MPPemeliharaan Berkala Jalan Ruas Jalan Karangkobar Batur Metode
MPPemeliharaan Berkala Jalan Ruas Jalan Karangkobar Batur Metode
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 LOKASI
Lokasi Kegiatan Pemeliharaan Berkala Jalan Ruas Jalan Karangkobar - Batur
pada Kecamatan Karangkobar dan Batur Kabupaten Banjarnegara.
DIVISI 1. UMUM
1.2. Mobilisasi
1.2. Mobilisasi
DIVISI 7. STRUKTUR
7.1 (8) Beton, fc’15 Mpa
7.1 (10) Beton, fc’10 Mpa
7.3.(1) Baja Tulangan Polos-BjTP 280
7.9.(1) Pasangan Batu
7.15.(2) Pembongkaran Beton
Dalam Pemeliharaan Berkala Jalan Ruas Jalan Karangkobar - Batur ini yang
termasuk dalam Item Pekerjaan Utama antara lain:
Di bawah ini akan dijabarkan lebih luas pengertian tentang item pekerjaan utama diatas serta
digambarkan bagaiman cara pengerjaan serta penggunaan alat dan lama waktu pelaksanaan pada
paket tersebut.
4. Galian Biasa
Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau
batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan
Prosedur penggalian:
1) Penggalian dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan dalam
gambar atau ditunjukkan oleh Pengguna Barang/Jasa dan mencakup pembuangan semua
bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton,
pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan
permanent.
2) Pekerjaan galian dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan
di bawah dan di luar batas galian.
3) Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam
keadaan terlepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat pengguna barang/jasa tidak
memenuhi syarat, maka bahan tersebut diganti dengan bahan yang memenuhi syarat.
4) Bilamana batu, lapisan keras sulit dibongkar, maka bahan harus digali 15 cm lebih dalam
sampai permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan batu yang runcing pada permukaan
dan batu D<15 cm dibuang. Profit galian diperoleh dengan cara menimbun kembali.
6. Timbunan Biasa dari Hasil Galian, Timbunan Biasa Dari Sumber Galian, Timbunan
Pilihan dari Sumber Galian
1. Penghamparan Timbunan
e. Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus
disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan
lereng dan harus dibuat bertangga (atau dibuat bergerigi) sehingga timbunan baru
akan terkunci pada timbunan lama sedemikian sampai diterima oleh Pengawas
Pekerjaan. Selanjutnya timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis
demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar, yang kemudian harus ditutup
secepat mungkin dengan lapis fondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan
jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas
secepat mungkin, dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan
lainnya bilamana diperlukan.
f. Lapisan penopang di atas tanah lunak harus dihampar sesegera mungkin dan
tidak lebih dari tiga hari setelah persetujuan setiap penggalian atau pembersihan dan
pengupasan oleh Pengawas Pekerjaan. Lapisan penopang dapat dihampar satu
lapis atau beberapa lapis dengan tebal antara 0,5 sampai 1,0 meter sesuai dengan
kondisi lapangan dan sebagimana diperintahkan atau disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan. Ketentuan Pasal 3.2.4.2) tidak digunakan.
2. Pemadatan Timbunan
a. Pembongkaran
Pembongkaran dilakukan dengan menggunakan jack hammer yang dimulai
pada bagian tengah daerah penambalan dan bergeser menuju ke arah tepi.
Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak beton yang
baik di bawah tambalan, tidak menyisakan bagian beton yang harus dibongkar
dan tidak menimbulkan gompal pada tepi-tepi daerah penambalan.
b. Pemahatan
a. Permukaan daerah penambalan harus bersih dan kasar, untuk menjamin lekatan
yang kuat antara bahan tambalan dengan pelat yang ada.
b. Permukaan yang bersih dihasilkan melalui penyapuan dalam keadaan kering,
peniupan dengan udara bertekanan (compressed air blasting), penyemprotan
dengan pasir (sand blasting) bila diperlukan menurut Pengawas Pekerjaan.
c. Apabila terjadi keterlambatan penambalan pada permukaan yang telah
dibersihkan, permukaan perlu dibersihkan ulang.
4. Penyiapan Tempat Sambungan
1. BAHAN
Bahan pokok untuk mutu perkerasan beton semen harus sesuai dengan gambar
rencana dan atau Dokumen Pengadaan.
Agregat
Agregat halus harus memenuhi AASHTO M6 dan pasal 7.1.2.(3) dari spesifikasi
selain yang di sebabkan di bawah ini. Ageregat halus harus terjadi dari bahan yang
bersih, butiran yang dilapisi oleh apapun dengan mutu yang seragam, dan harus :
a) Mempunyai ukuran yang lebih kecil dari ayakan ASTM No.4 (4,75mm)
b) Sekurang-kurangnya terdiri dari 50% (terhadap berat) pasir alam
c) Jika dua jenis agregat halus atau lebih di campur, maka setiap sumber harus
memenuhi ketentuan-ketentuanyang disetujui pengawas / staff teknis.
d) Setiap variasi agregat harus buatan halus terdiri dari batu pecah yang memenuhi
pasal.
