Anda di halaman 1dari 10

ESSENSIALISME TERHADAP PERSPEKTIF FILSAFAT

PENDIDIKAN ISLAM
OLEH
DINDA DWI QUR’ANI MONOARFA
221012053
EMAIL: dindadwimonoarfa@gmail.com
Jurusan Pendidikan Agama Islam, IAIN Sultan Amai Gorontalo
ABSTRAK
Esensialisme adalah aliran filsafat pelatihan Munculnya paham ini
merupakan suatu reaksi simbolisme absolut dan dogmatika abad pertengahan.
Jadi, konsep yang sistematis dan komprehensif manusia dan alam semesta yang
memenuhi tuntutan zaman. Aliran esensialisme inilah yang memiliki pendidikan
ini berdasarkan visi inti fleksibilitas dalam segala hal formulir dapat menjadi
sumber wawasan baru goyah, mudah terguncang dan tidak terarah tidak pasti dan
kurang stabil. Itu sebabnya pelatihan itu penting berdasarkan nilai-nilai yang dapat
menghadirkan stabilitas dan telah teruji oleh waktu, tahan lama dan memiliki nilai
kejelasan dan pilihan. Esensialisme adalah aliran filsafat sebuah sekolah filsafat
yang ingin orang-orang kembali ke budaya lama.
Menurut mereka begitu Kebudayaan kuno ini memberikan banyak manfaat
bagi umat manusia. Apa yang mereka maksud Kebudayaan kuno sudah ada sejak
peradaban orang terlebih dahulu. Tapi terutama Mereka memimpin peradaban
sejak zaman kuno Renaissance, atau yang tumbuh dan berkembang sekitar abad
tersebut 11, 12, 13 dan 14 Masehi Selama Renaisans mengembangkan cita-cita
yang besar juga menghidupkan kembali ilmu pengetahuan dan seni budaya kuno,
terutama pada zaman Yunani dan Romawi kuno Pandangan Filsafat Pendidikan
Islam Konsep esensialisme memiliki perbedaan antar konsep Tuhan, manusia
sebagai makhluk dan alam. di dalam Seluruh pandangan filosofis pendidikan
Islam terangkum dalam konsep dasar Islam yaitu Al-Quran dan juga Hadits
pemikiran para ulama dan tokoh ulama

Kata Kunci: Essensialisme, Filsafat, Pendidikan, Islam.


