyarakat Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 02 Cakru Kencong
Jember,” LEADERIA: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 3, no. 1 (2022): 22–36.
13
daripada usaha pesaing untuk meniru keunggulan yang ada saat ini
18
Mustika, “Strategi Membangun School Branding Dalam Meningkatkan Daya Saing
Sekolah Di SMK Dr. Soetomo Surabaya,” Manejerial Bisnis 4, no. 1 (2020): 11–19.
14
tujuan penjualan dengan biaya yang minimal. Cara ini tidak cocok
sosial yang lebih luas dimana terdapat individu dan kelompok yang
19
Amiruddin, Ahmad Husein Ritonga, and Samsu, Manajemen Pemasaran Jasa
Lembaga Pendidikan Islam (Yogyakarta: Penerbit K-Media, 2021). 24.
20
Amiruddin, Ritonga, and Samsu. 24-25.
15
produsen ke konsumen.
cukup. Oleh karena itu, kepuasan adalah reaksi konsumen yang telah
memenuhi keinginannya.22
baik itu berupa barang atau jasa dengan menggunakan pola rencana
dengan konsumen.
23
Marissa Grace Haque Fawzi et al., Strategi Pemasaran: Konsep, Teori Dan
Implementasi (Tanggerang Selatan: Pascal Books, 2021). 9-11.
18
gambaran atau pedoman yang jelas dan terarah apa aja yang dilakukan
dalam hal ini, orang tua atau wali peserta didik memiliki interaksi
24
Nathaniel and Abdullah, Paradigma Pendidikan Ekonomi. 331.
20
ialah orang, yang memiliki ciri khas yang berbeda antara satu dengan
yang sangat dipengaruhi oleh siapa, kapan dan dimana jasa tersebut
ini akan mempunyai arti yang luas namun intinya adalah lingkungan
25
Amiruddin, Ritonga, and Samsu, Manajemen Pemasaran Jasa Lembaga Pendidikan
Islam. 45.
21
pasar.
Dalam hal ini sebagai produk pasar jasa pendidikan, Kotler (1995)
26
M. Noor Sembiring, Strategi Pemasaran Jasa Teori Dan Aplikasi Di Indonesia
(Yogyakarta: Deepublish, 2016). 82.
27
Philip Kotler, Strategic Marketing for Educational Institution (Prentice Hall Inc. New
Jersey, 1995).
22
memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani.
sasaran”28
28
Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: Rajawali Press, 2014). 210.
23
perbedaan.
tahfidz al-Qur’an.
siswa. 30
29
Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 2012). 45.
30
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan (Jakarta: Salemba Empat, 2012).62.
24
a) Product (produk)
b) Price (harga)
31
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi Mile (Jakarta: Prehellindo, 2002). 42.
25
c) Place (lokasi)
tersendiri.
d) Promotion (promosi)
e) People (orang)
dan lain-lain.
g) Process (proses)
diinginkan.32
2. School Branding
a. Definisi branding
Branding berasal dari kata dasar brand yang berarti merek. Secara
Merek yang melabeli sebuah produk dan sebagai wakil dari sesuatu
32
Imam Machali and Ara Hidayat, The Handbook of Education Management
(Yogyakarta: Magister Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2015). 408-412.
33
Fathul Mujib and Tutik Saptiningsih, School Branding: Strategi Di Era Disruptif
(Jakarta: Bumi Aksara, 2020). 1-3.
28
sendiri akan membuat keaslian dari suatu brand tersebut, dan keaslian
merek lain.
34
Mujib and Saptiningsih. 2.
29
c. School branding
diingat dan dapat dibedakan dari sekolah lain. Selain fitur visual
nilai. Berdasarkan uraian di atas, ada tiga hal yang dapat kita
yang bisa dilihat dan bisa membedakan dari sekolah lain seperti
30
dibuat untuk jangka waktu empat atau lima tahun. Term Tagline
c. Para siswa dan lulusan yang mempunyai nilai artinya lulusan yang
35
Wawan Kuswandi, “Sekolah Branding Dan Inovasi Sekolah,” Dinas Pendidikan
Bandung Barat, 2022. http://disdikkbb.org/news/school-branding-dan-inovasi-sekolah, diakses
tanggal 18 November 2022 pukul 19:16
31
yang lain.
berpaling dari lembaga pendidikan yang lain karena telah tercipta dan
Brand sekolah atau school branding tidak lepas dari visi dan misi
sekolah karena brand pada hakekatnya, brand adalah sistem nilai yang
pendidikan. 37
36
Laily Nuril Ayunisa and Muhamad Sholeh, “Strategi Lembaga Pendidikan Formal
Dalam Meningkatkan School Branding Pada Masa Pandemi Covid-19,” Jurnal Inspirasi
Manajemen Pendidikan 10, no. 01 (2022): 59–72.
