Anda di halaman 1dari 15
PT MEDIKALOKA HERMINA Tbk Kantor Pusat: JL. Raya Jatinegara Barat No. 126 Jatinegara, Jakarta Timur 13320 Kantor Cabang : Hermina Tower! Lt 10 J. Selangit Blok B10 Kav. 04, Kemayoran, Jakarta Pusat 10610 021-8572525 Fax 021-8560601 Web Kepada Yth. 1. Sekretaris Korporasi E. 2. Kepala Departemen 3. Direktur RS Hermina SURAT EDARAN NOMOR (6753/DepYanmed/DIR/MH/X 2023 TENTANG KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI INFEKSI MONKEYPOX Latar Belakang a. Per 10 Januari 2023, telah dilaporkan 84.415 kasus konfirmasi Mpox dari 110 negara di 6 regional WHO. b, Berdasarkan data harian yang diterima per tanggal 22 Oktober 2023, kasus konfirmasi Monkeypox di Indonesia dilaporkan bertambah menjadi 7 kasus sejak pertama kali dilaporkan pada 13 Oktober 2023, atau 8 kasus sejak pertama kali terkonfirmasi di pertengahan 2022. ©. Bahwa dalam rangka menindaklanjuti perkembangan situasi pengendalian virus Monkeypox ( Mpox ) dengan kondisi penyebaran kasus di dunia dan di Indonesia, serta di RS Hermina pada khususnya, maka diperlukan penyesuaian mekanisme pengendalian ‘ethadap protokol kesehatan untuk mencegah penularan Mpox Tojuan ‘Tujuan Surat Edaran ini adalah untuk menerapkan protokol keschatan dalam pencegahan dan pengendalian Mpox pada pasien, pengunjung, dan petugas RS, serta untuk ‘memberikan perlindungan maksimal kepada masyarakat dari penularan Mpox Ruang Lingkup Ruang lingkup surat edaran ini meliputi definisi operasional kasus, skrining dan triase, ‘manajemen tatalaksana, protokol keschatan pada pasien, pengunjung dan petugas rumah Dasar Hukum Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Mpox ( Monkeypox ) Kementerian Kesehatan , Januari 2023 Isi Edaran 1. Definisi Operasional Kasus 1. Suspek 1.1. Seseorang yang memiliki kontak dengan kasus probable atau konfirmasi PT MEDIKALOKA HERMINA Tbk Kantor Pusat: J. Raya Jatinegare Barat No. 126 Jatinogara, Jakarta Timur 13320, Kantor Cabang : Hermina Tower' Lt. 10, Selangt Blok B-10 Kav. 04, Kemayoran, Jakarta Pusat 10610 Telp.021-8572525 Fax. 021-8560601 Web 2: dalam 21 hari sebelum onset gejala/tanda, dan memiliki satu atau lebi gejala/tanda sebagai berikut: a. demam akut (>38.500), b. sakit kepala, . nyeri otot, 4, sakit punggung, e. kelelahan tubuh (fatigue ), ATAU Seseorang yang sejak 1 Januari 2022 memiliki gejala ruam kulit akut, lesi ppada mukosa atau limfadenopati. Ruam pada kulit termasuk lesi tungal atau lesi jamak (multipel) pada area anogenital atau area tubuh lainnya. Lesi mukosa meliputi lesi tunggal atau jamak pada mufut, konjungtiva, uretra, penis, vagina atau lesi pada anorektal. Lesi anorektal dapat juga bermanifestasi sebagai inflamasi anorektal (proctitis), nyeri dan/atau perdarahan.DAN Penyebab umum ruam akut berikut tidak menjetaskan gambaran klinis: zoster, herpes zoster, campak, herpes simpleks, infeksi kulit feksi gonococcus diseminata, sifilis primer atau sekunder, chancroid, limfogranuloma venereum, granuloma inguinale, moluskum kontagiosum, reaksi alergi (misalnya, terhadap tanaman); dan penyebab ‘umum lainnya yang relevan secara lokal dari ruam papular atau vesicular Probable Seseorang dengan gejala ruam kulit akut yang tidak dapat dijelaskan, lesi mukosa, atau limfadenopati. Ruam pada kulit termasuk lesi tunggal atau lesi jamak (multiple) pada area anogenital atau area tubuh lainnya. Lesi mukosa meliputi lesi tunggal atau multipel pada mulut, konjungtiva, uretra, penis, vagina atau lesi pada anorektal. esi anorektal dapat juga bermanifestasi sebagai inflamasi anorektal (proctitis), nyeri dan/atau perdarahan DAN Memi lah satu atau lebih kondisi berikut: ‘Memiliki hubungan epidemiologis dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam 21 hari sebelum onset gejala. ‘Teridentifikasi sebagai gay, biseksual atau kelompok LSL ‘Memiliki lebih dari satu pasangan seksual atau pasangan seksual anonim dalam 21 hari sebelum onset gejala. ‘Terdeteksinya