PENDAHULUAN
Filsafat pendidikan secara umum dan filsafat pendidikan Islam apalagi itu
adalah bagian dari ilmu filsafat Oleh karena itu, ketika mempelajari filsafat ini
harus dipahami terlebih dahulu terutama tentang makna filsafat, khususnya dalam
relasi permasalahan pendidikan khususnya pendidikan Islam. Secara harfiah
(bahasa), filsafat berarti “cinta terhadap ilmu”. Filsafat berasal dari kata-kata Philo
artinya cinta dan Sophos ilmu/kebijaksanaan. Itu adalah kebijaksanaan istilah
dalam bahasa Arab. Secara historis, filsafat telah menjadi ibu dari segalanya ilmu
pengetahuan yang berkembang sejak zaman Kono Yunani saat ini.1 Filsafat dapat
diartikan sebagai cara berpikir kualitas tertentu yaitu kritis, sistematis, logis,
kontemplatif, radikal dan spekulatif.
Ide dan implementasi pelatihan selalu dinamis sesuai dengan dinamika
kemanusiaan dan sosial. Pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring
dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sekolah pendidikan berlangsung sebagai perbincangan berkepanjangan,
yaitu pemikiran-pemikiran sebelumnya yang selalu dijawab dengan kelebihan dan
kekurangan. pemikir berikutnya karena dialog ini menghasilkan ide-ide baru
Sementara itu, ada cara untuk memecahkan masalah pendidikan tiga
disiplin ilmu yang berkontribusi terhadap filsafat pendidikan yaitu: 1) etika atau
teori nilai, 2) teori ilmiah atau epistemologi, dan 3) realitas atau teori realitas dan
apa yang ada di balik realitas, yang disebut metafisika.
Sepanjang sejarahnya, dalam filsafat, khususnya filsafat Pendidikan
melahirkan berbagai aliran pemikiran yang mewarnai dunia pendidikan, meliputi:
progresivisme, perenialisme, rekonstruksionisme, dan esensialisme. Pada artikel
kali ini penulis mencoba juga membahas tentang aliran esensialisme dalam filsafat
pendidikan kaitannya dengan filsafat pendidikan Islam.
Selain itu, secara historis, filsafat adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan
yang muncul Dari zaman Yunani kuno hingga saat ini.1 Filsafat dapat diartikan
sebagai model berpikir dengan ciri-ciri tertentu yaitu kritis, sistematis, logis,
bijaksana, radikal dan spekulatif 2 Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu
bersifat dinamis dinamika manusia dan masyarakat. Pendidikan selalu
berkembang secara paralel dengan perkembangan sosial budaya dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. pikiran Alur pendidikan
berlangsung sebagai perbincangan berkepanjangan, yaitu pemikiran-pemikiran
terdahulu yang selalu ditanggapi oleh pemikir dengan kelebihan dan
kekurangannya. nanti, karena dialog ini menghasilkan ide-ide baru Proses ini
adalah bukti ilmu pengetahuan.
Filsafat pendidikan didukung oleh tiga departemen, yaitu: 1) etika atau
teori penilaian nilai, 2) teori sains atau epistemologi, dan 3) teori realitas yaitu
realitas dan apa yang ada di balik realitas disebut metafisika. di dalam Sepanjang
sejarah, lahirlah berbagai aliran filsafat, khususnya filsafat pendidikan gagasan-
gagasan yang mewarnai dunia pendidikan antara lain: progresivisme,
perenialisme, Rekonstruksionisme dan esensialisme.
METODE
Metode penelitian kualitatif berdasarkan survei digunakan dalam
penelitian literatur dengan pendekatan berdasarkan analisis isi, yang mengambil
referensi dari berbagai sumber sumber Teknik memperoleh informasi dengan cara
mengumpulkannya dari berbagai sumber literatur sumber utama seperti jurnal,
laporan penelitian dan publikasi.
Referensi yang lainnya juga berasal dari sumber sekunder, seperti buku
dan monografi yang berkaitan dengan subjek tersebut yang dibicarakan. Sumber
pihak ketiga seperti Google Cendik dan database juga digunakan informasi dari
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Informasi yang dikumpulkan
kemudian
dikumpulkan untuk mengkategorikannya menurut karakteristik yang
kemudian ditafsirkan. Kemudian disajikan sebagai hasil penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah aliran Esensialisme
Arus filsafat yang secara tidak langsung membentuk model esensialisme
idealisme dan realisme. Plato dianggap sebagai bapak idealisme objektif dan juga
sebagai landasan teori esensial modern. Sebaliknya Dan Aristoteles dan
Democritus dianggap sebagai bapak objektivitas realisme Dua gagasan ini
(idealisme dan realisme) menjadi latar belakangnya di balik tesis esensialitas.
Kedua arus ini bersatu sebagai pendukung esensialisme, namun tidak larut
menjadi satu atau meninggalkan esensinya hal terpenting dalam masing-
masingnya 9 . Esensialisme adalah sebuah konsep menyajikan beberapa ciri
pemikiran modern. Jadi aliran ini disebut juga salah satu aliran filsafat pendidikan
modern selain progresivisme, pluralisme dan rekonstruksionisme
Munculnya esensialisme merupakan reaksi terhadap simbolisme Abad
Pertengahan yang absolut dan dogmatis. Jadi konsepnya dikembangkan sistematis
dan komprehensif mengenai manusia dan alam semesta, yang memenuhi tuntutan
zaman. Realisme modern, yang merupakan eksponennya esensialisme, fokus
kajiannya adalah pada alam dan dunia fisik, meskipun idealisme modern adalah
eksponen lainnya, pandangannya bersifat spiritual. Keduanya dicirikan oleh sifat
Yang Pertama, simpanlah kenyataan di dalam diri Anda dan jadikan itu landasan
Anda untuk berfilsafat Kualitas pengalaman ada di dunia fisik.1
Dan itu saja sesuatu yang menghasilkan perasaan dan persepsi yang tidak
murni mental. Di sini jiwa dapat diibaratkan seperti cermin menerima gambaran
dunia fisik, lalu asumsi keberadaan realitas ini tidak bisa hanya merupakan hasil
pengamatan belaka dari samping, tidak hanya subjek atau objeknya, melainkan
pertemuan keduanya. Idealisme masa kini mempunyai visi bahwa realitas itu sama
dengan substansi gagasan (ideas). Kain ganda Di dunia yang fenomenal ini ada
jiwa yang tak terbatas yaitu Tuhan yang Maha Ada pencipta kosmos. Pada saat
yang sama, manusia adalah makhluk yang berpikir ada di kerajaan Tuhan.
Menurut sudut pandang ini Idealisme modern adalah gagasan atau gagasan
seseorang sebagai makhluk yang berpikir dan semua ide yang dihasilkan diuji
sumbernya ada pada Tuhan yang menciptakan segala sesuatu yang ada di muka
bumi dan langit serta segala isinya.2
Filsafat Pendidikan Esensialisme