37
E Siswanto, Strategi Jitu Menciptakan Branding Sekolah (Surabaya: Pustaka Media
Guru, 2017). 105-112.
32
Dua keunggulan ini yang harus diusahakan oleh suatu sekolah untuk
semakin meningkat.38
terjangkau
38
Sudarwan Danim, Pengantar Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2012). 83.
33
adalah pencapaian kerja dari kemampuan daya saing jangka pendek dan
bahwa daya saing adalah kemampuan untuk menunjukkan hasil yang lebih
dimiliki oleh pihak lain. Daya saing madrasah di era sekarang ini
merupakan suatu hal yang mutlak. Daya saing ini berkorelasi dengan
39
Mustika, “Strategi Membangun School Branding Dalam Meningkatkan Daya Saing
Sekolah Di SMK Dr. Soetomo Surabaya.” 11-19.
40
Siswanto, Strategi Jitu Menciptakan Branding Sekolah. 95.
41
Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan. 64.
34
semakin kompetitif. 42
adalah:43
a. Penjualan
b. Pangsa pasar
sekolah.
c. Kesadaran pelanggan
42
Siti Umayah, “Upaya Guru Dan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Daya Saing
Madrasah,” MUDARRISA: Journal of Islamic Education 5, no. 2 (2015): 259.
43
Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan. 64.
35
d. Citra pelanggan
Citra sekolah yang baik adalah citra sekolah yang memenuhi harapan
pendidikan.
e. Kepuasan pelanggan
f. Loyalitas pelanggan
penting
h. Pertumbuhan
waktu.
44
Imam Tholkhah, “Strategi Peningkatan Daya Saing Madrasah; Studi Kasus Madrasah
Ibtidaiyah Negeri Madiun,” EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan 14,
no. 2 (2017), https://doi.org/10.32729/edukasi.v14i2.20.
37
d. Prestasi madrasah.
e. Minat masyarakat.
meningkatkan prestasi.
terdahulu yang relevan dengan kajian penelitian ini, adapun hasil karya
dasar agamanya yang kuat, ikhlas, beradab, menyangi orang tua, bisa
akademik lainnya.
siswa baru yang ingin belajar di sekolah dasar formal atau SDMT
Ponorogo.
lulusan, akhlal atau perilaku siswa, kegiatan bakti sosial, dan wisata
religi.
tajwid yang benar dan benar, hafal Al Quran Juz 30 yang benar,
lembaga melalui kegiatan wisata religi dan lomba melukis antar TK.
baik dan menciptakan moral yang baik melalui kebiasaan yang baik,
4. Jurnal oleh Aditia Fradito, Suti’ah, dan Muliyadi dengan judul “Strategi
unggul dan sesuai dengan profil lulusan dalam prestasi (akademik atau
5. Jurnal oleh Catherine DiMartino dan Sarah Butler Jessen dengan judul
digunakan serta hasil praktik pada akses dan kesetaraan pendidikan. Hasil
siswa dan staf yang mengenakan seragam sebagai jati diri sekolah. Papan
buletin dan pamflet yang jelas menampilkan nama sekolah, logo sekolah,
yang bagus, dan kegiatan yang bisa menjadikan siswa untuk berprestasi.”
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian ini
C. Kerangka pikir
METODE PENELITIAN
data pada suatu latar ilmiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang
menghasilkan data deskriptif yang berupa ucapan, tulisan, dan perilaku yang
diamati dari subjek itu sendiri. 46 Pada pendekatan ini dimaksudkan untuk
suatu konteks yang memuat tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa
45
Albi Anggito and Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Sukabumi: CV.
Jejak, 2018). 8.
46
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005). 3.
47
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif: Dalam Penelitian Pendidikan
Bahasa (Solo: Cakra Books, 2014). 96.
48
Nugrahani. 92.