IgM antibody untuk anti-orthopoxvirus (OPXV) (dalam periode 4-56 hari sejak onset ruam); atau peningkatan titer IgG 4 kali lipat jibandingkan antara fase akut (sampai 5-7 hari) dengan sampel pada periode konvalesen (hari ke 21 ke atas); dengan catatan tidak ada Riwayat vaksinasi smallpox/Mpox atau paparan terhadap OPXV. Memiliki hasil positif untuk infeksi orthopoxvirus (PCR untuk spesifik- OPXV tanpa spesifik-MPXV atau hasil sekuensing) ‘Atau Kasus probable yang diperoleh secara retrospektif yang tidak memungkinkan untuk diambil spesimen dari lesi kulit’mukosa dan tidak ada spesimen lain yang terdeteksi positif PCR <@m™; PT MEDIKALOKA HERMINA Tbk Kantor Pusat: J. Raya Jatinegara Barat No. 126 Jatinegara, Jakarta Timur 13320 Kantor Cabang : Hermina Tower! Lt. 10.1, Selangt Blok B-10 Kav. O4, Kemayoran, Jakarta Pusat 10610 “Telp.021-8572525 Fax. 021-8560601 Web 3. Konfirmasi Kasus suspek atau probable yang dinyatakan positif terinfeksi MPXV yang, dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium polymerase chain reaction (PCR) dan/atau sekuensing, 4, Discarded negatif PCR yang diambil dari cairan les, Kasus suspek atau probable dengan ha saan sekuensing, spesimen kulit atau krusta dan/atau hasil negatif Mpox dari pem Kasus suspek atau probable sebaiknya tidak dimasukkan sebagai kasus discarded Jika hanya berdasar pada hasil negatif dari spesimen orofaring, anal ataupun rektal, atau dari pemeriksaan darah/serum saja. 3. Kontak Brat Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau kasus terkonfirmasi (sejak mulai gejala sampai dengan krusta mengelupas‘hilang) Mpox dan memenuhi salah satu kriteria berikut: a. Kontak fisik langsung kulit dengan kulit (misalnya, bersentuhan, berpelukan, berciuman, dan Kontak intim atau seksual); b. Kontak dengan benda yang terkontaminasi seperti pakaian atau pelapis tempat tidur selama_ proses pencucian atau pembersihan ruangan; ©. Paparan pernapasan tatap muka yang berkepanjangan dalam jarak dekat; dan 4. Paparan pernapasan (kemungkinan terhirupnya) atau paparan mukosa mata pada material lesi (misainya, krusta) dari orang yang terinfeksi). ©. Tenaga kesehatan tanpa menggunakan APD yang sesuai 6. Kematian dengan manifestasi klinis meyakinkan untuk kasus probable / konfirmasi HL Skrining dan Triase Dilakukan pada kontak pertama pasien dengan RS di instalasi gawat darurat, Klinik umum, i, i i, layanan IMS ( Infeksi Menular Seksual ) dan HIV/AIDS dan sebagainya, untuk menentukan kasus suspek dan probable Mpox Tabel I ~ Anak (terutama usia < 8 tahun), wanita hamil, pasien Kelompok pasien junokompromi seperti pasien HIV tidak terkontrol. resiko tinggi ~ _ Pasien dengan kelainan kulit yang kronis seperti dermatitis atopik atau kondisi kelainan kulit akut dengan risiko infeksi bakteri sekunder (Iuka bakar) PT MEDIKALOKA HERMINA Tbk ‘Kantor Pusat: J. Raya Jatinegara Barat No. 126 Jatinegara, Jakarta Timur 13320 Kantor Cabang : Hermina Tower! Lt. 101 Selangt Blok B-10 Kav. O4, Kemayoran, Jakarta Pusat 10610 "Top. 021-8572525 Fax. 021-8560601 Web Tanda dan gejala | 1 (satu) atau lebih gejala di bawah: komplikasi Mual dan muntah, limfadenopati servikal dengan nyeri hingga disfagia, asupan oral berkurang, nyeri pada mata, gangeuan penglihatan, hepatomegali, sepsis dehidrasi distres pernapasan/pneumonia dan/atau ‘gangguan kesadaran Abnormalitas 3 atau lebih hasil Laboratorium di bawah: laboratorium Peningkatan leukosit, enzim transaminase (AST dan/atau ALT), penurunan BUN, albumin atau trombosit = Berat (100 — 250 Tesi kulit) Skorkeparahan | - —_ Sangat berat (> 250 lesi kulit) berdasarkan jumlah lesi kulit IIL. Manajemen Tata Laksana 1, Terapi Suportif 1.1 Derajat ringan tanpa komplik: 1.1.1 Pasien dengan kriteria suspek, probable, atau konfirmasi Mpox gejala ringan, dapat dilakukan Isolasi mandiri selama periode infeksi (2-4 minggu ) atau sampai dinyatakan sembuh 1.1.2 Pengobatan simtomatis seperti antipiretik untuk mengatasi demam dan analgesik untuk mengatasi nyeri 1.1.3 Dilakukan penilaian status nutrisi, pemberian nutrisi dan hidrasi yang adekuat, 1.1.4 Memberikan edukasi kepada pasien untuk dapat mengenali tanda gejala ke arah perburukkan dan membutuhkan perawatan segera. 