1
Lathifah Abdiyah. Filsafat Pendidikan Islam. Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 8,
No. 2, 2021, Hal. 25
2
Ahmad Riyadi. ESENSIALISME DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN
ISLAM. Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo Volume 2 No.3, 2021, hal 136
Para filosof pendidikan berusaha mencari kebenaran dan
permasalahannya, karena Amsal Amri menyebut Al-Syaibany. berkaitan dengan
proses pendidikan. Dia telah mencoba mendalami konsep pendidikan dan
memahami alasan sebenarnya pada masalah Pendidikan
Berikut beberapa pendapat ahli: Setuju Al-Syaibany, Filsafat pendidikan
adalah kegiatan pikiran yang terorganisir mengubah filosofi keteraturan,
harmonisasi dan integrasi proses pendidikan. Sedangkan menurut Imam Barnadib,
filsafat Pendidikan adalah ilmu yang pada hakikatnya adalah jawabannya
permasalahan di bidang pendidikan. kata John Dewey Filosofi pendidikan adalah
pembentukan keterampilan dasar dan dasar-dasar intelektual dan emosional di
alam orang.
Sekaligus menurut Hasan Langroll, hal itu merupakan hasil filsafat
pendidikan pemikiran mendalam dan refleksi sampai ke akar-akarnya, sistematis
dan universal dalam hal pendidikan. Refleksi-refleksi ini adalah
mengoordinasikan pendidikan atau seperangkat prinsip, keyakinan, konsep,
asumsi dan titik awal yang berkaitan erat dengan praktik pendidikan didefinisikan
dalam suatu bentuk yang utuh, saling melengkapi, saling berhubungan dan
harmonis secara fungsional sebagai teladan dan pedoman bagi kegiatan
pendidikan dan proses pendidikan dengan semua aspek dan kebijakan pendidikan
negara3
Dari beberapa definisi yang disebutkan di atas, kita dapat memahami hal
itu Filsafat pendidikan merupakan suatu proses pemikiran yang dipegang secara
mendalam dan terus-menerus tentang hakikat segala sesuatu, terutama di lapangan
pendidikan sehingga dapat menghasilkan bentuk pendidikan yang tepat
Menurut filsafat pendidikan Islam, Alquran dan Hadist Nabi sebagai landasan
yang dijadikan acuan dalam proses berpikir untuk memperolehnya semoga sukses
dalam hidup di sini dan di sini. Tokoh Islam Muzayyin Arifin mengatakan bahwa
filsafat pendidikan Islam pada hakikatnya adalah sebuah konsep memikirkan
tentang pendidikan berdasarkan ajaran agama islam tentang hakikat kemampuan