45
46
Jl. Jendaral Sudirman No. 24A, Kel. Josari, Kec. Jetis, Kab. Ponorogo, Jawa
Timur. Untuk waktu penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan November
kualitataif ialah kata kata, tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain lain. Berdasarkan dengan hal itu pada bagian ini jenis
datanya dibagi menjadi ke dalam kata kata dan tindakan, sumber data tertulis,
penelitian ini bersifat lapangan, maka sumber data yang dipergunakan adalah
field research, yakni sumber data yang diperoleh dari penelitian lapangan
dengan cara terjun langsung ke objek penelitian untuk memilih data yang lebih
konkrit terkait dengan masalah yang diteliti. Sumber data memiliki dua
macam:50
1. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama,
MTs Negeri 1 Ponorogo yakni kepala sekolah, waka humas, dan guru.
49
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2002). 117.
50
Samsu, Metode Penelitian: (Teori Dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif,
Mixed Methods, Serta Research & Development) (Jambi: Pusat Studi Agama dan Kemasyarakatan
(PUSAKA), 2017). 94-95
47
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua, selain dari
harapan peneliti dan mencapai titik jenuh. Artinya data primer diperoleh
tidak diragukan karena juga didukung oleh data sekunder. Data sekunder
yang dimaksud disini adalah data tentang sejarah biografinya sekolah dan
penelitian.
pengumpulan data dalam penelitian ini, antara lain wawancara, observasi dan
daya saing lembaga pendidikan MTS Negeri 1 Ponorogo, maka peneliti telah
1. Wawancara
Menurut Bogdan dan Biklen, yang ditulis oleh Salim dan Syahrum,
(kadang lebih dari dua orang) yang diarahkan oleh seseorang dengan
51
Salim and Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Citapustaka Media,
2012). 119
48
responden atau untuk mendapatkan informasi yang detail dan rinci, dan
kepala sekolah, wakil humas, dan guru. Wawancara juga digunakan untuk
2. Observasi
hal ini, peneliti tidak terlibat langsung dengan subjek yang diamati, tetapi
52
Umar Sidiq and Moh. Miftachul Choiri, Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang
Pendidikan (Ponorogo: CV. Nata Karya, 2019). 67
49
3. Dokumentasi
agenda, dan lain sebagainya. 53 Dalam hal ini catatan tertulis yang akan
sebagainya.
Menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip oleh Salim & Syahrum, analisis
tujuan supaya data yang telah diperoleh lebih bermakna. Analisis data dalam
53
Sidiq and Choiri. 72.
54
Salim and Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif. 145-146.
50
menggunakan teknik analisi data model interaktif dari Miles, Huberman, dan
1. Kondensasi Data
yang didapat lebih akurat. Hal ini karena pada proses kondensasi data
2. Penyajian data
55
Miles Mattew B, A. Michael Huberman, and Johnny Saldana, Qualitative Data
Analysis A Methods Sourcesbooks, 3rd ed. (Singapore: SAGE Publication, 2014). 12-14.
51
didapat.
56
Mattew B, Huberman, and Saldana, Qualitative Data Analysis A Methods
Sourcesbooks. 12-14.
52
kepercayaan diri dari subyek yang diteliti; (2) agar memahami atau
berbeda.
57
Tjipto Subadi, Metode Penelitian Kualitatif (Surakarta: Penerbit Muhammadiyah
University Press Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2006). 71.
58
Hardani Dkk., Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Yogyakarta: Pustaka Ilmu,
2020). 202.
59
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan
R&D (Bandung: Alfabeta, 2015). 330.
60
Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif: Dalam Penelitian Pendidikan Bahasa. 116.
61
Ibid., 116
53
berbeda.
G. Tahap penelitian
Mengurus perizinan
Menjaga dan menilai keadaan
lapangan
Memasuki lapangan
Mengumpulkan data
Tahap Pekerjaan
Lapangan
Memahami latar penelitian
Persiapan diri
Analisis selama pengumpulan
data
Tahap Analisis Data
Analisis setelah pengumpulan
Tahap Penulisan Hasil data
Laporan Penelitian
62
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 2005. 103.