Table 5.3.2.(2) sifat sifat agregat Ketentuan Metode pengajuan
kasar Sifat
Kehilangan akibat abrasi los Tidak melampuhi 40% SNI 2417 : 2008
angles untuk 500 putaran
Berat isi lepas Minimum 1.200 kg/m SNI 03-4804-1998
Berat jenis Minimum 2,1 SNI 19970 :2008
Penyerapan oleh iar Ampas besi : maks 6% SNI 1970 :2008
Lainnya : maks 2,5 %
Bentuk partikel pipih dan lonjong Masing masing maks 25% ASTM D-4791
dengan rasio 3:1
Bidang pecah (2 atau lebih) Minimum 80% ASTM D-5821
Semen
Semen adalah bahan ikat hidrolis yang digunakan dalam pekerjaan struktur beton
dan pasangan beton;
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Produksi Dalam
Negeri (TKDN) dengan nilai TKDN minimal 74,62% (Merk Semen Tiga Roda);
atau Merk Semen Gresik (SNI) Produksi Dalam Negeri (TKDN), nilai TKDN :
86.82% atau Merk Semen Dynamix, Produksi Dalam Negeri (TKDN), nilai TKDN
: 89.11% atau merk lain dengan nilai TKDN lebih tinggi dapat digunakan apabila
diizinkan tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.
Di dalam satu kegiatan harus menggunakan satu tipe dan satu merek semen, kecuali
jika diizinkan oleh Pengawas Pekerjaan. Apabila hal tersebut diizinkan, maka
Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan
tipe dan merek semen yang digunakan.
Agar daya ikat semen tidak mengalami penurunan, maka perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
• Semen harus terlindung dari hujan dan udara lembab;
• Penumpukan zak semen diusahakan minimum 25 cm dari dinding gudang, dan
disusun diatas balok-balok kayu minimum 20 cm diatas lantai;
• Tumpukan semen dibatasi maksimum 12 zak. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari pengerasan semen akibat berat diatas tumpukan semen tersebut;
• Penumpukan diatur berurutan sesuai urutan datangnya;
• Pemeriksaan terhadap kualitas semen di lapangan dilakukan dengan cara meremas
butiran semen memakai tangan, jika semen telah menggumpal atau mengeras
tidak boleh dipakai;
• Pengawas berhak menolak dan atau menghentikan pekerjaan apabila dalam
pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa menggunakan semen yang tidak memenuhi
persyaratan;
• Semen yang dipakai harus Porland Cement dari 3 semen (Tiga roda, Gresik,
Dynamic) yang ada di perdagangan dan yang dalam segala hal memenuhi
persyaratan beton tersebut di atas;
Air
Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Pengawas tentang air kerja yang akan
dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan;
• Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkali, garam, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang merusak beton
dan atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum;
• Apabila terdapat keraguan mengenai air, Penyedia Jasa diharuskan mengirimkan
contoh air ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui atau yang
direkomendasi oleh Pengawas dan staff teknis untuk diselidiki sampai seberapa
banyak air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak beton dan atau baja
tulangan. Dalam hal yang demikian pekerjaan beton harus dihentikan sampai di
dapat keputusan yang pasti mengenai air yang dapat dipakai untuk konstruksi
beton dan penghentian pekerjaan ini tidak membebaskan rekanan dari waktu
pelaksanaan seluruh pekerjaan yang telah ditetapkan;
• Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton ditentukan dengan ukuran
isi atau ukuran berat setepat-tepatnya;
Jumlah, jenis dan lokasi pemasangan setiap rambu jalan, patok pengarah, patok
kilometer dan bagian rel pengaman harus sesuai dengan perintah Pengawas
Pekerjaan. Semua patok harus dipasang dengan akurat pada lokasi dan ketinggian
sedemikian rupa hingga dapat menjamin bahwa patok tersebut tertanam kuat di
tempatnya, terutama selama pengerasan (setting) beton.
2. Pengecatan Patok Pengarah atau Kilomater
Semua patok kilometer, patok hektometer dan patok pengarah harus diberi satu
lapis cat dasar (primer), satu lapis cat bawah permukaan dan satu lapis akhir
sebagai lapis permukaan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar. Penandaan
lainnya dan bahan pemantul harus dilaksanakan sebagaimana yang diperintahkan
oleh Pengawas Pekerjaan.
19. Lampu Penerngan Jalan Lengan Tunggal, Tipe Merkuri 250 Watt
Satuan pencahayaan seperti terlihat pada Gambar harus terdiri dari lente- ra, lampu,
ballast dan perlengkapan pemasangan. Penyedia Jasa harus menyerahkan untuk
disetujui diagram panel penerangan jalan untuk tiap lentera yang harus dipasang.
Selanjutnya, harus diserahkan perhitunganyang menunjukkan percahayaan horisontal
dalam lux pada ketinggian jalan, dan distribusi pencahayaan dalam candela per meter
persegi untuk2 meter pada arah badan jalan dan tiap 1,2 meter melintang badan jalan.
i. Satuan Pencahayaan Jalan (Tiang Terpasang)
Lampu untuk sistem penerangan dapat berupa tipe 250 watt high- pressure
sodium. Semua lentera harus dari tipe seperti terlihat pada Gambar atau ekivalen
seperti disetujui Pengawas Pekerjaan. PJU tidak dihubungkan dengan genset.
ii. Ballast untuk Lampu Merkuri Bertekanan Tinggi
Ballast untuk lampu merkuri bertekanan tinggi harus ditentukan agar berfungsi
dengan benar pada daya yang ditentukan dalam Gambar. Semua ballast harus
tahan tetesan, dikemas secara ortosikilk agar tahan sobek, unit kehilangan daya
rendah dan kontruksi mekanikal-elektrikal dibuat kasar. Ballast harus dilengkapi
blok terminal untuk hubungan listrik. Petunjuk untuk hubungan listrik harus
memunyai plat nama permanen yang dilekatkan pada bungkus semua data elektrik.
BAB III
PEKERJAAN PENUNJANG