3
Zakiah, S. (2018). PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA: KONSEPSI
FILSAFAT ISLAM. Al-Iltizam, 3 no.1, hal 29
manusia, yang juga dapat dipupuk dan dikembangkan dibimbing menjadi muslim
yang utuh dengan ajarannya Islam4
Islam mempunyai landasan Alquran dan Hadits yang dapat digunakan
sebagai acuan dalam proses pelatihan dan pendampingan masyarakat untuk
berubah orang-orang yang pasrah dengan hidupnya di dunia. Karena itu masuk
akal kepemilikan cenderung menganggap pendidikan sebagai sesuatu yang
konsekuensial sumber utama diserahkan kepada rakyat. Menurut Zuhairin
sebagaimana dikemukakan Jalaluddin, pengertian atau aliran esensialisme
merupakan aliran pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai budaya sudah ada
sejak awal peradaban manusia. Esensialisme lahir pada tahun dengan ciri-ciri
renaisans yang berbeda dengan progresivisme. Dalam penelitian ini penulis tidak
membahas progresivisme, melainkan esensialisme saja. Landasan utama aliran
pendidikan Esensialisme lebih fleksibel dan terbuka terhadap perubahan, lebih
toleran dan tidak ada kaitannya dengan doktrin tertentu. Esensialisme memandang
pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai yang jelas dan abadi yang
memberikan stabilitas dan memilih nilai dengan sistem nilai yang jelas.
Terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian filsafat pendidikan yang
disampaikan oleh para ahli diantaranya: filsafat menurut Al-Syaibany pendidikan
adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menciptakan filsafat sebagai cara untuk
mengatur, menyelaraskan dan mengintegrasikan proses pelatihan Namun menurut
Imam Barnadib, filsafat pendidikan ada ilmu yang pada dasarnya adalah
jawabannya permasalahan di bidang pendidikan. Sementara itu, ikuti terus John
Dewey, filsafat pendidikan adalah formasi keterampilan inti dasar, yang keduanya
terkait secara intelektual dan emosional tentang sifat manusia.5
Esensialisme melihat budaya modern ada tanda-tanda penyimpangan dari
jalur yang ditanaminya warisan budaya masa lalu. Menurut pengertian ini,
kebudayaan modern adalah sekarang ada kekurangannya yaitu kecenderungan,
bahkan gejala penyimpangan dari jalan lurus yang dimasuki oleh kebudayaan

4
Muhammad Ichsan Thaib. Essensialisme dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam
Jurnal MUDARRISUNA Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2015, hal 734
5
Mappasiara. FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM, dalam jurnal falsafah Volume VI,
Nomor 2, Juli - Desember 2017
yang diwariskan. Fenomena sosial budaya yang tidak diinginkan hanya bisa
diatasi untuk secara sadar kembali melalui pendidikan. Mengenai pendidikan
Esensialisme menyebut pendidikan sebagai pelestarian kebudayaan, yakni
pendidikan sebagai penjaga kebudayaan.6
Filsafat Pendidikan Esensialisme dan Pandangan Filsafat Pendidikan Islam
Esensialisme menyatakan bahwa pendidikan itu penting melestarikan
budaya. Pemahaman ini ingin kembali ke kebudayaan warisan sejarah panjang
yang terbukti bagus kehidupan manusia Menurut pemahaman ini, pendidikan juga
penting Berdasarkan nilai-nilai budaya yang sudah ada sejak awal peradaban
manusia, budaya yang mereka wariskan kepada kita Sejauh ini telah teruji di
segala zaman, kondisi dan sejarah. Budaya seperti itulah yang menjadi esensi
yang mampu melangsungkan hari masa kini dan masa depan umat manusia.
Budaya sumber berasal dalam ajaran para filosof, ulama besar, yang ajarannya
dan nilai datanya konstan.
Pandangan esensialisme adalah pendidikan itu melestarikan budaya.
Pemahaman ini ingin kembali ke kebudayaan sebuah warisan sejarah lama yang
telah terbukti sendiri kehidupan manusia Menurut pemahaman ini, pendidikan
seharusnya Berdasarkan nilai-nilai budaya yang sudah ada sejak awal peradaban
manusia, budaya yang mereka tinggalkan untuk kita masih teruji di segala zaman,
kondisi dan sejarah. Budaya seperti itulah yang menjadi esensi yang mampu
melangsungkan hari masa kini dan masa depan umat manusia. Budaya sumber
ditentukan dalam ajaran para filosof, ulama besar, yang ajarannya dan nilai
datanya konsta
Paham atau esensialisme adalah aliran pendidikan yang Berdasarkan nilai-
nilai budaya yang sudah ada sejak awal peradaban manusia. Esensialisme muncul
pada masa Renaisans yang memiliki karakteristik progresivisme yang berbeda.
Dalam penelitian ini Penulis tidak membahas progresivisme, tetapi membatasinya
dalam pembahasan esensialisme. Landasan utama aliran pendidikan Esensialisme
lebih fleksibel dan terbuka terhadap perubahan, lebih toleran dan itu tidak ada