BAB IV
54
55
Identitas Lembaga
Nama Sekolah : MTs NEGERI 1 PONOROGO
NPSN : 20584877
Jenjang Pendidikan : SMP/MTS
Status Sekolah : Negeri
Alamat Sekolah : JL. Jendral Sudiman Nomor 24.a Jetis
Ponorogo
Kode Pos : 63471
Nomor Telepon : (032) 311866 atau (0352) 312260
Email : mtsnjetispo@yahoo.co.id
Website : http://mtsn1ponorogo.sch.id/
Tegangan/Daya Listrik : 66.000 Wat
Luas Lahan : 9.459 m2
Luas Tanah : 9.459 m
Status Tanah : Hak Pakai
Luas Bangunan : 2748 m2
kehidupan sehari-hari.
lingkungannya.
untuk belajar.
adalah:
Islam di Madrasah.
dimiliki.
57
indah.
lingkungan.
lingkungan.
lingkungan.
pengambilan keputusan.
sebagai berikut:
warga Madrasah.
akademik.
yang favorit.
menghafal Al –Qur’an.
60
IT
Understanding)
2. Struktur organisasi
MTsN 1 Ponorogo:
PONOROGO
didik di MTs Negeri 1 Ponorogo ini sebanyak 933 peserta didik yang
4. Sarana prsarana
Sarana dan prasarana di MTsN 1 Ponorogo sudah sangat dapat memnuhi
17. Ruang Tata Usaha Madrasah talah Memiliki ruang tata usaha dengan
luas dan sarana sesuai ketentuantetapi dalam
kondisi bangunan rusak
18. Tampat Ibadah Madrasah telah Memiliki tempat beribadah dengan
luas dan perlengkapan sesuai ketentuan
B. Deskripsi data
1. Perencanaan Strategi Pemasaran dalam Membangun School
Branding dalam Meningkatkan Daya Saing Lembaga Pendidikan
Manajemen pemasaran pendidikan memegang peranan penting
yang ada di RKM itu untuk dimasukkan secara kolektif dan disusun
bersama.”63
Hal ini dipertegas oleh ibu Umi Suswati, yang menegaskan bahwa:
berikut:
pandang yang baik, yang berpandangan kedepan dan dalam waktu jangka
63
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 02/W/020-II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
64
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 01/W/015-II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
65
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 03/W/003-III/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
70
Hal ini disampaikan oleh ibu Umi Suswati selaku salah satu tenaga
“Minat masyarakat dapat dlihat dari calon pendaftar peserta didik baru
yang cukup tinggi daripada pada tahun sebelumnya. melihat dari lembaga
lembaga lain yang masih kekurangan murid, akan tetapi di madrasah ini
justru harus memilih dengan selektif calon peserta didik untuk di terima
atau ataupun di tolak, sehingga seleksi tersbeut dilakukan untuk melihat
mana yang tidak bisa kita terima atau tidak.”67
Perkembangan suatu lembaga pendidikan akan terus berkaitan
66
Lihat Trnskip Wawancara Nomor: 01/W/015-II/2023 dalam Transkip Hasil Penelitian
67
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 02/W/020-II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
68
Lihat Transkip Observasi Nomor: 01/O/020-II/2023 dalam Transkip Hasil Penelitian
71
bahwa:
“Pada saat waktu pertama masuk di madrasah ini ada 737 siswa hingga
sekarang sudah mencapai 936 siswa, artinya ada grafik peningkatan luar
biasa di jumlah siswa. Kalau jumlah pendaftar mengalami kenaikan yang
cukup cukup tinggi, lebih tinggi dari yang kita terima. Oleh karena itu,
tidak bisa untuk semuanya terima. Pada awalnya hanya ada 27-28 rombel
69
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 01/W/015-II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
72
yang sekarang sudah bertambah lagi. Mungkin pada tahun ini akan
menjadi 30 rombel tahun 2023/2024”.70
Dari hasil dokumentasi, diketahui bahwa peningkatan yang
signifikan terdapat peserta didik di madrasah ini tidak menurun tiga tahun
terakhir. Peningkatan calon-calon peserta didik baru serta minat orang tua
Jumlah (Kelas
Kls VII Kls VIII Kls IX
VII+VIII+IX)
Th. Jml. Jml. Jml. Jml. Jml. Jml. Jumlah Jumlah
Ajaran Peserta Rombel Peserta Rombel Peserta Rombel Peserta Rombel
didik didik Didik Didik
baru
2018/2019 296 9 281 9 267 9 844 27
2019/2020 269 9 286 9 274 9 829 27
2020/2021 308 9 267 9 281 9 856 27
2021/2022 308 9 305 9 268 9 881 27
2022/2023 329 9 308 9 299 9 936 27
berbagai pihak. Semua pihak baik itu temaga pendidik atau kependidikan
70
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 02/W/020-II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
71
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor: 04/D/020-II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
73
kuat akan lebih mudah menjaga produktivitas produk jasa dari merek yang
mana itu yang kemudian menjadi program yang harus kita lakukan untuk
menjawabnya.”72
Hal ini dipertegas oleh ibu Umi Suswati, menegaskan bahwasanya:
72
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 02/W/020-II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
73
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 01/W/015-II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
74
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 03/W/003-III/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
75
masyarakat.