1.1.5 Perawatan lesi pada kulit tergantung stadium lesi dengan tujuan untuk ‘mengurangi ketidaknyamanan, mempercepat penyembuhan dan mencegah komplikasi (seperti infeksi sekunder atau eksfoliasi/pengelupasan kulit). 1.1.6 Antibiotik sebagai profilaksis atau terapi tidak diberikan pada pasien Mpox tanpa komplikasi. 1.1.7 Dilakukan monitoring berkala pada lesi untuk kemungkinan infeksi bakteri sekunder (selulitis,abses). Jika terdapat komplikasi, maka diberikan terapi antibiotik yang memiliki aktivitas terhadap flora normal di kulit seperti Streptococcus pyogenes dan methicillin-sensitive Staphylococcus aureus (MSSA). 1.1.8 Pemantauan klinis pada anak-anak dan remaja dilakukan seperti pada dewasa. Tabel 2 PT MEDIKALOKA HERMINA Tbk Kantor Pusat: J. Raya Jainegare Barat No. 126 Jatinegara, Jakarta Timur 13320 Kantor Cabang Hermina Tower Lt. 10 J. Selangt Blok B-10 Kav. 04, Kemayoran, Jakarta Pusat 10610 Telp.021-8572525 Fax 021-8560601 Web KONDISI PILIHAN OBAT. Dosis Demam Parasetamol Dewasa: | gram PO/V 96-8 h, maksimum 4 gram/hari Anak: 10-15 mg/kg q6h, maksimum 60 me/ke/hari Neonatus: oral 10-15 mg/kg q6h, maksimum 40 mg/kg/hari Analgesik ringan ‘Tramadol Dewasa: 50-100 mg POMY q4-6h, ‘maksimum 400 mg/hari Anak >6 bulan: 1-2 mg/kg q4-6h, maksimum 400 mg/hari Analgesik berat Morfin Dewasa: 10 mg PO 4th, maksimum 60 mp/hari. 1-4 mg IV 44h, monitor Tekanan Darah dan Frekuensi napas Anak: 0,2-0.4 mg/kg PO qth 0,05-0,1 mg/kg IV q4-6h Gatal Golongan antihistamin Contoh: Loratadin Dewasa 10 mg PO (q24h Anak >30 kg 10 mg PO q24h. Dispepsia Gotongan PPI Contoh : Omeprazole Dewasa 40 mg PO/IV q24 h Anak 5-10 kg: 5 ‘mg q24 h Anak 10-19 kg: 10 mg q24h Anak >19 kg: 20 mg qth Diare Konservatif Dewasa: attapulgit 600mg setiap diare 2 tablet maksimal 12 tablet Anak : zink dan probiotik Mual dan Muntah Contoh: Ondansentron Dewasa 8 mg PO q12h atau 4 mg IV q8h Anak: sesuai indikasi 0,15 attly, gms: PT MEDIKALOKA HERMINA Tbk ‘Kantor Pusat: J. Raya Jatinegara Barat No. 126 Jatinegara, Jakarta Timur 13320 Kantor Cabang : Hermina Tower! Lt 10 J. Selangit Blok B-10 Kav. O4, Kemayoran, Jakarta Pusat 10610 “Telp. 021-8572525 Fax. 021-8560601 Web mgkg PO atau IV qi2 | +h, maksimum 8 mg. 1.2 Derajat Berat 1.2.1 Pasien suspek, probable, dan konfirmasi Mpox dengan gejala berat, dilakukan perawatan di rumah sakit rujukan seperti RSI Sulianti Saroso, atau RS yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai RS rujukan penanganan kasus Monkey Pox. 1.2.2 Lakukan penilaian tanda vital dan nyeri : Suhu, laju nadi, tekanan darah, laju ‘napas, saturasi Oksigen perifer (SpO2), kesadaran, pemeriksaan kadar gula 250 lesi) ‘© Jika terjadi eksfoliasi/pengelupasan kulit: % permukaan tubuh yang terlibat (hati —hati jika>10%) ‘© Keterlibatan infeksi bakteri sekunder * Selulitis, abses, piomi ‘nekrosis jaringan lunak ¢ Status neurologis * penurunan Kesadaran, kejang, koma ‘© Status perfusi jaringan ; ¥ —Denyut dan tekanan nadi Y Capillary refill time Y _ Diuresis (target > 0,5 mi/kg/jam pada dewasa dan 1 mi/kg/jam pada anak) ¥ — Kutis mamorata Status hidrasi, ki 600C dengan detergen dan dikeringkan sesuai prosedur rutin - Petugas laundri harus selalu mematuhi prinsip kewaspadaan transmi cara meminimalkan menyentuh tinen, khususnya menghindari mengibaskan linen atau laundr. Penanganan sampah atau limbah infeksi = Sampah harus dipisahkan (sampah umum, sampah infeksius, sampah benda tajam) dan ditempatkan di tempat yang sesu ~ _tenaga kesehatan menggunakan APD (gaun, sarung tangan, masker bedah dan pelindung mata selama menangani sampah. Pasien Mpox tidak diizinkan untuk menerima kunjungan. Apabila pasien memerlukan

Anda mungkin juga menyukai