6
Zainuddin, Mohd. Nasir, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. I, (Bandung: Citapustaka
Media, 2010)
hubungannya dengan doktrin tertentu. Pandangan tentang esensialitas bahwa
pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai yang jelas dan tahan lama,
memberikan stabilitas dan nilai yang dipilih mempunyai nilai yang jelas.7
Esensialisme melihat budaya modern ada tanda-tanda penyimpangan dari
jalur yang ditanamkan berdasarkan warisan budaya masa lalu. Menurut definisi
ini, budaya modernisme kini mempunyai kelemahan, yaitu kecenderungannya
yang merata gejala penyimpangan dari jalur lurus yang ditanam budaya warisan.
Fenomena sosial dan budaya yang tidak ada diinginkan, hanya dapat diatasi
dengan kembali secara sadar pelatihan Mengenai pendidikan, esensialisme
menyebut pendidikan sebagai pelestarian kebudayaan yaitu pendidikan sebagai
pelestarian budaya.8
Seperti yang penulis sebutkan sebelumnya, Flow Filsafat esensialisme
adalah aliran filsafat yang menginginkan hal tersebut orang kembali ke budaya
lama yang mereka pikirkan bahwa budaya lama membawa banyak manfaat untuk
kemanusiaan. Apa yang mereka maksud dengan budaya lama adalah yang sudah
ada sejak peradaban manusia pertama. Namun, mereka memimpin peradaban
terbanyak Sejak zaman Renaisans, era ini telah berkembang besarnya upaya untuk
menghidupkan kembali ilmu pengetahuan dan seni dan budaya kuno, terutama
pada zaman Yunani dan Roma kuno.
KESIMPULAN
Esensialisme adalah aliran filsafat yang menginginkan manusia menjadi
seperti itu untuk kembali ke budaya lama. Esensialisme melihat budaya Saat ini
ada tanda-tanda penyimpangan dari jalur yang dipilih berakar pada warisan
budaya masa lalu. Menurut definisi ini, budaya Saat ini ada kekurangannya, yaitu
kecenderungan, bahkan gejala penyimpangan dari jalan lurus yang dimasuki oleh
kebudayaan yang diwariskan.9
Esensialisme menyebut pendidikan sebagai pelestarian kebudayaan, yaitu
pendidikan sebagai penjaga kebudayaan. Oleh karena itu pendidikan harus
7
Afrahul Fadhila Daulai. ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN: PERSPEKTIF
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM, Analytica Islamica, Vol. 2, No. 1, 2013, hal 82-83
8
Bahrum. Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi. Sulena Volume 8 Nomor 2 Tahun 2013
9
Jalaluddin, Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan Pendidikan, Jakarta:
Raja Grapindo Persada, 2013.
didasarkan pada nilai-nilai yang dapat membawa stabilitas dan teruji oleh waktu,
tahan lama dan dengan nilai-nilai yang jelas dan terpilih. Perspektif Filsafat
Pendidikan Islam Mengenai konsep esensialisme, terdapat perbedaan antara
konsep Tuhan, manusia sebagai makhluk dan lingkungan alam. Mengenai filsafat
pendidikan Segala sesuatu tentang Islam terangkum dalam konsep dasar Islam
yaitu Al-Quran dan Hadits, dan pemikiran para ulama dan tokoh ulama.10
REFERENSI
Afrahul Fadhila Daulai. ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN: PERSPEKTIF
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM, Analytica Islamica, Vol. 2, No. 1,
2013, hal 82-83
Ahmad Riyadi. ESENSIALISME DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT
PENDIDIKAN ISLAM. Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo
Volume 2 No.3, 2021, hal 136
Bahrum. Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi. Sulena Volume 8 Nomor 2 Tahun
2013
Jalaluddin, Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan Pendidikan,
Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2013.
Khojir, Membangun Paradigma Ilmu Opendidikan Islam. Kajian Ontologi,
Epistemologi dan Aksiologi. Jurnal Dinamika Ilmu.
Lathifah Abdiyah. Filsafat Pendidikan Islam. Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam
Vol. 8, No. 2, 2021, Hal. 25
Mappasiara. FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM, dalam jurnal falsafah Volume
VI, Nomor 2, Juli - Desember 2017
Muhammad Ichsan Thaib. Essensialisme dalam Perspektif Filsafat Pendidikan
Islam Jurnal MUDARRISUNA Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2015,
hal 734
Zainuddin, Mohd. Nasir, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. I, (Bandung: Citapustaka
Media, 2010)

10
Khojir, Membangun Paradigma Ilmu Opendidikan Islam. Kajian Ontologi, Epistemologi
dan Aksiologi. Jurnal Dinamika Ilmu.
Zakiah, S. (2018). PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA:
KONSEPSI FILSAFAT ISLAM. Al-Iltizam, 3 no.1, hal 29

Anda mungkin juga menyukai