itu memiliki nilai tersendiri. Dalam media tersebut yang saat ini telah
75
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 01/W/015-II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
76
jika telah melakukan rangkaian yang telah ditentukan dengan target yang
keberhasilan itu sendiri tidak mudah dimana tentu ada nilai plus minusnya
“Nilai minusnya apa yang diupload di media sosial stagnan gitu lah jadi
kegiatan itu secara gak langsung berulang ulang jadi. Terkadang bingung
jika stuck disitu jadi masih mencari hal yang lebih bagus lagi. Apalagi
yang harus digunakan seperti youtube gitu kan itu kan cuma ngatur dan
sebagainya itu perluan perlu ada inovasi lebih yang lain dari yang lain”.76
Dari hasil observasi yang terkait pemasaran di media sosial memang poin
upload prestasi para peserta didik yang ada di salah satu media sosial
76
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 03/W/003-III/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
77
Lihat Transkip Observasi Nomor: 02/O/020-II/2023 dalam Transkip Hasil Penelitian
78
“Evaluasi selalu dilakukan. Kritik dan saran juga selalu kami terima
dengan terbuka dari berbagai macam pihak untuk terus berusaha
melakukan perbaikan dan improvement. Sehingga keberhasilan dapat
terlihat dari antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap kami.”78
Hal ini dipertegas oleh Ibu Nuuruun Nahdiyah KY, menegaskan bahwa:
78
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 01/W/015-II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
79
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 02/W/020-II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
79
baik itu media sosial atau media konvensional. Pada penggunaan media
canggih.
sebuah brand atau merek yang dimiliki. Dalam proses branding tentunya
lembaga hingga saat ini mampu dalam meningkatkan daya saing terhadap
Dalam hal ini, sesuai dengan yang dipaparkan oleh ibu Umi
Suswati selaku salah satu tenaga pendidik dan sebagai Waka Humas
MTsN 1 Ponorogo:
80
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 01/W/015-II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
81
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor: 04/D/020-II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
81
Jumlah (Kelas
Kls VII Kls VIII Kls IX
VII+VIII+IX)
Th. Jml. Jml. Jml. Jml. Jml. Jml. Jumlah Jumlah
Ajaran Peserta Rombel Peserta Rombel Peserta Rombel Peserta Rombel
didik didik Didik Didik
baru
2018/2019 296 9 281 9 267 9 844 27
2019/2020 269 9 286 9 274 9 829 27
2020/2021 308 9 267 9 281 9 856 27
2021/2022 308 9 305 9 268 9 881 27
2022/2023 329 9 308 9 299 9 936 27
Dalam hal ini sesuai dengan pendapat yang dipaparkan oleh kepala
sekolah,
“Pada saat waktu pertama masuk di madrasah ini ada 737 siswa hingga
sekarang sudah mencapai 936 siswa, artinya ada grafik peningkatan luar
biasa di jumlah siswa. Kalau jumlah pendaftar mengalami kenaikan yang
cukup cukup tinggi, lebih tinggi dari yang kita terima. Oleh karena itu,
tidak bisa untuk semuanya terima. Pada awalnya hanya ada 27-28 rombel
yang sekarang sudah bertambah lagi. Mungkin pada tahun ini akan
menjadi 30 rombel tahun 2023/2024.82
Berdasarkan observasi yang dilakukan disekolah mengenai
ditetapkan.83
82
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 02/W/020-II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
83
Lihat Transkip Observasi Nomor: 03//O/020-II/2023 dalam Transkip Haisl Penelitian
82
menyaring peserta didik dengan peminat yang sangat tinggi, hal ini serupa
Sebagaimana yang dikemukakan oleh bapak Parno salah satu wali murid
MTsN1 Ponorogo:
84
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 02/W/020-II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
83
lembaga itu sendiri. Hal ini disampaikan oleh ibu Yulik Sulistiara
85
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 05/W/015-VI/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
86
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 03/W/003-III/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
87
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 01/W/015-II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
84
madrasah. Hal ini dikemukakan oleh bapak Parno salah satu wali murid
MTsN 1 Ponorogo:
Hal ini dipertegas oleh bapak Karyanto sebagai salah satu wali murid
MTsN 1 Ponorogo:
Oleh karena itu, madrasah harus mampu dalam memposisikan dirinya agar
tidak berada pada posisi yang salah dengan madrasah yang lain, sehingga
efek dari penempatan yang salah akan langsung berdampak pada madrasah.
