Rabu, 20 April 2022
Teladan Akhlak Nabi Muhammad SAW Kepada sang Ibunda: ‘Saya
Anak dari Seorang Perempuan’
Saya adalah anak dari seorang perempuan Quraisy yang (juga) makan daging dendeng”,
potongan hadis Nabi yang dij
an-Nabi ini menjadi petunjuk yang valid bahwa Nabi Muhammad saw, manusia berakhlak
ikan quote oleh Bint Syathi’ di halaman awal bukunya, Umm
mulia ini sangat menghormati dan memuliakan ibunya. Bahkan, di tempat yang mempunyai
tradisi berbangga-banggaan dengan nama sang ayah, Nabi Muhammad saw malah dengan
sangat bangga menyebutkan identitas ibundanya di belakang namanya. Faktor ini yang
‘menjadikan teladan Nabi Muhammad ini menjadi sangat istimewa.
Betapa agung dan luhur budi pekerti Nabi Muhammad saw. Pujian ini disampaikan oleh
Allah dalam ayatNya, surat Al-Oalam ayat 4
ae ge Lats,
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.”* (QS. Al-Qalam [68]
4)
Satu dari banyak rekaman sejarah tentang keluhuran akhlak Nabi Muhammad saw adalah
episode penghormatan Nabi Muhammad kepada ibundanya Sebagaimana diketahui,
Sayyidah Aminah, ibunda Nabi Muhammad saw wafat ketika anak semata wayangnya
berumur enam tahun, kebersamaan yang sangat singkat antara ibu dan anak.
Baca juga: Inilah Alasan Mengapa Umat Islam Harus Mengenal Rasulullah SAW
Meskipun demikian, hal itu tidak mengurangi penghormatan Nabi Muhammad kepada
ibundanya, bahkan keagungan sikap yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad ketika
memuliakan ibundanya tersebut menjadi pedoman dan teladan bagi umat manusia seluruhnya
dalam menghormati ibunya. Hal ini juga tidak lepas dari sikap Nabi Muhammad saw yang,
juga sangat menghormati kaum ibu. Ini faktor kedua yang menjadikan teladan akblak Nabi
‘Muhammad tersebut menjadi sangat revolusioner.Beberapa _riwayat
nema Penghormatan Nabi Muhammad saw kepada
1. Quarish Shihab dalam Membaca Si hos
jirah Nabi i
Penghormatan Nabi Muhammad kepada ibundam ‘menukil beberapa riwayat tentang
berbakti kepada kedua orang tu daripada Kewajan layer nt his #0 prints tama
8 Sy cL SK a ly LAN Gl ally CSSA LK
elesll ol 5 5.01 YERY dass Gs gal Wisi) dass
‘Seandainya aku mendapati kedua orang twaku atau salah seorang dari mereka memanggilku
“Wahai Muhammad,” sedang saat itu aku dalam keadaan shalat isya dan telah membaca al-
Fatihah, niscaya pasti aku menjawab “Keperkenankan panggilanmu.” (HR. al-Baihaqi)
Hadis ini menurut Quraish Shihab menggambarkan keluhuran budi pekerti Nabi Muhammad
Sampai-sampai, hadis ini digambarkan memenuhi panggilan kedua orang tua akan lebih
didahulukan daripada_kewajibannya kepada Allah, Begitulah teladan akhlak Nabi
Muhammad saw.
Satu lagi riwayat tentang penghormatan Nabi Muhammad kepada ibundanya yaitu ketika
Nabi selalu mampir berziarah ke kuburan sang ibunda setiap melewati lokasi kuburan beliau,
Dikisahkan pula bahwa Nabi sampai menangis, hingga para sahabat (yang bersamanya) juga
ikut menangis. Ketika ditanya sebab tangisannya, Nabi menjawab, “Aku disentuh oleh rahmat
ibuku, maka aku menangis.”