melakukan penguatan terhadap SDM yang ada baik itu pelatihan, diklat,
88
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 05/W/015-VI/2023 dalam Transkip Hasil Penelitian
89
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 04/W/014-VI/2023 dalam Transkip Hasil Penelitian
90
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 02/W/020-II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
91
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 01/W/015-II/2023 dalam Transkip Hasil
Penelitian
85
madrasah.92
ditimbulkan juga berbeda. Oleh karena itu, berbagai upaya yang dilakukan
92
Lihat Transkip Observasi Nomor: 04//O/020-II/2023 dalam Transkip Hasil Penelitian
86
C. Pembahasan
Dimana setiap bidang telah ada penanggung jawab yang dipegang baik itu
interaktif.
a. Pemasaran eksternal
ada sejak awal hingga pada tahun 2016, MTs Negeri 1 Ponorogo
ada di madrasah.
ilmiah.
peserta didik yang memiliki jarak tempuh yang jauh dari MTs
1) Internet Marketing
bisnis saat ini. Karena metodenya yang sederhana dan cepat, strategi
ini banyak digunakan. Selain itu, banyak juga peluang media sosial
dalam jangkauan luas yang dapat dilihat dengan cepat oleh semua
orang.
2) Point of Purchase
3) Earned Media
b. Pemasaran internal
para peserta didik sehingga dapat mampu meraih kejuaran dalam event
c. Pemasaran interaktif
orang tua menginginkan agar sekolah selalu transparan dan terbuka, selalu
memberikan informasi yang jelas dan bertanggung jawab kepada orang tua
93
Elsah Fanisyah dkk, Manajemen Pemasaran Pendidikan Melalui Strategi Branding di
SMP Al Falaah Tangerang Selatan. Jurnal Improvement Vol. 9 No. 1, Juni 2022, 12
92
kegiatan atau program dan keuangan sekolah, hal ini meningkatkan minat
sesuai dengan beberapa teori yang ada. Adapun teori tersebut antara lain,
dalam memenuhi target pasar. Dalam hal ini MTs Negeri 1 Ponorogo telah
pemasaran tersebut tidak hanya memasarkan bagian luar, akan tetapi juga
pelanggan.
dilakukan MTs Negeri 1 Ponorogo ini telah semua cara digunakan dalam
Facebook, Twitter.
pendidikan itu sendiri. Agar tetap kompetitif dan dapat diterima oleh
ditingkatkan.94
menawarkan merek (brand) yang unik dan memiliki ciri khas tersendiri.
dapat memberikan label atau tanda pada suatu produk yang dapat
94
Laily Nur Ayunisa dan Muhammad Sholeh. Strategi Lembaga Pendidikan Formal
dalam Meningkatkan School Branding pada Masa Covid-19. Jurnal Inspirasi Manajemen
Pendidikan Volume 10 Nomor 01 Tahun 2022, 60
94
masyarakat.
siswa sebagai subyek didik sekaligus lulusan yang menjadi bagian dari
lembaga lain.
95
Siti Masyithah, Ulil Albab, And Nina Ramadhani W, “Usaha Toko Dikromoshop
Perspektif Ekonomi Islam,” n.d.
95
awareness masyarakat.
Ponorogo.
yang strategis yaitu wilayah yang ramai biasa dilewati oleh masyarakat
d. Brosur: dalam proses sebelum dan saat penerimaan peserta didik baru
dan wali murid di SD, dan masyarakat umum serta juga bisa diakses
e. Event atau acara yang melibatkan sekolah lain atau masyarakat umum:
Instagram.
sebagai alat untuk menilai apakah suatu produk memenuhi standar atau
tidak masih bersifat relatif dan tidak eksklusif. Definisi relatif kualitas
99
produk jasa dari merek yang dimilikinya. Oleh karena itu, branding juga
brand mereka dan lebih setia kepada institusi pendidikan. Seperti yang
sekarang ini. Brand Image atau citra merek adalah pencitraan dari sebuah
visi misi, logo sekolah yang dapat diposting melalui media sosial, website
96
Diajeng Ayu Kinanti dan Syunu Trihantoyo,, Urgensi Partisipasi Orang Tua Siswa
dalam Penyelenggaraan Pendidikan Bermutu.,260
100
(Yayasan Miftahul Huda) Kroya Cilacap dan Tesis Ahmad Mahfud Hasim
pendidikan
Indonesia berarti akibat yang diketahui atau akibat yang terjadi akibat
adalah segala sesuatu yang timbul sebagai akibat dari proses perumusan
banyak hal, tidak hanya sekedar membutuhkan suatu produk terentu yang
diharapkan itulah yang memberikan citra yang tertanam pada diri sendiri.
yang kita ketahui, konsumen (orang tua) dapat bertindak “word of mouth”
dan menyampaikan informasi dari satu orang ke orang lain. Oleh karena
pelanggan dengan ketat, ini bisa menjadi strategi yang sangat sederhana
baik memerlukan strategi yang tepat, karena strategi yang tepat akan
97
https://dosenpintar.com/pengertian-implikasi/ diakses pada tgl 2 Juni jam 20.00
102
kualitas satuan pendidikan yang dalam hal ini adalah produk yang
sebagai berikut:
Implikasi yang telah diterima MTs Negeri 1 Ponorogo memiliki nilai yang
positif baik dari dalam madrasah ataupun diluar lingkungan madrasah. Hal
kerja sama yang efektif antara sekolah dan orang tua siswa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
produk yang diiklankan. (3) Earned Media jenis strategi ini dilakukan
dengan masyarakat.
siswa, guru, sekolah, serta alumni. (3) Membuat jargon, ‘tagline’, ataupun
105
106
B. Saran
dengan baik. Hal ini dapat dilihat bagaimana kontribusi yang dilakukan
ditingkatkan lagi dalam menghadapi kemajuan zaman yang saat ini dalam
keterlibatan semua pihak, sehingga kerja sama banyak pihak yang terlibat
dapat saling memberikan masukan kritik terhadap segala aspek yang ada
108
109
Saidah, Sahra Rohmatus, Dani Hermawan, Hartono Hartono, and Moh Anwar.
“Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Dalam Meningkatkan Minat
Masyarakat Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 02 Cakru Kencong
Jember.” LEADERIA: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 3, no. 1 (2022):
22–36.
Salim, and Syahrum. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Citapustaka
Media, 2012.
Samsu. Metode Penelitian: (Teori Dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif,
Mixed Methods, Serta Research & Development). Jambi: Pusat Studi Agama
dan Kemasyarakatan (PUSAKA), 2017.
Sembiring, M. Noor. Strategi Pemasaran Jasa Teori Dan Aplikasi Di Indonesia.
Yogyakarta: Deepublish, 2016.
Sidiq, Umar, and Moh. Miftachul Choiri. Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang
Pendidikan. Ponorogo: CV. Nata Karya, 2019.
Siswanto, E. Strategi Jitu Menciptakan Branding Sekolah. Surabaya: Pustaka
Media Guru, 2017.
Subadi, Tjipto. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Penerbit Muhammadiyah
University Press Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2006.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2015.
Susilo, Mohamad Joko. “STRATEGI BRANDING SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN ANIMO SISWA DAN AWARENESS
MASYARAKAT.” Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa 12, no. 1 (2022).
Suwandi, Basrowi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Tholkhah, Imam. “Strategi Peningkatan Daya Saing Madrasah; Studi Kasus
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Madiun.” EDUKASI: Jurnal Penelitian
Pendidikan Agama Dan Keagamaan 14, no. 2 (2017).
https://doi.org/10.32729/edukasi.v14i2.20.
Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008.
Umayah, Siti. “Upaya Guru Dan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Daya
Saing Madrasah.” MUDARRISA: Journal of Islamic Education 5, no. 2
(2015): 259.
111