Selain menginformasikan kisah tangisan Nabi ketika ziarah ke makam ibunya, riwayat di atas
juga mengajarkan kepada kita semua, umat Nabi Muhammad saw bahwa bakti anak kepada
ibundanya tidak berhenti ketika ibu meninggal dunia. Bakti itu bisa terus dilanjutkan antara
Jain dengan mendoakan ibu, melanjutkan dan melaksanakan kebaikan-kebaikan yang
dicontohkan dan diajarkan ibu, senantiasa menyambung silaturahim dengan saudara ibu,
teman-teman ibu, menghormati para ibu, dan lainnyaTeladan Akhlak Nabi Muhammad saw kepada kaum ibu
Sikap hormat luar biasa kepada kaum ibu yang juga diberikan dan dicontohkan olch Nabi
Muhammad saw dapat kita lihat dari beberapa riwayat dan penjelasan berikut:
Surat Luqman ayat 14
Ayat ini mendeskripsikan keadaan seorang ibu ketika hamil, melahirkan dan menyusui
Dalam kondisi ini ia lemah dalam segala hal, mual, muntah, pusing, badan terasa sakit semua,
makan tidak enak, tidur apalagi, bolak-balik ke kamar mandi, cepat merasa lelah, menjadi
lebih sensitif dan masih banyak yang lainnya. Ketika melahirkan pun harus berjuang antara
hidup dan mati.
Berlanjut setelah melahirkan ada yang Namanya baby blues sindrom, yaitu gangguan suasana
hati yang dialami oleh ibu setelah melahirkan. Kondisi ini menyebabkan ibu mudah sedih,
lelah, Iekas marah, menangis tanpa alasan yang jelas, mudah gelisah, dan sulit untuk
berkonsentrasi, Lantas, masihkah kita kekurangan alasan untuk berbakti kepada ibu?
ayat di atas itu merupakan reformasi yang dilakukan Al-Quran yang dibawa oleh Nabi
‘Muhammad dalam rangka mengakui eksistensi seorang ibu di tengah tradisi yang abai dan
Tupa kepada kaum perempuan dan kaum ibu. Bahkan di akhir ayat dikatakan bahwa orang
‘yang tidak menghormati kedua orang tuanya, termasuk ibu dianggap tidak bersyukur kepada
Allah.
Hadis Abu Hurairah tentang keutamaan berbakti kepada ibu
“Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw bertanya, “Wahai Rasulullah, slapakan
orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” Rasul menjawab “ibumu’”. Dia bertanya
lagi “kemudian siapa?” Rasul menjawab “ibumu.” Dia bertanya lagi “kemudian siapa?”
Jawaban Rasul tetap sama “ibumu” (HR. Al-Bukhari)‘bu tiga kali lebih utama daripada ayah, Alasan untuk merasionalisasi ucapan Nabi itu coba
disampaikan oleh beberapa pensyarah hadis, misal ibnu Battal. Dalam kitabnya, Syarh Shahih
Al-Bukhari ia memberi alasan ‘bahwa ibu mengalami tiga kesluitan dan kesusah Payahan yang
‘dak dialami oleh ayah, yaitu hamil, melahirkan dan ‘menyusui.
Masih banyak hadis-hadis lain terkait Keutamaan ibu, misal riwayat tentang keutamaan
‘mnjaga atau menemani ibu daripada pergi berperang, riwayat tentang surga di telapak kaki
ibu dan yang lainnya
Apresiasi yang sangat tinggi bagi sahabat yang berbakti kepada ibu dan berlaku pula
sebaliknya
Sebagai ‘barat dalam hal ini yaitu dua nama sahabat yang terkenal, yaitu Uwais Al-Qarani
dan ‘Algamah. Uwais Al-Qarani dalam Musnad Ahmad dan Shahih Muslim diberi
predikat khair at-tabiin (sebaik-baiknya tabiin) karena baktinya kepada ibunya. Sebaliknya
Algamah, dalam Al-Kabair-nya adz-Dzahabi, ia dikisahkan mengalami _kesulitan
ketika sakararul maut karena murka sang ibunda, sebelum akhirnya sang ibu meridlai dan
memaafkannya, dan “Alqamah pun bisa meninggal dengan tenang.
SA PET LO